Anda di halaman 1dari 33

KAJIAN DAN ANALISIS

MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Oleh

PIAUD VI A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah
Nya, karena tanpa Ridho dan kehendakNya penulis tidak dapat meyelesaikan laporan ini.
Dalam laporan ini, terdapat pembahasan mengenai “MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI”. Shalawat serta salam kita haturkan kepada bimbingan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang-benerang
ini. Laporan ini dibuat dengan tujuan pembelajaran bagi penyusun agar dapat menyampaikan
dengan baik apa yang telah dipelajari kepada teman-teman saat mempresentasikan materi.
Dalam pembuatan laporan ini, mungkin banyak sekali kekurangannya, namun segala
kekurangan hanyalah milik kita semua, dan segala kelebihan hanyalah milik Allah SWT
semata. Oleh karena itu, kami menerima kritik serta saran yang membangun dari pembaca
agar laporan ini maupun yang selanjutnya menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat untuk pembaca dan kita semua.

Mataram, 28 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ..........................................................................................................1
B. RumusanMasalah ....................................................................................................4
C. Tujuan ....................................................................................................................... 4

BAB II KAJIAN DAN ANALISIS

A. ManajemenKurikulum ............................................................................................ 5
B. Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan ................................................7
C. ManajemenKesiswaan/PesertaDidik......................................................................10
D. Manajemen Sarana dan Prasarana ........................................................................12
E. Manajemen Desain Lingkungan .............................................................................15
F. ManajemenKeuangan.............................................................................................. 17
G. Manjemen Humas ....................................................................................................20
H. Manajemen Super Visi/Pengawasan ......................................................................24
I. ManajemenEvaluasi ................................................................................................ 26

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Manajemen secara umum adalah, merupakan suatu seni dalam ilmu dan
pengorganisasian seperti menyuusun perencanaan, membangun organisasi dan
pengorganisasiannya, pergerakan, seta pengendalian atau pengawasan. Manajemen
secara bahasa adalah mengelola, mengusahakan, mengendalikan, dan memimpin.
Sedangkan, definisi lengkap manajemen yaitu serangkaian proses yang harus
dilakukan oleh suatu organisasi dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada
didalamnya untuk mencapai tujuan. Maka secara umum, manajemen adalah suatu
proses dimana seseorang dapat mengatur segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu
atau kelompok. Manajemen perlu dilakukan guna mencapai tujuan ataupun target dari
individu atau kelompok tersebut secara kooperatif menggunakan sumber daya yang
tersedia.
Sedangkan menurut para ahli. Seperti, Hilman mendefinisikan manajemen
sebagai cara atau langkah untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan tangan orang
lain. Selain itu, manajemen juga berguna untuk mengawasi sumber daya manusia
yang ada agar bisa mencapai tujuan yang sama. Lalu menurut James A.F. Stoner
mendefinisakan manajemen sebagai langkah mencapai tujuan yang telah ditentukan
diawal berbagai proses seperti perencanaan, pengorganisasian, leader ship, serta
pengendalian upaya dari anggota organisasi tersebut serta penggunaan sumber daya
yang tersedia diorganisasi tersebut. Senada dengan James A.F. Stoner. Goerge R.
Terry mendefinisikan manajemen sebagai proses mencapai tujuan yang dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan atau controlling.
Dan menurut Lawrence A. Appley mendefinisikan menejemen sebagai kemampuan
seseorang atau pemimpin dalam mengarahkan dan menggerakkan orang lain dalam
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Dari semua defisnisi diatas dapat
disimpulkan bahwa manajemen adalah proses kerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengontrolan sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Dengan kata lain

1
manajemen merupakan proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Prinsip manajemen paud ada 4 prinsip yang harus dijalankan agar manajemen
yang dipimpin berjalan dan berfungsi dengan baik.
1. Komitmen dan ketegasan, komitmen diujukan pada kesanggupan kepala sekolah
dalam memajukan lembaganya. Guru, staf administrasi anak didik, orang tua, dan
lingkungan masyarakat harus mendukungnya. Mereka harus memiliki komitmen
yang kuat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan tugas
masing-masing. Seorang kepala sekolah sebagai pemimpin paud juga harus
memiliki ketegasan terhadap semua komponen manajemen yang dikelolanya.
2. Profesionalisme, profesionalitas berkaitan dengan kedisplinan menjalinkan
lembaga sesuai dengan standar prosedur yang berlaku. Lembaga paud yang
dikelola dengan profesioanal akan lebih unggul dan tampak lebih rapi, disiplin,
teratur dan jelas melaksanakn program.
3. Komuniskasi dan keordinasi dalam sebuah lembaga paud pasti melibatkan banyak
komponen sumber daya manusia, kepala sekolah adalah mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan yang sedang berjalan sehingga program terlaksana sesuai
harapandengan hasil yang efektif dan efisien. Tanpa komunikasi dan koordinasi,
menejemen sebaik apapupun tidak akan berhasil menjalankan roda kelembagaan
paud, karena akan memunculkan sikap lempar tanggung jawab, menghindari
bebab pekerjaan antar personal.
4. Kompetensi seorang kepala sekolah yang baik harus membebaskan guru-guru
dalam mendidik anak-anak tampa campur tangan yang dapat mengganggu seorang
guru dalam menjalankan tugasnya. Caranya adalah dengan memberikan hadiah
dan hukuman guna menciptkan iklim yang kompeisi yang sehat.
Fungsi manajemen secara umum, ada empat fungsi manajemen yang apabila
mengacu pada pengertian Gerge Tery dalam Maman Sutarman 2015, keempat fungsi
tersebut adalah “POACH” yaitu planning, organizing, actuating, dan kontroling.
1. Planing (perencanaan) merupakan kemampuan merencanakan tindakan yang tepat
dan akurat. Perencanaan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini sudah
dituangkan kedalam visi misi lembaga, dan strategi untuk mencapai tujuannya.
Dalam menyusun perencana tersebut, menggunakan rumus 5W+1H. Usahakan
dalam membuat perencanaan dilengkapi dengan tabel penjadwalan (time

