Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN HISTEREKTOMI DI RUANGAN HCU

RSUD ABDUL WAHAB SAJAHRANIE SAMARINDA

ELISA APRIANA

P18.07.11

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

PROGRAM PROFESI NERS

2019
A. PENGERTIAN
Histerektomi adalah mengangkat rahim dengan organ di sekitarnya.(Yatim, 2005)
Histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan mengangkat rahimyang dilakukan
oleh ahli kandungan. (Rasjidi, 2008)
Histerektomi adalah pengangkatan uterus melalui pembedahan, palingumum
dilakukan untuk keganasan dan kondisi bukan keganasan tertentu(contoh endometriosis /
tumor), untuk mengontrol perdarahan yangmengancam jiwa dan kejadian infeksi.
(Doengoes, 2000)
Jadi, dapat disimpulkan histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan
mengangkat rahim yang umum dilakukan untuk keganasan atau bukan keganasan.

B. KLASIFIKASI
Menurut Wiknjosastro (2005), berdasarkan luas dan bagian rahim yangdiangkat, tindakan
histerektomi dapat dikategorikan menjadi 4 jenis:
1. Histerektomi parsial (subtotal) yaitu kandungan tetap diangkat tetapi mulutrahim /
servik tetap tinggal.
2. Histerektomi total yaitu mengangkat kandungan termasuk mulut rahim.
3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral yaitu pengangkatanuterus, mulut
rahim, kedua tuba fallopi, dan kedua ovarium.
4. Histerektomi radikal yaitu histerektomi diikuti dengan
pengangkatan bagian atas vagina serta jaringan dan kelenjar limfe dari sekitar kandung
an.

C. INDIKASI
Menurut Rasjidi (2008), indikasi histerektomi adalah:
1. Leiomioma uteri
Merupakan indikasi histerektomi tersering. Intervensi bedah biasanya diindikasikan
pada uterus yang berukuran 12-14 minggu atau lebih. Indikasi lain adalah jika terdapat
peningkatan ukuran tumor secara cepat pada wanita pre
menopause. Indikasi lainnya apabila terdapat menometrorgia berat yang menyebabkan
anemia, nyeri akibat torsi mioma,dan penekanan pada pelvis.
2. Prolaps uteri
Menjadi indikasi histerektomi jika timbul keluhan atau terdapat ulserasi pada
permukaan uterus yang prolaps.
3. Keganasan
Kanker endometrial uterus merupakan indikasi mutlak histerektomi.Indikasi lain
histerektomi adalah hiperplasia endometrial dengan atipia,yang merupakan prekursor
dari keganasan endometrial kanker ovarium diatas stadium satu merupakan indikasi
histerektomi.
4. Endometriosis
Terutama pada pasien yang sudah tidak mengharapkan kehamilan lagi.
5. Dysfunctional Uterine Bleeding
Terutama pada pasien yang gagal diterapi secara hormonal.
6. Infeksi pelvis
Jarang dilakukan. Terutama dilakukan pada pasien yang sudah tidak menginginkan
kehamilan lagi / pada infeksi uterin puerperal yang tidak dapat dikontrol secara
konservatif.
7. Masalah obstetrik
Histerektomi diindikasikan kepada pasien yang mengalami perdarahanyang tidak
terkontrol setelah aborsi / seksio secarea atau infeksi berat.
8. Pengangkatan ovarium
Jika kedua ovarium perlu diangkat pada wanita usia lanjut sebaiknyadilakukan
pengangkatan uterus karena sudah tidak lagi memiliki fungsidan berisiko menimbulkan
penyakit.
9. Nyeri pelvis kronis
Nyeri pelvis kronis saat pasien melokalisasikannya pada uterus jarangmenjadi indikasi
histerektomi. Hal tersebut sering kali merupakan masalah psikiatrik.
10. Tumor trofoblastik
Mola hidatidosa dan koriokarsinoma biasanya dapat berhasil diterapidengan
kemoterapi. Akan tetapi jika terdapat peningkatan titer
hCG persisten, histerektomi dapat dipertimbangkan jika uterus diketahuimenjadi lokasi
tumor persisten.

