Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

HISTEREKTOMI

I. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A. PENGERTIAN
Histerektomi adalah mengangkat rahim dengan organ di sekitarnya.(Yatim,
2005)
Histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan mengangkat rahim yang
dilakukan oleh ahli kandungan. (Rasjidi, 2008)
Histerektomi adalah pengangkatan uterus melalui pembedahan,
palingumum dilakukan untuk keganasan dan kondisi bukan keganasan
tertentu(contoh endometriosis / tumor), untuk mengontrol perdarahan yang
mengancam jiwa dan kejadian infeksi. (Doengoes, 2000)
Jadi, dapat disimpulkan histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan
mengangkat rahim yang umum dilakukan untuk keganasan atau bukan
keganasan.

B. KLASIFIKASI
Menurut Wiknjosastro (2005), berdasarkan luas dan bagian rahim yangdiangkat,
tindakan histerektomi dapat dikategorikan menjadi 4 jenis:
1. Histerektomi parsial (subtotal) yaitu kandungan tetap diangkat tetapi
mulutrahim / servik tetap tinggal.
2. Histerektomi total yaitu mengangkat kandungan termasuk mulut rahim.
3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral yaitu pengangkatan uterus,
mulut rahim, kedua tuba fallopi, dan kedua ovarium.
4. Histerektomi radikal yaitu histerektomi diikuti dengan
pengangkatan bagian atas vagina serta jaringan dan kelenjar limfe dari sekita
r kandungan.
C. INDIKASI
Menurut Rasjidi (2008), indikasi histerektomi adalah:
1. Leiomioma uteri
Merupakan indikasi histerektomi tersering. Intervensi bedah biasanya
diindikasikan pada uterus yang berukuran 12-14 minggu atau lebih. Indikasi
lain adalah jika terdapat peningkatan ukuran tumor secara
cepat pada wanita pre menopause. Indikasi lainnya apabila terdapat
menometrorgia berat yang menyebabkan anemia, nyeri akibat torsi
mioma,dan penekanan pada pelvis.
2. Prolaps uteri
Menjadi indikasi histerektomi jika timbul keluhan atau terdapat ulserasi pada
permukaan uterus yang prolaps.
3. Keganasan
Kanker endometrial uterus merupakan indikasi mutlak histerektomi.Indikasi
lain histerektomi adalah hiperplasia endometrial dengan atipia,yang
merupakan prekursor dari keganasan endometrial kanker ovarium diatas
stadium satu merupakan indikasi histerektomi.
4. Endometriosis
Terutama pada pasien yang sudah tidak mengharapkan kehamilan lagi.
5. Dysfunctional Uterine Bleeding
Terutama pada pasien yang gagal diterapi secara hormonal.
6. Infeksi pelvis
Jarang dilakukan. Terutama dilakukan pada pasien yang sudah
tidak menginginkan kehamilan lagi / pada infeksi uterin puerperal yang
tidak dapat dikontrol secara konservatif.
7. Masalah obstetrik
Histerektomi diindikasikan kepada pasien yang mengalami perdarahan yang
tidak terkontrol setelah aborsi / seksio secarea atau infeksi berat.
8. Pengangkatan ovarium
Jika kedua ovarium perlu diangkat pada wanita usia lanjut sebaiknya
dilakukan pengangkatan uterus karena sudah tidak lagi memiliki fungsi dan
berisiko menimbulkan penyakit.
9. Nyeri pelvis kronis
Nyeri pelvis kronis saat pasien melokalisasikannya pada uterus jarang
menjadi indikasi histerektomi. Hal tersebut sering kali merupakan
masalah psikiatrik.
10. Tumor trofoblastik
Mola hidatidosa dan koriokarsinoma biasanya dapat berhasil diterapidengan
kemoterapi. Akan tetapi jika terdapat peningkatan titer
hCG persisten, histerektomi dapat dipertimbangkan jika uterus diketahui
menjadi lokasi tumor persisten.

