(ACUTE RESPIRATORY DISSTRES SINDROME/ARDS) Kelompok 2 1. Novia Swanda Sinaga 2. Irsonuddin Panggabean 3. Langga Sari 4. May Sarah 5. Ahmad Rifai 1. Pengertian
Gagal nafas akut (ARDS) adalah jenis
edema paru yang tidak berhubungan dengan gagal jantung. ARDS dapat mengikuti cedera paru langsung atau tidak langsung dan dapat dengan cepat menyebabkan gagal napas akut 2. Prevalensi Epidemiologi ARDS di Indonesia sebesar 10,4% dari total pasien ICU. Di Indonesia. Pada tahun 2016 dari 50 negara menunjukkan bahwa prevalensi ARDS sebesar 10,4% dari total pasien rawat di unit perawatan intensif (intensive care unit/ICU). ARDS dapat terjadi pada seluruh usia, tetapi lebih sering terjadi pada pasien dewasa dan wanita. Di Amerika Serikat, insidensi ARDS pada pasien pediatrik tercatat sebanyak 9.5 kasus per 100,000 populasi per tahun, 16 kasus per 100.000 populasi per tahun pada usia 15-19 tahun dan 306 kasus per 100.000 populasi per tahun pada usia 75-84 tahun. 3. Penyebab beberapa faktor predisposisi paling umum untuk ARDS adalah: - sepsis
- cedera paru-paru akibat trauma seperti memar dada
- emboli paru (udara, lemak, ketuban, cairan, atau trombus)
- pankreatitis
- luka bakar
- overdosis obat
- pnemonitis
- radang paru-paru
- menghirup gas noxius (seperti amonia atau klorin)
4. Patofisiologi 5. Penatalaksanaan Keperawatan 1. Kenali kegagalan pernapasan hipoksemik berat jika tidak ada tanggapan dari pasien gawat pernapasan terhadap terapi oksigen standar dan persiapkan dukungan oksigen/ventilasi lanjutan. 2. Intubasi endotrakea harus dijalankan oleh petugas terlatih dan berpengalaman dengan menerapkan kewaspadaan airborne. 3. Jalankan ventilasi mekanis dengan volume alun rendah (4-8 mL/kg prediksi berat badan (PBW) dan tekanan inspirasi rendah (tekanan plato < 30 cmH2O). 4. Pada pasien dewasa ARDS berat, dianjurkan ventilasi posisi telungkup selama 12-16 jam per hari 5. Penatalaksanaan Medis 1. Terapi oksigen 2. Ventilator mekanik 3. Inhalasi nebuliser 4. Fisioterapi dada 5. Pemantauan hemodinamik/jantung 6. Pengobatan (brokodilator dan steroid) Tinjauan Jurnal ( Intervensi) Judul : Perawatan gagal nafas akut akibat pneumonitis lupus di unit perawatan intensif dengan fasilitas terbatas Penulis : Hanif,Bambang Pujo Semedi,dan Arie Utariani Terbit Jurnal : 1 Maret 2020 Rangkuman : Pada laporan ini ingin didiskusikan pengalaman klinis dalam menangani pasien dengan gagal napas akut di Unit Perawatan Intensif (ICU) dengan keterbatasan fasilitas. Seorang wanita berusia 23 tahun dirawat di ICU dengan gagal napas akut yang dicurigai akibat pneumonitis lupus. Pemeriksaan laboratorium untuk mengkonfirmasi diagnosis tidak tersedia. Keputusan untuk mempertahankan pasien dengan bantuan ventilator atau ekstubasi dibuat berdasarkan parameter klinis saja. Pada awalnya, kemajuan terapi cukup menjanjikan. Pasien dapat bernapas spontan untuk beberapa hari, sebelum kemudian perlu diintubasi ulang akibat flare lupus kedua. Kondisi klinis pasien memburuk dengan cepat dan akhirnya pasien meninggal. Dapat disimpulkan, meskipun banyak keterbatasan di ICU, penilaian klinis dan evaluasi ketat sangat diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan penting seperti kapan harus memulai dan menghentikan bantuan ventilator. Daftar Pustaka Harman E, Pinsky M. Acute Respiratory Distress Syndrome. Medscape. 2018. Diakses dari: https://emedicine.medscape.com/article/165139-overview Pham T, Rubenfeld G. The Epidemiology of Acute Respiratory Distress Syndrome. Am J Respir Crit Care Med. 2017;195:860–70. Rezoagli E, Fumagalli R, Bellani G. Definition and epidemiology of acute respiratory distress syndrome. Ann Transl Med. 2017;5:282. Amin Z, Afifah H, Mamudi C. Short-term Survival of Acute Respiratory Distress Syndrome Patients at a Single Tertia ry Referral Centre in Indonesia. Acta Med Indones. 2016;48:300–6. file :///C:/Users/asus/Documents/sem%207/kep.kritis/tatalaksana-klinis-suspek-penyakit-covid -1935867f18642845f1a1b8fa0a0081efcb.pdf file:///C:/Users/asus/Documents/sem%207/kep.kritis/GNA%20good.pdf file:///C:/ Users/asus/Documents/sem%207/kep.kritis/a3094ca3eede2196d8bdb1a6fffc6b2c.pdf