D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Rasjidi (2008), manifestasi klinis post histerektomi meliputi:
1. Berhenti menstruasi dan tidak akan bisa punya anak
2. Angka leukosit tinggi
3. Angka eritrosit rendah
4. Nyeri perut
5. Mual
6. Tidak nyaman menggunakan kateter
7. Sulit berkemih atau buang air kecil
8. Keluar cairan atau perdarahan vagina
9. Rasa lelah dan kelemahan
10. Konstipasi

E. KOMPLIKASI
Komplikasi post operasi histerektomi menurut Abror (2004), adalah :
1. Syok
2. Perdarahan
3. Trombosis vena profunda
4. Retensi urin
5. Infeksi luka post operasi
6. Sepsis
7. Embolisme Pulmonal
8. Komplikasi Gastrointestinal

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada post operasihisterektomi menurut
Doengoes (2000), adalah sebagai berikut :
1. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketidakmampuan punya anak, perubahan
feminitas, efek hubungan seksual.
2. Perubahan eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan traumamekanis, perubahan
manipulasi bedah adanya edema jaringan lokal,hematoma, gangguan sensor / motor,
paralisis saraf, eliminasi urinarius(retensi) berhubungan dengan trauma mekanis.
3. Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare berhubungan dengan faktor bedahabdominal
dengan manipulasi usus, melemahkan otot abdominal nyeri /ketidaknyamanan
abdomen atau perineal, perubahan masukan diit.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan
perjalanan penyakit.
5. Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan perubahanstruktur tubuh /
fungsinya, memendeknya kanal vaginal, perubahan kadar hormon, perubahan libido,
kemungkinan perubahanpola respon seksual,contoh tak ada irama konstraksi uterus
selama orgasme, ketidaknyamanan/ nyeri vaginal.
6. Berduka berhubungan dengan kehilangan yang diantisipasi dankesejahteraan fisiologis.
7. Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan intervensi pembedahandan adanya
cateter urine.
8. Risiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang
berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang insisi / perineal, tanda-
tanda komplikasi, pembatasan aktivitas, kehilangan menstruasi, terapi hormon, dan
perawatan tindak lanjut.
9. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya.

G. FOKUS INTERVENSI
Menurut Doengoes (2000), rencana tindakan keperawatan pada pasien postoperasi
histerektomi pada kanker endometrium, sebagai berikut:
1. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketidakmampuan memilikianak, perubahan
feminitas, efek hubungan seksual.
Tujuan : Menyatakan masalah dan menunjukkan yang sehat untuk menghadapinya.
Kriteria hasil : Menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasiterdapat
perubahan pada citra tubuh.
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan waktu utnuk mendnegar masalah 1. Memberikan minat dan perhatian :
dan ketakutan pasien dan orang terdekat. memberikan kesempatan utnuk
Diskusikan persepsi diri pasien memperbaiki kesalahan konsep, contoh :
sehubungan dengan antisipasi perubahan wanita takut kehilangan kewanitaan dan
dan pola hidup seksualitasnya peningkatan berat badan
dan perubahan tubuh karena menopouse
2. Kaji stress emosi pasien. Indentifikasi 2. Perawat perlu menyadari apakah arti
kehilangan pada pasien/orang terdekat. tindakan ini terhadap pasien untuk
Dorong pasien utnuk mengekspresikan menghindari tindakan kurang hati-hati
dengan tepat atau terlalau menyendiri. Wanita merasa
takut atas bebas. Ia merasa tak mampu
memenuhi reproduksi dan mengalami
kehilangan.
3. Memberikan informasi akurat. Kuatkan 3. Memberikan kesempatan kepada pasien
informasi yang diberikan sebelumnya untuk bertanya dan mengasimilasi
informasi
4. Ketahui kekuatan individu dan 4. Membantu dalam membuat kekuatan
identivikasi perilaku koping positif yang telah ada bagi pasien untuk
sebelumnya digunakan dalam situasi saat ini
5. Berikan lingkungan terbuka pada pasien 5. Meningkatkan saling berbagi
untuk mendiskusikan maslah seksualitas keyakinan/nilai tentang subyek sensitive
dan mengidentifikasi kesalahan
konsep/mitos yang dapat mempengaruhi
penilaian situasi
6. Perhatikan perilaku menarik diri, 6. Mengidentifikasi tahap kehilangan atau
menganggap penolakan, atau terlalau kebutuhan
mempermasalahkan perubahan actual
yang ada