D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Rasjidi (2008), manifestasi klinis post histerektomi meliputi:
1. Berhenti menstruasi dan tidak akan bisa punya anak
2. Angka leukosit tinggi
3. Angka eritrosit rendah
4. Nyeri perut
5. Mual
6. Tidak nyaman menggunakan kateter
7. Sulit berkemih atau buang air kecil
8. Keluar cairan atau perdarahan vagina
9. Rasa lelah dan kelemahan
10. Konstipasi

E. KOMPLIKASI
Komplikasi post operasi histerektomi menurut Abror (2004), adalah :
1. Syok
2. Perdarahan
3. Trombosis vena profunda
4. Retensi urin
5. Infeksi luka post operasi
6. Sepsis
7. Embolisme Pulmonal
8. Komplikasi Gastrointestinal
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada post operasi histerektomi
menurut Doengoes (2000), adalah sebagai berikut :
1. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketidakmampuan punya
anak, perubahan feminitas, efek hubungan seksual.
2. Perubahan eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan trauma mekanis,
perubahan manipulasi bedah adanya edema jaringan lokal,hematoma,
gangguan sensor / motor, paralisis saraf, eliminasi urinarius(retensi)
berhubungan dengan trauma mekanis.
3. Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare berhubungan dengan faktor
bedahabdominal dengan manipulasi usus, melemahkan otot abdominal nyeri
/ketidaknyamanan abdomen atau perineal, perubahan masukan diit.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan
perjalanan penyakit.
5. Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan
perubahanstruktur tubuh / fungsinya, memendeknya kanal vaginal,
perubahan kadar hormon, perubahan libido, kemungkinan perubahanpola
respon seksual,contoh tak ada irama konstraksi uterus selama orgasme,
ketidaknyamanan/ nyeri vaginal.
6. Berduka berhubungan dengan kehilangan yang diantisipasi dan kesejahteraan
fisiologis.
7. Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan intervensi pembedahan
dan adanya cateter urine.
8. Risiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang
berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang insisi
/ perineal, tanda-tanda komplikasi, pembatasan aktivitas, kehilangan
menstruasi, terapi hormon, dan perawatan tindak lanjut.
9. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya.
G. FOKUS INTERVENSI
Menurut Doengoes (2000), rencana tindakan keperawatan pada pasien
postoperasi histerektomi pada kanker endometrium, sebagai berikut:
1. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketidakmampuan memiliki anak,
perubahan feminitas, efek hubungan seksual.
Tujuan : Menyatakan masalah dan menunjukkan yang sehat untuk
menghadapinya.
Kriteria hasil : Menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi
terdapat perubahan pada citra tubuh.
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan waktu utnuk mendnegar 1. Memberikan minat dan perhatian :
masalah dan ketakutan pasien dan memberikan kesempatan utnuk
orang terdekat. Diskusikan persepsi memperbaiki kesalahan konsep,
diri pasien sehubungan dengan contoh : wanita takut kehilangan
antisipasi perubahan dan pola hidup kewanitaan dan seksualitasnya
peningkatan berat badan dan
perubahan tubuh karena menopouse
2. Kaji stress emosi pasien. 2. Perawat perlu menyadari apakah arti
Indentifikasi kehilangan pada tindakan ini terhadap pasien untuk
pasien/orang terdekat. Dorong menghindari tindakan kurang hati-
pasien utnuk mengekspresikan hati atau terlalau menyendiri.
dengan tepat Wanita merasa takut atas bebas. Ia
merasa tak mampu memenuhi
reproduksi dan mengalami
kehilangan.
3. Memberikan informasi akurat. 3. Memberikan kesempatan kepada
Kuatkan informasi yang diberikan pasien untuk bertanya dan
sebelumnya mengasimilasi informasi
4. Ketahui kekuatan individu dan 4. Membantu dalam membuat
identivikasi perilaku koping positif kekuatan yang telah ada bagi pasien
sebelumnya untuk digunakan dalam situasi saat
ini
5. Berikan lingkungan terbuka pada 5. Meningkatkan saling berbagi
pasien untuk mendiskusikan maslah keyakinan/nilai tentang subyek
seksualitas sensitive dan mengidentifikasi
kesalahan konsep/mitos yang dapat
mempengaruhi penilaian situasi
6. Perhatikan perilaku menarik diri, 6. Mengidentifikasi tahap kehilangan
menganggap penolakan, atau atau kebutuhan
terlalau mempermasalahkan
perubahan actual yang ada

2. Perubahan eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan trauma mekanis,


perubahan manupulasi bedah adanya edema jaringan lokal, hematoma,
gangguan sensor/motor, paralisis saraf, eliminasi urinarius (retensi)
berhubungan dengan trauma mekanis
Tujuan : Memungkinkan tidak adanya perubahan / retensi eliminasi urinarius
Kriteria hasil : mengosongkan kandung kemih secra teratur dan tuntas\

