Anda di halaman 1dari 11

2.

1 Definisi Gemeli

Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan


tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat.
Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhapap bayi
dan ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan kemmbar harus
dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif. Frekuensi kehamilan
kembar mengikuto rumus dari Herlin, yaitu 1:89-untuk hamil kembar, 1:89
pangkat dua untuk kehamilan tiga sedangkan kuadranplet 1:89 pangkat tiga.
(Manuba, 2019)

Kehamilan ganda dalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak
diketemukan obat-obatan dan cara induksi ovulasi. Ketika dua atau lebih
tumbuh dalam uterus pada saat yang bersamaan, kondisi ini dikenal sebagai
kehamilan multipel.(Reeder,dkk.2018) Kehamilan kembar adalah dua atau
lebih janin yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan.

2.2 Tipe – Tipe Kembar Dua

Pembeda Binovuler (Fraternal) Uniovuler (identik)

Asal Dua ovum Satu ovum

Insidensi 75% darikehamilan kembar-dua 25% dari kehamilan


kembar-dua

Jenis kelamin Mungkin berlawanan Selalu sama

Kemiripan kemiripannya sama seperti kakak adik Identik (susunan


geneticnya sama)
(perbedaannya sangat
sedikit, raut tubuh, sidik
jari)

Korion Dua korion yang terpisah Satu atau dua korion

Plasenta Dua plaseenta yang terpisah menyatu Satu atau dua plasenta
namun sirkulasi darahnya tetap yang tergantung pada
terpisah saat pembelahan yang
terjadi: sirkulasi darah
plasenta dapat
berhubungan.

( Farrer,Hellen.1999)
2.3 Etiologi

a Faktor ras

Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata


diantara berbagai ras yang berbeda. Myrianthopoulos (1970)
mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100 kehamilan
kehamilan pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1
diantara 80 kehamilan.

Pada kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat


tinggi. Knox dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu
masyarakat pedesaan di Nigeria, mendapatkan bahwa kehamilan ganda
terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran, kehamilan pada orang Timur atau
Oriental tidak begitu sering terjadi. Perbedaan ras yang nyata ini
merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar
dizigot. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan tingkat
Folikel Stimulating Hormone yang akan mengakibatkan multiple ovulasi

b Faktor keturunan

Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari
genotip ayah. White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap
4000 catatan mengenai jemaat gereja kristus orang-orang kudus hari
terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya sendiri dizigot
dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar
tapi mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan
frekuensi 1 per 116 kehamilan. Lebih lanjut, dalam analisis Bulmer (1960)
terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%) ibu mereka ternyata juga
kembar,  tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka yang kembar,
keterangan didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovuasi
yang diturunkan.

c Faktor umur dan paritas


Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai
dengan 7, frekuensi kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan ganda
dapat terjadi kurang dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat
kelahiran anak sebleumnya, bila dibandingkan dengan wanita yang berusia
diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak atau lebih. Di Swedia,
Petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka
kehamilan ganda yang berkaitan dengan meningkatnya paritas. Dalam
kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3% dibandingkan
dengan kehamilan keempat sebesar 2,7%.

d Faktor nutrisi

Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda


berkaitan dengan status nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan ibu.
Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda
sebesar 25-30% dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan
kecil. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik
lebih sering ditemui pada wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan
pada wanita pendek dan bertubuh kecil.

e Faktor terapi infertilitas

Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic


gonadotropin atau chlomiphene citrate menghasilkan ovulasi ganda.
Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan gonadotropin sebesar 16-
40%, 75% kehamilan dengan dua janin (Schenker & co-workers, 1981).
Tuppin dkk (1993) melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli
dan triplet terjadi karena induksi ovulasi dengan terapi human menopause
gonadotropin (hMG). Faktor resiko untuk kehamilan ganda setelah
ovarium distimualsi dengan hMG berpengaruh terhadap peningkatan
jumlah estradiol dan injeksi chorionic gonadotropin pada saat bersamaan
akan berpengaruh terhadap karakteristik sperma, meningkatkan
konsenterasi dan motilitas sperma (Dickey, dkk 1992, Pasqualato
dkk,1999). Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda
dizigotik dan monozigotik.

f Faktor assisted reproductive technology (ART)

Teknik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan,


dan juga meningkatkan kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus
ini, pembuahan dilakukan melalui teknik fertilisasi in vitro dengan
melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik, dan
dua dari empat embrio ditransfer kedalam uterus. Pada umumnya,
sejumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah
akan berisiko kembar dan meningkatkan kehamilan ganda.

g Faktor yang lain belum diketahui

Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh


terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga obat klomit dan
hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi
dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan
mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan
matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2 ovum atau
lebih dalam satu folikel. Kemungkinan  pertama dibuktikan dan ditemukan
21 korpora lutea pada kehamilan kembar.

