Anda di halaman 1dari 9

Seminar Nasional Keperawatan “Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif

pada Era Normal Baru” Tahun 2020



LITERATURE REVIEW PENGGUNAAN HIGH FLOW NASAL CANNULA (HFNC)
PADA PASIEN GAGAL NAFAS AKUT DI UNIT GAWAT DARURAT
LITERATURE REVIEW OF THE USE OF HIGH FLOW CANNULA (HFNC) ON PATIENTS
OF ACUTE NAFAS PATIENTS IN EMERGENCY UNIT
1*
Rohmah Ninda Arofah, 2Agus Sudaryanto
1
Profesi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
2
Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta
*Email: rohmahninda@gmail.com

Abstrak
Mengetahui perbandingan penggunaan HFNC dengan COT pada pasien gagal nafas akut di UGD. Metode
naratif yang digunakan dalam penelitian ini. Penelusuran artikel menggunakan Science Direct, PubMed,
Hindawi untuk menemukan artikel yang sesuai criteria, setelah itu dilakukan review.Dari 64 literature yang
disaring terpilih 6 literature yang dipertahankan sampai tahap analisa. Pemberian HFNC berbeda setiap
literature tergantung dengan kondisi pasien, pemberian oksigen dimulai 35-50L/ menit. Lebih efektif HFNC
dalam menurunkantingkat pernafasan dalam 1 jam pertama intervensi. Tidak ada perbedaan statistik yang
signifikan dalam lama menjalankan rawat inap, kebutuhan ventilasi mekanik maupun kematian, tetapi pasien
dengan HFNC lebih sedikit yang mengalami skor koma menurut penilaian GCS. Terapi HFNC dapat
menurunkan tingkat pernafasan pada pasien gagal nafas akut di UGD.

Kata kunci: high flow nasal cannula, unit gawat darurat, gagal nafas akut

Abstract
To determine the comparison of the use of HFNC with COT in patients with acute respiratory failure in the
ED. The narrative method used in this study. Search articles using Science Direct, PubMed, Hindawi to find
articles that fit the criteria, after which a review is conducted. Of the 64 selected literatures selected 6 were
retained until the analysis stage. The administration of HFNC differs depending on the patient's condition,
giving oxygen starting at 35-50L / min. HFNC is more effective in reducing respiratory rates in the first hour
of intervention. There were no statistically significant differences in length of stay in hospital, need for
mechanical ventilation or death, but fewer patients with HFNC experienced coma scores according to GCS
assessment.Conclusion:HFNC therapy can reduce respiratory rate in patients

Keywords: high flow nasal cannula, emergency department, acute respiratory failure

PENDAHULUAN gawat darurat, dispnea adalah salah satu yang


paling keluhan utama umum, yang melibatkan
Penyebab masuk ke unit gawat darurat yang lebih dari setengah pasien Gagal nafas adalah
sering dan mengancam jiwa adalah gagal ketidakmampuan sistem pernafasan untuk
pernafasan akut. Gagal pernapasan akut mempertahankan oksigenasi dalam darah
disebabkan penyakit seperti pneumonia, gagal denga atau tanpa penumpukan CO2. Gagal
jantung, edema paru kardiogenik, penyakit nafas akut menempati urutan pertama dalam
paru obstruktif kronik (PPOK), dan sistem kegawatan karena apabila seseorang
eksaserbasi akut dari pulsasi obstruktif kronik mengalami gagal nafas maka waktu yang
dapat memicu dispnea atau manifestasi gagal tersedia terbatas dan memerlukan kecepatan
pernafasan akut lainnya. Selama triase di unit serta ketepatan dalam penanganan 1.

93

Seminar Nasional Keperawatan “Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif
pada Era Normal Baru” Tahun 2020