2. Perubahan eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan trauma mekanis,


perubahan manupulasi bedah adanya edema jaringan lokal, hematoma, gangguan
sensor/motor, paralisis saraf, eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan trauma
mekanis
Tujuan : Memungkinkan tidak adanya perubahan / retensi eliminasi urinarius
Kriteria hasil : mengosongkan kandung kemih secra teratur dan tuntas\

INTERVENSI RASIONAL
1. Perhatikan pola berkemih dan awasi 1. Dapat mengindikasikan resensi urin bila
keluaran urin berkemih dengan sering dlam jumlah
sedikit/kurnag (<100 ml)
2. Palapsi kandung kemih, selidiki keluhan, 2. Persepsi kandung kemih penuh, distensi
ketidaknyamanan penuh, ketidak kandung kemih di atas simpisis pubis
mampuan berkemih menunjukkan retensi urin
3. Berikan tindakan berkemih rutin, contoh 3. Meningkatkan relaksasi otot pada
privasi, posisi normal, aliran air pada perineal dan dapat mempermudaj upaya
baskom, penyiraman air hangat pad berkemih
perineum
4. Berikan perawatan kebersihan perineal 4. Meningkatkan kebersihan menurunkan
dan perawatan kateter resiko ISK asenden
5. Kaji karakteristik urin, perhatian warna, 5. Retensi draenase vaginal, dan
kejernihan, bau. kemungkinan adanya kateter intermiten/
tak menetap meningkatkan resiko infeksi,
khusus bila pasien mempunyai jahitan
parineal

3. Resiko tinggi terhadap konstipasi/diare berhubungan dengan faktor bedah abdominal


dengan manipulasi usus, melemahkan otot abdominal
Tujuan : Mempertahankan pola eliminasi biasa
Kriteria hasil : menunjukkan bunyi usus/aktivitas peristaltik aktif
INTERVENSI RASIONAL
1. Auskultasi bising usus perhatikan 1. Indicator adanya/perbaikan ilcus,
distensi abdomen adanya mual/muntah mempengaruhi pilihan intervensi
2. Bantu pasien utnuk duduk pada tepi 2. Ambulasi dini membantu merangsang
tempat tidur dan berjalan fungsi intestinal, dan mengembalikan
peristaltic
3. Dorong pemasukan carian adekuat 3. Meningkatkan pelunakan faces dapat
membantu merangsang peristaltic
4. Berikan rendah duduk 4. Meningkatkan relaksasi otot
meminimalkan keridaknyamanan
5. Batasi pemasukan oral sesuai indikasi 5. Mencegah mual/muntah sampai
peristaltic kembali (2-3) hari
6. Perhatikan selang NGT bila ada 6. Mungkin dipasang pada pembedahan
untuk dikompresi lambung
7. Berikan cairan jernih/banyak dan 7. Bila peristaltic mulai pemasukan
dikembangkan makanan halus sesuai makanan dan minuman meningkatkan
toleransi kembali climinasi usus normal
8. Gunakan selang rektal, lakukan kompres 8. Meningkatkan pasase flatus
hangat pada perut, bila tepat
9. Berikan obat, contoh pelunak feces, 9. Meningkatkan pembentukan atau pasase
minyak mineral, laksatif sesuai indikasi pelunak feces

