Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
1. Dian Okta Ferina (119007)
2. Eka Novitasari (119008)
3. Fitri Setya (119009)
4. Ghina Nur Hikmah (119010)
5. Intan Suharni (119011)
6. Mega Maryana Kuheba (119012)
7. Nasmawati Sharani (119013)
TAHUN AJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah Kami dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah berjudul “PENGARUH AIR SUSU IBU
TERHADAP BERAT BADAN BAYI” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki. Kami berterima kasih pada Bapak Drs. Darwis, M.Pd, selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengaruh air susu ibu terhadap berat
badan bayi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, Kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya Kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
2.6 Hipotesis...................................................................................................14
ii
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian.................................................................17
6.1 Kesimpulan...............................................................................................33
6.2 Saran.........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................35
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Sarana dan Prasarana di Puskesmas Batua Tahun 2010. 21
Puskesmas Batua.............................................................................................. 23
Puskesmas Batua.............................................................................................. 23
Tabel 5.3 Pertambahan Berat Badan Bayi yang diberi ASI Eksklusif dan ASI
Noneksklusif..................................................................................................... 24
Tabel 5.4 Hasil Penelitian Rata-rata Total Pertambahan Berat badan bayi 0-6
Tabel 5.5 Hasil Penelitian Berat badan bayi 1 bulan yang diberi ASI Eksklusif
Tabel 5.6 Hasil Penelitian Berat badan bayi 2 bulan yang diberi ASI Eksklusif
Tabel 5.7 Hasil Penelitian Berat Badan Bayi 3 Bulan yang diberi ASI Eksklusif
Tabel 5.8 Hasil Penelitian Berat badan bayi 4 bulan yang diberi ASI Eksklusif
iv
Tabel 5.9 Hasil Penelitian Berat badan bayi 5 bulan yang diberi ASI Eksklusif
Tabel 5.10 Hasil Penelitian Berat badan bayi 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian air susu ibu (ASI) kepada
bayi, tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat
Air susu ibu (ASI) non eksklusif adalah pemberian nutrisi kepada bayi
berupa susu formula atau pemberian ASI oleh ibu tidak secara penuh selama 6
menunjukkan 16% kematian bayi dapat dicegah dengan pemberian ASI sejak
pertama kelahirannya. Angka ini naik 22% jika pemberian ASI dimulai dalam 1
secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai dengan bayi
semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI secara eksklusif.(4)
ibu hamil, keluarga dan masyarakat akan pentingnya ASI, serta jajaran kesehatan
Masalah ini diperberat dengan gencarnya promosi susu formula dan kurangnya
1
dukungan dari masyarakat, termasuk institusi yang memperkerjakan perempuan
yang belum memberikan tempat dan kesempatan bagi ibu menyusui di tempat
menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 persen. Hal ini disebabkan
rendah. Padahal kandungan ASI kaya akan karotenoid dan selenium, sehingga
ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai
penyakit. Setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan
penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang
Pada penelitian lain dikatakan pemberian ASI secara eksklusif dan susu
formula adalah ibarat dua keping mata uang, semakin singkat pemberian ASI
dilakukan Kagan (1955) seperti dikutip Pudjiadi (1983), ternyata kenaikan berat
badan bayi prematur yang mendapat susu formula lebih cepat dibandingkankan
dengan yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya air dalam
penting ASI terhadap pertumbuhan bayi dengan melihat pertambahan berat badan
2
antara bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif dan bayi yang mengkonsumsi ASI
“Apakah ada perbedaan pertambahan berat badan bayi umur 0 – 6 bulan yang
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
noneksklusif.
1. Bagi peneliti
3
2. Bagi Institusi Pendidikan
akan menjadi informasi bagi dokter untuk dapat memberikan edukasi yang
baik di mulai pada saat hamil hingga pada saat setelah persalinan.
4. Bagi Masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi , tanpa
cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam
2. Menyusui secara ekslusif hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau
untuk memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan. Namun pada tahun 2001,
dengan para pakar, WHO merevisi rekomendasi ASI eksklusif tersebut dari 4-6
5
bulan menjadi 6 bulan (180 hari), kemudian dilanjutkan selama 2 tahun dengan
panambahan makanan pendamping yang tepat waktu, aman, benar dan memadai.