Dispnea adalah salah satu tanda dari gagal Namun, HFOT telah dinilai buruk di UGD
nafas akut yang merupakan keluhan utama di dan dampaknya tidak jelas. Dua ulasan
unit gawat darurat lebih dari setengah pasien sistematis dengan metanalisis sebelumnya
yang dirawat. Strategi lini pertama oksigenasi diterbitkan dengan hasil yang bertentangan8.
adalah Convensional Oxygen Therap (COT) Oleh karena itu, kami memutuskan untuk
yang diberikan melalui nasal kanul atau melakukan literature review terhadap
masker NRM. Namun, COT memiliki penggunaan NHFC pada pasien gagal
beberapa batasan terutama dalam mengontrol pernapasan akut di UGD.
pengiriman fraksi oksigen yang terinspirasi
tinggi (FiO2). FiO2 dikirim melalui perangkat METODE
oksigen standar, bahkan dengan masker non-
rebreathing, tidak melebihi 70% dan mungkin Literature review merupakan desain penelitian
lebih rendah dalam kasus kegagalan yang digunakan dalam penelitian ini.
pernapasan akut, karena aliran inspirasi yang Literature review merupakan cara
tinggi yang dihasilkan oleh pasien. Selain itu, mengumpulkan data atau sumber sesuai topik
kenyamanan dan toleransi dapat yang didapat dari berbagai sumber seperti
dikompromikan pada aliran oksigen 5 L / mnt jurnal, buku dan pustaka lain. Desain
karena gas dingin dan kering meningkatkan penelitian dalam penelusuran studi yaitu
resistensi saluran napas.2 eksperimen studi. Intervensi yang digunakan
dalam studi yaitu membandingkan antara
Frat et al., 2015 menyatakan High Flow Nasal intervensi HFNC dengan COT. Hasil yang
Canul (HFNC) adalah teknik pemberian diukur dalam studi adalah tingkat pernafasan,
pasokan oksigen yang pertama kali digunakan tingkat kebutuhan ventilasi mekanik pada
pada bayi prematur dan pada unit perawatan pasien.
intensif dewasa atau pasien pasca operasi.3
HFOT dapat menghasilkan FiO2 tinggi yang Penelusuran literatur dilakukan menggunakan
dititrasi hingga 100%, bahkan pada pasien PubMed,Sciencedirect serta Hidawi yang
gagal pernapasan akut Aliran tinggi pencariannya dibatasi dari tahun 2015-2020
menghasilkan tingkat tekanan positif yang yang diakses fulltext dalam format pdf, dan
rendah di saluran napas bagian atas dan efek dibatasi hanya review artikel serta studi
tekanan positif pada akhir ekspirasi eksperimen. Kata kunci pencarian yang
selanjutnya meningkat dengan aliran gas.4 digunakan “respiratory failure”, “high flow
Efek fisiologis lainnya juga memungkinkan nasal cannula”, “departement emergency”.
HFOT meningkatkan pertukaran gas, Literatur yang muncul saat penelurusan
mengurangi laju pernapasan, dan disesuaikan kriteria inklusi yang meliputi: 1)
memperbaiki kerja pernapasan.5 Pasien yang Pasien dewasa 2) Dipublikasi dalam 5 tahun
dirawat karena gagal pernapasan akut, terakhir, 3) relevan dengan pertanyaan klinis,
beberapa penelitian menunjukkan tingkat 4) Dilakukan di UGD, 5) Intervensi yang
kenyamanan HFOT lebih baik daripada COT, terapi HFNC dibandingkan dengan COT atau
antara wajah dan gas panas dan lembab yang oxygen standar. Artikel terpublikasi
dikirim oleh HFOT menjadikan pasien lebih melakukan perbandingan terapi HFNC dengan
nyaman.6 COT pada pasien gagal nafas di Unit Gawat
Darurat dimasukan dalam literature review.
Penggunaan HFNC pada UGD telah
menyebar setelah manfaat substansial pertama Sintesis data pada penelitian ini menggunakan
dilaporkan pada pasien yang dirawat di ICU metode naratif dengan mengelompokan data
untuk pasien kegagalan pernapasan akut7. hasil ekstraksi yang sesuai dengan hasil yang
94

Seminar Nasional Keperawatan “Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif
pada Era Normal Baru” Tahun 2020

diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal yang 24%), dan CHF (14-35%). Sementara 1 studi
sesuai kriteria dikumpulkan lalu dibuat hanya pasien yang dirawat karena edema paru
ringkasan meliputi nama peneliti, tahun terbit, organik, dan 1 studi hanya pasien yang
judul penelitian, tujuan, metode dan hasil. dirawat dengan kegagalan pernafasan
Supaya analisis lebih jelas, ringkasan jurnal hipoksemia akut. Seluruh studi
dilakukan analisis bagian isi bukan hanya membandingkan HFNC dan COT (Tabel 3).
absrak. Setelah itu data yang sudah terkumpul HFNC menggunakan kanul spesifik yang
dicari kesamaan dan perbedaanya. besar dengan aliran gas 35 dan 50L/ menit,
sedangkan COT menggunakan nasal kanul
Berdasarkan penelusuran melalui Pubmed, hidung atau masker NRM (Tabel 3). Hasil
Science direct dan Handawi, peneliti primer setiap studi berbeda, namun semua
menemukan 64 jurnal yang muncul pada menunjukkan parameter klinis laju
database sesuai dengan kata kunci dan pernafasan, dispnea setelah inisiasi
berbagai batasan penelitian. pengobatan dan tingkat memerlukan ventilasi
Semuajurnaltersebutdiunduh kemudian jurnal invasif, NIV atau beralih ke aliran tinggi
tersebut dilakukan skrining dari judul, (Tabel 3).
didapatkan 12 jurnal. Dari 12 jurnal tersebut
yang tidak sesuai kriteria inklusi dikeluarkan Tabel 1. Data Demografi
dan didapatkan 6 jurnal yang dilakukan Author Usia Jenis Diagnosa
Kelamin
review. Makdee, Rata-rata L= 45 Edema paru
Hasil yang didapat dari dari database sesuai dkk (2017) usia 70 P= 83 kardiogenik
tahun
kata kunci dan batasan penelitian (64)
Bell, dkk Rata-rata L= 44 45% eksaserbasi
(2015) usia 73,7 P= 56 COPD
Ekslusi tahun 22% CHF
Skrining artikel dari judul (n=64) 19% Pneumonia
52 jurnal
Rittayamai, Rata-rata L= 15 35% CHF
dkk (2015) usia 64 P= 25 15%Asthma
tahun 15% eksaserbasi
Skrining artikeldari abstrak (n=11) Eksklusi 5 COPD
jurnal 23% pneumonia
Jones, dkk Rata-rata L= 145 26% eksaserbasi
Artikel fulltext yang sesuai kriteria (n=6) (2016) usia 73 P= 158 COPD
tahun 7% Asthma
24% Pneumonia
14% CHF
Gambar 1. Alur review jurnal Gedikloglu, 18-90 L= 77 33% CHF
dkk (2019) tahun P= 44 29,7% COPD
20,7%
Pneumonia
HASIL 6,7% Emboli
paru
Sebanyak 794 pasien yang dimasukan dalam 4,1% Asma
2,5% ARDS
analisis, 411 pasien mendapat terapi HFNC Mace, dkk 60-86 L= 62 Kegagalan
dan 383 mendapat terapi COT (Tabel 2). (2019) tahun P= 40 pernapasan
Definisi kegagalan pernafasan akut didasarkan hipoksemik akut
pada parameter ical, laju pernafasan (≥25
napas per menit) dan nilai-nilai SpO2 (sama Tingkat pernafasan lebih baik dihasilkan oleh
dengan atau di bawah 92-94% di udara kamar kelompok HFNC dibandingkan COT
(Tabel. 1). Empat studi termasuk populasi sedangkan 2 penelitian tidak mengalami
pasien heterogen dengan eksaserbasi COPD perbaikan yang signifikan. Kebutuhan akan
(15-45%), asma (4-15%), pneumonia (19- ventilasi mekanis pada pada kelompok HFNC
95

Seminar Nasional Keperawatan “Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif
pada Era Normal Baru” Tahun 2020