INTERVENSI RASIONAL
1. Perhatikan pola berkemih dan awasi 1. Dapat mengindikasikan resensi urin
keluaran urin bila berkemih dengan sering dlam
jumlah sedikit/kurnag (<100 ml)
2. Palapsi kandung kemih, selidiki 2. Persepsi kandung kemih penuh,
keluhan, ketidaknyamanan penuh, distensi kandung kemih di atas
ketidak mampuan berkemih simpisis pubis menunjukkan retensi
urin
3. Berikan tindakan berkemih rutin, 3. Meningkatkan relaksasi otot pada
contoh privasi, posisi normal, aliran perineal dan dapat mempermudaj
air pada baskom, penyiraman air upaya berkemih
hangat pad perineum
4. Berikan perawatan kebersihan 4. Meningkatkan kebersihan
perineal dan perawatan kateter menurunkan resiko ISK asenden
5. Kaji karakteristik urin, perhatian 5. Retensi draenase vaginal, dan
warna, kejernihan, bau. kemungkinan adanya kateter
intermiten/ tak menetap
meningkatkan resiko infeksi, khusus
bila pasien mempunyai jahitan
parineal

3. Resiko tinggi terhadap konstipasi/diare berhubungan dengan faktor bedah


abdominal dengan manipulasi usus, melemahkan otot abdominal
Tujuan : Mempertahankan pola eliminasi biasa
Kriteria hasil : menunjukkan bunyi usus/aktivitas peristaltik aktif

INTERVENSI RASIONAL
1. Auskultasi bising usus perhatikan 1. Indicator adanya/perbaikan ilcus,
distensi abdomen adanya mempengaruhi pilihan intervensi
mual/muntah
2. Bantu pasien utnuk duduk pada tepi 2. Ambulasi dini membantu
tempat tidur dan berjalan merangsang fungsi intestinal, dan
mengembalikan peristaltic
3. Dorong pemasukan carian adekuat 3. Meningkatkan pelunakan faces
dapat membantu merangsang
peristaltic
4. Berikan rendah duduk 4. Meningkatkan relaksasi otot
meminimalkan keridaknyamanan
5. Batasi pemasukan oral sesuai 5. Mencegah mual/muntah sampai
indikasi peristaltic kembali (2-3) hari
6. Perhatikan selang NGT bila ada 6. Mungkin dipasang pada
pembedahan untuk dikompresi
lambung
7. Berikan cairan jernih/banyak dan 7. Bila peristaltic mulai pemasukan
dikembangkan makanan halus makanan dan minuman
sesuai toleransi meningkatkan kembali climinasi
usus normal
8. Gunakan selang rektal, lakukan 8. Meningkatkan pasase flatus
kompres hangat pada perut, bila
tepat
9. Berikan obat, contoh pelunak feces, 9. Meningkatkan pembentukan atau
minyak mineral, laksatif sesuai pasase pelunak feces
indikasi

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan perjalanan penyakit
Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien akan terpenuhi
Kriteria Hasil :
a. Pasien mengatakan nafsu makan bertambah
b. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makan
c. Konjungtiva merah muda, mukosa bibir lembab, turgor kulit baik
d. Pasien dan keluarga mengerti tentang diit TKTP
e. Hb : 12-14 g/dl, Alb : 3,4-5,5 g/dl, Hmt : 37-47 %

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji nutrisi secara seksama 1. Mengidentifikasi kekurangan/
kebutuhan untuk membantu memilih
intervensi
2. Asukultasi bising usus 2. Kembalinya fungsi usus
menunjukkan kesiapan untuk
memulai makan lagi
3. Berikan penyuluhan tentang diit 3. Bertambahnya pengetahuan dapat
TKTP meningkatkan motivasi pasien untuk
makan
4. Beri makan dan minum dalam porsi 4. Mengurangi mual dan meningkatkan
sedikit tapi sering pemasukan
5. Berikan lingkungan yang nyaman 5. Dapat mendukung keinginan untuk
saat makan makan
6. Kelola pemberian diit TKTP 6. Memberi kebutuhan kalori protein
yang meningkat
5. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan
struktur tubuh/ fungsinya, memendeknya kanal vaginal, perubahan kadar
hormonic, perubahan libido, kemungkinan perubahan pola repon seksual,
contoh tak ada irama konstraksi uterus selama orgasme, ketidaknyamanan/
nyeri vagial
Tujuan : Menyatakan pemahaman perubahan anatomi/ fungsi seksual
pasangan dengan orang dekat
Kriteria hasil :
a. Mendiskusikan maslah tentang gambaran diri, peran seksual pasangan
dengan orang dekat
b. Mengidentifikasikan kepuasan seksual yang diterima dan beberapa
alternative cara mengekspresikan seksual

