Anda di halaman 1dari 3

HASIL DISKUSI KELOMPOK 8

Pertanyaan (Chairunnisya’) : Apa penyebab terjadinya emboli air ketuban, dan


bagaimana cara penanganannya? Serta apa yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya emboli air ketuban?
Jawaban (Ghina Nur Hikmah) :
• Penyebab dari emboli air ketuban adalah jika air ketuban masuk melalui
pembuluh darah yang terbuka kedalam sirkulasi maternal, seperti pada
keadaan plasenta akreta, setelah tindakan bedah sesar, ruptur uteri atau
melalui robekan vena-vena didaerah endoserviks. (Toy H. Amniotic fluid
embolism. European Journal of General Medicine, 2009;6(2):108– 15.)
• Penanganannya : Meningkatkan oksigenasi, memperbaiki sirkulasi, dan
memperbaiki koagulopati. Jika keadaan klinis memungkinkan, bisa dipasang
arterial line dan kateter arteri pulmonal untuk memandu dalam pemberian
terapi. Jika henti jantung terjadi sebelum persalinan sedangkan resusitasi
tidak segera berhasil janin sebaiknya segera dilahirkan dalam beberapa menit
dengan operasi sesar perimortem. (Toy H. Amniotic fluid embolism. European
Journal of General Medicine, 2009;6(2):108– 15.)
• Pencegahan : Emboli air ketuban tidak dapat dicegah. Penyebab komplikasi
kehamilan karena emboli air ketuban juga cenderung sulit untuk diprediksi
kapan terjadinya. (Tsunemi T, Oi H, Sado T, Naruse K, Noguchi T,
Kobayashi H. An Overview of Amniotic fluid embolism: past, present and
future directions. The Open Women’s Health Journal, 2012;6:24–9.)
Jika Anda pernah mengalami emboli air ketuban dan berencana untuk
mengupayakan hamil kembali, sebaiknya konsultasikan pada dokter
kandungan terlebih dahulu. Dokter sebelumnya akan mengecek riwayat
kesehatan dan kondisi tubuh Anda saat ini untuk membantu menentukan
pilihan terbaik bagi Anda.
Pertanyaan (Defa Ambriana) : Apa yang dimaksud dengan kehamilan ektopik?
Jawaban (Yuspita Ricarda) : Kehamilan ektopik adalah hamil di luar kandungan
atau rahim. Kondisi ini menyebabkan perdarahan dari vagina dan nyeri hebat di
panggul atau perut bawah. Kehamilan ektopik harus segera ditangani karena dapat
berbahaya, dan janin juga tidak akan berkembang dengan normal.

Pertanyaan (Wann Fatimah Azzahra) : Apakah syok obstetrik dapat dicegah sejak
kehamilan? Bagaimana caranya ?
Jawaban (Ghina Nur Hikmah) : Syok obstetrik dapat dicegah sejak kehamilan
caranya yaitu : Saat sedang hamil, coba perhatikan dengan baik apa yang terjadi pada
tubuh. Lakukan pemeriksaan secara rutin (ANC) sebulan sekali. Dengan melakukan
ini, berbagai gangguan, komplikasi atau masalah berbahaya bisa dicegah dan diatasi
sedini mungkin. Selain itu menjaga pola makan dan pola hidup sehat juga bisa
mencegah penyebab-penyebab syok obstetrik.

Pertanyaan (Fitri Setya) : Apakah penyebab utama syok obstetrik?


Jawaban (Ghina Nur Hikmah) : Penyebab utama syok obstetrik yaitu :
1. Perdarahan
2. Infeksi berat
3. Solusio plasenta
4. Emboli air ketuban
5. Luka-luka jalan lahir
6. Inversio uteri
7. Kolaps vasomotor post partum
8. Faktor-faktor predisposisi timbulnya syok adalah anemia, malnutrisi, dehidrasi,
partus lama, dan asidosis.
Pertanyaan (Avena Satifa) : Pada syok hemoragik berapa banyak darah yang hilang
hingga bisa menyebabkan syok?
Jawaban (Niken Amelia) : Berdasarkan banyaknya darah yang hilang, syok
hemoragik dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:
Perdarahan tingkat 1
Pada kondisi ini, perdarahan menyebabkan hilangnya darah hingga 15% dari total
volume darah tubuh. Pada kondisi ini biasanya belum muncul gejala yang perlu
diwaspadai. Namun, salah satu tanda yang bisa ditemukan pada tahap ini adalah
denyut nadi yang lebih cepat.
Perdarahan tingkat 2
Pada kondisi ini, perdarahan menyebabkan hilangnya darah sekitar 15–30% dari total
volume darah di tubuh. Pada tahap ini akan mulai muncul tanda dan gejala, seperti
denyut nadi mulai semakin cepat, tubuh dingin, cemas, napas cepat, dan turunnya
tekanan darah.
Perdarahan tingkat 3
Volume darah yang hilang pada tahap ini adalah sekitar 30–40% dari total volume
darah di dalam tubuh. Saat mengalami perdarahan tingkat 3, pasien akan mengalami
denyut nadi yang cepat, penurunan tekanan darah, kebingungan, gelisah,
berkurangnya frekuensi buang air kecil, dan napas cepat.
Perdarahan tingkat 4
Perdarahan tingkat 4 terjadi saat jumlah darah yang hilang lebih dari 40% dari total
volume darah di dalam tubuh. Kondisi ini akan ditandai dengan denyut nadi cepat
namun semakin terasa lemah, semakin turunnya tekanan darah, hilang kesadaran,
pucat, tubuh yang semakin dingin, dan tidak adanya urine yang keluar. Perdarahan
tingkat 4 merupakan kondisi yang berbahaya dan sangat mengancam nyawa.

Anda mungkin juga menyukai