lebih sedikit daripada COT pada dua artikel kondisi pasien dan
respons pasien
yang lain menyebutkan tidak ada hasil terhadap pengobatan
signifikan dalam kebutuhan ventilasi mekanis. Rittayamai, Oksigen dikirim pada Oksigen dipasok
Lama pasien tinggal di UGD dan rawat inap dkk (2015) aliran 35 L / menit, melalui nasal kanul
dan FIO2 atau masker non-
tidak ada hasil yang signifikan hanya 1 studi disesuaikan untuk rebreath pada aliran
yang melaporkan bahwa kelompok HFNC mencapai SpO2> 3-10 L / menit untuk
lebih pendek waktu rawat inapnya di RS 94% dalam 5 menit mempertahankan
pertama dan SpO2> 94% selama
daripada kelompok COT (Tabel 4). dilanjutkan selama 60 menit.
60 menit
Tabel 2. Kriteria Sampel Jones, dkk Aliran awal adalah Standar O2 adalah
Author Jumlah sampel Inklusi (2016) 40 L / menit, dengan melalui topeng
Makdee, dkk 128 SpO2 <95% suhu gas 37°C dan Hudson, perangkat
(2017) HFNC= 63 RR > 24x/ menit FIO2, 28 (mendekati Venturi, atau nasal
COT= 65 2L/ menit melalui hidung standar
Bell, dkk (2015) 100 Mengeluh sesak prongs nasal standar menggunakan
HFNC= 48 nafas 13) oksigen dinding yang
COT= 52 RR≥ 25x/ menit dititrasi dengan flow
SPO2 ≤93% meter (1–15 L /
Rittayamai, dkk 40 RR > 24x/ menit menit).
(2015) HFNC= 20 SpO2 < 94% Gedikloglu, Laju aliran dimulai Oksigen diberikan
COT= 20 dkk (2019) dari 20L- 40L / dengan titrasi dengan
Jones, dkk (2016) 303 SpO2 < 92% menit. Suhu diatur flow meter sesuai
HFNC= 165 RR > 22 x / menit sebagai 37 ° C agar dengan kebutuhan
COT= 138 mendekati suhu pasien dengan kanula
Gedikloglu, dkk 121 RR> 25 x / menit tubuh hidung (1-6 L /
(2019) HFNC= 61 Hipoksemia (PaO menit) atau masker
COT= 60 2 <60 mmHg di wajah oksigen (4-10
ABG, SaO 2 L / menit)
<92%) Mace, dkk laju aliran gas Oksigen standar
Mace, dkk (2019) 102 RR > 25 x/ SpO2 (2019) ditetapkan pada 50 L dikirim melalui
HFNC= 54 di atas 92% / mnt dan FiO2 kanula hidung,
COT= 48 disesuaikan untuk masker wajah atau
mempertahankan masker reservoir non-
oksimetri nadi pada rebreathing sesuai
Tabel 3. Pemberian Intervensi HFNC dan minimum 92% dengan keparahan
COT Oksigen aliran tinggi pasien dan dengan
diberikan minimal 1 keputusan dokter
Author High Flow Nasal Conventional
jam dan beralih ke yang bertanggung
Cannula (HFNC) Oxygen Therapy
oksigen standar jika jawab. Laju aliran
(COT)
tanda-tanda ARF disesuaikan untuk
Makdee, Laju aliran awal COT diberikan telah hilang menjaga oksimetri
dkk (2017) ditetapkan pada 35 L melalui nasal kanul
nadi minimal 92%
/ menit dan dapat atau masker non
ditingkatkan menjadi rebreather
60 L / menit. FiO2 mempertahankan Tabel 4. Hasil Primer dan Sekunder Artikel
disesuaikan untuk SpO2 ≥ 95%. Author Hasil Primer Hasil Sekunder
mempertahankan Diberikan selama 60 Makde Tingkat pernapasan Tidak ada perbedaan
SpO2 ≥ 95%. menit e, dkk rata-rata pada 60 signifikan ditemukan
Diberikan selama 60 (2017) menit pasca dalam lama perawatan di
menit intervensi HFNC UGD dan rawat inap di
Bell, dkk Intervensi dimulai Terapi oksigen dibanding COT rumah sakit, ventilasi
(2015) pada 50 L aliran standart diberikan (21,8 banding 25,1 noninvasif, intubasi, atau
dengan FiO2 dari menggunakan prong napas / menit; kematian
30% disampaikan hidung standar atau perbedaan 3,3;
menggunakan sistem masker wajah atas interval kepercayaan
pengiriman aliran kebijakan dokter dan 95% 1,9 hingga 4,6).
tinggi khusus, perawat yang Bell, Tingkat pernafasan Hanya dua (4,2%) pasien
diberikan selama 2 merawat dan dkk kelompok HFNC dalam kelompok HFNC
jam. dilakukan 2 jam (2015) lebih baik setelah yang ditingkatkan untuk
tergantung pada diberikan terapi mendapatkan terapi
96

Seminar Nasional Keperawatan “Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif
pada Era Normal Baru” Tahun 2020

