Anda di halaman 1dari 17

Collection Of Articles and Journal medicine

MAKALAH KEHAMILAN GANDA (OBSTETRI)

Mharwiyah Mharwiyah

8 years ago

Advertisements

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Amerika serikat, jumlah dan frekuensi kehamilan kembar dua dan kembar tiga (triplet) serta
kehamilan multi janin lainnya telah meningkat secara tidak terduga selama dua dekade terakhir(kogan
dkk,2000; Martin dan Park,1999). Antara tahun 1980 dan 1997, jumlah kelahiran kembar meningkat 52%
dan jumlah kelahiran triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih besar lagi melonjak
404%. Sebaliknya, kelahiran janin tunggal hanya menngkat 6%. Peningkatan luar biasa kehamilan multi
janin ini merupakan masalah kesehatan masyarakat karena para bayi ini lebih kecil kemungkinan nya
untuk bertahan hidup dan lebih sering mengalami kecacatan jangka panjang akibat kelahiran preterm.
Jewell dan Yip(1995) mengumpulkan profil para wanita yang melahirkan multijanin di Amerika Serikat
selama tahun 1980an dan mengamati bahwa meningkatnya persalinan multijanin disebabkan oleh
penggunaan terapi stimulasi kesuburan oleh wanita yang biasanya berusia lebih tua, berkulit putih dan
berstatus pendidikan tinggi. Gestasi multiple saat ini meliputi 3% diantara semua kehamilan(American
College Of Obstetricians and gineconogists, 1998).

B. Tujun Penulisan Makalah

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pengertian dari kehamilan kembar.

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penyebab dari kehamilan kembar.

3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis dari kehamilan kembar.

4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada ante partum.

5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada kehamilan.

6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada persalinan.

7. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada post partum.


8. Mhahasiswa mampu mengetahui dan memahami letak dan presentasi janin.

9. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pertumbuhan janin kembar.

10. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengaruh yang terjadi terhadap ibu dan janin.

11. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bagaimana cara menentukan diagnosis pada
kehamilan kembar.

12. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami komplikasi apa yang akan disebabkan oleh
kehamilan kembar.

13. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan prognosis kehamilan kembar

14. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengaruh yang dialami ibu saat hamil dan bersalin
akibat dari janin kembar.

15. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan resiko yang mungkin timbul pada kehamilan
kembar.

BAB II

KEHAMILAN GANDA

A. Pengertian Kehamilan Kembar

1. Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.(Marmi,2011)

2. Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu. (Sarwono, 2010)

3. Kehamilan ganda merupakan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus, kehamilan
ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau bila satu ovum yang dibuahi
membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau
lebih awal. (Taufan, 2012)

4. Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih, sejak ditemukannya obat-obat
induksi ovulasi dari laporan-laporan seluruh pelosok dunia. (Delfi, 1998)

5. Kehamilan ganda adalah segmentasi satu ovum fertile (identik,monovuler atau monozigotik) atau
fertilisasi ovum yang terpisah oleh spermatozoa yang berbeda (fraternal atau dizigotik). (Benson, 2009)

B. Etiologi

Faktor- faktor yang mempengaruhi adalah


1. Faktor Ras

a. Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai ras yang
berbeda.

b. Myrianthopoulos (1970), mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100 kehamilan pada
orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80 kehamilan.

c. Pada kawasan di afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox dan Morley (1960)
dalamsuatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria, mendapatkan bahwa kehamilan
ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran,kehamilan pada orang timur atau oriental tidak begitu
sering terjadi.

d. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya kehamilan
kembar dizigot.

e. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan tinkat Folikel Stimulating Hormone yang
akan mengakibatkan multiple ovulasi.

2. Factor Keturunan

a. Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah.

b. White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat gereja
kristus orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya sendiri dizigot
dengan frekuensi 1/58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tetapi mempunyai suami kembar
dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1/116 kehamilan.

c. Dalam analisis Burmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (40%) ibu mereka ternyata juga
kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,75) ayah mereka yang kembar, keterangan didapatkan bahwa salah
satu sebabnya adalah multiple ovulasi yang diturunkan.