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


perjalanan penyakit
Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien akan terpenuhi
Kriteria Hasil :
a. Pasien mengatakan nafsu makan bertambah
b. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makan
c. Konjungtiva merah muda, mukosa bibir lembab, turgor kulit baik
d. Pasien dan keluarga mengerti tentang diit TKTP
e. Hb : 12-14 g/dl, Alb : 3,4-5,5 g/dl, Hmt : 37-47 %
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji nutrisi secara seksama 1. Mengidentifikasi kekurangan/ kebutuhan
untuk membantu memilih intervensi
2. Asukultasi bising usus 2. Kembalinya fungsi usus menunjukkan
kesiapan untuk memulai makan lagi
3. Berikan penyuluhan tentang diit TKTP 3. Bertambahnya pengetahuan dapat
meningkatkan motivasi pasien untuk
makan
4. Beri makan dan minum dalam porsi 4. Mengurangi mual dan meningkatkan
sedikit tapi sering pemasukan
5. Berikan lingkungan yang nyaman saat 5. Dapat mendukung keinginan untuk
makan makan
6. Kelola pemberian diit TKTP 6. Memberi kebutuhan kalori protein yang
meningkat

5. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur


tubuh/ fungsinya, memendeknya kanal vaginal, perubahan kadar hormonic, perubahan
libido, kemungkinan perubahan pola repon seksual, contoh tak ada irama konstraksi
uterus selama orgasme, ketidaknyamanan/ nyeri vagial
Tujuan : Menyatakan pemahaman perubahan anatomi/ fungsi seksual pasangan dengan
orang dekat
Kriteria hasil :
a. Mendiskusikan maslah tentang gambaran diri, peran seksual pasangan dengan
orang dekat
b. Mengidentifikasikan kepuasan seksual yang diterima dan beberapa alternative cara
mengekspresikan seksual
INTERVENSI RASIONAL
1. Mendengarkan pertanyaan pasien/orang 1. Masalah seksual sering tersembunyi
terdekat sebagai pertanyaan humor dan atau
ungkapan yang gamblang
2. Kaji informasi pasien/orang terdekat 2. Menunjukkan kesimpulan
tentang anatomi atau fungsi seksual dan informasi/konsep yang mempengaruhi
pengaruh prosedur pembedahan pengambilan keputusan. Harapan
negative sehubungan dengan hasil yang
buruk. Perubahan kadar hormon
mempengaruhi libido dan/atau
menurunkan kelunakan vaginal dapat
koitus mungkin terasa
ketidaknyamanan/nyeri
3. Identifikasi faktor budaya/nilai dan 3. Dapat mempengaruhi kembalinya
adanya tahap berduka kepuasan seksual
4. Dorong pasien untuk berbagi 4. Kimunikasi terbuka dapat
pikiran/maslah dengan teman mengidentifikasi area
penyesuaian/masalh dan meningkatkan
diskusi resolusi