selama 2 jam invasif dibandingkan mekanikdalam
(66,7% vs 38,5%, P dengan 10 (19,0%) pada waktu 24 jam
= 0,005) dan lebih kelompok COT. (P.053).
sedikit pasien yang Keduanya pasien yang Gedikl Penurunan denyut Tidak ada perbedaan
membutuhkan terapi meningkat dalam oglu, nadi dan laju signifikan secara statistik
ventilasi (4,2% vs kelompok intervensi dkk pernapasan dengan berkaitan dengan
19%, P = 0,02) ditempatkan pada NIV. (2019) kelompok HFNC kebutuhan untuk
dibandingkan Dari kelompok COT, 2 signifikan lebih perawatan intensif untuk
dengan kelompok pasien meningkat menjadi besar daripada keduanya kelompok
COT NIV, 1 diintubasi, dan kelompok COT pada pengobatan (p = 0,485).
tujuh ditingkatkan ke jam pertama dan Durasi rata-rata rawat
HFNC, lalu 2 pasien yang keempat pengobatan inap pada 60 pasien
memakai nasal kanul (p <0,001). dengan pengobatan COT
hidung ditingkatkan Nilai PaO 2 adalah 9,6 ± 8,2 hari
menggunakan masker signifikan lebih (rentang, 1–44 hari).
NRM. Berkenaan dengan tinggi pada Durasi rata-rata rawat
skala dispnea yang kelompok HFNC inap di Indonesia 56
dilaporkan sendiri oleh pada jam pertama pasien dengan pengobatan
klien, lebih banyak pasien dan keempat HFNC adalah 13,7 ± 19
yang membaik dengan pengobatan (p ⩽ hari (rentang, 2–119 hari).
HFNC 75% vs 55,8% ( P 0,001). Tingkat Perbedaan antara rata-rata
= 0,044). Tidak ada SaO2 pasien yang jumlah hari rawat inap
perbedaan antara dua menerima HFNC tidak signifikan secara
kelompok sehubungan signifikan lebih statistik (p = 0,127). Di
dengan waktu lama tinggi daripada UGD, 11 pasien (18,3%)
tinggal di UGD, tidak ada pasien pada menerima pengobatan
kejadian buruk yang kelompok COT (p = COT dan 6 pasien (9,8%)
dilaporkan kedua 0,006 pada 1 jam yang menerima
kelompok. dan p <0,001 pada 4 pengobatan HFNC
Rittaya HFNC secara Tidak ada perbedaan yang jam). Pada pasien diperlukan intubasi
mai, signifikan signifikan secara statistik hiperkapital, endotrakeal. Perbedaan
dkk menurunkan tingkat dalam frekuensi penurunan PaCO2 antar kelompok mengenai
(2015) dispnea (2,0 1,8 vs pernapasan yang dan peningkatan kebutuhan IMV tidak
3,82.3, P.01) dan ditemukan antara 2 nilai pH dan PaO2 signifikan secara statistik
kenyamanan subjek kelompok diakhir secara signifikan (p = 0,179). Lima pasien
(1.61,7 vs 3,72.4, penelitian. HFNC lebih besar pada (8,3%) yang menerima
P0,01) dibandingkan ditoleransi dengan baik, kelompok HFNC COT dan lima lainnya
dengan COT. dan tidak ada efek (p<0,001). (8,2%) di antara
samping serius yang Perbedaan antara kelompok HFNCO
ditemukan. Tingkat rawat kelompok mengenai meninggal di ICU (rata-
inap pada kelompok perlunya ventilasi rata lama tinggal: 14,6 ±
HFNC lebih rendah dari mekanik invasif 11,4 hari dan 36 ± 46,7
pada kelompok COT, secara statistik tidak hari, masing-masing
tetapi tidak adaperbedaan signifikan (p = secara aktif). Tidak ada
yang signifikan secara 0,179) pasien yang meninggal di
statistik (50% vs 65%, UGD.
P.34). Mace, Dibandingkan Tingkat dispnea pasien
Jones, Kelompok HFNC, Tidak ada perbedaan dkk dengan COT, pasien lebih baik pada kelompok
dkk 3,6% (95% CI 1,5- dalam mortalitas. (2019) yang diobati dengan HFNC daripada COT
(2016) 7,9%) dibandingkan Dampak burukjarang HFNC jauh lebih 92% (44 dari 48 pasien)
7,2% (95% CI 3,8 - terjadi. Namun, lebih mungkin untuk versus 56% (20 dari 36
13%) dalam sedikit pasien dalam menunjukkan tanda- pasien) P < 0,01.
kelompok COT kelompok HFNC yang tanda perbaikan Pasien yang diobati
diperlukanventilasi jatuh dalam skor koma kegagalan dengan HFNC
mekanis di gawat menurut penilaian GCS, pernapasan pada menunjukkan perbaikan
darurat (P.16), dan untuk retensi CO2 pada 61% (33 dari 54 oksigenasi daripada
5,5% (95% CI 2,8- HFNC, 0% (95% CI 0– pasien) vs 15% (7 mereka yang diobati
10,2%) diHFNC 3%) dibandingkan 2,2% dari 48 pasien), P < dengan COT dengan
versus 11,6% (95% (95% CI 0,4–6%) pada 0,001. Analisis peningkatan PaO2 dari 31
CI 7,2-18,1%) COT. varian menunjukkan mm Hg (IQR 0-67) vs 9
dalam kelompok perbedaan yang (IQR -9-36) 1 jam setelah
COT membutuhkan signifikan pada 30 perawatan (P=0,02)
ventilasi menit pertama PaCO2 tidak berubah
97