3. Factor umur dan faritas

a. Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7, frekuensi kehamilan
ganda akan meningkat.

b. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran
anak sebelumnya, bila dibandingkan dengan wanita yang berusia diantara 35-40 tahun dengan 4 anak
atau lebih.

c. Di Swedia, petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka kehamilan ganda
yang berkaitan dengan meningkatnya paritas.

d. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3% dibandingkan dengan kehamilan ke-4
sebesar 2,7%.
4. Factor nutrisi

a. Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan BB ibu. Ibu yang
lebih tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30% dibandingkan dengan
ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil.

b. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik lebih sering ditemui pada wanita
berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh kecil.

5. Factor terapi infertilitas

a. Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadrotopin atau chlomiphene citrate
menghasilkan ovulasi ganda.

b. Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan gonadotropin sebesar 16-40%,75% kehamilan sengan
dua janin. (Schenker, 1981)

c. Tuppin dkk (1993) melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli dan triplet terjadi karena
induksi ovulasi terapi human menopause gonadrotopin (hMG).

d. Faktor resiko untuk kehamilan ganda setelah ovarium distimulasi denganh hMG berpengaruh
terhadap peningkatan jumlah estradiol dan injeksi chorionic gonadrotopin pada saat bersamaan akan
berpengaruh terhadap karasteristik sperma, meningkatkan konsentrasi dan motilitas sperma. (Dickey,
1992)

e. Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik.

6. Factor assistend reproductive technology (ART)

a. Tekhnik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga meningkatkan
kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan elalui teknik fertilisasi in
vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik, dan dua dari empat
embrio ditransfer kedalam uterus.

b. Pada umumnya, sejumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah akan beresiko
kembar dan meningkatkan kehamilan ganda.

Bangsa, herediter, umur, dan paritas, hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang
berasal dari 2 telur,juga obat klomoid dan hormone gonatropin yang dipergunakan untuk menimbulkan
ovulasi dapat menyebabkan kehamilan dizigotik. Factor tersebut dengan mekanisme tertentu
menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu
folikel. Jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satudan jika semua embrio yang
kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar
yang lebih dari satu telur, factor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali
mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar. Di perkirakan sebabnya ialah factor penghambat pada
masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Factor penghambat yang mempengaruhi sigmentasi sebelum
blastula terbentuk menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta seperti
pada kehamilan dizigotik. Bila factor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion
terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum primitive streak tampak
maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive streak terbentuk maka akan
terjadi kembar dempet dalam berbagai bentuk.

C. Jenis-jenis dari kehamilan ganda

1. Kehamilan kembar monozigotik

Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari satu ovum yang dibuahi dan membelah secara dini dan
membentuk dua embrio yang sama, kehamilan ini juga disebut hamil kembar identik atau hamil kembar
homolog atau hamil kembar uniovuler, karena berasal dari satu ovum.

Cirri-cirinya adalah

a. Jenis kelamin sama

b. Rupanya sama/ memiiki wajah yang sama (seperti bayangan)

c. Golongan darah sama, cap kaki dan tangan sama

d. Sebagian atau kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion, 2 karion,
dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar
dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dan atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar
monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.

e. Pada kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar siam dan insiden
kelainan malformasi masih tinggi.

2. Kehamilan kembar dizigotik

Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari 2 atau lebih ovum yang telah dibuahi, sebagian besar
kehamilan ganda adalah dizigotik atau kehamilan kembar fraternal.

Cirri-cirinya adalah :

a. Jenis kelamin dapat sama atau berbeda

b. Persamaan seperti adik kakak

c. Golongan darah tidak sama

d. Cap tangan dan kaki tidak sama


e. Sebagian atau kira-kira 2/3 kehamilan kembar adalah dizigotik yang mempunyai 2 plasenta, 2 korion
dan 2 aamnion dan 2 amnion,2 korion, 1 plasenta.

D. Tanda Dan Gejala Yang Mengindikasikan Kehamilan Kembar

1. Ukuran uerus, tinggi fundus uterus, dan lingkar abdomen melebihi ukuran yang seharusnya untu usia
kehamilan akibat pertumbuhan uterus yang pesat selama trimester ke 2.