6. Berduka berhubungan dengan kehilangan yang diantisipasi dan kesejahteraan fisiologis


Tujuan : pasien dan keluarga dapat menerima kondisi yang terjadi
Kriteria Hasil : Melanjutkan aktivitas kehidupan normal melihat kearah atau
merencanakan masa depan
1. Perkirakan syok awal dan ketidakyakinan 1. Sedikit pasien yang benar-benar siap
setelah prosedur yang menimbulkan untuk realita perubahan yang dapat
trauma terjadi
2. Kaji pasien atau orang terdekat terhadap 2. Pengetahuan tentang proses berduka
berduka memperkuat normalitas perasaan/reaksi
terhadap apa yang dialami dan dapat
membantu pasien menghadapi lebih
efektif dengan mereka
3. Dorong pengungkapan pikiran/ masah 3. Pasien merasa terdukung
dan penerimaan ekspresi kesedihan, mengekspresikan perasaan dengan
marah, penolakan memahami bahwa konflik emosi yang
dalam dan sering adalah normal dan
dialami orang lain dalam situasi ini
4. Kunjungi dengan sering dan berikan 4. Membantu mengurangi perasaan isolasi
kontak fisik dengan tepat/ sesuai dan diabaikan
kebutuhan
5. Kuatkan penyuluhan tentang proses 5. Pasien/orang terdekat mendapat
penyakit dan pengobatan keuntungan dari informasi factual
6. Identifikasi aspek positif dari situasi 6. Kemungkinan remisi dan progresi lambat
dari penyakit dan/ atau terapi baru dapat
menurunkan harapn pada masa depan
7. Bantu pasien /orang terdekat 7. Memungkinkan pasien mempertahankan
mengidentifikasi kekuatan pada diri control terhadap kehidupan
sendiri dan system pendukung
8. Perhatikan bukti konflik, ekspresi marah 8. Factor-faktor ini mempengaruhi
dan pernyataan kecewa, rasa bersalah, bagaimana setiap individu menghadapi
dan putus asa kemungkinan kematian dan
mempengaruhi bagaimana mereka
merespon dan berinteraksi

7. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan intervensi pembedahan


Tujuan : pasien tidak mengalami infeksi
Kriteria hasil : tidak ada muncul tanda-tanda infeksi
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tanda-tanda infeksi 1. Deteksi dini untuk emnentukan tindakan
selanjutnya
2. Ciptakan lingkungan yang bersih 2. Lingkungan yang bersih meminimalkan
terjadinya infeksi
3. Anjurkan pada pasien untuk menjaga 3. Daerah yang lembab tempat berkembang
luka tetap bersih dan kering biaknya kuman
4. Lakukan tindkan perawatan luka dengan 4. Mencegah terjadinya infeksi seminimal
prinsip steril mungkin
5. Anjurkan pasien mengkonsumsi diit 5. Keseimbangan kalori dan protein
TKTP mempercepat kesembuhan pasien
6. Observasi tanda vital, khusus suhu tubuh 6. Dapat sebagai indikasi tanda awal infeksi
dan nadi dan hasil pemeriksaan AL
7. Kelola pemberian antibiotic sesuai 7. Mencegah terjadinya infeksi
program terapi

8. Resiko terhdap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan


dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang insisi/parineal, tanda-tanda komplikasi,
pembatasan aktivitas, kehilangan menstruasi, terapi hormin, dan perawatan tindak
lanjut
Tujuan : pasien mampu dan dapat menyerap informasi tentang keadaan dirinya
Kriteria hasil : menyatakan pemahaman kondisi
INTERVENSI RASIONAL
1. Diskusikan pikiran untuk penyembuhan 1. Pemahaman perkiraan untuk
berdasarkan jenis dan luasnya penyembuhan dapat membantu pasien
pembedahan. Jelaskan bahwa dan keluarga merencanakan strategi
histerektomi abdominal umumnya untuk mematuhi regimen postoperative
memebrikan penyembuhan yang lebih
cepat dan menyebabkan lebih sedikit
ketidaknyamanan post operasi namum
mempunyai beberapa kerugian seperti di
bawah ini :
- Resiko infeksi post operatif yang
lebih besar
- Penurunan kemampuan untuk
menghadapi kesulitan pembedahan
atau komplikasi yang tidak terkirakan
- Jelaskan bahwa histerektomi
abdomen memungkinkan visualisasi
selama pembedahan dan mempunyai
kontra indikasi yang lebih sedikit,
namun mempunyai periode
penyembuhan yang lebih lama
- Penggunaan anastesi dan nyeri yang
meningkat