(8)
Air Susu Ibu secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan bayi, misalnya
ASI dari seorang ibu yang kebutuhan bayi prematur. Komposisinya akan berbeda
dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. ASI
yang keluar pada menit-menit pertama menyusui disebut foremilk sedangkan ASI
yang keluar pada saat akhir menyusui disebut hindmilk. ASI merupakan gizi yang
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas
maupun kuantitas.(9)
Bayi saat lahir akan membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga
mencapai kadar protektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar
zatnya menurun dan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan
terjadi kesenjangan kekebalan pada bayi, maka bayi perlu diberi ASI, karena ASI
adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari
berbagai penyakit.(10)
Kecerdasan berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor yang
penting dalam proses pertumbuhan otak adalah nutrisi. Nutrisi yang diperlukan
6
untuk pertumbuhan otak bayi, banyak terdapat dalam ASI, karena kandungan
terutama taurin, laktosa, asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega-3,
Omega-6).(9)
Adapun kandungan dari air susu ibu (ASI) ialah diantaranya : (11)
a. Protein
Protein adalah bahan baku untuk tumbuh, kualitas protein sangat penting
selama satu tahun pertama kehidupan bayi. Protein yang utama adalah whey.
Whey adalah protein yang halus, lembut, mudah dicerna. ASI mengandung Akfa
Laktalbumin, serta protein lainnya yaitu taurin, yang merupakan protein otak
Laktoferin adalah protein yang mengangkut zat besi dari ASI ke darah sebagai
pembunuh / penghancur bakteri yang jahat dan memberikan bakteri usus yang
didalam ASI.
b. Lemak
Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah – ubah kadarnya.
Kadarnya bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang
tumbuh.
c. Karbohidrat
pertumbuhan tulang, dan meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu
7
laktobacillus lifidus dan fermentasi laktosa akan menjadi laktat yang menghambat
f. Sel – sel darah putih sebagai zat pelindung dalam tubuh bayi dari kuman -
kuman jahat.
1) ASI stadium I
disekresi oleh kelnjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4, volume berkisar
tingginya komposisi - komposisi lemak dan sel – sel hidup. Kolostrum merupakan
usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini
menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan
berwarna. (12)
2) ASI stadium II
ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-4
sampai hari ke-10. Komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat
arang makin tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Pada masa ini
pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga dengan kondisi fisik ibu.(12)
8
ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10
sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus menerus
sedemikian rupa sehingga dapat diberikan kepada bayi tanpa memberikan efek
samping. Susu formula sebelum digunakan untuk makanan bayi, susunan nutrisi
susu formula harus diubah hingga cocok untuk bayi. Sebab ASI merupakan
makanan yang ideal sehingga perubahan yang dilakukan pada komposisi nutrisi
susu sapi harus sedemikian rupa hingga mendekati susunan nutrisi ASI. menurutt
WHO tahun 2004, susu formula bayi adalah susu yang dihasilkan oleh industri
untuk keperluan asupan gizi yang diperlukan bayi. Susu formula kebanyakan
9
3. Kelemahan Susu Formula
penyakit lainnya.(13)
tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat
10
Ada beberapa faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi.(14)
1. Faktor genetik
dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
tumbuh kembang anak yang optimal bahkan kedua faktor ini dapat
b. Jenis kelamin
2. Faktor lingkungan
2) Mekanis
4) Stress
11
b. Faktor lingkungan postnatal
1) Lingkungan biologis : ras / suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan
kesehatan
radiasi
3. Faktor psikososial
a. Stimulasi
b. Motivasi belajar
d. Stress
e. Sekolah
c. Jumlah saudara
f. Adat istiadat
g. Agama
12
2.3. Kerangka Teori
Sebagai nutrisi
Bayi memperoleh ASI +
Susu formula
Bayi
Faktor genetik
Pertambahan berat Faktor lingkungan
badan bayi Faktor psikososial
Faktor keluarga
dan adat istiadat
Gambar 2.1 Kerangka Teori
ASI
Pertambahan berat
badan bayi
Keterangan :
= Variabel independent
= Variabel dependent
13
2.5 Definisi operasional
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi , tanpa
cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam
Air susu ibu (ASI) non eksklusif adalah pemberian nutrisi kepada bayi
berupa susu formula atau pemberian ASI oleh ibu tidak secara penuh selama 6
Berat badan bayi 0 – 6 bulan adalah berat badan bayi, dimana dalam hal ini
kami menggunakan kriteria standar pertumbuhan anak menurut WHO tahun 2006.