2. Mual dan muntah berat( akibat peningkatan kadar HCG)

3. Riwayat bayi kembar dalam kelurga.

4. Riwayat penggunaan obat penyubur sel telur, seperti sitrat klomifen( clomid) atau menotropins
(pergonal).

5. Pada palpasi abdomen didapat tiga atau lebih bagian besar dan/ atau banyak bagian kecil, yang akan
semakin mudah diraba terutama pada trimester ketiga.

6. Pada auskultasi ditemukan lebih dari satu bunyi denyut jantung janin yang jelas-jelas berbeda satu
sama lain(berbeda lebih dari 10 denyut jantung permenit dan terpisah dari detak jantung ibu).

E. Penatalaksanaan antepartum kehamilan kembar

Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pada kehamilan dengan penyulit kembar, kita perlu :

1. Pemeriksaan antenatal lebih sering, mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu,
sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda pre-eklamsi dapat diketahui dini dan
penanganannya dapat dikerjakan dengan segera. Setelah kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan
koitus sebaiknya dilarang karena dapat merupakan factor predisposisi partus prematurus.

2. Pada kehamilan kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar dari hamil tunggal,
sehingga kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi agar tidak terganggu pertumbuhan janin dalam rahim.

3. Anemia hepokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi 2 bayi dan
penambahan volema darah ibu sangat meningkat.pemberian sulfas ferosus 3×100 mg secara rutin perlu
dilakukan, selain zat besi dianjurkan untuk memberikan asam folik sebagai tambahan, yaitu 5 mg asam
folat dan satu tablet zatbesi setiap hari.

4. Mencegah kelahiran janin yang terlalu preterm.

5. Mengidentifikasi gangguan pertumbuhan salah satu atau kedua janin dan janin yang mengalaminya
dilahirkan sebelum sekarat.

6. Mengeliminasi trauma janin selama persalinan dan kelahiran.


7. Mempersiapkan dokter yang ahli dalam perawatan neonates.

Disamping itu juga harus diperhatikan keadaan ibu dan janin seperti :

1. Nutrisi

Kebutuhan akan kalori, protein, mineral, vitamin, dan asam lemak esensial jauh meningkat pada wanita
dengan kehamilan multiple. Kehamilan multiple harus mengalami pertambahan sekitar 25 kg (50 pon ),
di anjurkan konsumsi energy harus ditingkatkan sebsar 300 kkal/hari, suplementasi besi 60-100 mg/hari,
asam folat 1 mg/hari.

2. Hipertensi ibu

Gangguan hipertensi akibat kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada janin multiple.

3. Surveilans Antepartum

Pertumbuhan janin lebih lambat pada kehamilan multiple dibandingkan dengan gestasi tunggal dan juga
mungkin tidak sepadan di antara dua janin. Atas alsan tersebut sepanjang trimester 3 biasanya dilakukan
pemeriksaan sonografi serial, pertumbuhan yang memadai dipastikan.ketidaksepadanan ukuran
merupakan kekhawatiran utama apabila pertumbuhan salah satu janin terhambat, penilaian volume
cairan amnion juga penting karena adanya oligohidramnion mungkin menandakan patologi
uteroplasenta dan hal ini seyogyanya mendorong kita segera melakukan evaluasi terhadap kesejahtraan
janin.

4. Pemeriksaan kesehatan janin

Pada penatalaksanaan kehamilan multiple ordo tinggi sering digunakan uji non stress atau profil bio fisik.
Kompleksitas penyulit pada kehamilan multiple serta kemungkinan kesulitan tekhnis dalam memisahkan
janin-janin sewaktu dilakukan pemeriksaan antepartum tampaknya membatasi manfaat metode-
metode ini.

5. Velosimetri Doppler

Evaluasi resistensi vascular dengan Doppler dapat digunakan untuk menilai kesejahtraan janin.
Meningkatnya resistensi disertai berkurangnya kecepatan diastolic sering menyertai pertumbuhan janin
yang terhambat. Hasil-hasil pemeriksaan Doppler pada kembar dua dan triplet sama dengan pada janin
tunggal dan karenya dapat digunakan dengan cara serupa.

6. Mencegah pelahiran preterm

Sebagai upaya untuk memperpanjang gestasi pernah digunakan beberapa tekhnik antara lain tirah
baring, terutama rawat inap di rumah sakit, pemberian obat betamimetik profilaktik, dan cervical
cerclage (pengikatan serviks) profilaktik.
7. Terapi tokolitik

Terapi tokolitik pada wanita dengan gestasi multiple menimbulkan resiko yang lebih tinggi di bandingkan
kehamilan tunggal,sebagian karena peningkatan volume plasma dan kebutuhan kardiovaskular akan
menyebabkan pasien rentan terhadap edema paru setelah mendapat hidrasi dan terapi beta-mimetik.