Pada  fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika


telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio
yang kemudian dimasukan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang
lebih dari satu.

Pada   kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas,
umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi kehamilan
kembar itu. Diperkirakan  disini sebabnya ialah faktor penghambat pada
masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula
terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion,
dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik.

Kadar FSH yang tinggi dapat menimbulkan peningkatan stimulasi folikel


ovarii. Pada sebagian kasus keadaan ini menyebabkan lebih dari satu ovum
yang di lepaskan dan selanjutnya di buahi. ( Farrer, 2017)

2.4 Diagnosis Kehamilan Kembar

Kemungkinan kembar di curigai kalau penambahan berat badan ibu atau


pertumbuhan rahimnya lebih besar dari pada usia kehamilannnya.Dengan
USG, diagnosis kehamilan kembar dan penyingkiran kemungkinan lain
(cairan amnion yang berlebihan, fibroid, mola hidatidosa, perhitungan usia
kehamilan yang keliru) dapat di lakukan dengan mudah dan lebih dini).
Sesudah itu,kehamilan kembar dapat di ketahui lewat gerakan janin atau
bagian – bagian jani yang berlebihan, pemeriksaan palpasi yang meraba dua
kepala janin atau auskultasi oleh dua orang pemeriksa yang menangkap dua
suara jantung dengan variasi frekuensi paling tidak 10 denyutan per menit.

2.5 Efek Janin Kembar pada Kehamilan

Di luar aspek emosional, social dan finansial,kehamilan kembar dapat di


persulit oleh:

 Kelainan ringan yang menjadi lebih mengganggu.

 Polihidramnios (caira amion yang berlebihan).

 Pre-eklampsia (lebih sering terjadi).

 Plasenta letak rendah yang mengenai daerah yang lebih luas(perdarahan


amtepartum)

 Insufisiensi fetal / plasental (keadaan tidak sanggup melakukan yang


normal)

 Persalinan premature akibat peningkatan tekanan intrauteri


Persalinan dapat di persulit oleh:

 Malpresentasi, khususnya kembar kedua,yang sering meliputi letak lintang


atau transversal

 Ketuban pecah dini(peningkatan tekanan intrauteri) sebelum janin pertama


mengalami engagement dalam ronggaa panggul-bahaya prolapses funikuli.

 Pelepasan plasenta janin kedua sebelum waktunya(premature) yang terjadi


setelah pelahiran bayi pertama dengan di ikuti oleh penurunan ukuran
uterus.

Setelah pelahiran terdapat predisposisi untuk terjadinya:

 Perdarahan maternal postpartum-akibat uterus yang teregang secara


berlebihan dan besarnya lokasi pelekatan plasenta.

 Prematuritas bayi dan bahaya yang meyertainya.

2.6 Masalah Risiko Tinggi

Beberapa kondisi risiko tinggi di hubungkan dengan kehamilan multiple.

Masalah Peningkatan kemungkinan di bandingkan kehamilan


tunggal

Persalinan Premature 7-10

HIpertensi 2-5

Solusio Plasenta 3

Anemia 2-3

Hidroamnion 3-5

Infeksi Saluran Kemih 1-4

Perdarahan pascapartum 2-4

seksio sesaria 2
2.7 Penatalaksanaan

Kehamilan kembar akan membawa risiko yang lebih berbahaya daripada


kehamilan tunggal, baik terhadap ibu maupun janinya.Karena itu harus di
berikan perawatan antenatal ekstra.Biasanya di perlukan nasihat dan tindakan
untuk memastikan:

 Istirahat yang cukup guna memperbaiki aliran darah Rahim (ibu dapat di
rawat di rumah sakit untuk mencegah persalinan premature).

 Diet yang memadai, baik dan seimbang dengan suplemen zat besi serta
asam folat.

 Perbaikan dengan segera semua kelainan ringan dan gangguan


kenyamanan pasien.

 Penanganan dini komplikasi seperti pre eklamsia atau plasenta letak


rendah

Penatalaksanaan persalinan meliputi:

 Palpasi dan mungkin pemutaran janin yang kedua setelah yang pertama di
lahirkan

 Penjepitan (klem) dan pengikatan tali pusat yang di lakukan dengan segera
dan hati-hati (pada kasus kehamilan uniovuler dengan sirkulasi darah
plasenta yang saling berhubungan).
3. Ansietas, ketakutan berhubungan dengan krisis situasional, ancaman yng
dirasakan atau aktual pada diri dan janin.