2.6 Hipotesis
– 6 Bulan yang Mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif dan ASI
mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan ASI noneksklusif di Puskesmas
Batua.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cohort study
yaitu suatu penelitian survei dengan memilih dua kelompok atau lebih
1. Waktu
2. Tempat
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
Sedangkan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah bayi baru lahir
sampai umur 1 bulan yang di batasi dengan kriteria inklusi dan eksklusi :
15
a. Kriteria Inklusi
target terjangkau yang akan diteliti. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah :
3) Ibu bayi bersedia dan berkomitmen bekerja sama dengan peneliti selama 6
bulan selanjutnya.
b. Kriteria Eksklusi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Adapun kriteria
3. Teknik Sampling
responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang
yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data dengan kriteria utamanya
16
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel independent
Variabel Independent adalah suatu variabel yang bersifat bebas, atau biasa
2. Variabel Dependent
Variabel dependent adalah suatu variabel yang bersifat terikat, atau biasa
disebut variabel terikat. Variabel dependent pada penelitian ini adalah berat badan
bayi 0 – 6 bulan.
dan setelah mendapat izin, peneliti melakukan pengumpulan data saat jadwal
imunisasi puskesmas setiap hari kamis selama 2 minggu pada tanggal 24 Juli 2014
dan 31 Juli 2014 pada pukul 08.00-12.00 WIB, didampingi oleh bidan puskesmas.
bayi serta memastikan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Setelah
selesai imunisasi kemudian peneliti mendatangi bayi yang sesuai kriteria inklusi
dan umur yang sesuai yaitu umur 0-1 bulan, peneliti menjelaskan tujuan, manfaat
17
penelitian, dan memberi informed consent kepada ibu bayi, kemudian kuesioner
diisi oleh ibu bayi tersebut. Kemudian peneliti meminta persetujuan ibu bayi
untuk dilakukan komitmen asupan nutrisi yang akan diberikan, apakah ibu bayi
akan memberi ASI eksklusif atau ASI Noneksklusif yaitu ASI diselingi susu
Adapun data yang diambil adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu
menuju sehat (KMS) untuk mengetahui berat badan saat lahir kemudian peneliti
secara langsung menimbang BB, dan hasilnya diisi di lembar observasi oleh
peneliti.
beberapa tahap yaitu editing dengan memeriksa kembali data yang sudah didapat
dan semua diisi sesuai dengan maksud yang ada dalam kuisioner, coding dengan
memberikan kode pada jawaban dan hasil pengukuran yang memenuhi syarat,
Penyajian data dibagi menjadi dua bagian yaitu data umum dan data khusus.
Data umum akan menampilkan karakteristik bayi yang diberi ASI Eksklusif
maupun diberi ASI Eksklusif. Data umum dimasukkan sesuai variabel dalam
18
pertambahan berat badan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif maupun
diberi ASI Eksklusif, perbedaan berat badan bayi 0-6 bulan yang diberi ASI
Eksklusif dengan diberi ASI Eksklusif dalam tabel silang (cross tabulation) dan
Uji statistik yang digunakan untuk melihat perbedaan berat badan bayi 0-6
bulan yang diberi ASI Eksklusif dan diberi ASI Eksklusif adalah uji t-
kedua populasi.
populasi.
Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat
signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t adalah : (17)
b. Tolak H0 (terima H1) bila thitung < - ttabel atau thitung > ttabel atau sig (2-tailed) < α
19
BAB IV
5. Mengembangkan kemitraan
20
4.3 Sarana Prasarana dan Tenaga Kerja
Tabel 4.1 Distribusi Sarana dan Prasarana di Puskesmas Batua Tahun 2010. (18)
No Sarana Keterangan
1 Gedung poliklinik 1 unit
2 Gedung kantor 1 unit
3 Gedung Rawat Inap/RB 1 unit
4 Ruang Obat 1 unit