8. Kortikosteroid untuk pematangan paru janin

Tidak terdapat bukti yang memuaskan bahwa kortikostiroid bermanfaat bagi janin multipel . sebagai
contoh Turrentine dkk.(1996) tidak menemukan perbedaan hasil akhir neonates antara 21 pasangan
kembar yang mendapat terapi kortikosteroid optimal dan 63 pasangan kembar yang tidak mendapat
terapi.

9. Prediksi peraslinan preterm

Goldendbreg dkk. (1996) secara prospektif menapis lebih dari 50 faktor resiko protensial untuk
persalinan premature pada 147 kehamilan kembar dan mendapatkan bahwa hanya panjang serviks dan
fibronektin janin yang dapat memprediksi pelahiran preterm. Pada usia gestasi 24minggu,panjang
serviks yang lebih dari 25mm merupakan predictor terbaik akan terjadinya pelahiran sebelum 32
minggu, dan pada 28 mingggu, fibronektin janin yang positif merupakan pretiktor terbaik.

10. Pematangan paru

Berdasarkan pengukuran rasio lesitin-sfingomieli, kematangan paru biasanya berlangsung serentak di


antara kembar ( levenu,dkk1984). Selain itu,walaupun rasio ini biasanya besarnya lebih lebih dari 2
setelah 36 minggu pada janin tunggal, pada kehamilan mutipel rasio tersebut sudah tercapai pada
sekitar 32 minggu. Namun , pada sebagian kasus mungkin terjadi kesenjangan fungsi paru yang
mencolok, ketika janin yang paling kecil dan paling mengalami stress akan lebih cepat matang.

11. Penatalaksanaan menuggu pada pecah ketuban

Gestasi kembar di sertai ketuban pecah dini di berikan pinatalaksanaan menuggu seperti pada
kehamilan tunggal. Mercer,dkk.(1993). Membandingkan hasil akhir kehamilan kembar dan tunggal yang
mengalami ketuban pecah dini pada gestasi 19-36 minggu dan mendapatkan bahwa persalinan terjadi
lebih dini pada kehamilan kembar. Secara spesifik, median waktu dari pecahnya ketuban sampai lahir
adalah 1,1 hari pada kembar dibandingkan 1,7 hari pada janin tunggal lebih dari 90% bayi dari kedua
kelompok lahir dalam 7 hari setelah ketuban pecah.

12. Penundaan lahirnya kembar kedua

Pernah di laporkan kasus-kasus dengan 1 atau lebih janin multipel lahir secara sangat premature, dan
karena aktifitas uterus terhenti,kehamilan di biarkan berlanjut sampai lahirnya janin yang lain beberapa
hri atau bahkan beberapa minggu kemudian. Trivedi dan gillett (1998) mengkaji literature inggris dan
mendapatkan 45 laporan kasus kelahiran asinkron pada gestasi multipel umumnya kelahiran pertama
terjadi akibat ketuban pecah dini dan angka kelangsungan hidup bagi para janin ini sanat kecil. Namun,
kehamilan kembar atau triplet yang sebagian janinnya bertahan hidup berlanjut rata-rata selama 49 hari
pentalaksanan dengan tokolitik,antibiotic, profilaktik,dan pengiktan serviks tanpaknya tidak
menghasilkan perbedaan. Apabila di usahakan terjadi kelahiran asinkron, harus dilakukan evaluasi yang
cermat atas infeksi, solusio, dan anomali congenital, dan wanita yang bersangkutan di beri penyuluhan
mendalam mengenai resiko-resiko ini.

F. Penatalaksanaan dalam persalinan

1. Untuk memilih metode yang optimal untuk kelahiran presentasi janin-janin itu harus diketahui
dengan tepat.

2. Presentasi kepala paling sering terjadi (50% bokong-dari semua kombinasi) diikuti dengan kelahiran
kepala-bokong, bokong-kepala, bokong-bokong, untuk presentasi kepala-kepala persalinan pervaginam
diperbolehkan seperti halnya pada presentasi kepala tunggal, frekuensi DJJ harus dipantau terus
menerus selama persalinan.

