Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

FISIOLOGIS PERNAFASAN

Disusun oleh :
Otniel Kalalinggi Diauw
1765050061

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI


PERIODE 24 FEBRUARI 2020 – 28 MARET 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2020
Sistem respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang merupakan
parameter kesehatan manusia. Pemakaian oksigen (O2) dan pengeluaran karbondioksida
(CO2) diperlukan untuk menjalankan fungsi normal sel dalam tubuh, akan tetapi sebagian
besar sel-sel tubuh tidak dapat melakukan pertukaran gas-gas langsung dengan udara, hal ini
disebabkan oleh sel-sel yang letaknya sangat jauh dari tempat pertukaran gas tersebut.
Dengan demikian, sel-sel tersebut memerlukan struktur tertentu untuk menukar maupun
untuk mengangkut gas-gas tersebut. Proses memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh
dan mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel tersebut disebut sebagai proses respirasi atau
pernapasan.
Proses respirasi secara umum dapat dibagi menjadi respirasi eksternal dan respirasi
internal. Respirasi eksternal adalah semua proses menyangkut pertukaran O 2 dan CO2 antara
lingkungan luar dan cairan interstitial tubuh sedangkan respirasi internal atau respirasi sel
adalah proses metabolik intraselyang terjadi pada mitokondria yang menggunakan O2 dan
melepaskan CO2 sebagai hasil buangan oleh sel tubuh selagi mengambil energi dari molekul
nutrient.
Respirasi Eksternal meliputi empat tahapan, yaitu:
(1) ventilasi paru yang berarti masuk dan keluarnya udara antara atmosfir dan alveoli
paru
(2) distribusi molekul - molekul gas intrapulmoner
(3) difusi oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah,
(4) perfusi yang berarti pengambilan gas - gas oleh aliran darah kapiler paru yang
adekuat