5 Rumah dinas 3 unit
6 Pustu 1 unit
7 Poskesdes 1 unit
8 Mobil Puskel 1 1 unit
9 Kendaraan roda dua 2 Unit
10 Telepon 0411-493808
11 Air PDAM + sumur
12 Listrik
21
BAB V
Pada bab ini disajikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai
perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif
dan ASI Noneksklusif di Puskesmas Batua. Penelitian ini dilakukan pada tanggal
23 Juli 2014 sampai 5 Januari 2015 dengan jumlah sampel sebanyak 20 bayi,
dimana 8 bayi yang diberi ASI Eksklusif, 8 bayi yang diberi ASI Noneksklusif
penelitian ini adalah ibu- ibu yang memiliki bayi berusia 0-1 bulan kemudian
Hasil penelitian ini meliputi data umum dan data khusus. Data- data akan
pemberian ASI, alasan pemberian ASI Eksklusif, jenis ASI Noneksklusif yang
Karakteristik bayi dibedakan menjadi bayi yang diberikan ASI Eksklusif dan
22
1. ASI Eksklusif
2. ASI Noneksklusif
23
5.1.2 Data Khusus
Data khusus meliputi berat badan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI
Eksklusif dan ASI Noneksklusif, dan perbedaan berat badan bayi usia 0-6 bulan
1. Pertumbuhan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang diberi ASI
Pertumbuhan berat badan bayi yang diberikan ASI Eksklusif dan ASI
Noneksklusif diperoleh dari selisih berat badan bayi usia 6 bulan dengan berat
Tabel 5.3 Pertambahan Berat Badan Bayi yang diberi ASI Eksklusif dan ASI
Noneksklusif
No. ASI Eksklusif ASI Noneksklusif
0 bulan 6 bulan Pertambahan 0 bulan 6 bulan Pertambahan
BB (kg) BB (kg)
1. 2,6 7,3 4,7 5,0 7,1 3,6
2. 3,2 7,6 4,4 3,1 8,1 5
3. 3,1 8,1 3,3 3,0 7,0 4
4. 3,0 8,3 5,3 2,8 7,3 4,5
5. 3,0 7,8 4,8 3,1 7,0 3,9
6. 2,7 7,8 5,1 3,9 7,2 3,3
7. 2,8 8,2 5,4 3,3 7,5 4,2
8. 3,0 8,2 5,2 3,8 7,4 3,6
2. Perbedaan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang diberi
Total pertambahan berat badan bayi diperoleh dari selisih berat badan bayi
saat usia 6 bulan dengan berat badan bayi saat lahir , dapat dilihat hasil sebagai
berikut.
24
Tabel 5.4 Hasil Penelitian Rata-rata Total Pertambahan Berat badan bayi 0-6
bulan yang diberi ASI Eksklusif dan ASI Noneksklusif
Nutrisi Berat Badan 0-6 Bulan
N % Rata-rata total %
pertambahan BB
ASI Eksklusif 8 50% 4,78 kg 2,39 %
Analisa data dari tabel 5.4 menunjukkan rata-rata total pertambahan berat
badan bayi 0-6 bulan sebesar 4,78 kg (2,39%) pada bayi yang diberi ASI
1) Usia 1 bulan
Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 1 bulan
Tabel 5.5 Hasil Penelitian Berat badan bayi 1 bulan yang diberi ASI Eksklusif
dan ASI Noneksklusif
Nutrisi Berat Badan 1 Bulan
N % Rata-rata %
pertambahan BB
ASI Eksklusif 8 50% 1,56 kg 0,78%
Analisa data dari tabel 5.5 menunjukkan rata-rata pertambahan berat badan
bayi 1 bulan sebesar 1,56 kg (0,78%) pada bayi yang diberi ASI Eksklusif
25
sedangkan menunjukkan rata-rata pertambahan berat badan bayi 1 bulan sebesar
0,61 kg (0,31%).
2) Usia 2 bulan
Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 2 bulan
Tabel 5.6 Hasil Penelitian Berat badan bayi 2 bulan yang diberi ASI Eksklusif
dan ASI Noneksklusif
Nutrisi Berat Badan 2 Bulan
N % Rata-rata %
pertambahan BB
ASI Eksklusif 8 50% 1,14 kg 0,57%
ASI Non Eksklusif 8 50% 1,1 kg 0,55%
Analisa data dari tabel 5.6 menunjukkan rata-rata pertambahan berat badan
bayi 2 bulan sebesar 1,14 kg (0,57%) pada bayi yang diberi ASI Eksklusif
1,1 kg (0,55%).
3) Usia 3 bulan
Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 3 bulan
Tabel 5.7 Hasil Penelitian Berat Badan Bayi 3 Bulan yang diberi ASI
Eksklusif dan ASI Noneksklusif
Nutrisi Berat Badan 3 Bulan
N % Rata-rata %
pertambahan BB
ASI Eksklusif 8 50% 0,99 kg 0,50%
26
Analisa data dari tabel 5.7 menunjukkan rata-rata pertambahan berat badan
bayi 3 bulan sebesar 0,99 kg (0,50%) pada bayi yang diberi ASI Eksklusif
0,62 kg (0,31%).