INTERVENSI RASIONAL
1. Mendengarkan pertanyaan 1. Masalah seksual sering tersembunyi
pasien/orang terdekat sebagai pertanyaan humor dan atau
ungkapan yang gamblang
2. Kaji informasi pasien/orang terdekat 2. Menunjukkan kesimpulan
tentang anatomi atau fungsi seksual informasi/konsep yang
dan pengaruh prosedur pembedahan mempengaruhi pengambilan
keputusan. Harapan negative
sehubungan dengan hasil yang
buruk. Perubahan kadar hormon
mempengaruhi libido dan/atau
menurunkan kelunakan vaginal
dapat koitus mungkin terasa
ketidaknyamanan/nyeri
3. Identifikasi faktor budaya/nilai dan 3. Dapat mempengaruhi kembalinya
adanya tahap berduka kepuasan seksual
4. Dorong pasien untuk berbagi 4. Kimunikasi terbuka dapat
pikiran/maslah dengan teman mengidentifikasi area
penyesuaian/masalh dan
meningkatkan diskusi resolusi
6. Berduka berhubungan dengan kehilangan yang diantisipasi dan kesejahteraan
fisiologis
Tujuan : pasien dan keluarga dapat menerima kondisi yang terjadi
Kriteria Hasil : Melanjutkan aktivitas kehidupan normal melihat kearah atau
merencanakan masa depan

INTERVENSI RASIONAL
1. Perkirakan syok awal dan 1. Sedikit pasien yang benar-benar siap
ketidakyakinan setelah prosedur untuk realita perubahan yang dapat
yang menimbulkan trauma terjadi
2. Kaji pasien atau orang terdekat 2. Pengetahuan tentang proses berduka
terhadap berduka memperkuat normalitas
perasaan/reaksi terhadap apa yang
dialami dan dapat membantu pasien
menghadapi lebih efektif dengan
mereka
3. Dorong pengungkapan pikiran/ 3. Pasien merasa terdukung
masah dan penerimaan ekspresi mengekspresikan perasaan dengan
kesedihan, marah, penolakan memahami bahwa konflik emosi
yang dalam dan sering adalah
normal dan dialami orang lain dalam
situasi ini
4. Kunjungi dengan sering dan berikan 4. Membantu mengurangi perasaan
kontak fisik dengan tepat/ sesuai isolasi dan diabaikan
kebutuhan
5. Kuatkan penyuluhan tentang proses 5. Pasien/orang terdekat mendapat
penyakit dan pengobatan keuntungan dari informasi factual
6. Identifikasi aspek positif dari situasi 6. Kemungkinan remisi dan progresi
lambat dari penyakit dan/ atau terapi
baru dapat menurunkan harapn pada
masa depan
7. Bantu pasien /orang terdekat 7. Memungkinkan pasien
mengidentifikasi kekuatan pada diri mempertahankan control terhadap
sendiri dan system pendukung kehidupan
8. Perhatikan bukti konflik, ekspresi 8. Factor-faktor ini mempengaruhi
marah dan pernyataan kecewa, rasa bagaimana setiap individu
bersalah, dan putus asa menghadapi kemungkinan kematian
dan mempengaruhi bagaimana
mereka merespon dan berinteraksi

7. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan intervensi pembedahan


Tujuan : pasien tidak mengalami infeksi
Kriteria hasil : tidak ada muncul tanda-tanda infeksi

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tanda-tanda infeksi 1. Deteksi dini untuk emnentukan
tindakan selanjutnya
2. Ciptakan lingkungan yang bersih 2. Lingkungan yang bersih
meminimalkan terjadinya infeksi
3. Anjurkan pada pasien untuk 3. Daerah yang lembab tempat
menjaga luka tetap bersih dan berkembang biaknya kuman
kering
4. Lakukan tindkan perawatan luka 4. Mencegah terjadinya infeksi
dengan prinsip steril seminimal mungkin
5. Anjurkan pasien mengkonsumsi diit 5. Keseimbangan kalori dan protein
TKTP mempercepat kesembuhan pasien
6. Observasi tanda vital, khusus suhu 6. Dapat sebagai indikasi tanda awal
tubuh dan nadi dan hasil infeksi
pemeriksaan AL
7. Kelola pemberian antibiotic sesuai 7. Mencegah terjadinya infeksi
program terapi
8. Resiko terhdap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang
berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang insisi/parineal,
tanda-tanda komplikasi, pembatasan aktivitas, kehilangan menstruasi, terapi
hormin, dan perawatan tindak lanjut
Tujuan : pasien mampu dan dapat menyerap informasi tentang keadaan
dirinya
Kriteria hasil : menyatakan pemahaman kondisi