Seminar Nasional Keperawatan “Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif
pada Era Normal Baru” Tahun 2020

secara signifikan dan 1 dispnea.11 Jones, Kamona, Doran, Sawtell, &
jam setelah mulai
pengobatan: untuk pasien
Wilsher, 2016 mengatakan bahwa tidak
yang diobati dengan COT, mengalami perbedaan signifikan dalam laju
PaCO2 adalah 37 mm Hg pernapasan antara HFNC dan COT. Bell dkk.
(IQR 32-41) pada awal
dibandingkan 36 (IQR 33-
menemukan lebih banyak pasien dengan
42) pada H1 ( P = 0,64), perbaikan frekuensi pernapasan dengan
dan dengan HFNC 36 mm HFNC dibanding COT. Selain itu, Mace dkk
Hg (IQR 31-39) pada
awal versus 34 (IQR 31-
baru-baru ini melaporkan bahwa pasien
39) ( P = 0,54). dengan hipoksemia akut mengalami
kegagalan pernafasan yang diobati dengan
HFNC dan dibandingkan dengan COT,
mengalami penurunan sesak napas dan
PEMBAHASAN cenderung menunjukkan perbaikan
peningkatan pernapasan dimulai 1 jam setelah
Hasil penelitian dari artikel secara umum mulai pengobatan.13
menyebutkan bahwa High Flow Nasal
Cannula (HFNC) terbukti signifikan mampu Heterogenitas antara studi dapat dijelaskan
memperbaiki tingkat pernafasan pada pasien oleh dukungan teori yang diberikan oleh
gagal nafas dibandingkan dengan HFNC melalui beberapa efek fisiologis dan
Conventional Oxygen Therapy (COT). HFOT dengan modalitas yang berbeda dari berbagai
terbukti mengurangi tingkat kematian pada hasil studi. HFNC menghasilkan PEEP tingkat
pasien gagal pernapasan akut hipoksemik di rendah di saluran udara bagian atas.14 Efek
ICU Indonesia dan menurunkan tingkat PEEP meningkatkan volume tidal dan End
intubasi pada pasien yang paling parah7. Expiratory Lung Volume dan mengarah pada
Meskipun terdapat manfaat yang cukup besar, alveoli.15 HFNC memberikan ventilasi yang
artikel lain menemukan bahwa HFOT tidak dapat mengurangi kerja pernapasan dan laju
memiliki efek yang serupa di IGD. Di antara pernapasan.12 Delorme dkk dalam studi
studi yang dipilih, terdapat 1 melaporkan fisiologis pasien yang pulih dari kegagalan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara pernapasan hipoksemik akut dengan terapi
perawatan dengan HFOT dan COT.9 HFNC dalam semua indeks upaya pernapasan
Perbedaan yang diamati antara ICU dan IGD (dinilai oleh pengukuran tekanan esofagus)
yaitu pertama, HFNC digunakan dalam secara proporsional dengan laju aliran yang
periode yang lebih lama di ICU daripada di diberikanmelalui perangkat (meningkat dari
IGD di mana HFNC diberikan hanya beberapa 20, 40 hingga 60 L / mnt).16 Laju aliran gas
jam. Kami mengasumsikan keterlambatan yang tinggi secara terus-menerus dikirim di
pemberian dan menjadikan efeknya terlalu saluran udara bagian atas
rendah untuk meminimalisir tingkat intubasi mungkinmenghasilkan pembersihan ruang
atau kematian pada pasien.1 mati dan kemudian membuang CO2,dengan
demikian mengurangi permintaan ventilasi
High Flow Nasal Cannula (HFNC) dikenal pada pasien.13
untuk meningkatkan parameter klinis dan
dispnea pada jam pertama pengobatan pada Laju pernapasan menurun dan tanda-tanda
pasien dengan gagal napas akut10, termasuk peningkatan upaya pernapasanmeningkat
pasien yang dirawat di UGD. Hasil penelitian pesat pada pemberian HFNC. Makdee dkk
menunjukkan bahwa HFNC memberikan efek menunjukkan sebuah efek sangat cepat dalam
klinis yang lebih tinggi daripada COT, tetapi 15 menit setelah inisiasi HFNC di pasien yang
efek ini tidak berkorelasi dengan peningkatan dipilihpasien yang dirawat karena edema paru
98