4) Usia 4 bulan
Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 4 bulan
Tabel 5.8 Hasil Penelitian Berat badan bayi 4 bulan yang diberi ASI Eksklusif
dan ASI Noneksklusif
Nutrisi Berat Badan 4 Bulan
N % Rata-rata %
pertambahan BB
ASI Eksklusif 8 50% 0,45 kg 0,23%
ASI Non Eksklusif 8 50% 0,75 kg 0,38%
Analisa data dari tabel 5.8 menunjukkan rata-rata pertambahan berat badan
bayi 4 bulan sebesar 0,45 kg (0,23%) pada bayi yang diberi ASI Eksklusif
0,75 kg (0,38%).
27
5) Usia 5 bulan
Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 5 bulan
Tabel 5.9 Hasil Penelitian Berat badan bayi 5 bulan yang diberi ASI
Eksklusif dan ASI Noneksklusif
Nutrisi Berat Badan 5 Bulan
N % Rata-rata %
pertambahan BB
ASI Eksklusif 8 50% 0,39 kg 0,20%
ASI Non Eksklusif 8 50% 0,36 kg 0,18%
Analisa data dari tabel 5.9 menunjukkan rata-rata pertambahan berat badan
bayi 5 bulan sebesar 0,39 kg (0,20%) pada bayi yang diberi ASI Eksklusif
0,36 kg (0,18%).
6) Usia 6 bulan
Dari hasil independen sample t-test untuk perbedaan berat badan bayi 6 bulan
Tabel 5.10 Hasil Penelitian Berat badan bayi 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif
dan ASI Noneksklusif
Nutrisi Berat Badan 6 Bulan
N % Rata-rata %
pertambahan BB
ASI Eksklusif 8 50% 0,46 kg 0,23%
ASI Non Eksklusif 8 50% 0,37 kg 0,19%
28
Analisa data dari tabel 5.10 menunjukkan rata-rata pertambahan berat badan
bayi 6 bulan sebesar 0,46 kg (0,23%) pada bayi yang diberi ASI Eksklusif
0,37 kg (0,19%).
5.2 Pembahasan
1. Karakteristik Bayi
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa bayi yang mendapat ASI Eksklusif
ASI sebanyak ≥ 8 kali per hari (100 %), dan sebanyak 50 % alasan orangtua
memberikan ASI Eksklusif karena anjuran posyandu. Hal ini didukung oleh
akan lebih mudah untuk menerima informasi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Steven, bahwa ibu yang memiliki pendidikan yang tinggi akan semakin mudah
pertumbuhan bayi.(19)
Hal ini hampir sama pada bayi yang mendapat ASI Nonekslusif (tabel 5.2),
persentase perempuan lebih besar yaitu 62,5 % dan jenis ASI Nonekslusif adalah
ASI + Susu formula 87,5 % serta pemberian Noneksklusif ASI secara dini
2. Perbedaan pertumbuhan berat badan bayi 0-6 bulan yang diberi ASI
badan.
Pertumbuhan berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif dan ASI
29
pertambahan berat badannya, bayi yang diberi ASI Eksklusif lebih besar
diperoleh dari selisih berat badan bayi saat usia 6 bulan dengan berat badan bayi
saat lahir, rata-rata besar pertumbuhan berat badan bayi diberi ASI Eksklusif
sebesar 4,7 kg sedangkan besar pertumbuhan bayi dengan ASI Noneksklusif 4,0
kg. Hal ini menunjukkan bahwa besar pertumbuhan berat badan dengan ASI
Pertumbuhan berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif lebih besar
gizi sangat lengkap antara lain LPUFAs (long chain polyunsaturated fatty),
protein, lemak, karbohidrat, laktosa, zat besi, mineral, sodium, kalsium, fosfor
dan magnesium, vitamin, taurin, laktobacillus, laktoferin dan lisosim serta air,
terdapat keseimbangan yang tepat antara karbohidrat, protein, mineral dan lemak.