2
schedule) kapan program mulai dan selesai hal ini dapat membuat program
berjalan matang dan tepat waktu.
2. Organizing (pengorganisasian) merupakan fungsi manajemen yang berhubung
dengan pembagian tugas pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
memtukan tugas yang harus dikerjakan yang harus mengerjakannya, cara tugas-
tugas tersebut dikelompokkan, orang-orang yang bertanggung jawab atas tugas
tersebut dan tingkatan keputusan yang harus diambil.
Dengan adanya manajemen pendidikan anak usia dini, pengorganisasian akan
dapat dilakukan dengan mudah karena komponen pendidikan anak usia dini yang
didalamnya terdapat sumber daya dapat belerka bersama-sama membuat sebuah
sistem untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Actuating (kepemimpinan) merupakan fungsi manajemen yang berhubung dengan
cara menggerakkan sumber daya manusia sesuai dengan pembagian tugas yang
telah dilakukan pada fungsi organizing. Seorang pemimpin mempunyai ide dan
inspirasi yang cemerlang agar pendidikan anak usia dini yang dipimpinya bisa
maju. Actuating bertujuan menggerakkan orang-orang untuk bekerja dengan
sendirinya ataau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki.
4. Kontroling (pengawasan) merupakan proses pengawasan untuk mengukur atau
membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dan plaksanaan yang telah
dicapai. Dengan adanya manajemen pendidikan anak usia dini pengawan akan
menjadi lebih mudah karena pengelolaan pendidikan anak usia dini membagi
pekerjaan terhadap individu-individu yang terlibat guna mencapai tujuan.
Pengawan bertujuan menghindari terjadinya kesalahan atau penyimpangan.
Manajemen paud bertujuan untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien. Kunci keberhasilan manajemen sekolah paud dilihat dari
dua hal tersebut ialah.
1. Efektif, dalam manajemen pendidikan anak usia dini dapat diartikan sebagai
indikasi terlaksanaya semua program anak usia dini secara tepat serta melibatkan
seluruh komponen lembaga pendidikan anak usia dini tersebut
2. Efisien, berkaitan dengan efesiensi atau penghematan yakni program pendidikan
anak usia dini terlaksa dengan sumber daya seminimal mungkin.
Ruang lingkup manajemen pendidikan anak usia dini, ada banyak hal yang
harus dikelola mulai dalam pendirian sekolah, tata kelola, hingga pada pengembangan
3
sekolah paud. Ruang lingkup manajemen paud meliputi apa yang dikelola, bagaimana
caranya, bagaimana merencanakannya, dan kemana manajemen paud akan diarahkan.
1. Manajemen kurikulum paud
2. Manajemen tenaga pendidik dan tenaga kepedidikan paud
3. Manajemen anak didik di lembaga paud
4. Manajemen sarana dan prasarana paud
5. Manajemen desain lingkungan
6. Manajemen keuangan
7. Manajemen humas
8. Manajemen pengawasan atau supervisi paud
9. Manajemen evaluasi
B. RumusanMasalah
Bagaimanakah penjelasan/materi mengenai beberapa menjement di R.A yaitu
kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, sarana dan prasarana,
desain lingkungan, keuangan, humas, supervise, dan evaluasi?
C. Tujuan
Bagaimanakah penjelasan/materi mengenai beberapa menjement di R.A yaitu
kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, sarana dan prasarana,
desain lingkungan, keuangan, humas, supervise, dan evaluasi?

4
BAB II

KAJIAN DAN ANALIS

A. Manajemen Kurikulum
1. Pengertian Manajemen Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut Rusman (2011) Manajeman kurikulum adalah sebagai suatu sistem
pengelolaan kurikulum yang komperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik
dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Sedangkan menurut
Mulyasa (2005), manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan
tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Hal ini
dikarenakan, tanpa manajemen, tujuan pendidikan tidak dapat tercapai secara
optimal: Dalam hal inilah tumbuh kesadaran terhadap pentingnya manajemen
dalam mengatur pendidikan dan pengajaran untuk membantu pelaksanaan
pengajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Kurikulum
Secara umum tujuan program pembelajaran dari manajemen kurikulum
menurut adalah mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh serta
terjadinya komunikasi interaktif. Sedangkan secara lebih spesifik tujuan
manajemen kurikulum adalah:
a. Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan kualitas
interaksi belajar mengajar.
b. Mengembangkan sumber daya manusia dengaan mengacu pada
pendayagunaan seoptimal mungkin.
c. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.
d. Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.

Adapun fungsi program pembelajaran PAUD di antaranya:

a. Mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak sesuai dengan tahap


perkembangannya
b. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar

5
c. Mengembangkan sosialisasi anak
d. Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin kepada anak
e. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati masa bermainnya.
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Kurikulum
Berikut adalah prinsip-prinsip pembelajaran PAUD diantaranya, yaitu:
a. Sesuai dengan tahap perkembagngan anak
b. Memenuhi kebutuhan belajar anak
c. Menyeluruh, yakni meliputi semua aspek perkembangan anak
d. Operasional, yakni dengan tujuan yang jelas, dapat diukur, dan dapat
dilaksanakan
e. Pengoptimalkan potensi lingkungan.
4. Proses Manajemen Kurikulum
a. Tahap perencanaan
1) Menganalisis materi pelajaran
2) Merujuk kalender Pendidikan
3) Menyusun program tahunan (prota)
4) Menyusun program semester (prosem)
5) Menyusun pelaksanaan pembelajaran mingguan (rppm)
6) Menyusun pelaksanaan pembelajaran harian (rpph)
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap dalam mengimplementasikan
perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya yang dipraktikkan langsung dalam
kegiatan belajar mengajar.
1) Proses pembelajaran tidak perlu diatur dalam tata urutan yang ketat. Anak
diberi kesempatan untuk memilih acara kegiatan pembelajarannya.
2) Pelaksanaan kegiatan pembelajarannya dimulai dengan kegiatan yang
dapat merangsang minat anak.
3) Kegiatan yang dijalankan anak hendaknya bervariasi antara kegiatan yang
bersifat ramai dan kegiatan yang melatih konsentrasi anak.
5. Prinsip Pembuatan Perencanan Pembelajaran PAUD
Menurut Trianto (2011), ada tujuh prinsip penyusunan perencanaan
pembelajaran, yaitu:
1. Relevansi; relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara Individu.