Seminar Nasional Keperawatan “Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif
pada Era Normal Baru” Tahun 2020

kardiogenik di UGD, menghasilkan COT tidak mengurangi tingkat kebutuhan
penurunan laju pernapasan yang lebih besar pasien untuk mendapatkan ventilasi mekanik
daripada setelah oksigen standar11. Pasien dan tidak mengurangi lama rawat inap pasien
yang tidak dipilih dirawat di UGD karena serta kematian.
gagal pernapasan akut, Rittayamai dkk
melaporkan efek langsung serupa dari HFNC REFERENSI
di dalam5 menit dibandingkan dengan
oksigen standar, dengan penurunan yang 1. Bell, N., Hutchinson, C. L., Green, T. C.,
signifikanskor dispnea, meskipun set aliran Rogan, E., Bein, K. J., Dinh, M. M..
gas lebih rendah (35 L / mnt) daripada Randomised control trial of humidified
yangdigunakan dalam penelitian kami (50 L / high flow nasal cannulae versus standard
mnt).9 Gedikloglu, dkk membandingkan oxygen in the emergency department.
penurunan denyut nadi dan tingkat pernapasan EMA - Emergency Medicine Australasia.
kelompok HFNC hasilnya signifikan lebih 2016; 27(6),537–541.
besar daripada kelompok COT pada jam https://doi.org/10.1111/1742-6723.12490
pertama dan keempat pengobatan.17 Bell dkk. 2. Delorme, M., Bouchard, P. A., Simon, M.,
membandingkan proporsipasien dengan gagal Simard, S., Lellouche, F.Effects of high-
napas akut menunjukkan berkurangnya flow nasal cannula on the work of
pernapasantingkat dan perasaan dispnea breathing in patients recovering from acute
dengan oksigen standar dan HNFC. Mereka respiratory failure. Critical Care Medicine.
kembali melaporkan proporsi yang lebih 2017;45(12),1981–1988.
tinggi dari pasien dengan penurunan laju https://doi.org/10.1097/CCM.00000000000
pernapasandi bawah HNFC (67%) daripada di 02693
bawah COT dispnea membaik lebih tinggi di 3. Frat, J. P., Coudroy, R., Marjanovic, N.,
bawah HFNC (75%) dibandingkan dengan Thille, A. W. High-flow nasal oxygen
oksigen standar (56%).18 Kenyamanan di therapy and noninvasive ventilation in the
bawah strategi oksigenasi serupa antara management of acute hypoxemic
standaroksigen dan HFNC, karena tidak ada respiratory failure. Annals of Translational
pasien yang melaporkan intoleransi alat yang Medicine. 2017;5(14),1–8.
terkemukauntuk penangguhan pengobatan. https://doi.org/10.21037/atm.2017.06.52
Dalam studi sebelumnya, HFNC 4. Frat, J. P., Thille, A. W., Mercat, A.,
umumnyalebih baik ditoleransi daripada Girault, C., Ragot, S., Perbet, S., Robert, R.
oksigen standar meskipun aliran tinggi diatur High-flow oxygen through nasal cannula in
ke 50 L / menit.19 Ini dapat dijelaskan oleh acute hypoxemic respiratory failure. New
karakteristik Sistem HFNC, yang England Journal of Medicine,
menghasilkan gas inhalasi yang dipanaskan 2015;372(23),2185–
dan dilembabkan antarmuka.20 2196.https://doi.org/10.1056/NEJMoa1503
326
KESIMPULAN 5. Gedikloglu, M., Gulen, M., Satar, S., Icen,
Y. K., Avci, A., Yesiloglu, O., Karcioglu,
Intervensi HFNC dan COT pada pasien gagal O. (2019). How to treat patients with acute
nafas akut di Unit Gawat Darurat secara garis respiratory failure? Conventional oxygen
beras lebih efektif HFNC dibandingkan COT therapy versus high-flow nasal cannula in
walaupun terdapat hasil studi yang tidak the emergency department. Hong Kong
menunjukan hasil yang signifikan pada Journal of Emergency Medicine. 2019, 1-
penurunan tingkat pernafasan dan dispnea. 10
Hasil lain yang didapat antara HFNC dan https://doi.org/10.1177/1024907919886245
99

Seminar Nasional Keperawatan “Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif
pada Era Normal Baru” Tahun 2020