A. Anatomi Pernafasan
Dinding dada atau dinding thoraks dibentuk oleh tulang, otot, serta kulit. Tulang
pembentuk dinding thoraks antara lain costae(12 buah), vertebra thoracalis (12 buah),
sternum, clavicula dan scapula. Bagian apeks dada berbentuk kecil yang
memungkinkan hanya sebagai jalan masuk trakea, esophagus, dan pembuluh darah,
dengan bagian dasarnya dibentuk oleh diafragma. Gerakan diafragma menyebabkan
perubahan volume intratoraks sebesar 75% selama inspirasi tenang. Otot diafragma
melekat di sekeliling bagian dasar rongga toraks, yang membentuk kubah diatas hepar
dan bergerak ke arah bawah seperti piston pada saat berkontraksi. Jarak pergerakan
diafragma berkisar antara 1,5 cm sampai 7 cm saat inspirasi dalam.
Otot inspirasi utama lainnya adalah musculus interkostalis eksternus, yang
berjalan dari iga ke iga secara miring ke arah bawah dan ke depan. Poros iga bersendi
pada vertebra sehingga ketika musculus intercostalis eksternus berkontraksi, iga - iga
dibawahnya akan terangkat. Gerakan ini akan mendorong sternum ke luar dan
memperbesar diameter anteroposterior rongga dada. Diameter transversal juga
meningkat, tetapi dengan derajat yang lebih kecil. Musculus interkostalis eksternus
dan diafragma dapat mempertahankan ventilasi yang adekuat pada keadaan istirahat.
Musculus scalenus dan musculus sternocleidomastoideus merupakan otot inspirasi
tambahan yang ikut membantu mengangkat rongga dada pada pernapasan yang sukar
dan dalam.
Saluran Pernapasan
Secara fungsional (faal) saluran pernafasan dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :
1. Zona Konduksi
Zona konduksi berperan sebagai saluran tempat lewatnya udara pernapasan,
serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan suhu udara pernapasan
dengan suhu tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan pada proses
pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, trakea, bronkus,
serta bronkioli terminalis.
a. Hidung
Rambut, zat mucus serta silia yang bergerak kearah faring berperan sebagai
system pembersih pada hidung. Fungsi pembersih udara ini juga ditunjang oleh
konka nasalis yang menimbulkan turbulensi aliran udara sehingga dapat
mengendapkan partikel-partikel dari udara yang seterusnya akan diikat oleh zat
mucus. System turbulensi udara ini dapat mengendapkan partikel-partikel yang
berukuran lebih besar dari 4 mikron.
b. Faring
Faring merupakan bagian kedua dan terakhir dari saluran pernapasan bagian
atas. Faring terbagi atas tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring, serta
laringofaring.
c. Pohon Trakeobronkhial
Trakea berarti pipa udara. Trakea dapat juga dijuluki sebagai eskalatormuko-
siliaris karena silia pada trakea dapat mendorong benda asing yang
terikat zat mucus kearah faring yang kemudian dapat ditelan atau dikeluarkan.
Silia dapat dirusak oleh bahan-bahan beracun yang terkandung dalam asap
rokok. Trakea berperan sebagai saluran pada proses ventilasi dan sebagai jalur
pengeluaran sekret trakea atau bronkus. Trakea bermula pada batas bawah
kartilago krikoid memanjang hingga setinggi carina dengan panjang rata-rata
10-13 cm. Dibentuk dari cincin-cincin tulang rawan berbentuk huruf C yang
kemudian membentuk dinding anterior dan lateral dari trakea serta terhubung
secara posterior oleh dinding membran dari trakea. Diameter luar trakea sekitar
2,5 cm dari potongan coronal dan 1,8 cm dari potongan sagital laki-laki,
sedangkan pada perempuan secara berturut-turut dari potongan coronal dan
sagital yaitu 2 cm dan 1,4 cm. Kartilago krikoid merupakan bagian paling
sempit dari trakea dengan diameter sekitar 17 mm pada laki-laki dan 13 mm
pada perempuan.
Semakin ke arah carina lumen trakea semakin sempit, kemudian terbagi
menjadi dua cabang utama pada carina setinggi angulus sternum yaitu cabang
bronchus principalis dexter dan cabang bronchus principalis sinister. Cabang
bronchus principalis dexter berbentuk relative lebih vertikal terhadap trakea,
sedangkan cabang bronchus principalis sinister berbentuk lebih horizontal.
Cabang bronchus principalis dexter kemudian berlanjut menjadi bronchus
intermedius dan bronchus lobaris superior dexter.3 Jarak antara carina dan
bronchus lobaris superior dexter sekitar 2 cm pada laki-laki dan sekitar 1,5 cm
pada perempuan. Bronchus intermedius kemudian bercabang menjadi
bronchus lobaris medius dexter dan bronchus lobaris inferior dexter. Cabang
bronchus principalis sinister lebih panjang dibandingkan cabang bronchus
principalis dexter, berukuran panjang rata-rata 5 cm pada laki-laki dan 4,5 cm
pada perempuan. Cabang bronchus principalis sinister bercabang menjadi dua
yaitu bronchus lobaris superior sinister dan bronchus lobaris inferior sinister.
.
B. Fisiologi system pernafasan