6
2. Adaptasi; memperhatikan dan mengadaptasi perubahan psikologi, IPTEK, dan
seni.
3. Continuitas; disusun secara berkelanjutan antara satu tahap perkembangan ke
tahap perkembangan berikutnya.
4. Fleksibilitas; dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan keunikan dan
kebutuhan anak, serta kondisi Lembaga.
5. Kepraktisan dan akseptabilitas; memberikan kemudahan bagi praktisi dan
masyarakat dalam melaksanakan kegiatan PAUD.
6. Kelayakan (feasibility); menunjukkan kelayakan dan keberpihakan pada anak
usia dini.
7. Akuntabilitas; dapat dipertanggungjäwabkan kepada masyarakat.
6. Penilaian
a. Teknik penilaian
Observasi, penugasan, unjuk kerja, catatan anekdot, percakapan, laporan orang
tua, dan portofolio.
b. Lingkup penilaian
Yakni seluruh tingkat pencapaian perkembangan anak dan mencakup data
tentang status kesehatan, pengasuhan dan pendidikan.
B. Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan
1. Pengertian Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendiidkan Nasional Pasal 1
ayat 5 dan 6, Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktor, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada lembaga PAUD. Manajemen tenaga kependidikan disebut juga
manajemen personalia pendidikan yang bertujuan untuk mendayagunakan tenaga
kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang efektif dan
efesien serta optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.

7
2. Proses Manajemen Tenaga Kependidikan
a. Perencanaan pegawai, yakni kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai,
baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan.
b. Rekrutmen/pendaftaran pegawai
c. Seleksi pegawai
d. Pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan
e. Penempatan dan orientasi tenaga kependidikan
3. Kualifikasi Tenaga Pendidik dan Kependiidkan
a. Kualifikasi akademik guru PAUD/TK/RA
Kualifikasi guru dapat dipandang sebagai pekerjaan yang membutuhkan
kemampuan yang mumpuni. Kualifikasi guru berbeda sesuaipada setiap
tingkatnya, baik guru PAUD/TK/RA maupun sampai pada tingkat pendidikan
menengah.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, Bab IV Bagian Kesatu Kualifikasi, Kompetensi, dan
Sertifikasi Pasal 8 dan 9 disebutkan sebagai berikut:
1) Pasal 8
"Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi
pendidikan, shat jasmai dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional".
2) Pasal 9
"Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh
melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat".
Selanjutnya, kualifikasi guru menurut Aqib (2008), diperjelas Kembali
dalam Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, Poin A berikut."
Berkenaan dengan guru PAUD/RA/TK, kualifikasi akademik guru
mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/Taman
Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), yaitu memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
b. Kompetensi guru PAUD/TK/RA
Adapun standar kompetensi guru atau teanaga pendidik, yaitu:
1) Kompetensi Pedagogik
8
a) Merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan
b) Melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan.
c) Melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil pendidkan,
pengasuhan, dan perlindungan.
2) Kompetensi kepribadian
a) Bersikap dan berprilaku sesuai dengan kebutuhan psikologi anak.
b) Bersikap dan berprilaku sesuai dengan norma agama, budaya dan
keyakinan anak.
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur.
3) Kompetensi sosial
a) Beradaptasi dengan lingkungan
b) Berkomunikasi secara efektif
4) Kompetensi profesioanal
a) Memahami tahapan perkembangan anak \Memahami pertumbuhan dan
perkembangan anak
b) Memahami pemberian ransangan pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan
c. Pembinaan tenaga Pendidik dan kependidikan
Pembinaan atau pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
merupakan usaha mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan
produktivitas kerja setiap tenaga pendidik yang ada. Tujuan dari kegiatan
pembinaan ini adalah tumbuhnya kemampuan setiap tenaga pendidik yang
meliputi pertumbuhan keilmuannya, wawasan berpikirnya, sikap terhadap
pekerjaannya dan ketrampilan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari
sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan.
d. Pemberhentian dan pemensiunan
Pensiuan adalah berhentinya seseorang yang telah selesai menjalankan
tugasnya sebagai pegawai negeri sipil karena telah mencapai batas yang telah
ditentukan atau karena menjalankan hak atas pensiunnya. Sedangkan
pemberhentian PNS dapat terjadi karena permintaan sendiri, mencapai batas
usia pensiun, adanya penyederhanaan organisasi, tidak cakap jasmani/rohani,
meninggalkan tugas, meninggal dunia atau hilang, dan lain-lain. Batas seorang
PNS untuk mendapatkan pensiun adalah 56 tahun.
9
Pemberhentian pegawai merupakan fungsi personalia yang menyebabkan
terlepasnya pihak organisasi dan personel dari hak dan kewajiban sebagai
lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai.
C. Manajemen Kesiswaan/Peserta Didik
1. Pengertian Manajemen Kesiswaan
Menurut UU Sisdiknas (2003), peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Menurut Gunawan (1996), kesiswaan adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan peserta didik atau yang lebih populer dengan istilah siswa." Sedangkan
Suharsimi Arikunto dan Yuliana (2008) mendefiniskan peserta didik sebagai siapa
saja yang terdaftar sebagai objek didik pada suatu lembaga pendidikan.
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang
terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang
ingin mengembangkan potensi dirinya, baik pada aspek akademik maupun
nonakademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan.
Manajemen kesiswaan merupakan penataan dan pengaturan yang dilakukan
terhadap segala hal yang berkaitan dengan peserta didik sejak peserta didik masuk
sekolah hingga keluar sekolah (tamat).
2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Kesiswaan
Tujuan umum manajemen kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar
di sekolah; proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar,tertib dan
teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan
tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Adapun tujuan khusus manajemen kesiswaan/peserta didik adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotor peserta didik.


b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat,
dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan, dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
d. Dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut, dapat
belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.

10
Fungsi manajemen peserta didik secara khsuus, yaitu:

a. Berkenaan dengen perkembangan individualistis.


b. Berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik.
c. Berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik.
d. Berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik.
3. Prinsip Manajemen Kesiswaan
Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik adalah diantaranya, yaitu:
a. Dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah.
b. Segala bentuk kegiatan manajemenen harus berdasarkan misi pendidikan dan
dalam rangka mendidik peserta didik.
c. Kegiatan-kegiatan manajemen harus diupayakan untuk mempersatukan semua
peserta didik yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.
d. Dipandang sebagai upaya pengaturan dalam membimbing peserta didik.
e. Untuk mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
f. Harus memiliki fungsional bagi kehidupan peserta didik di sekolah, terutama
masa depan.
4. Proses Manajemen Kesiswaan
Adapun proses manajemen kesiswaan di PAUD, yaitu:
a. Penerimaan/pendaftaran peserta didik baru, yakni melalui formulir dan
serangkaian syarat-syarat yang diterapkan oleh setiap sekolah.
b. Pengelompokkan peserta didik, pengelompokan ini bertujuan untuk
menyesuaikan kegiatan pembelajaran bagi anak agar sesuai dengan tahapan
perkembangannya dan karakteristik anak didik tersebut.
Adapun peserta didik yang dimaksud adalah peserta didik di lembaga PAUD
yang merupakan anak usia dini dengan rentang usia 2 - 6 tahun yang masih
aktif mengikuti pembelajaran di PAUD terpadu. Pengelompokan peserta didik
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengelompokan menurut usia
a) Kelompok usia 2 - 3 tahun
b) Kelompok usia 3 - 4 tahun
c) Kelompok usia 4 - 5 tahun
d) Kelompok usia 5 - 6 tahun
2) Pengelompokan menurut program pembelajaran di lembaga PAUD

11
a) Program TPA usia 2 - 6 tahun
b) Program KB usia 2 - 4 tahun
c) Program TK usia 4 - 6 tahun

Adapun untuk pengelompokan peserta didik tersebut rasio guru dengan


peserta didik dalam kegiatan pengasuhan dan pembelajaran harusharus
disesuaikan, dengan rasio perbandingan antara guru dengan peserta didik
sebagai berikut:

1) Kelompok usia 2 - 3 tahun dengan rasio 1 : 8 anak


2) Kelompok usia 3 - 4 tahun dengan rasio 1 : 10 anak
3) Kelompok usia 4 - 5 tahun dengan rasio 1 : 12 anak d .. kelompok usia 5 -
6 tahun dengan rasio 1 : 15 anak
c. Daftar hadir peserta didik yang diisi setiap hari, selanjutnya direkap setiap
bulan.
d. Daftar mutasi peserta didik, yakni pencatatan terhadap murid-murid yang
pindah (baik mutasi eksternal maupun mutase internal).
e. Buku catatan pribadi peserta didik, yakni pengumpulan data dengan observasi
dan catatan anekdot.
f. Buku legger/ daftar kelas, yakni buku yang digunakan untuk mencatat biodata
lengkap setiap siswa, termasuk nilai rapor siswa setiap catur wulan (empat
bulan).
g. Buku rapor, yakni buku tentang hasil belajar siswa pada setiap kurun waktu
tertentu.
D. MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN
1. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah perlengkapan untuk mendukung penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengakapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan khususnya poses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas,
meja kursi, alat tulis dan media pembelajaran. Adapun prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan
atau pengajaran, seperti halaman, kebun sekolah, taman belajar dan lain-lain.

12
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan manajemen sarana dan prasarana adalah
proses pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan
efisien di sekolah RA/TK.
2. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana
Adapun prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana menurut Bafadal
diantaranya, yaitu:
a. Prinsip pencapaian tujuan, dimana sarana dan prasarana harus tersedia dan
siap pakai.
b. Prinsip efisiensi, yaitu pemerolehan sarana dan prasarana dengan kualitas yang
baik dan dengan harga yang relative murah.
c. Prinsip administratif, pengelolaan perlengkapan yang ada haru sesuai dengan
pedoman dan peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah.
d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu semua yang terlibat dan bertanggung
jawab harus dideskripsikan dengan jelas.
e. Prinsip kekohesifan, yaitu perlengkapan yang ada hendaknya terealisasikan
dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.
3. Perencanaan Sarana Prasarana PAUD
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses analisis dan
penetapan tehadap saraa dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Dalam proses perencanaan sarana dan prasarana harus memperhatikan,
kualitas sarana dan prasarana, ketersediaan dana dengan skala prioritasnya,
pengetahuan tentang pengeluaran anggaran, dan adanya skala analisis mengenai
pengadaan sarana dan prasarana dalam menunjang keberhasilan proses
pembelajaran.
4. Tugas dan Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan menurut Munjamil Komar
bertugas mengatur serta menjaga sarana dan prasarana pendidikan. Kegiatan
pengelolaan ini meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpangan,
infentarisasi, penghapusan serta penataan. Adapun tujuan pengelolaan sarana dan
perasarana yaitu memberikan layanan secara professional berkaitan dengan srana
dan prasarana pendidikan agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan
efisien.
5. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
13
Adapun standar pengadaan sarana dan prasarana diantaranya, yaitu:
1. Standar menurut departemen pendidikan nasional
a. Disesuiakan dengan jumlah anak, konsisi sosial, budaya, dan jenis layanan
PAUD.
b. Pengadaan sesuai dengan stnadar PAUD pada Pemendiknas tahun 2009
yaitu aman, nyaman, terang, memenuhi kriteria Kesehatan bagi anak,
sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada.
2. Standar prasarana PAUD menurut pandangan umum
Standarisasi prasarana dalam PAUD adalah adanya ruang pokok yaitu tempat
bermain dalam ruangan, temapt bermain di luar ruangan, kamar mandi dan wc,
dan tempat cuci tangan.
6. Pengelolaan, Pemeliharaan dan Penghapusan Sarana Prasaran PAUD
a. Pengelolaan/penataan sarana prasaran PAUD
1) Lokasi pendirian harus ditempat yang strategis agar dapat diakses dengan
mudah.
2) Luas tanah dan bentuk bangunan harus diperhatikan agar membuat anak
nyaman dan betah untuk sekolah.
3) Sarana dan parasarana indoor dan outdoor
a) Sarana prasarana perangkat pembelajaran indoor
Sarana prasarana di ruang tertutup diisi dengan berbagai fasilitas
permainan indoor, seperti balok dengn berbagai ukuran, bola, benda
menyerupai binatang, mobil mobilan dll. Sarana prasarana ini akan
merangsang kreativitas anak dengan memberdayakan sarana prasarana
yang ada diruangan tersebut.
b) Sarana prasarana perangkat pembelajaran outdoor
Sarana prasarana outdoor berada diruang terbuka, ruangan ini
digunakan untuk berbagai fasilitas pembelajaran atau permainan.
Hanya saja bentuk dan jenisnya lebih bervariasi sesuai dengan kondisi
diluar ruangan yang ada. Daya tarik atau ruangan terbuka bagi anak
adalah perlengkapan permainan edukatif yang bervariasi seperti roda
berputar, menara, bola dunia, bak pasir dan lain-lain.
b. Pemeliharaan sarana prasarana
1) Selalu dirawat agar tetap awet dan tetap aman digunakan
14
2) Adanya evaluasi alat permainan edukatif mulai dari daftar rusak parah,
sedang, dan rusak ringan, pengelompokan sesuai jenis, pengecekan setiap
satu pekan sekali.
c. Penghapusan sarana dan prasarana sekolah
Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan meniadakan
barang-barang milik lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris
dengan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Kepala sekolah
memiliki hak dan wewenang untuk melakukan penghapusan tetapi dengan
syarat peralatan yang akan dihapus memenuhi standar penghapusan.
Barang yang akan dihapus hendaknya didata terlebih dahulu yakni dengan
mengelompokkan barang berdasarkan jenisnya, kemudian mengajukan
mengusulkan penghapusan kepada Dinas/Departemen Agama. Setelah keluar
SK dari pusat barang bisa dihancurkan baik dengan cara dilelang atau
langgsung dimusnahkan.
7. Evaluasi alat permainan edukatif
Berikut langkah-langkah dalam mengevaluasi alat permainan edukatif:
a. Membuat daftar semua alat edukatif yang ada, dengan kriteria rusak ringan,
rusak sedang dan rusak berat.
b. Memasukkan semua jenis alat edukatif yang ada "jenis alat edukatif".
c. Mengidentifikasi semua alat permainan edukatif setiap satu pekan sekali.
d. Hasil identifikasi adalah pemberian tanda centang pada setiap jenis permainan
edukatif.
e. Tindak lanjut dari hasil evaluasi tersebut adalah segera di chat ulang sesuai
dengan kriteria nya dan segera diganti untuk alat permainan yang rusak berat.
E. Manajemen Desain Lingkungan
1. Pengertian Manajemen Lingkungan
Lingkungan belajar anak adalah dunia bermain mereka baik di dalam (indoor)
maupun di luar ruangan (outdoor). Penataan lingkungan belajar merupakan
penataan lingkungan fisik, baik di dalam maupun di luar ruangan. Penataan
lingkungan termasuk seluruh asesoris yang digunakan, baik di dalam maupun di
luar ruangan, seperti: bentuk dan ukuran ruang, pola pemasangan lantai, warna
dan hiasan dinding, bahan dan ukuran mebeulair, bentuk, warna, ukuran, jumlah,
dan bahan berbagai alat main yang digunakan sesuai dengan perencanaan.
2. Fungsinya Menata Lingkungan Belajar Anak
15
Fungsinya menata lingkungan belajar anak sebagai berikut:
a. Mempersiapkan lingkungan fisik yang aman, nyaman, menarik, dan didesain
sesuai dengan perencanaan sehingga mendorong anak untuk mengoptimalkan
perkembangannya.
b. Mendukung anak untuk mandiri, bersosialisasi dan menyelesaikan masalah.
Dari kedua pendapat di atas dapat dipahami bahwa terdapat tiga jenis
lingkungan belajar di sekolah yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial,
lingkungan akademis yang melibatkan siswa, guru, sarana dan prasarana, sumber
sumber belajar, media belajar hingga suasana belajar di dalam sekolah maupun di
luar sekolah. Siswa akan berinteraksi dengan lingkungan pada saat proses belajar.
Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap individu dan sebaliknya individu
memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi dapat terjadi
perubahan tingkah laku pada individu. Perubahan tingkah laku yang terjadi bisa
merupakan perubahan yang positif dan juga bisa negatif.
3. Prinsip Desain/Lingkungan Belajar PAUD
Prinsip yang Harus Diperhatikan Dalam Menata Lingkungan Belajar PAUD:
a. Membuat anak merasa aman
b. Membuat anak merasa nyaman
c. Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi
d. Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya
e. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak
f. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, latar belakang keluarga,
lingkungan bermain, dan budaya setempat.
g. Lingkungan main yang ditata dapat membantu anak memperkirakan berbagai
kegiatan yang akan dilakukan, baik pelaksanaannya (kelompok atau individu)
maupun tempat alat main yang dibutuhkan.
h. Mengembangkan kemandirian. Lingkungan yang ditata dengan rapi, semua
mainan yang boleh digunakan anak ditata dalam rak yang terjangkau anak,
membuat anak dapat secara mandiri mengambil dan menyimpan kembali,
tanpa harus minta tolong pendidik. Apabila di satuan PAUD menerima anak
berkebutuhan khusus dengan kursi roda, ramp harus tersedia agar anak bisa
mengakses lingkungan tanpa harus tergantung pada orang lain.
i. Mengembangkan kepercayaan diri anak. Lingkungan yang ditata sesuai
dengan kondisi anak dapat membangun kepercayaan diri anak, bahwa mereka
16
mampu melakukannya. Lingkungan yang penuh tantangan, tetapi aman
dilakukan anak, mendorong anak untuk mencari jalan keluar untuk mengatasi
setiap tantangan yang ada. Hal ini menumbuhkan kreativitas dan sikap
pantang menyerah.
j. Mengembangkan keterampilan motorik halus. Koordinasi tangan-mata,
keterampilan sosial, keaksaraan awal, sains dan teknologi, kemampuan
matematika, serta kemampuan berkomunikasi.