3. Setelah kelahiran dari kembar yang pertama, tali pusat dengan segera di klem, yang dikeali sebagai
kembar A, dan dipotong.

4. Pemeriksaan dalam kemudian dilakukan untuk menilai presentasi dan stasion kembar kedua. Apabila
kembar kedua presentasi kepala, persalinan dibiarkan berlanjut, frekuensi DJJ kedua terus dipantau, bila
kontraksi rahim tidak efektif oksitosin harus diberikan dalam larutan encer dan persalinan dibiarkan
berjalan.

5. Selang waktu optimal antara kehamilan kembar pertama dan kedua adalah 5-15 menit, apabila lebih
dari 30 enit dapat mengakibatkan insufiensi uteroplasenta yang dapat mengakibatkan menurunnya
aliran darah uteroplasenta yang diakibatkan oleh berkurangnya voleme dalam rahim.

6. Pada presentasi lain,SC rutin harus dilakukan untuk mencegah cedera kelahiran dan asfiksia potensial
yang mungkin terjadi pada versi kaki dan ekstraksi sungsang total.

Semua persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi premature disediakan. Golongan darah ibu sudah
di tentukan dan persediaan darah diadakan mengingat kemungkinan perdarahan post partum lebih
besar. Pemakaian sedative perlu dibatasi. Epiosiotomi mediolateral dikerjakan untuk memperpendek
kala pengeluaran dan mengurangi tekanan pada kepala bayi. Setelah bayi pertama lahir, segera
dilakukan pemeriksaan luar dan vaginal untuk mengetahui letak dan keadaan janin kedua. Bila janin
dalam letak memanjang, selaput ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan perlahan-lahan untuk
menghindarkan prolapsus funikulli. Penderita dianjurkan meneran atau dilakukan tekanan terkendali
pada fundus uteri, agar bagian janin masuk dalam panggul, janin kedua turun dengan cepat sampai
kedasar panggul dan lahir spontan karena jalan lahir telah dilalui anak pertama. Bila janin kedua dalam
letak lintang denyut jantung janin tidak teratur, tetapi prolapsus funikulli atau soluso plasenta, atau bila
persalinan spontan tidak terjadi dalam 15 menit, maka janin perlu dilahirkan dengan obstetric karena
resiko akan meningkat dengan meningkatnya waktu. Dalam letak lintang dicoba untuk mengadakan
versi luar dan bila tidak berhasil maka segera dilakukan versi ekstraksi tanpa narcosis, pada janin dalam
letak memanjang dapat dilakukan ekstraksi kunam pada letak kepala dan ekstraksi kaki pada letak
sungsang. Sectio sesaria dilakukan atas indikasi janin pertama dalam letak lintang, prolaps funikulli,
plasenta previa. Bila terjadi interloking, bila keadaan tidak bias dilepaskan dilakukan dekapitasi atau SC
menurut keadaan janin. Setelah anak ke dua lahir penderita disuntik 10 satuan oksi dan tingginya fundus
uteri diawasi, jika ada tanda-tanda pelepasan plasenta maka plasenta dilahirkan, kala IV diawasi secara
cermat agar perdarahan post partum dapat diketahui dini dan penanggulangan dapat dilakukan dengan
segera.

G. Penatalaksanaan post partum

Terjadi gangguan kontraksi otot rahim yang menyebbkan atonia uteri yang menimbulkan perdarahan
dan retensio plasenta. Seseorang wanita dengan kehamilan ganda mempunyai volume darah yang lebih
besar dan mendapatkan beban ekstra pada system kardiovaskuler, peregangan otot rahim yang
menyebabkan iskemia uteri yang dapat meningkatkan kemungkinan preklampisia dan eklampsia.

H. Letak dan presentasi janin

Pada umunya tidak besar dan cairan amnion lebih banyak dari pada biasanya, sehingga sering terjadi
perubahan presentasi dan posisi janin. Demikian pula letak janin kedua dapat berubah setelah kelahiran
janin pertama, misalnya dari letak lintang menjadi letak sungsang. Yang paling sering ditemukan kedua
janin dalam letak memanjang dengan presentasi kepala kemudian menyusul presentasi kepala dan
bokong, keduanya presentasi bokong, presentasi kepala dan bahu, presentasi bokong dan bahu dan
yang paling jarang keduanya presentasi bahu.

