Anda di halaman 1dari 6

Kasus

RT adalah pria berusia 56 tahun yang datang ke dokter keluarganya untuk tindak
lanjut pengendalian hipertensi. Selama riwayatnya, ia melaporkan penisnya susah
untuk tegang semenjak selama 8 bulan terakhir. Hal ini sangat menyusahkan dia
dan istrinya dan telah menyebabkan perselisihan pernikahan yang signifikan. Dia
telah dirawat karena hipertensi selama 4 hingga 5 tahun dan saat ini menggunakan
kombinasi hidroklorotiazid dan atenolol dengan kontrol tekanan darah yang baik.
Riwayat masa lalunya termasuk obesitas dan gaya hidup yang tidak banyak
bergerak.

Diagnosis : Disfungsi Ereksi

Identitas :

Nama : Pak RT

Umur : 56 tahun

Pekerjaan : Pegawai swasta

Bangsa : England

Menikah : Ya

Tinggi : 175 cm

BB : 124 kg

Riwayat Masa Lampau:

 Riwayat Penyakit Dahulu

o Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini.

o Pasien mengaku hipertensi


 Trauma Terdahulu : Disangkal

 Riwayat operasi : Disangkal

 Sistem:

o Neurologi : Disangkal

o Kardiovaskuler : Disangkal

o Gastrointestinal : Disangkal

o Genitourinari : Disangkal

 Riwayat gizi : Berat badan 124 kg, tinggi badan 175 cm, IMT: 40,48
(Obesitas)

 Riwayat psikiatri : Disangkal

2.2.2 Pemeriksaan Fisik

KU : tampak sakit ringan

Kesadaran : GCS E4M6V5

Vital Sign : TD 146/92 mmHg, Nadi 85x/menit, Suhu 36,2ºC, Pernafasan 24x/
menit

STATUS GENERALIS

KEPALA

Normocephali, jejas (+)

Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), jejas (-/-), pupil 3mm/3mm
(isokor), RCL (+/+), RTCL (+/+)

Telinga : Fistula (-/-), benjolan (-/-), sekret (-/-), perdarahan (-/-), jejas (-/-)

Hidung : Deviasi septum (-), polip (-/-), sekret (-/-), perdarahan (-/-), jejas (-/-)

Mulut : Sianosis (-), pucat (-), jejas (-/-), mukosa bibir lembab
LEHER

Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening (KGB), nyeri tekan (-),
deviasi trachea (-)

THORAKS

Diameter laterolateral > anteroposterior

Cor :

 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

 Palpasi : ictus cordis teraba

 Perkusi : batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal

 Auskultasi : BJ I dan BJ II regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo :

 Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, jejas (-),


retraksi (-)

 Palpasi : fremitus suara simetris kanan kiri

 Perkusi : sonor pada kedua lapang paru

 Auskultasi : bunyi napas dasar vesikular, wheezing (-/-), rhonki (-/-)

ABDOMEN

 Inspeksi : perut tampak datar, distensi abdomen (-)

 Auskultasi : bising usus (+), 5x/menit


 Perkusi : Nyeri ketuk (-), timpani

 Palpasi : defense muscular (-) nyeri tekan (-)

 Organ pada abdomen:

1. Limpa : tidak teraba membesar

2. Kandung empedu : nyeri tekan (-)

3. Hati : tidak teraba membesar

Genitourinari

 Ginjal : nyeri ketuk CVA (-/-), ballotement (-/-)

 Kandung kemih : nyeri tekan (-), nyeri ketuk (-)

 Kemaluan : secret (-)

Ekstremitas

Atas : akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2”

Bawah : akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2”

Punggung

Lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-)

Refleks

Refleks fisiologi (+) dan refleks patologi (-)


Diskusi Kasus

Dari data yang didapatkan, dapat ditarik 2 poin yang dapat dibahas :

A. Pada anamnesis yang didapatkan pasien mengkonsumsi, obat – obatan jenis


diuretik berupa Thiazide. Obat diuretik dapat menjadi penyebab disfungsi
ereksi karena efeknya yang menurunkan deras arus aliran darah ke penis.
Diuretik juga menurunkan kadar zink dalam tubuh yang dibutuhkan untuk
memproduksi testosteron. Selain itu pasien juga mengkonsumsi obat
golongan beta blocker berupa atenolol yang memiliki efek samping berupa
pusing, mual dan diare, penglihatan kabur, kelelahan, denyut jantung
melambat, serta tangan dan kaki menjadi dingin. Efek samping yang timbul
jika lama dikonsumsi berupa sulit tidur (insomnia), depresi, menurunnya
gairah seksual, atau impotensi.

B. Pasien juga memiliki berat badan 124 kg dengan riwayat hipertensi kurang
lebih 5 tahun. Obesitas dan Hipertensi merupakan gangguan sindrom
metabolik yang dapat mengganggu keseimbangan hormone dalam tubuh
sehingga hasrat untuk berhubungan intim berkurang.

Solusi :

A. Diduga penyebab lain DE-nya adalah kombinasi obat antihipertensi


karena hipertensi. Pasien dirujuk ke dokter penyakit dalam untuk evaluasi
lebih lanjut dan perubahan obat anti-hipertensi dari diuretik thiazide dan
beta blocker menjadi penghambat enzim pengonversi angiotensin,
penghambat reseptor alfa 2, penghambat saluran kalsium, baik
dikonsumsi 1 jenis obat atau dikombinasikan.
B. Dengan berat badan yang dikatakan obesitas, pasien perlu melakukan diet
dan perbaikan gizi. Pasien akan dirujuk ke Ahli Gizi dan Ahli Fisioterapi
untuk mengatur jumlah makanan yang dimakan sehari – hari dan
olahraga apa yang cocok dengan pasien.
Kesimpulan :

Kehidupan seksual merupakan salah satu aspek penting yang ikut menentukan
kualitas hidup manusia. Salah satu hal yang dapat mengganggu kehidupan seksual
seseorang adalah disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi atau kesulitan ereksi adalah
ketidakmampuan yang menetap atau terus-menerus untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi penis yang berkualitas sehingga dapat mencapai hubungan
seksual yang memuaskan. Pada anamnesis pasien RT, pasien mengaku alat
vitalnya tidak dapat tegang kurang lebih 8 bulan ini. Didapatkan data yang erat
kaitannya dengan disfungsi ereksi yaitu konsumsi obat – obatan jantung berupa
diuretic dan beta blocker yang memiliki efek samping berupa penurunan aliran
darah dalam tubuh terutama pada bagian genitalia. Selain itu pasien juga memiliki
lifestyle yang kueang baik. Riwayat hipertensi kurang lebih 5 tahun dengan berat
badan mencapai 124 kg yang dapat dikategorikan sebagai obesitas juga berperan
dalam proses hormone dalam tubuh. Untuk mengatasi ini dapat mengganti obat –
obatan jantung ke golongan lain dan mengatur lifestyle yang ada agar keluhan
yang dirasakan pasien berkurang dan dapat terobati.

Anda mungkin juga menyukai