4. Defisit pengetahuan mengenai persalinan preterm, kebutuhan tindakan


danprognosis berhubungan dengan kurangnya keinginan untuk mencari
informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan


NO Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan Tujuan : Pemantauan respirasi 1. Mengetahui
Pertukaran gas (I.01014) frekuensi,
b/d Setelah dilakukan irama,
ketidakseimba
tindakan Observasi kedalaman dan
ngan ventilasi
keperawatan upaya napas
perfusi selama 2x24 jam 1. Monitor frekuensi, 2. Mengetahui
jaringan diharapkan irama, kedalaman, pola napas
kehamilan dapat dan upaya napas pasien
dipertahankan 2. Monitor pola napas 3. Mengetahui
(seperti bradipnea, adanya batuk
Kriteria Hasil : takipnea, efektif
SDKI D.0003 1. Janin dapat hiperventilasi, 4. Mengetahui
hal : 22 dipertahankan kusmaul) adanya
dengan 3. Monitor adanya produksi
pemberian sumbatan jalan sputum
Dexa 2x60gr napas 5. Mengetahui
(2x24 jam) 4. Palpasi adanya
2. Tanda-tanda kesimetrisan sumbata jalan
persalinan ekspansi paru napas
tidak ada 5. Auskultasi bunyi
napas
6. Monitor saturasi
oksigen
7. Monitor nilai AGD
8. Monitor hasil x-ray
thorax
Terapeutik

9. Atur interval
pemakaian respirasi
sesuai kondisi
pasien
10. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan


prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
2. Nyeri Akut Tujuan: Manajemen nyeri 1. mengetahui
b/d agen (I.03119) lokasi,
cedera fisik Setalah dilakukan karakteristik,
tindakan selama 1x Observasi durasi,
Sdki D.0077 24 jam diharapkan 1. Identifikasi lokasi, frekuensi,
hal : 172 kehamilan dapat karakteristik, kualitas,
dipertahankan durasi, frekuensi, intensitas
kualitas, intensitas nyeri
Kriteria hasil: nyeri 2. Mengetahui
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala skala nyeri
menurun His nyeri 3. Mengetahui
2.10.15’’ 3. Identifikasi respon respon nyeri
2. Tanda-tanda nyeri non verbal 4. Mengetahui
persalinan tidak 4. Identifikasi faktor penyebab
ada yang memperberat nyeri
3. Meringis & memperingan
menurun nyeri
4. Gelisah menurun 5. Identifikasi
5. Kesulitan tidur pengaruh budaya
tidak ada terhadap respon
6. Frekuensi nadi nyeri
membaik 6. Identifikasi
pengaruh nyeri
slki l.08066 hal : terhadap kualitas
145 hidup
7. Monitor keberhasila
terapi
komplementer
yang sudah
diberikan
Terapeutik
8. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
9. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
10. Fasilitasi istirahat
dan tidur
11. Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
12. Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
13. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
14. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
15. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
16. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
utuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
17. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
Siki I.08238
2. Ansietas b/d Setelah dilakukan Reduksi Ansietas 1. Mengetahui
merasa tindakan (I.09314) tingkat
khawatir, keperawatan ansietas
gelisah selama 1x24 jam Observasi 2. Mengetahui
diharapkan pasien 1. Identifikasi saat adanya
D. 0080 hal membaik dengan tingkat ansietas tanda-tanda
180 berubah (mis. ansietas
Kondisi, 3. Memberikan
waktu,stresor) kenyamanan
KH : 2. Identifikasi untuk pasien
1. Cemas menurun kemampuan
mengambil keputusan
2. Khawatir 3. Monitor tanda-tanda
menurun ansietas (verbal &
non verbal)

Terapeutik
4. Ciptakan suasana
terapeutik utuk
menumbuhkan
kepercayaan
5. Temani pasien untuk
mengurangi
kecemasan, jika
memungkinkan
6. Pahami situasi yang
membuat ansietas
7. Dengarkan dengan
penuh perhatian
8. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
9. Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
10. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
11. Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
12. Jelaskan
prosedur termasuk
sensasi yang mungkin
dialami
13. Informasikan
secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan
prognesis
14. Anjurkan
keluarga untuk
selalau bersama
15. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
16. Latih tknik
relaksasi
Kolaborasi
17. Kolaborasi
dengan tim medis

Anda mungkin juga menyukai