A S M ATIK U S
Disusun Oleh
M. Iqbal Ali Rabbani, S.Ked
NIM : 71 2015 051
Pembimbing
dr. Liza Chairani, Sp.A, M.Kes
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2016
BAB I
P EN D A H U LU A N
kualitas
hidup,
produktivitas
yang
menurun, ketidakhadiran di sekolah,
peningkatan biaya kesehatan, risiko
perawatan di rumah sakit dan bahkan
kematian. (Muchid dkk,2007)
BAB II
TIN JAU AN PU STAKA
D ef n
i isi Status A sm atikus
Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran
pernafasan yang menyebabkan terjadinya
hipereaktivitas bronkus sehingga terjadi trias asma
yaitu :
1) edema mukosa,
2) bronkokontriksi,
3) peningkatan sekresi
mengakibatkan gejala
episodik seperti sesak
nafas, batuk dan mengi
biasanya di malam hari
akibat obstruksi saluran
nafas yang luas,
bervariasi dan bersifat
reversible dengan atau
tanpa pengobatan
Etiologi
Faktor Ekstrinsik
inhalasi
Faktor Intrinsik
antigenAlergen
Infeksi
Cuaca
Iritasi
Epidem iologi
Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 7,2%
Prevalensi pada anak menderita asma meningkat
8-10 kali
Di Indonesia, pada anak berusia 6-7 tahun sebesar
3% dan untuk usia 13-14 tahun sebesar 5,2%.
Berdasarkan laporan National Center for Health
Statistics (NCHS), serangan asma pada anak usia
0-17 tahun adalah 57 per 1000 anak (jumlah anak
4,2 juta) dan pada dewasa > 18 tahun adalah 38
per 1000 (jumlah dewasa 7,8 juta).
Prevalensi asma pada laki-laki 3 kali lebih banyak
dibanding perempuan,
Faktor R isiko
1) Riwayat
a. Asma tergantung-steroid kronik
b. Perawatan intensif (di rumah
sakit) sebelumnya
c. Sebelumnya/pernah mendapat
2) Pemeriksaan Fisik
a. Pulpus parodokus >20
mmHg
e. Terjadinya kegawatdaruratan
b. Hipotensi, takikardia
pernapasan berat secara
takipnea
mendadak
c. Sianosis
f. Tanggaan yang buruk terhadap
d. Letargi
terapi
e. Agitasi
g. Pengenalan yang buruk oleh
f. Retraksi
penderita, keluarga, atau
sternokleidmastoideus,
dokter, terhadap keparahan
interkostal, suprasternal
serangan
g. Pertukaran udara yang
gawat darurat dalam 24 jam
terakhir
3) Uji Laboratorium
a. Hiperkarbia
b. Hipoksia dengan oksigen
tambahan
4) Terapi
c. Foto rontgen toraks
a.Terlalu mempercayakan
(pneumothoraks,
terapi aerosol, inaler
pneumomediastinum)
b.Terlambatnya
penggunaan
kortikosteroid sistemik
c.Sedasi
d.Terlambatnya pengiriman
ke rumah sakit atau unit
perawatan intensif
PATO G EN ESIS
PATO FISIO LO G I
Respon terhadap inflamasi mukosa saluran napas
M AN IFESTASIKLIN IS
Manifestasi klinik status asmatikus
Sesak
Ringan
Sedang
Tanpa
ancaman henti
nafas
Berjalan,
bayi:
menangis
keras
Berbicara,
Bayi:
tangis pendek dan
lemah,
kesulitan
menyusu
atau
makan
Lebih suka duduk
Posisi
Bisa
berbaring
Bicara
kalimat
Penggal kalimat
Kesadaran
Mungkin
irritable
Tidak ada
Sedang,
sering hanya
pada
akhir
ekspirasi
Biasanya irritable
Sianosis
Mengi
Berat
Dengan
ancaman
henti nafas
Istirahat
Bayi:
tidak
mau
minum/
makan
Duduk
bertopang
lengan
Kata-kata
Biasanya
irritable
Tidak ada
Ada
Nyaring, sepanjang Sangat
ekspirasi inspirasi nyaring,
terdengan
tanpa
stetoskop
Kebingungan
Nyata
Sulit/tidak
terdengar
Penggunaan
Biasanya
otot
bantu tidak
respiratorik
Biasanya ya
Retraksi
Sedang
ditambah Dalam,
retraksi suprasternal ditambah nafas hilang
cuping hidung
Takipnea
Takipnea
Bradipnea
Ada
Ada
Tidak
ada,
tanda
10-20 mmHg
>20 mmHg
kelelahan
otot nafas
Dangkal,
retraksi
interkostal
Frekuensi nafas Takipnea
Pulsus
Tidak ada
paradoksus
<10 mmHg
PEFR
atau
FEV1 (% nilai
>60%
prediksi
>80 %
terbaik)
40-60%
<40%
60-80%
<60 %, respon
< 2 jam
91-95%
90%
Prabonkodilator
Pascabrokodilator
Sa O2
Pa O2
>95%
Ya
Normal
>60 mmHg
(biasanya
tidak
perlu
<60 mmHg
Gerakan
paradox
torakoabdominal
Dangkal/
D iagnosis
Anamnesis
1)gejala, pengobatan, respons pengobatan, waktu mula
Pemeriksaan Fisik
1) Posisi penderita
2) Cara bicara
3) Frekuensi napas
4) Penggunaan otot-otot bantu
napas
5) Nadi
Pemeriksaan Penunjang
6) Tekanan darah
Pada serangan asma, APE
(pulsus paradoksus)
sebaiknya diperiksa sebelum
7) Ada tidak mengi
pengobatan, tanpa menunda
pemberian pengobatan.
Pemeriksaan ini dilakukan jika
alat tersedia.
1)Saturasi oksigen dengan pulse
oxymetry dapat dilakukan bila
alat tersedia.
2)Pemeriksaan analisis gas
D iagnosis B anding
1. Obstruksi saluran napas atas
2. Benda asing di saluran napas
3. PPOK eksaserbasi
4. Gagal ginjal akut
5. Gagal jantung akut
Penatalaksanaan
Prinsip penalataksanaan status asmatikus adalah
1) bila dengan 3 kali nebulisasi berturut-turut pasien
K om plikasi
Pneumotoraks dan pneumomediastinum
Prognosis