(20)
Selain itu juga, ASI lebih mudah dicerna oleh saluran pencernaan bayi,
terganggu pencernaannya.(10)
Berdasarkan tabel 5.4 rata-rata total pertambahan berat badan bayi yang
diberi ASI Eksklusif lebih besar dibanding dengan MP-ASI, hal ini disebabkan
karena sebagian besar bayi sudah diberi susu formula sejak dini dengan alasan
bayi yang terus menangis (87,5 %), dan ibu mengartikan lapar, ASI yang tidak
keluar, ibu takut bahwa ASI nya tidak cukup dan adanya kebiasaan dalam
30
terlalu dini menyebabkan usus bayi belum mampu mencerna makanan dengan
baik, sehingga seringkali bayi susah buang air besar, akibatnya kesehatan bayi
Ibu dan Pola Asuh Makan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi di
3. Perbedaan pertumbuhan berat badan bayi 0-6 bulan yang diberi ASI
Berdasarkan berat badan per bulan dapat dilihat bahwa berat badan bayi usia
1-3 bulan menunjukkan tidak adanya perbedaan berat badan, artinya bayi yang
sama baiknya. Hal ini dikarenakan pada usia dibawah 3 bulan, pertumbuhan bayi
rentan dipengaruhi oleh faktor- faktor lain selain makanan seperti lingkungan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Fitrah, tentang perbedaan status gizi antara bayi
yang diberi ASI Eksklusif dan non ASI Eksklusif, bahwa selain konsumsi
Pendapat ini sejalan dengan penelitian Yuneita, yang meneliti Prilaku Ibu
dalam Pemberian ASI dan Tumbuh Kembang Bayi di daerah KIM, bahwa
pertumbuhan bayi yang tergolong tidak normal lebih banyak pada bayi yang tidak
31
Perbedaan berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif maupun yang diberi
ASI Noneksklusif terjadi setelah bayi berusia 3 bulan, dimana berat badan bayi
yang diberi ASI Eksklusif lebih besar dibanding bayi yang diberi ASI
Noneksklusif. Hal ini disebabkan karena sumber energi bayi yaitu laktosa telah
terpenuhi secara maksimal dari kandungan ASI serta didukung oleh aktifitas
tetapi pada bayi yang diberi ASI Noneksklusif atau susu formula cenderung
gangguan metabolisme pada bayi, sehingga bayi yang diberi ASI Eksklusif
memiliki berat badan yang lebih baik dibanding bayi yang diberi ASI
32
BAB VI
saran mengenai perbedaan berat badan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI
6.1 Kesimpulan
1. Bayi yang diberi ASI Eksklusif sebanyak 8 bayi dan bayi yang diberi ASI
Noneksklusif atau susu formula sebanyak 8 bayi, serta 4 bayi yang tidak
diketahui.
2. Bayi yang diberi ASI Eksklusif maupun yang diberi ASI Noneksklusif atau
pertambahan berat badan bayi 0-6 bulan masih dalam batas normal.
badan bayi yang diberi ASI Eksklusif (4,7 kg) lebih besar dibanding yang
6.2 Saran
puskesmas atau posyandu sehingga dapat diukur berat badan dan panjang
33
2. Bagi tenaga kesehatan agar perlu memperhatikan pemberian ASI Eksklusif
bagi bayi usia 0-6 bulan agar lebih ditingkatkan, melalui pemberian informasi
yang lengkap dengan melibatkan peran aktif orangtua bukan hanya istri tetapi
suami juga, atau anggota keluarga lainnya, kader, bidan, perawat, atau
kehamilan, pada saat persalinan, dan masa nifas mengenai ASI dan menyusui.
selanjutnya dapat meneliti tentang tanda pertumbuhan yang lain pada bayi
seperti panjang badan dan lingkar kepala bayi dan dihubungkan dengan
asupan nutrisi yang diberikan, agar peneliti dapat sekaligus menilai status gizi
bayi tersebut.
34
DAFTAR PUSTAKA
Chris, S.McNeilly Alan, et al. Infant Feeding With Soy Formula : Effect
2002;17:1-2.
Kesehatan.Jakarta.
Ibu.2013.Departemen Kesehatan.Jakarta.
35
9. Natalia L. at all. Quantifying The Benefits Of Breastfeeding : A Summary
of the Evidence.2002.
Kesehatan Masyarakat.jakarta.
2007.
12. MHD. Arifin Siregar. Pemberian ASI Eksklusif Dan Faktor Yang
Organizations (WHO).
17. Hartono. 2008. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian.
Makassar.
19. Steven P. Perawatan untuk Bayi dan Balita. 1st ed. Jakarta : Arcan; 2005.
20. Kodrat, Laksono. 2010. Dahsyatnya ASI & Laktasi. Yogyakarta: Media
Baca.
21. Mahlia, Yamnur. Pengaruh Karakteristik Ibu dan Pola Asuh Makan
36
Susu Kabupaten Langkat Tahun 2008 (Tesis). Medan: Universitas
22. Fitrah, A. 2009. Perbedaan Status Gizi Antara Bayi Yang Diberi ASI
Airlangga
24. Wiryo Hananto. 2002. Peningkatan Gizi Bayi dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto.
37