INTERVENSI RASIONAL
1. Diskusikan pikiran untuk 1. Pemahaman perkiraan untuk
penyembuhan berdasarkan jenis dan penyembuhan dapat membantu
luasnya pembedahan. Jelaskan pasien dan keluarga merencanakan
bahwa histerektomi abdominal strategi untuk mematuhi regimen
umumnya memberikan postoperative
penyembuhan yang lebih cepat dan
menyebabkan lebih sedikit
ketidaknyamanan post operasi
namum mempunyai beberapa
kerugian seperti di bawah ini :
- Resiko infeksi post operatif yang
lebih besar
- Penurunan kemampuan untuk
menghadapi kesulitan
pembedahan atau komplikasi
yang tidak terkirakan
- Jelaskan bahwa histerektomi
abdomen memungkinkan
visualisasi selama pembedahan
dan mempunyai kontra indikasi
yang lebih sedikit, namun
mempunyai periode
penyembuhan yang lebih lama
- Penggunaan anastesi dan nyeri
yang meningkat
2. Jelaskan perawtan luka yang tidak 2. Perawatan luka yang benar
mengalami komplikasi ajarkan membantu mengurangi
pasien untuk : microorganism pada insisi dan
- Mencuci dengan sabun dan air mencegah infeksi
(mandi bila mampu
- Mengeringkan dengan handuk,
menyibak lipatan kulit untuk
memastikan pengeringan yang
sempurna. Konsul dengan dokter
untuk perawatan luka yang
terkomplikasi
3. Jelaskan perlunya untuk 3. Akticvitas fisik, khusunya ambulasi
meningkatkan aktivitas sesuai dini dan sering, dapat membantu
dengan toleransi mencegah atau meminimalkan kram
abdomen, keluhan umum selama
penyembuhan histerektomi
abdomen
4. Jelaskan pembatasan aktivitas 4. Istirahat yang cukup
ajarkan klien untuk melakukan hal- memungkinkan tubuh untuk
hal berikut : memperbaikai trauma jaringan
- Terjadi keletihan dan kelemahan akibat bedah. Berjalan
selama periode pemulihan meningkatkan kekuatan dan daya
- Delegasikan tugas kepada orang tahan tubuh emempercepat
lain (menyapu dan mengangkat) pemulihan. Dduk dalam waktu
selama satu bulan. kongesti pelvic dan pembentukan
- Berjalan dengan sikap sedang, trombosit
secara bertahap tingkatkan jalan
dan langkah
- Memulai mengemudi 2 minggu
jika mobil dilengkapi dengan
transmisi otomatis
- Hindari duduk dalam waktu lama
5. Jelaskan bahwa pengangkatan uterus 5. Penjelasan apa yang diperkirakan
total mencegah kehamilan dan dari embedahan dapat mengurangi
mengakibatkan berhentinya kecemasan yang berhubungan
menstruasi. Namun selama bagian dengan ketidakadekuatan dan
ovarium tetap ada, pasien dapat emungkinkan koping.
mengalami gejala premenstruasi
setiap bulan, seperti kembung dank
ram abdomen
6. Diskusikan perawtan lanjutan 6. Perawat lanjutan yang diperlukan
jelaskan bahwa pemulangan untuk mengevaluai hasil
biasanya dilakukan pada hari ke lima pembedahan dan terapi estrogen,
sampai hari ke tujuh dan jika diindikasi dan untuk
pemeriksaan control dijadwalkan 4-6 mendeteksi semua komplikasis
minggu setelah pulang. Tekankan
pentingnya menepati perjanjian yang
telah di tetapkan

9. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya


Tujuan : pasien akan berpengalaman mengurangi nyeri dengan adanya
pernyataan bahwa nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
a. Skala nyeri drajat 0-1
b. Pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang
c. Wajah pasien tampak rileks
d. Pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji nyeri secara komprehensif 1. Sebagai dasar untuk menentukan
(P,Q,R,S,T) tindakan yang sesuai
2. Ajarkan pasien teknik distraksi dan 2. Dengan mengalihkan perhatian
relaksasi dengan menarik nafas dengan nafas dalam pasien tindak
dalam akan terfokus pada nyerinya
3. Kelola pemberian analgetik sesuai 3. Analgesic menekan pusat rasa nyeri
dengan program terapi

Anda mungkin juga menyukai