Paru mendapat darah dari dua sistem arteri yaitu arteri pulmonalis dan arteri
bronkialis. Sirkulasi pulmoner menerima output total melalui arteri pulmonal yang
berasal dari jantung kanan. Arteri pulmonal bercabang ke kiri dan ke kanan untuk
menyuplai kedua paru yang membawa darah ter-deoksigenasi melewati kapiler
pulmoner, dimana O2 diambil dan CO2 dieliminasi. Darah teroksigenasi kemudian
kembali ke jantung kiri melalui empat vena pulmoner utama (dua dari masing-masing
paru). Resistensi vaskuler pulmoner yang lebih rendah menyebabkan tekanan
vaskuler pulmoner sebesar 1/6 kali dari sirkulasi sistemik walaupun aliran yang
melalu sirkulasi sistemik dan pulmoner setara; sehingga, baik arteri maupun vena
pulmonalis normalnya memiliki dinding yang lebih tipis dibandingkan pembuluh
sistemik dengan otot polos yang lebih sedikit.
Kapiler pulmoner tergabung ke dalam dinding alveolus. Diameter rata-rata
kapiler ini (sekitar 10 μm) hanya cukup untuk memungkinkan lewatnya satu sel darah
merah. Karena masing-masing jaringan kapiler menyuplai lebih dari satu alveolus,
darah dapat melewati beberapa alveoli sebelum mencapai vena pulmonalis. Karena
tekanan yang relatif rendah pada sirkulasi pulmoner, jumlah darah yang mengalir melalui
jaringan kapiler tersebut dipengaruhi oleh gravitasi dan ukuran alveoli.
Alveoli besar memiliki area cross-sectional kapiler yang lebih kecil dan
menyebabkan peningkatan resistansi terhadap aliran darah. Pada posisi tegak, kapiler
apikal cenderung memiliki penurunan aliran, sedangkan kapiler basal memiliki aliran
yang lebih tinggi.
Endotel kapiler pulmoner memiliki sambungan yang relatif besar (selebar 5
nm), memungkinkan lewatnya molekul besar seperti albumin. Sehingga, cairan
interstisial pulmoner relatif lebih kaya albumin. Makrofag dan netrofil yang
bersirkulasi dapat melewati endotel, dan juga sambungan epitel alveolus yang lebih
kecil, dengan relatif lebih mudah. Makrofag pulmoner seringkali ditemukan pada
ruang interstisial dan di dalam alveoli, makrofag ini bekerja untuk mencegah infeksi
bakteri dan untuk menghancurkan partikel asing
C. Ventilasi Udara
Pengaturan ventilasi (peningkatan atau penagaturan ventilasi) unruk
memenuhi kebutuhan metabolic dilakukan dengan mengupayakan keseimbangan
antara volume tidal dan frekuensi peernapasan. Pengaturan ini dilakukan melalui tiga
komponen sistem pengontrol pernapasan yaitu:
1. Pusat control respirasi respiratory control centers)
Terletak berpencar di berberapa level, yaitu di batang otak (pons dan
medulla oblongata) serta korteks. Sentrum pernapasan di korteks berperan
untuk pernapasan yang disadari (voluntary) pusat pernapasan yang disadari
ini penting untuk mengatur pernapasan selagi bicara, ,menyanyi dan
mengedan. Sentrum pernapasan di batang otak merupakan kelompok neuron
luas terletak bilateral di medulla di substansia retikuler medulla oblongata dan
pons yang berperan dalam pernapasan spontan (involuntary). Daerah ini
dibagi menjadi tiga kelompok neuron utama yaitu kelompok pernapasan dorsal yang
menyebabkan inspirasi, kelompok pernasapan ventral yang menyebabkan ekspirasi dan pusat
pneumotaksik yang mengatur kecepatan dan
kedalaman napas.
Area inspiratorik pada kelompok pernapasan dorsal memegang
peranan paling mendasar dalam mengatur pernapasan dimana sebagian besa
neuronnya terletak di dalam nucleus traktus solitaries. Nukleus ini merupakan
akhir sensoris dari nervus vagus (N.X) dan nervus glossofaringeus (N.IX)
yang mentransmisikan sinyal sensoris ke dalam pusat pernapasan dari
kemoreseptor perifer, baroreseptor dan berbagai macar reseptor dalam paru.
Pusat pneumotaksik mentransmisikan sinyal ke area inspiratorik untuk
mengatur titik ”penghentian” inspirasi landai dengan demikian mengatur
lamanya fase pengisian pada siklus paru. Fungsi pusat pneumotaksik yang
utama adalah membatasi inspirasi dan memiliki efek sekunder terhadap
peningkatan kecepatan pernapasan, karena pembatasan inspirasi juga
memperpendek inspirasi dan seluruh periode pernapasan.
Area ekspiratotik pada kelompok pernapasan ventral hampir
seluruhnya tetap inaktif selama pernpasan tenang yang normal. Bila rangsang
pernapasan guna meningkatkan ventilasi paru menjadi lebih besar dari
normal, sinyal respirasi yang dari area inspiratorik (dorsal) akan akan tercurah
ke area ekspiratorik (ventral) sehingga area ekspiratorik akan turut membantu
merangsang pernapsan ekstra. Neuron - neuron pada area pernapasan ventral
tersebut akan menghasilkan sinyal ekspirasi yang kuat ke otot - otot abdomen
selama ekspirasi yang sangat sulit. Dengan demikian area ini lebih berperan
sebagai suatu mekanisme pendorong bila dibutuhkan ventilasi paru yang
besar, khususnya selama latihan fisik yang berat.

Anda mungkin juga menyukai