TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan kembar dizigotik atau fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang
terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik dan
insidensnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat keluarga, usia
maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas (Cunningham, 2012).
1. Bila pembelahan terjadi sebelum innercell mass terbentuk dan lapisan luar blasyokist
belum berubah menjadi korion, yaitu dalam 72 jam pertama setelah fertilisasi, maka
akan terbentuk dua embrio dengan dua amnion dan dua korion. Keadaan ini
menghasilkan kehamilan kembar monozigot dan diamnion dan dikorion. Bisa terdapat
dua plasenta yang berbeda atau satu plasenta. Sekitar sepertiga dari kembar
monozigotik memiliki 2 amnion dan 2 korion dan 2 plasenta yang kadang-kadang 2
plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar
dizigotik.
2. Jika pembelahan terjadi antara hari keempat dan kedelapan yaitu setelah inner cell
mass dibentuk dan sel-sel yang akan menjadi korion sudah mengalami diferensiasi
namun sel-sel yang akan menjadi amnion belum, maka akan terbentuk dua buah
embrio, masing-masing dalam kantong ketuban yang terpisah. Kedua kantong ketuban
akhirnya akan diselubungi oleh satu korion bersama, sehingga terjadi kehamilan
kembar monozigot, diamnion, monokorion.
3. Namun, jika amnion sudah terbentuk, yang terjadi sekitar hari ke-8 sesudah fertilisasi,
pembelahan akan menghasilkan dau embrio di dalam satu kantong ketuban Bersama
atau mengakibatkan kehamilan kembar monozigot, monoamnion, monokorion.
Bila pembelahan terjadi lebih belakangan lagi yaitu sesudah diskus embrionik terbentuk,
pada hari ke 9-12 setelah fertilisasi maka akan timbul 1 korion 1 amnion. Pembelahan
berlangsung tidak lengkap dan akan terbentuk kembar siam (Cunningham, 2012).
- Owen dak (1990) menyimpulkan bahwa suatu kehamilan yang mengalami “stress”
(terutama hipertensi pada kehamilan) tak banyak memberi keuntungan terhadap ketahanan
hidup janin. Demikian pula Hallal dan Bottoms (1993) mengkaji 1395 kehamilan yang
dilahirkan pada usia gestasi antara 24 dan 35 minggu serta menemukan bahwa ketuban pecah
dini tidak berkaitan dengan pematangan paru yang lebih cepat.
- Vermillion dkk (2000) dalam sebuah analisis terhadap 453 bayi, menetapkan bahwa sepsis
neonatorum awitan dini, korioamnionitis dan kematian neonatal secara signifikan
berhubungan dengan pemberian betametason dosis multiple pada ibu. Thorp (2000) dan
Guinn (2001) dkk melakukan percobaan prospektif besar dan tidak menemukan manfaat pada
pemberian steroid berulang. Dilaporkan terdapat penurunan lingkar kepala yang signifikan
pada bayi-bayi yang terpajan steroid.
Tokolitik berguna untuk mengurangi kontraksi uterus dan menahan pembukaan serviks. Pada
pemberian tokolitik, pasien harus dirawat di rumah sakit untuk observasi dan tirah baring.
Pemberian tokolitik yang dianjurkan meliputi (NICE, 2011) :
2. Wiknjosastro, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan. (4th ed.). Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
3. Cunningham, F. Gary. 2018. Obstetri Williams. Edisi 23, Vol 2. Jakarta : EGC.
4. National Institute for health and Clinical Excellence. 2011. Multiple Pregnancy : The
Management of twin and triplet pregnancies in the antenatal periode. NICE ClinicalGuideline:
UK.