MENAJEMEN PERKANTORAN
(PENGAWASAN ADMINISTRASI PERKANTORAN)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata kuliah Tugas
makalah Menajemen Perkantoran ini tentang Pengawasan Administrasi Perkantoran. Walaupun
terdapat kendala yang menghadang dalam menyelesaikan tugas ini, tetapi berkat rahmat dan
hidayah-Nya telah membimbing penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan salah satu mata
kuliah ini. Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi pada jurusan
Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsiyah) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DDI SIDRAP.
Penyusun mengakui, makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, semua karena
keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun sebagai manusia biasa. Untuk
itu penyusun mohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang terjadi di dalam
penyusunan makalah Menajemen perkantoran tentang Pengawasan Administrasi Perkantoran ini,
penyusun berharap masukan dan saran agar ke depannya penyusun dapat lebih baik lagi dalam
menyusun tugas.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun secara pribadi serta pada pembaca
yang menjadikan makalah ini sebagai acuan atau pedoman dalam pembelajaran ataupun dalam
menyusun makalah.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
I.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................
............................................................................................................................................
I.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................
............................................................................................................................................
I.3 TUJUAN.......................................................................................................................
............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
II.1 Proses Pengawasan Administrasi Perkantoran............................................................
............................................................................................................................................
II.2 Pengawasan Kualitas Administrasi Perkantoran.........................................................
............................................................................................................................................
II.3 Pengawasan Kuantitas Administrasi Perkantoran.......................................................
............................................................................................................................................
II.4 Pengawasan Alternatif Administrasi Perkantoran.......................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................................
III.1 KESIMPULAN..........................................................................................................
............................................................................................................................................
III.2 SARAN......................................................................................................................
............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Salah satu dari lima fungsi dasar manajemen adalah kontrol atau pengawasan yang
berfungsi membantu memastikan apakah aktivitas yang dilakukan pegawai administrasi sesuai
dengan hasil yang diinginkan. Selain itu, fungsi ini juga dapat digunakan untuk menfasilitasi
bagaimana melakukan perbaikan terhadap hal tersebut. Tidak dilaksanakan fungsi ini oleh
Manajer Administrasi akan mengakibatkan kurang efektifnya proses administrasi yang pada
gilirannya akan berpengaruh terhadap kinerja departemen, divisi maupun stakeholders yang lain.
I.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana proses pengawasan administrasi perkantoran?
b. Bagaimana pengawasan kualitas pada administrasi perkantoran?
c. Bagaimana pengawasan kuantitas pada administrasi perkantoran?
d. Bagaimana pengawasan alternatif pada administrasi perkantoran?
I.3. Tujuan
a) Mengetahui proses pengawasan administrasi perkantoran
b) Mengetahui pengawasan kualitas pada administrasi perkantoran
c) Mengetahui pengawasan kuantitas pada administrasi perkantoran
d) Mengetahui pengawasan alternatif pada administrasi perkantoran
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PROSES PENGAWASAN
a. Tujuan Pengawasan
Beberapa tujuan pengawasan administarsi kantor menurut Odges (2005) adalah:
a. Meningkatkan kinerja organisasi secara kontinu, karena kondisi persaingan usaha yang
semakin tinggi menununtut organisasi untuk setiap saat mengawasi kinerjanya.
b. Meningkatkan efesiensi dan keuntungan bagi organisasi dengan menghilangkan pekerjaan
yang tidak perlu atau mengurangi penyalahgunaan alat atau bahan
c. Menilai derajat penyampaian rencana kerja dengan hasil aktual yang dicapai, dan dapat
dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi seorang pegawai
d. Mengkoordinasikan beberapa elemen tugas atau progam yang dijalankan
e. Meningkatkan keterkaitan terhadap tujuan organisasi agar tercapai
b. Manfaat Pengawasan
Bebrapa manfaat kontrol administrasi kantor menurut Quible (2001) antara lain:
a. Membantu memaksimalkan keuntungan yang diperoleh organisasi
b. Membantu pegawai dalam meningkatkan produktivitas karena kesadaran akan kualitas dan
kuantitas output yang dibutuhkan
c. Menyediakan alat ukur produktivitas pegawai atau aktifitas yang objektif bagi organisasi
d. Mengidentifikasi beberapa hal yang membuat rencana yang tidak sesuai dengan hasil aktual
yang dicapai, dan memfasilitasi pemodifikasinya.