I. Pertumbuhan janin kembar

1. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000gr lebih ringan dari janin tunggal.

2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua dibawah 2500 gr,triplet dibawah 2000
gr,quadruplet dibawah 1500 gr, dan quintuplet dibawah 1000 gr.

3. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama,umumnya berselisih antara 50
sampai 1000 gr, dank arena pembagian sirkulasi darah tidak sama,maka yang satu lebih kurang tumbuh
dari yannng laiinnya.

4. Pada kehamilan ganda monozigotik

a. Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang lain, karena itu setelah bayi satu
lahir tali pusat harus diikat unntuk menghindari pendarahan.

b. Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan jadi monstrum,seperti
akardiakus,dan kelainan lainnya.
c. Dapat terjadi sindroma transfuse fetal; pada janin yang mendapat darah lebih banyak terjadi
hidramnion, polesetimia, edema, dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua terlihat kecil,
anemis, dehidrasi, oligohidramnion dan mikrokardi, karena kurang mendapat darah.

5. Pada kehamilan kembar dizigotik

a. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.

b. Janin yang mati bias diresorbsi (pada kehamilan muda), atau pada kehamilan yang agak tua, janin
menjadi pipih yang disebut fetus papyraseus atau kompresus.

J. Diagnosis

Diagnosis kehamilan kembar dapat ditegakan jika di temukan hal-hal sebagai berikut :

1. Anamnesis

a. Riwayat adanya keturunan kembar

b. Menapat pengobatan infertilitas

c. Uterus yang membesar lebih dari 4 cm

d. Gerakan janin yang banyak

2. Pemeriksaan klinis

a. Besarnya uterus melebihi lamanya amenorhoe

b. Uterus tumuh lebih cepat dari pada biasanya pada pemeriksaan ulang

c. Penambahan berat badan ibu yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas

d. Banyak bagian kecil yang teraba

e. Teraba tiga bagian besar janin

f. Teraba 2 balotement

g. Terdengar dua DJJ dengan perbedaan 10 denyutan atau lebih.

3. Pemeriksaan USG

a. Terlihat dua bayangan janin dengan 1 atau 2 kantong amnion.

b. Diagnosis dengan USGsudah dapat ditegakkan padakehamilan 10 minggu.

4. Pemeriksaan X-ray
Sudah jarang dilakukan karena terdapat bahaya radiasi dari penyinaran.

5. Diagnosis pasti dapat ditentukan dengan :

a. Teraba 2 kepala, 2 bokong, dan 1 atau 2 punggung.

b. Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10
denyut permenit.

c. Sonogram dapat mendiagnosa kehamilan kembar pada triwulan pertama.

d. Rontgen photo abdomen.

6. Diagnosis Banding

a. Hidramnion

Dapat menyertai kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion dan
yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada hidramnion ada
kelainan kembar atau tidak.

b. Kehamilan dengan mioma uteri atau kista ovary

Tidak terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar digerakkan,
lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat mmembedakan kedua hal tersebut.

K. Komplikasi

1. Ibu

a. Anemia

b. Hipertensi

c. Partus prematurus

d. Atonia uteri

e. Perdarahan post partum

2. Bayi

a. Hidramnion

b. Malpresentasi

c. Plasenta previa
d. Abruption plasenta

e. Ketuban pecah dini

f. Prolapsus funikuli

g. Pertumbuhan janin terhambat

h. Kelainan bawaan

i. Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat

L. Pengaruh terhadap ibu dan janin

1. Terhadap ibu

a. Kebutuhan akan zat-zat bertamah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya

b. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar

c. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering

d. Karena uterus yang besar,ibu mengeluh sesak nafas,sering miksi,serta terdapat endema dan varises
pada tungkai dan vulva.

e. Dapat terjadi inersia uteri,perdarahan postpartum, dan solusio plasenta sesudah anak pertama lahir.

2. Terhadap janin

a. Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar: 25%
pada gemeli; 50% pada triplet;dan 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup
bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi premature akan tinggi.

b. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae,maka angka kematian bayi kedua tinggi.

c. Sering terjadi kesalahan letak janin,yang juga akan mempertinggi angka kematian janin.