2. Jelaskan perawtan luka yang tidak 2. Perawatan luka yang benar membantu
mengalami komplikasi ajarkan pasien mengurangi microorganism pada insisi
untuk : dan mencegah infeksi
- Mencuci dengan sabun dan air
(mandi bila mampu
- Mengeringkan dengan handuk,
menyibak lipatan kulit untuk
memastikan pengeringan yang
sempurna. Konsul dengan dokter
untuk perawatan luka yang
terkomplikasi
3. Jelaskan perlunya untuk meningkatkan 3. Akticvitas fisik, khusunya ambulasi dini
aktivitas sesuai dengan toleransi dan sering, dapat membantu mencegah
atau meminimalkan kram abdomen,
keluhan umum selama penyembuhan
histerektomi abdomen
4. Jelaskan pembatasan aktivitas ajarkan 4. Istirahat yang cukup memungkinkan
klien untuk melakukan hal-hal berikut : tubuh untuk memperbaikai trauma
- Terjadi keletihan dan kelemahan jaringan akibat bedah. Berjalan
selama periode pemulihan meningkatkan kekuatan dan daya tahan
- Delegasikan tugas kepada orang lain tubuh emempercepat pemulihan. Dduk
(menyapu dan mengangkat) selama dalam waktu kongesti pelvic dan
satu bulan. pembentukan trombosit
- Berjalan dengan sikap sedang, secara
bertahap tingkatkan jalan dan
langkah
- Memulai mengemudi 2 minggu jika
mobil dilengkapi dengan transmisi
otomatis
- Hindari duduk dalam waktu lama
5. Jelaskan bahwa pengangkatan uterus 5. Penjelasan apa yang diperkirakan dari
total mencegah kehamilan dan embedahan dapat mengurangi kecemasan
mengakibatkan berhentinya menstruasi. yang berhubungan dengan
Namun selama bagian ovarium tetap ada, ketidakadekuatan dan emungkinkan
pasien dapat mengalami gejala koping.
premenstruasi setiap bulan, seperti
kembung dank ram abdomen
6. Diskusikan perawtan lanjutan jelaskan 6. Perawat lanjutan yang diperlukan untuk
bahwa pemulangan biasanya dilakukan mengevaluai hasil pembedahan dan
pada hari ke lima sampai hari ke tujuh terapi estrogen, jika diindikasi dan untuk
dan pemeriksaan control dijadwalkan 4-6 mendeteksi semua komplikasis
minggu setelah pulang. Tekankan
pentingnya menepati perjanjian yang
telah di tetapkan

9. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya


Tujuan : pasien akan berpengalaman mengurangi nyeri dengan adanya pernyataan
bahwa nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
a. Skala nyeri drajat 0-1
b. Pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang
c. Wajah pasien tampak rileks
d. Pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji nyeri secara komprehensif 1. Sebagai dasar untuk menentukan
(P,Q,R,S,T) tindakan yang sesuai
2. Ajarkan pasien teknik distraksi dan 2. Dengan mengalihkan perhatian dengan
relaksasi dengan menarik nafas dalam nafas dalam pasien tindak akan terfokus
pada nyerinya
3. Kelola pemberian analgetik sesuai 3. Analgesic menekan pusat rasa nyeri
dengan program terapi
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lindo Juall (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. ed.8. Jakarta : EGC

Doengoes, E. Marilgnn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed. 3 Jakarta : EGC

Long, Barbara (1996) Perawatan Medikal Bedah 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran.

Manuaba, Ida Bagus. (2001). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta : Arcan

Price & Wikon (1995). Patofisiologi. Eda. Buku 2. Jakarta : EGC

Sjamsuhidajat (1997). Buku Ajaran Ilmu Bedah : Jakarta : EGC

Smeltzer & Bare (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 2 eed 8. Jakarta:EGC

Wikrjosastro. Hanifa. (1997). Ilmu Kandungan: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai