Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGAWASAN DAN SENAT PERGURUAN TINGGI


Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah "Manajemen Perguruan
Tinggi"
Pembimbing : Dr. H. Suhadi Winoto, M.Pd

Di Susun Oleh :

Himama Hafsawati (T20163042)


Laeliyatun Nafisah (T20163071)
Mohammad Yakin (T20163057)

PRODI MANAJEMEN PENDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI J E M B E R


APRIL 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapakan atas kehadirat Allah


SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehinnga kami masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengawasan dan
Senat Perguruan Tinggi”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, serta orang-orang yang
mau mengikuti sunnah-sunnahnya. Amin.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Suhadi selaku
dosen Manajemen Perguruan Tinggi yang telah membimbing kami, serta
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
dimana dalam penyusunannya tidak lepas dari hambatan dan tantangan,
berkat bantuan pihak-pihak semuanya bisa teratasi dengan baik.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jember, April 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agenda penting pemerintah yang berkenaan dengan bidang
pendidikan yaitu peningkatan mutu pendidikan nasional dan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua lapisan masyarakat
Indonesia. Menurut UU No. 12 tentang pendidikan tinggi, disebutkan
bahwa pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program
magister, program doktor, dan program profesi serta program spesialis yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa
Indonesia. Sedangkan perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang
menyelanggarakan pendidikan tinggi yaitu kelembagaan yang dapat berupa
akademik, politeknik, dan universitas. Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Dalam perguruan tinggi pengawasan salah satu kegiatan untuk
mengetahui realisasi perilaku personel dalam organisasi pendidikan dan
apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan yang
dikehendaki, kemudian dari hasil pengawasan tersebut apakah dilakukan
perbaikan. Dan di dalam pengawasan terdapat aktor yang merupakan suatu
lembaga organisasi mahasiswa yang membantu proses jalannya kegiatan
dalam perguruan tinggi, bisa dusebut Senat. Karena pada hakikatnya senat
merupakan lembaga legislatif yang membuat peraturan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud pengawasan dalam manajemen perguruan
tinggi ?
2. Bagaimana macam-macam, tujuan, tahapan, serta prinsip di perguruan
tinggi ?
3. Apakah yang dimaksud dengan senat dan tugas serta wewenang di
perguruan tinggi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pengawasan di perguruan
tinggi
2. Untuk mendeskripsikan tentang macam-macam, tujuan, tahapan, serta
prinsip di perguruan tinggi
3. Untuk mengetahu dan memahami pengertian senat dan tugas serta
wewenangnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengawasan
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Berikut merupakan definisi pengawasan menurut para ahli :
1. Menurut Sukarna, Pengawasan merupakan proses dasar yang secara
esensial tetap diperlukan, bagaimanapun rumit dan luasnya organisasi.1
2. Menurut Antony, Dearden dan Bedford, Pengawasan dimaksudkan untuk
memastikan agar anggota organisasi melaksanakan apa yang dikehendaki
dengan mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi serta
memanfaatkannya untuk mengendalikan organisasi.2
3. Menurut Winardi, Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan
oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai
dengan hasil yang direncanakan.3
Pengawasan meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaaha
pencapaian tujuan maupun tindakan untuk mendeteksi dan memperbaiki
pelaksanaan yang tidak efektif dan tidak efisien, menjadi efektif dan efisien.
Jadi, Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan
kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik
informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut,
serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan
seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau
pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu

1
Sukarna. Pengaruh Pengawasan dan disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai, Manajemen
SDM. Jakarta. Th.2011. Hlm.17
2
Anthony. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Th.2007. Hlm.14
3
Winaedi. Langkah-Langkah Efektifitas Pengawasan. Bandung:Tarsito. Th. 2000. Hlm.43
perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan
oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

B. Macam-Macam Pengawasan
Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pengawasan Intern dan Ekstern
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau
badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.”
Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan
langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang
dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan
inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan
menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit
pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di
Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga
tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam
menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan
aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara
keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan
negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK
untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.
2. Pengawasan Preventif dan Represif
Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, “pengawasan yang
dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga
dapat mencegah terjadinya penyimpangan.” Lazimnya, pengawasan ini
dilakukan pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya
penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan
merugikan negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan
agar sistem pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang
dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika
dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan
dilakukan akan terdeteksi lebih awal.
Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan
terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini
lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah
ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan
pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
penyimpangan.
3. Pengawasan Aktif dan Pasif
Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan yang
dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan.” Hal ini berbeda dengan
pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui “penelitian dan
pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang disertai dengan
bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.” Di sisi lain, pengawasan berdasarkan
pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah
“pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak
kadaluarsa, dan hak itu terbukti kebenarannya.” Sementara, hak berdasarkan
pemeriksaan kebenaran materil mengenai maksud tujuan pengeluaran
(doelmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah
memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran tersebut diperlukan dan beban
biaya yang serendah mungkin.”
Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan
pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran
(doelmatigheid). Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara,
pengawasan ditujukan untuk menghindari terjadinya “korupsi, penyelewengan,
dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai
negeri.” Dengan dijalankannya pengawasan tersebut diharapkan pengelolaan
dan pertanggung jawaban anggaran dan kebijakan negara dapat berjalan
sebagaimana direncanakan.
C. Maksud dan Tujuan Pengawasaan
1. Maksud pengawasan.
Made Pidarta mengatakan bahwa fungsi manajemen control atau
pengawasan harus dilaksanakan dengan maksud :
a. Agar perilaku personalia organisasi mengarah ke tujuan organisasi, bukan
semata-mata ke tujuan individual mereka masing-masing
b. Agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti antara perencanaan dengan
pelaksanaan.
Penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan sangat mungkin
terjadi kalau tidak diadakan control. Sudah menjadi kodrat manusia bhawa
mereka pada umumnya tidak dapat bekerja dengan baik dalam waktu yang
lama, dan mencapai hasil kerja yang baik sesuai yang direncanakan. Kerna
itulah dibutuhkan control agar tidak terjadi penyimpangan.
Oleh karena itu, sasaran dari kontrol adalah pengawasanterhadap
perilaku individu sebagai orang-orang yang memproses dari input menjadi
output, dan ini diarahkan kepada bagaimana perilaku organisasi itu agar para
anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi tidak
menyimpang anatra renccana dengan pelaksanaan.4
2. Tujuan pengawasan
a. Mengawasi aktifitas-aktifitas yang dilaksanakan dalam organisasiagar
sesuai dengan tujuan organisasi
b. Memastikan anggota organiasi melaksanakan tugas dan menjamin bahwa
pekerjaan tersebut sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan
c. Mengoreksi dengan waktu dan sasaran yang telah ditetapkan
d. Mengumpulkan informasi yang akurat tentang keadaan sekarang untuk
peningkatan kualitas dimasa yang akan datang.

4
Made Pidarta. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Th.2004 (hlm.158)
D. Tahapan Pengawasan
Menurut Nanang Fattah ada tiga tahapan dalam melaksanakan pengawasan:
1. Menetapkan standard-standard pelaksanaan
Penetapan standar biaanya dilakukan pada proses perencanaan. Penentuan
standar mencakup criteria untuk semua lapisan pekerjaan (job performance)
yang terdapat dalam suatu organisasi.Standar yang ditetappkan harus
merupakan standar yang jelas, dapat diukur dan mengandung batas waktu
yang spesifik.Standaradalahkriteria-kriteria untuk mengukur elaksanaan
pekerjaan. Criteria-kriteria tersebut dapat dalam bentuk kunatitatif dan
kualitatif
Standar pelaksanaan pekerjaan bagi suatu aktivitas menyangkut criteria :
ongkos, waktu, kuantitas, dan kualitas. Sedangkan Koonts, O Donnel dan
Murdick dalam nanang Fattah mengemukakan lima ukuran kritissebagai
standar : fisik, ongkos, program, pendapatan dan standar yang tidak bisa
diraba (ingtangible), khusus standar ingtangible merupakan standar yang
sulit diukur, biasanya tidak dinyatakan dalam ukuran kuantitas.
2. Pengkuran hasil atau pelaksanaan pekerjaan
Tahap kedua dari proses pengawasan adalah pengukuran hasil/pelaksanaan.
Metode dan teknik koreksinya dapaat dilihat/ dilaksanakan melalui fungsi-
fungsi manajemen, dari perencanaan, sebagai tolak ukur dari semua proses
manajemen. Dilanjutkan dengan pengorganisasian, memeriksa apakah
struktur organisasi sesuai dengan standar, apakah tugas dan kewajiban telah
dimengerti dengan baik dan apakah perlu penataan kembali anggota.
3. Menentukan Deviasi atau Penyimpangan dan Mengadakan Tindakan
Perbaikan
Fase ini akan dilaksanakan apabila dipastikan terjadi penyimpangan.
Perbaikan diartikan tindakan yang diambil untuk menyesuaikan hasil
pekerjaan nyata yang menyimpang agar sesuai dengan standar atau yang
telah ditentukan sebelumnya. Bila penyimpangan terjadi, perbaikan tidak
dapat dilakukan secara serta merta dapat menyesuaikan hasil pekerjaan yang
sesuai dengan standar atau rencana. Oleh karena itu, pelaporan menjadi
penting sehingga sebelum terlamabat, penyimpangan-penyimpangan
tersebut dapat diketahui dan dapat segera untuk diambil tindakan
pencegahan sehingga semua pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan sesuai
dengan rencana.5

E. Prinsip-Prinsip Pengawasan
Prinsip adalah sesuatu yang harus diperhatikan oleh seorang pengawas
dalam menjalankan tugas kepengawasannya.
1. Trust artinya kegiatan pengawasan dilaksanakan dalam pola hubungan
kepercayaan antara pihak perguruan tinggi dengan pihak pengawas
perguruan tinggi sehingga hasil pengawasannya dapat dipercaya.
2. Realistic artinya kegiatan pengawasan dan pembinaannya dilaksanakan
berdasarkan data eksisting perguruan tinggi.
3. Utility artinya proses dan hasil pengawasan harus bermuara pada manfaat
bagi perguruan tinggi untuk mengembangkan mutu dan kinerja sekolah
binaannya.
4. Supporting, Networking dan Collaborating artinya seluruh aktivitas
pengawasan pada hakikatnya merupakan dukungan terhadap upaya
perguruan tinggi menggalang jejaring kerja sama secara kolaboratif dengan
seluruh stakeholder.
5. Testable, artinya hasil pengawasan harus mampu menggambarkan kondisi
kebenaran objektif dan siap diuji ulang atau dikonfirmasi pihak manapun.
Prinsip-prinsip di atas digunakan pengawas dalam rangka melaksanakan
tugas pokoknya sebagai seorang pengawas/ supervisor pendidikan pada
perguruan tinggi yang dibinanya. Dengan demikian kehadiran pengawas di
perguruan tinggi bukan untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberi
hukuman akan tetapi harus menjadi mitra perguruan tinggi dalam membina dan
mengembangkan mutu pendidikan di perguruan tinggi sehingga secara bertahap

5
Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Th.2004.
hlm.101
kinerja perguruan tinggi semakin meningkat menuju tercapainya perguruan
tinggi yang efektif.

F. Senat di Perguruan Tinggi


Senat perguruan tinggi merupakan badan normatif dan merupakan
perwakilan tertinggi dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Anggota
senat perguruan tinggi adalah :6
1. Guru besar
2. Pimpinan perguruan tinggi
3. Dekan
4. Wakil dosen
Senat perguruan tinggi diketuai oleh rektor atau ketua atau direktur,
didampingi oleh seorang sekretaris yang dipilih diantara anggota. Dalam
melaksanakan tugasnya, senat perguruan tinggi dapat membentuk komisi-
komisi yang beranggotakan anggota senat perguruan tinggi dan bila
dianggap perlu ditambah anggota lain.
BAB VII Tentang Gelar dan Sebutan Lulusan Perguruan Tinggi ayat
57 pasal 30 tentang Senat perguruan tinggi mempunyai tugas
pokok:7
1. Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan perguruan
tinggi
2. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan
kecakapan serta kepribadian sivitas akademika
3. Merumuskan norma dan tolak ukur penyelenggaraan perguruan
tinggi
4. Memberikan persetujuan atas Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja perguruan tinggi yang diajukan oleh pimpinan
perguruan tinggi

6
Darmanto Djojodibroto, Tradisi Kehidupan Akademik (Yogyakarta: Galang Press, 2004) hlm 26.
7
Yahya Ganda, Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar Di Perguruan Tinggi (Jakarta:
Grasindo, 2004) hlm 143.
5. Menilai pertanggungjawaban pimpinan perguruan tinggi dan
pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan
6. Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan pada
perguruan tinggi yang bersangkutan
7. Memberikan pertimbangan kepada penyelenggara perguruan
tinggi berkenaan dengan calon-calon yang diusulkan untuk
diangkat menjadi rektor atau ketua atau direktur perguruan
tinggi dan dosen yang dicalonkan memangku jabatan akademik
diatas lektor
8. Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi sivitas akademika
9. Mengukuhkan pemberian gelar doktor kehormatan pada
universitas atau institut yang memenuhi persyaratan

Tugas dan wewenang senat yaitu :

1. Memberi pertimbangan terhadap norma akademik yang diusulkan oleh


Rektor
2. Memberi pertimbangan terhadap kode etik sivitas akademika yang
diusulkan oleh Rektor
3. Mengawasi penerapan norma akademik dan kode etik sivitas akademika
4. Memberikan pertimbangan terhadap ketentuan akademik yang disusun
oleh Rektor mengenai hal-hal sebagai berikut: kurikulum program studi,
persyaratan akademik untuk pemberian gelar akademik, persyaratan
akademik untuk pemberian penghargaan akademik
5. Mengawasi kebijakan dan pelaksanaan kebijakan akademik Rektor
6. Mengawasi penerapan ketentuan akademik
7. Mengawasi kebijakan dan pelaksanaan penjaminan mutu perguruan
tinggi mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
8. Mengawasi dan mengevaluasi pencapaian proses pembelajaran,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu pada
tolok ukur yang ditetapkan dalam rencana strategis, dan menyarankan
usulan perbaikan kepada Rektor
9. Mengawasi pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik, dan otonomi keilmuan
10. Mengawasi pelaksanaan tata tertib akademik
11. Mengawasi pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja dosen
12. Memberi pertimbangan pemberian atau pencabutan gelar dan
penghargaan akademik
13. Memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam dalam pengusulan guru
besar
14. Memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam pengangkatan wakil
Rektor dan direktur/asisten direktur program pasca sarjana
15. Merekomendasikan sanksi terhadap pelanggaran norma, etika, dan
peraturan akademik yang dilakukan oleh sivitas akademika kepada
Rektor
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Macam-macam pengawasan yaitu Pengawasan Intern dan Ekstern,
Pengawasan Preventif dan Represif, pengawasan aktif dan pasif. Tujuan
pengawasan yaitu Mengawasi aktifitas-aktifitas yang dilaksanakan dalam
organisasiagar sesuai dengan tujuan organisasi, Memastikan anggota organiasi
melaksanakan tugas dan menjamin bahwa pekerjaan tersebut sesuai dengan
standar kualitas yang ditetapkan, Mengoreksi dengan waktu dan sasaran yang
telah ditetapkan, Mengumpulkan informasi yang akurat tentang keadaan
sekarang untuk peningkatan kualitas dimasa yang akan datang. Tahapan
pengawasan yaitu Menetapkan standard-standard pelaksanaan, Pengkuran hasil
atau pelaksanaan pekerjaan, Menentukan Deviasi atau Penyimpangan dan
Mengadakan Tindakan Perbaikan. Prinsip adalah sesuatu yang harus
diperhatikan oleh seorang pengawas dalam menjalankan tugas
kepengawasannya.
Senat perguruan tinggi merupakan badan normatif dan merupakan
perwakilan tertinggi dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Tugas dan
wewenang senat yaitu Memberi pertimbangan terhadap norma akademik yang
diusulkan oleh Rektor, Memberi pertimbangan terhadap kode etik sivitas
akademika yang diusulkan oleh Rektor, Mengawasi penerapan norma akademik
dan kode etik sivitas akademika, Memberikan pertimbangan terhadap ketentuan
akademik yang disusun oleh Rektor mengenai hal-hal sebagai berikut:
kurikulum program studi, persyaratan akademik untuk pemberian gelar
akademik, persyaratan akademik untuk pemberian penghargaan akademik,
Mengawasi kebijakan dan pelaksanaan kebijakan akademik Rektor, Mengawasi
penerapan ketentuan akademik.
DAFTAR PUSTAKA

Anthony. 2007. Sistem Pengendalian Manajemen. (Jakarta: Salemba


Empat)
Djojodibroto, Darmanto. 2004. Tradisi Kehidupan Akademik (Yogyakarta:
Galang Press)
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.)
Ganda, Yahya. 2004. Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar Di
Perguruan Tinggi (Jakarta: Grasindo)
Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. (Jakarta: Rineka
Cipta)
Sukarna. 2011. Pengaruh Pengawasan dan disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai, Manajemen SDM. Jakarta.
Winaedi. 2000. Langkah-Langkah Efektifitas Pengawasan.
(Bandung:Tarsito)

Anda mungkin juga menyukai