Manajemen desain lingkungan PAUD menurut Suyadi (2011) adalah penataan


tepatnya set plan tampilan indoor maupun outdoor PAUD. Walaupun kegiatan
mendesain penampilan indoor maupun outdoor PAUD bukan keahlian guru, tetapi
setidaknya guru PAUD dapat mengenali karakter desain PAUD yang sesuai
dengan dunia fantasi anak. Dalam mencapai keberhasilan belajar, lingkungan
merupakan salah satu faktor penunjang. Tempat dan lingkungan belajar yang
nyaman memudahkan siswa untuk berkonsentrasi. Dengan mempersiapkan
lingkungan yang tepat, siswa akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat
menikmati proses belajar yang siswa lakukan.

F. MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN USIA DINI


1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah salah satu bidang garapan manajemen
pendidikan yang secara khusus mengenai tugas-tugas yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan yang dimiliki dan digunakan di dalam lembaga pendidikan.
Manajemen keuangan pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses keseluruhan
proses pemeroleh dan pendayagunaan uang secara tertib, efektif, efisien dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam rangka meperlancar tujan pendidikan.
2. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan
a. Transparasi. Transparasi merupakan keterbukaan dalam mengelola suatu
kegiatan.
b. Akuntabilitas. Akuntabilitas berarti berarti penggunaan uang oleh lembaga
PAUD yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang
ditetapkan.
c. Efektivitas. Manajemen efektivitas dikatakan memenuhi prinsip efektivitas
apabila kegiatan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam
rangka mencapai tujuan lembaga PAUD.

17
d. Efisisensi. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input)
dan keluaran (output).
3. Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Sagala (2010) manajemen keuangan RA/TK yaitu:
a. Perencanaan keuangan. Membuat rencana pemasukan dan mengeluarkan serta
kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
b. Penganggaran keuangan. Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan
membuat detail pengeluatran dan pemasukan.
c. Pengelolaan keuangan. Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan
dan yang ada degan berbagai cara.
d. Pencarian keuangan. Mencari dan mengekploitasi sumber dana yang ada untuk
operasional kegiatan perusahaan.
e. Penyimpanan keuangan. Pengumpulan dana perusahaan serta menyimpan
dana tersebut dengan aman.
f. Pengendalian keuangan. Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan
dan system keuangan pada perusahaan.
g. Pemeriksaan keuangan. Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan
yangada agar tidak terjadi penyimpangan.
4. Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan Anak Usia Dini
Pada prinsipnya, tujuan utama manajemen keuangan PAUD, adalah:
a. Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan harian PAUD
dan menggunakan kelebihan dan untuk diinvestasikan kembali;
b. Memelihara barang-barang (asset) PAUD;
c. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan, dan
pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan.
5. Prinsip Perencanaan Keuangan
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam menyusun rencana keuangan
sekolah, adalah sebagai berikut:
1) Realistis, yaitu mampu menilai bahwa alternative yang dipilih sesuai dengan
kemampuansarana, daya, ataupun waktu.
2) Memperhatikan cakupan sarana/volume kegiatan sekolah yang kompleks.
3) Berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan intuisi untuk menganalisis
berbagai kemungkinan yang terbaik dalam menyusun perencanaan.
4) Fleksibel. Perencanaan mampu menyesuaikan dengan segala kemungkinan.
18
5) Didasarkan penelitian perencanaan yang berkualitas serta perlu didukung
suatu data yang lengkap dan akurat melalui suatu penelitian.
6) Menghindari under dan over planning.
6. Kinerja Perencanaan Keuangan Pendidikan
1) Menetapkan Sumber Keuangan
Departemen Pendidikan Nasional (2007) menjelaskan sumber-sumber
pendapatan sekolah yaitu sebagai berikut:
a) Berasal dari pemerintah pusat dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) dan pemerintah daerah (APBD).
b) Berasal dari usaha mandiri sekolah.
c) Berasal dari orang tua siswa, dunia usaha dan industri.
d) Berasal dari sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
2) Penyususnan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB)
RAPB meliputi penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi kelas,
peningkatan mutu pendidik, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan, buku,
meja dan kursi. Penyusunan RAPB harus melibatkan pengelola, pendidik dan
orang tua. RAPB perlu disusun pada setiap tahun ajaran dengan memastikan
bahwa alokasi anggaran dapat memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal.
7. Pengelolaan dan Penggunaan Keuangan PAUD
Dalam mengelola keuangan di sekolah, kepala sekolah PAUD berfungsi
sebagai otorisator dan ordonator. Otoriastor artinya kepala sekolah diberi
wewenang untuk mengambil tindakan yang berkaitan dengan
penerimaan/pengeluaran anggaran. Adapun sebagai ordonator, kepala sekolah
PAUD berwewenang melakukan pengujian dan memerintah pembayaran atas
segala tindakan berdasrkan otorisasi yang telah ditetapkan.
Selain itu ada satu fungsi lagi yaitu fungsi bendaharawan yang berwenang
untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran keuangan atau surat berharga yang
dapat dinilai dengan uang dan diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggung
jawaban. Kemudian yaitu untuk melakukan pengawasan ke dalam. Kelapa sekolah
tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan.
Menurut Burhanuddin, dkk, bendaharawan sekolah dalam mengelola keuangan
hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1) Hemat dan sesuai kebutuhan
19
2) Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana
3) Tidak diperkenankan untukkebutuhan yang tidak menungjang proses belajar
mengajar.
8. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah
a. Pengawasan Laporan Keuangan
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan
keuangan adalah sebagai berikut:
1) Pengawas mempelajari rencana naggaran yang telah disusun
2) Pengawas mempelajari semua catatan yang ada di buku kas serta bukti-
bukti sahnya sperti kuitansi.
3) Pengawas memberi penilaian atas hasil penilainnya.
b. Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan
Pengelola lembaga PAUD wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan
terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan lembaga.
Pengevaluasian dilakukan dilakukan setiap triwulan dan per semester.
G. Manajemen Hubungan Pendidikan Usia Dini Dengan Masyarakat
1. Pengertian Hubungan PAUD dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat diartikan sebagai hubungan timbal
balik sekolah dengan masyarakat. Manajemen humas merupakan sebuah kegiatan
komunikasi yang harus dilakukan terus menerus untuk mengetahui apakah
program-program yang dibuat sesuai dengan kebetuhan yang diperlukan oleh
masyarakat, degan harapan adanya timbal balik yang dberikan kepada suatu
lembaga tersebut, sehingga kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan
masing-masing.
Secara khusus pengertian hubungan RA/TK dikemukan oleh Bavadal (2004)
bahwa hubungan RA/TK dengan masyrakat untuk membentuk pengertian dan
kesadaran mereka tentang pentingnya pendidikan sehingga mereka terdorong
untuk bekerjasama dengan TK/RA untuk memajukan TK/RA tersebut.
2. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Moh. Padil dan Triyo Supriyanto dalam Sosiologi Pendidikan (2010),
menjelaskan tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu:
a. Meningkatkan pembelajaran anak-anak untuk dapat mengembangkan dan
menggunakan sumber-sumber dari keadaan setempat.

20
b. Melayani masyarakat dalam pemahaman pendidikan dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat
c. Mengembangkan antusiasme/semangat saling membantu antara sekolah
dengan masyarakat demi kemajuan dua belah pihak.
3. Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
a. Manfaat bagi sekolah
1) Memudahkan sekolah memperbaiki kondisi pendidikan
2) Memperbesar usaha untuk meningkatkan profesi staf sekolah
3) Menjaga kepercayaan msyarakat terhadap sekolah
b. Manfaat bagi masyarakat dan orangtua murid
1) Mengetahui hal tentang sekolah dan permasalahannya
2) Mengetahui kegiatan sekolah yang dilakukan dalam melaksanakan
tanggung jawab yang dibebankan masyarakat
3) Menyalurjkan aspirasinya
c. Manfaat bagi anak didik
1) Pengetahuan yang diperoleh di sekolah dapat diperoleh dari masyarakat
dan orang tua
2) Pengetahuan dari sekolah dapat diaplikasikan di rumah atau masyarakat
4. Fungsi Hubungan Masyarakat dengn PAUD
Menurut Cudlib and Center mengatakan bahwa fungsi-fungsi humas sebagai
berikut:
a. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
b. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari perusahaan kepada public, dan menyalurkan opini pabli pada
perusahaan.
c. Melayani public dan memberikan nasehat kepada pimpinan organisasi untuk
kepentingan umum.
d. Membina hubungan secara harminis antara organisasi dengan public, baik
internal maupun eksternal.
5. Tugas Pokok Hubungan Lembaga PAUD dan Masyarakat dalam Pendidikan
Beberapa tugas pokok hubungan lembaga PAUD dan masyrakat dalam
pendidikan yaitu:
a. Memberikan informasi dan penyampaian ide atau gagasan kepada masyarakat
atau pihak lain yang membutuhkannya.
21
b. Membantu kepala sekolah PAUD yang karena tugasnya tidak dapat
memberikan informasi langsung masyarakat atau pihak-pihak yang
memerlukannya
c. Membantu kepala sekolah memperoleh bantuan dan kerjasama
d. Menyusun rencana memperoleh bantuan untuk kemajuan pelaksanaan
pendidikan di PAUD.
6. Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Hubungan lembaga PAUD dan masyarakat dapat digolongkan menjadi tiga jenis
yaitu:
a. Hubungan edukatif, yaitu hubungan kerjasama dalam hal mendidik anak ,
antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga.
b. Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara lembaga PAUD dan
masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat lembaga itu berada.
c. Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama anatara lembaga PAUD
dan lembaga atau instansi resmi lain baik swasta maupun pemerintah, seperti
hubungan kerja sama antara lembaga PAUD dengan lembaga PAUD lainnya.
7. Teknik-teknik Hubungan Lembaga PAUD dengan Mayarakat (Orangtua
Murid)
Adapun teknik yang dapat diterapkan lembaga pendidikan anak usia dini dapat
dikelompokan menjadi empat, antara lain:
a. Teknik Tertulis
Hubungan antara sekolah dan msyarakat dapat dilakukan secara tertulis,
dengan menggunakan media sebagai berikut.
1) Buku kecil pada permulaan tahun ajaran
2) Pamphlet
3) Berita kegiatan anak
4) Catatan berita gembira
5) Buku kecil tentang cara membimbing anak
b. Teknik Lisan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan juga dengan lisan,
yaitu sebagai berikut.
1) Kunjungan rumah
2) Panggilan orangtua
22
3) pertemuan
c. Teknik Peragaan
Peragaan yang diselenggarakan biasanya berupa pameran kebehasilan murid.
Misalnya, menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi, dan menari.
d. Teknik Eloktronik
Dalammengakrabkan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat, pihak
sekolah dapat menggunakan secara elektronik, misalnya dengan telepon,
televise dataupun radio.
8. Peranan Hubungan Lembaga PAUD dengan Masyarakat
Peranan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut.
a. Lembaga PAUD sebagai partner masyarakat dalam melaksanakan fungsi
pendidikan.
b. Lembaga PAUD sebagai prosedur yang melayani kusan pesan dari masyarakat
lingkungannya.
c. Masyarakat berperan serta dalammendirikan dan membiayai lembaga PAUD.
d. Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan
e. Masyarakat ikut menyediakan tempat pendidikan, seperti gedung-gedung
museum, perpustakaan, dan lainnya.
f. Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar.
9. Hubungan Lembaga PAUD dengan Orangtua dan Masyarakat
a. Hubungan Lembaga PAUD dengan Orangtua dalam Konteks Umum
Komunikasi timbal balik antara orang tua dan pendidik sangat efektif untuk
memberikan layanan berkualitas kepada anak usia dini. Dengan demikian,
orang tua dan pendidik saling berbagi informasi, baik tentang program
lembaga maupun tentang individual anak.
b. Strategi Berkominikasi antara Pendidik (Pengelola Lembaga PAUD) dan
orangtua
Strategi berkomunikasi antara pendidik (pengelola lembaga PAUD) dan orang
tua dapat dilakukan melalui cara:
1) Papan informasi, adalah papan yang ditempel di dinding atau dipasang di
tempat strategis sehingga mudah diakses oleh orangtua ataupun pendidik.
Papan informasi dapat dimanfaatkan untuk menempel berbagai pesan dari
pendidik untuk diketahui orangtua peserta didik ataupun pesan orang tua
peserta didik untuk diketahui oleh pendidik.
23
2) Buku profil lembaga, buku profil lembaga merupakan buku yang memuat
informasi-informasi umum tentang profil lembaga, miasalnya visi dan misi