e. Membantu pencapaian kerja sesuai tingkat atau deadline yang ditetapkan
c. Unsur Pengawasan
Menurut Quible (2001), proes pengawasan akan kurang optimal jika unsur-unsur
dibawah ini dihilangkan :
2. Menfasilitasi kinerja yang hendak dicapai. Apabila proses pertama telah dilakukan,
manajer administrasi hendaknya memberikan feedback kepada pegawai mengenai apa yang
harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja mereka sesuai dengan target yang ditetapkan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
e. Pengawas
Hal utama yang menjadi dasar dalam pemilihan seorang pengawas adlah mempunyai
kesempatan yang cukup guna mengamati kinerja pegawai dalam periode waktu tertentu.
Beberapa orang yang dapat dijadikan penilai menurut Gomez-Meija, Balkin, dan Cardy (2003)
adalah:
1. Supervisor, yang mempunyai kesempatan lebih banyak dan bertanggung jawab atas
kinerja langsung anak buahnya. Hal inilah yang mendasari kontrol dari supervisor banyak
dipakai pada setiap organisasi (Becker dan Klimoski, 1989).
2. Teman sekerja, yang didasari atas kenyataan tidak setiap saat atasan dapat memonitor
kinerja anak buahnya, dan yang merasakan baik tidaknya kinerja seorang pegawai adalah
teman sekerjanya, terlebih mereka bergabung dalam sebuah tim kerja. Hendaknya
penilaian atau kontrol oleh teman kerja bukanlah secara umum, namun hal khusus yang
berkaitan dengan kesediaan yang bersangkutan untuk membantu yang lain (McEvoy dan
Buller, 1987). Fungsi kontrol ini akan lebih efektif jika organisasi memberikan
kesempatan kepada penilai untuk memberikan umpan balik yang bersifat positif dan
negatif, mengumpulkan pendapat anggota yang lainm, dan berdiskusi langsung dengan
yang bersangkutan, sehingga efektivitas pengawasan akan meningkat (Druskat dan
Wolff, 1999).
3. Bawahan, merupakan salah satu umpan balik dalam proses pengawasan yang sangat
baik. Banyak studi yang menemukan bahwa pengawasan yang diberikan oleh bawahan
berdampak positif terhadap kinerja atasan (Atwater, Waldman, Atwater, dan cartier
(2000), misalnya mengenai efektivitas mereka berkomunikasi dengan bawahan maupun
jenis kepemimpinan yang dimiliki, sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja pegawai.
Untuk itulah, pengawasan yang dilakukan bawahan perlu dipertimbangkan oleh sebuah
organisasi.
4. Menilai diri sendiri, yang bisa dijadikan bahan untuk perbaikan proses kerja sesuai
dengan harapan pegawai dan bisa mengurangi sikap defensif mereka dalam proses
pengawasan kontrol terhadap diri sendiri ini juga baik sebagai bahan konseling bagi
pegawai dalam pengembangan dirinya (Yu dan Murphy, 1993).
5. Pelanggan, yang cukup penting dalam proses pengawasan bagi pegawai yang
berhubungan langsung dengan pelanggan atau konsumen suatu organisasi atau
perusahaan. Pengawasan yang dilakukan pelanggan akan menunjukan seberapa puas
mereka terhadap layanan yang diberikan, terutama oleh pegawai yang dimaksud. Hal ini
juga akan meningkatkan loyalitas pelanggan, karena rasa memiliki terhadap organisasi
atau perusahaan tersebut (Ulrich, 1989).
6. Komputer, merupakan salah satu pengawas terbaru pada perkantoran. Menurut Glover
(2000), lebih dari 80% perusahaan di A.S. memonitor penggunaan internet dan email
pekerjanya yang menggunakan komputer perusahaan. Hal ini didasari adanya kenyataan
bahwa penggunaan internet untuk keperluan pribadi lebih kurang 6 jam dalam seminggu.
Komputer juga dapat digunakan untuk mengontrol penyelesaian pekerjaan seorang
pegawai dalam penyelesaian dalam transaksi yang menggunakan sistem terintegrasi
(Nebeker dan Tatum, 1993), yang membuat manajer bisa menganalisis kemacetan
penanganan pelanggan terjadi pada bagian atau pegawai mana, sehingga penanganan bisa
cepat dilakukan.
7. Umpan balik 360 derajat, semakin populer di A.S. di mana sepertiga organisasi atau
perusahaan memakainya. Ada alasan bagi popularitas penggunaan pengawasan dari
seluruh sisi ini (Waldman dan Atwater, 1993), yaitu penggunaan kontrol dari dimensi
yang berbeda dapat menangkap kompleksitas kinerja seorang pegawai, kontrol dari
atasan akan semakin kuat apabila semua pihak menyatakan hal yang sama dan yang
bersangkutan akan lebih menyadari kondisi kinerjanya sekarang dan sebagainya.
II.2 PENGAWASAN KUALITAS
1. Teknik Pengawasan Kualitas
Beberapa cara atau teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan kualitas (Leonard
dan Hilgert (2004) adalah:
a. Inspeksi Total
Berupa pengecekan menyeluruh terhadap seluruh unit kerja atau tugas yang dilakukan
oleh pegawai.
b. Pengecekan pada area tertentu
Dilakukan melalui pengecekan kinerja pegawai di suatu departemen atau divisi tertentu
c. Pengontrolan kualitas dengan statistic
Pengecekan pada devisi tertentu untuk menjamin validitas dan reabilitas hasil pengukuran
d. Kesalahan nihil
Teknik preventif terhadap potensi kesalahan yang dilakukan oleh pegawai untuk selalu
bebas dari kesalahan
II.3 PENGAWASAN KUANTITAS
1. Standar Kuantitas
Untuk memulai pengontrolan, hendaknya organisasi mulai dengan mengumpulkan data
aktifitas administrasi di kantor dan dijadikan dasar untuk penetapan standar kuantitas.
Pengukuran ini didesain untuk mendefinisikan dan menggambarkan apa yang diharapkan dari
pelaksanaan sebuah kerja, baik dari pihak organisasi.
2. Mengontrol Fluktuasi
Untuk mengontrol fluktuasi pekerjaan kantor, beberapa tindakan yang dapat dilakukan
(Quible, 2001 dan Odgers, 2005) antara lain:
a. Overtime, banyak perusahaan yang menambah jam kerja (lembur) untuk menyelesaikan
suatu pekerjaanndengan deadline yang terbatas atau volume pekerjaan yang menumpuk.
Untuk itu Manajer Administrasi harus menyadari adanya potensi penurunan produktivitas
jika terdapat penambahan jam kerja bagai pegawai karena rasa lelah yang menyertainnya.
b. Temporary help, jika penambahan jam kerja kurang memadai atau kurang tepat dilakukan,
pemakaian tenaga temporer dalam menghadapi peak season dapat dilakukan.
c. Part-time help, jika fluktuasi terjadi secara reguler, menyewah tenaga kerja paruh waktu
juga dapat dilakukan.
d. Floating work unit, beberapa organisasi telah mengembangkan unit kerja yang akan dipakai
jika memang mereka diperlukan dalam penyelesaian proyek dengan volume kerja yang
tinggi atau time limit yang terbatas.
e. Cycle billing, banyak organisasi yang mengurangi antrian layanan yang akan dilakukan.
III.1. KESIMPULAN
Dari berbagi penjelasan pada bab-bab sebelumnya, kami dapat menyimpulkan bahwa salah
satu dari lima fungsi dasar manajemen adalah kontrol atau pengawasan, yang berfungsi
membantu memastikan apakah aktivitas yang dilakukan pegawai administrasi sesuai dengan
hasil yang diinginkan. Selain itu, fungsi ini juga dapat digunakan untuk memfasilitasi bagaimana
melakukan perbaikan terhadap hal tersebut. Tidak dilakukan fugsi ini oleh Manajer Administrasi
akan mengakibatkan kurang efektifnya proses administrasi.
III.2. SARAN
Pada suatu perusahan, atau organisasi tertu apabila tidak dilakukan pengawasan
mengakibatkan kurang efektifnya suatu proses administrasi, yang pada gilirannya akan
berpengaruh terhadap kinerja departemen, devisi maupun stakeholders yang lain, maka dari itu
diperlukan suatu pengawasan dalam menjalankan administrasi perkantoran di satu perusahaan
atau organisasi.
DAFTAR PUSTAKA