6. Huang, C.-C., Lan, H.-M., Li, C.-J., Lee, cannula oxygen therapy in acute
T.-H., Chen, W.-L., Lei, W.-Y., Syue, Y.-J. respiratory failure at Emergency
Use High-Flow Nasal Cannula for Acute Departments: A systematic review.
Respiratory Failure Patients in the American Journal of Emergency Medicine.
Emergency Department: A Meta-Analysis 2020.
Study. Emergency Medicine International, https://doi.org/10.1016/j.ajem.2020.04.091
2019,1–10. 12.Mauri, T., Alban, L., Turrini, C.,
https://doi.org/10.1155/2019/2130935 Cambiaghi, B., Carlesso, E., Taccone, P.,
7. Jones, P. G., Kamona, S., Doran, O., Grasselli, G. Optimum support by high-
Sawtell, F., Wilsher, M. Randomized flow nasal cannula in acute hypoxemic
controlled trial of humidified high-flow respiratory failure: effects of increasing
nasal oxygen for acute respiratory distress flow rates. Intensive Care Medicine.
in the emergency department: The HOT- 2017;43(10),1453–1463.
ER study. Respiratory Care. https://doi.org/10.1007/s00134-017-4890-1
2016;61(3),291–299. 13.Mauri, T., Turrini, C., Eronia, N.,
https://doi.org/10.4187/respcare.04252 Grasselli, G., Volta, C. A., Bellani, G.,
8. Lenglet, H., Sztrymf, B., Leroy, C., Brun, Pesenti, A. Physiologic effects of high-
P., Dreyfuss, D., Ricard, J. D. Humidified flow nasal cannula in acute hypoxemic
high flow nasal oxygen during respiratory respiratory failure. American Journal of
failure in the emergency department: Respiratory and Critical Care Medicine,
Feasibility and efficacy. Respiratory Care. 2017;195(9),1207–1215.
2012;57(11),1873–1878. https://doi.org/10.1164/rccm.201605-
https://doi.org/10.4187/respcare.01575 0916OC
9. Maggiore, S. M., Idone, F. A., Vaschetto, 14.Mündel, T., Feng, S., Tatkov, S.,
R., Festa, R., Cataldo, A., Antonicelli, F., Schneider, H. Mechanisms of nasal high
Antonelli, M. Nasal high-flow versus flow on ventilation during wakefulness and
venturi mask oxygen therapy after sleep. Journal of Applied Physiology,
extubation: Effects on oxygenation, 2013;114(8),1058–1065.
comfort, and clinical outcome. American https://doi.org/10.1152/japplphysiol.01308.
Journal of Respiratory and Critical Care 2012
Medicine.2014;190(3),282–288. 15.Parke, R. L., McGuinness, S. P. Pressures
https://doi.org/10.1164/rccm.201402- delivered by nasal high flow oxygen during
0364OC all phases of the respiratory cycle.
10.Makdee, O., Monsomboon, A., Respiratory Care. 2013;58(10), 1621–
Surabenjawong, U., Praphruetkit, N., 1624.
Chaisirin, W., Chakorn, T., Nakornchai, T. https://doi.org/10.4187/respcare.02358
High-Flow Nasal Cannula Versus 16.Raven, M. C., Lowe, R. A., Maselli, J.,
Conventional Oxygen Therapy in Hsia, R. Y. Comparison of presenting
Emergency Department Patients With complaint vs discharge diagnosis for
Cardiogenic Pulmonary Edema: identifying “nonemergency” emergency
A Randomized Controlled Trial. Annals of department visits. JAMA - Journal of the
Emergency Medicine, 2017;70(4),465– American Medical Association,
472.e2. 2013;309(11),1145–1153.
https://doi.org/10.1016/j.annemergmed.201 https://doi.org/10.1001/jama.2013.1948
7.03.028 17.Rittayamai, N., Tscheikuna, J. (2015). Use
11.Marjanovic, N., Guénézan, J., Frat, J. P., of high-flow nasal Cannula for acute
Mimoz, O., Thille, A. W. High-flow nasal Dyspnea and hypoxemia in the emergency
100

Seminar Nasional Keperawatan “Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif
pada Era Normal Baru” Tahun 2020

department. Respiratory Care.
2015;60(10),1377–1382.
https://doi.org/10.4187/respcare.03837
18.Stéphan, F., Barrucand, B., Petit, P.,
Rézaiguia-Delclaux, S., Médard, A.,
Delannoy, B. Ouattara, A. High-flow nasal
oxygen vs noninvasive positive airway
pressure in hypoxemic patients after
cardiothoracic surgery: A randomized
clinical trial. JAMA - Journal of the
American Medical Association,
2015;313(23),2331–2339.
https://doi.org/10.1001/jama.2015.5213
19.Sztrymf, B., Messika, J., Mayot, T.,
Lenglet, H., Dreyfuss, D., Ricard, J. D.
Impact of high-flow nasal cannula oxygen
therapy on intensive care unit patients with
acute respiratory failure: A prospective
observational study. Journal of Critical
Care.2012;27(3),324.e9-324.e13.
https://doi.org/10.1016/j.jcrc.2011.07.075

101

Anda mungkin juga menyukai