M. Prognosis

Prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena seringnya terjadi
toksemia gravidarum, hidraminon, anemia, pertolongan obstetric opeatif, dan perdarahan postpartum.
Angka kematian perinatal tinggi terutama karena premature, prolasps tali pusat, solusio plasenta dan
tindakan obstetric karena kelainan letak janin.
N. Pengaruh yang di alami ibu saat hamil dan bersalin akibat janin kembar

1. Saat hamil

Akibat dari janin kembar ibu saat hamil mengalami keluhan sebagai berikut :

a. Sesak nafas

b. Sering BAK

c. Gerak banyak

d. Edema varises

e. Hiperemesis

f. Saki pinggang

2. Saat bersalin

a. Tenaga ibu lebih terkuras pada janin yang di lahirkan dengan pervaginam (presentasi kepala), cepat
lelah, dan bias mengakibatkan dehidrasi

b. Ibu kesulitan dalam memilih posisi yang nyaman

c. Kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar

d. Kemungkinan besar persalinan dengan SC

O. Resiko yang mungkin timbul pada kehamilan kembar

1. Anomali janin

2. Keguguran dini

3. Lahir hidup

4. IUGR

5. Plasenta previa

6. Persalinan dan pelahiran preterm

7. Diabetes kehamilan

8. Preeklamsia

9. Malpresentasi
10. Persalinan dengan gangguan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin
sekaligus. Kehamilan ganda terjadi, apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila
satu ovum yang dibuahi membelah secara dini sehingga membentuk dua embrio yang sama pada
stadium massa sel dalam satu atau lebih. Jenis kehamilan ganda ada dua yaitu kembar monozigotik dan
kehamilan dizigotik, adapun factor-faktor yang mempengaruhinya yaitu factor ras, keturunan, umur dan
paritas, nutrisi, dan infertilitas. Gejala yang dihadapi ibu biasanya ibu mengalami sesak nafas, sering
BAK, gerak banyak, edema dan varises, hiperemesis, preeklamsi-eklampsia, dan hidramnion. Pada
kehamilan kembar perlu diantisispasi untuk terjadinya kelainan- kelainan pada ibu dan janin sehingga
perlu pengawasan yang lebih intensip dengan cara menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan lebih sering agar bisa dideteksi secara dini perkembangan ibu dan janin serta kelainan-
kelainan yang ditimbulkan akibat kehamilan kembar.

B. Saran

Dewasa ini penerapan asuhan pada ibu hamil sangat perlu dilakukan karena dapat membantu ibu dalam
menghadapi persalinannya kelak, dengan dilakukannya ANC ibu menjadi lebih memahami betapa
pentingnya menjaga kebersihan, pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya kelainan-kelainan dan
komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan janinnya. Selain itu, juga dapat membantu mahasiswa
dalam belajar tentang betapa pentingnya asuhan kebidanan untuk ibu hamil khususnya mahasiswa
kebidanan.

SUMBER PUSTAKA

Cunningham, Garry dkk. 2006. Obstetric Williams. Jakarta.EGC

Varney, Helen dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC

Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika
Sofian, Amru. 2012. Sinopsis Obstetri Fisiologi Dan Patologi. Jakarta. EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Bina Pustaka
sarwono

Schorge, John. 2007. Obstetric dan Gynekologi. Jakarta. Erlangga

Pernoll, L., Martin. 2009. Buku Saku Obstetri Dan Gynekologi. Jakarta. EGC

Marmi dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Nugroho, Taufan. 2012. Obstetric Dan Gynekologi Untuk Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta. Nuha
Medika

Kurniawati, Desy. 2009. Obstetric Dan gynekologi. Yogyakarta. Tosca Entreprise

Advertisements

Share this:

Related

MATERI Masalah Materi …

November 26, 2012

In "KDPK"

Pemeriksaan Abdomen Pada ibu Hamil

April 24, 2013

In "INFO MAKALAH KEBIDANAN"

PRAKTIK KONSELING

December 3, 2012

In "KOMBID"

Categories: INFO MAKALAH KEBIDANAN

Leave a Comment

Collection Of Articles and Journal medicine

Back to top
Advertisements

Anda mungkin juga menyukai