lembaga, program pembelajaran daftar kelas, dan lain sebagainya.
3) Buku komunikasi/penghubung, adalah sebuah media yang berbentuk buku
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang tua. Buku ini memuat
catatan singkat yang menggambarkan keberhasilan yang spesifik,
keterampilan atau perilaku baru, serta saran-saran untuk kegiatan di
rumah.
4) Surat, surat merupakan alat komunikasi yang dapat dilakukan secara rutin
yaitu mingguan atau bulanan sehingga orang tua menerima informasi
secara konsisten atau sesuai dengan kebutuhan.
5) Home visit, merupakan kunjungan yang dilakakukan dengan tujuan
pendidik dan calon peserta didik saling menganal satu sama lain secara
individual.
6) Pertemuan orang tua dengan pendidik (pengelola lembaga). Dilakukan
untuk menjelaskan tentang program lembaga, perkembangan anak dan lain
sebagainya.
7) Mempererat komunikasi pendidik-orangtua secara informal.
H. Manajemen Supervisi Pendidikan Anak Usia Dini
1. Pengertian Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan dapat dirumuskan sebagai serangkaian usaha pemberian
bantuan kepada guru dalam bentuk layanan professional yang diberikan oleh
supervisor (pengawas sekolah, kepala sekolah, dan Pembina lainnya) guna
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar.
2. Tujuan Supervisi Pendidikan
Supervise bertujuan untuk mengadakan evaluasi, yaitu untuk pengukuran
kemajuan sekolah. Selain itu, supervise juga bertujuan untuk membina
pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk di dalamnya pengadaan
fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human relation.
3. Prinsip Supervisi Pendidikan
Supervisor pendidikan dalammelaksanakan supervise harus memenuhi prinsip
supervise yaitu, iliah, demokratis, kooperatif, konstruktif dan kreatif, praktis,
fungsional, dan relevansi.
4. Fungsi Supervisi Pendidikan
24
Adapaun fungsi utama supervise pendidikan ditujukan untuk:
a. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pengajaran
b. Mengidentivikasi kebutuhan guru
c. Meningkatkan kemampuannya, yang selanjutnya membimbing guru-uguru
agar bersungguh-sungguh menerapkan kemampuannya untukmeningkatkan
situasi belajar dengan murid-muridnya.
5. Lingkup Kegiatan Supervisi Pendidikan
Secara umum, ada dua kegiatan yang termasuk dalam kategori supervise
pengajaran, yaitu sebagai berikut.
a. Supervise yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru-guru
Dalam prosenya, kepala sekolah memantau secara langsung saat guru sedang
mengajar. Saat kegitan supervise berlangsung, kepala sekolah menggunakan
lembar observasi yang sudah dibakukan, yaitu Alat Penilaian Kemampuan
guru (APKG). APKG terdiri atas APKG 1 (untuk menilai rencana
pembelajaran yang dibuat guru) dan APKG 2 (untuk menilai pelaksanaan
proses pembelajaran).
b. Supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah dan
guru-guru untuk meningkatkan kinerja
Hal-hal yang diamati pengawas sekolah ketika melakukan kegiatan supervise
untuk memantau kinerja kepala sekolah meliputi bidang akademik, kesiswaan,
personalia, keuangan, serta sarana dan prasarana
6. Supervisi Akademik
Supervise akademik merupakan kegaitan pembinaan dengan memberi bantuan
teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan professional guru dan meningkatkan kualitas
pembelajaran. Supervise akademik dilaksanakan secara berkesinambungan
melalui tahapan pra-observasi, observasi pembelajaran dan pasca-operasi.
7. Model Supervisi Klinis dan Berkelanjutan di PAUD
Supervisi klinis dan berkelanjutan merupakan (suklitan) teknik pembimbingan
yang dilakukan penilik kepada pendidik PAUD dalam rangka melaksanakan
tupoksinya sebagai pengendali mutu.
Berkaitan dengan pengembangan professional berkelanjutan bagi pendidik PAUD,
konsep suklitan ini dapat diartikan bahwa pendidik PAUD memegang kendali
penuh dalam mengembangkan profesionalnya.
25
a. Pelaksanaan Suklitan
Pelaksanaan supervisi klinis dan berkelanjtan (suklitin) merupakan refleksi
dan aksi yang dilakukan oleh penilik dan pendidik tentang
pengalaman/kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang
spesialisasi dankemampuan praktis dalam melaksanakan tuags pokonya yang
dilakukan secara terencana dan berkelanjutan.
Dalam melaksanakan aksinya, penilik melakukan berbagai kegiatan
untukmelakukan pmbimbingan kepada pendidik PAUD dalam rangka
meingkatkan mutu KBM pada layanan program PAUD.
b. Dampak Suklitan
Kegiatan pembimbingan dengan teknik suklitan membawa dampak bagi
pengembangan profesionalisme penilik dan pendidik PAUD, lembaga
penyelenggra program PAUD, dan pemerintah. Selain itu, pelaksanaan
suklitan jugaberdampak positif terhadap peningkatan mutu KBM dan
program.
I. Manajemen Evaluasi
1. Pengertian Manajemen Evaluasi
Evaluasi adalah proses pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran
dengan cara membandingkan angka hasil-hasil pengukuran tersebut dengan
kriteria tertentu. Oleh karena itu dapat ditarik pengertian bahwa manajemen
evaluasi pembelajaran adalah suatu proses pengaturan melalui penilaian terhadap
proses belajar mengajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan dalam setiap
bidang pendidikan yang ada, maka oleh karena itu pendidikan adalah modal masa
depan generasi dan evaluasi adalah ukuran yang harus dipenuhi untu mengetahui
hasil yang akan diperoleh.
2. Fungsi dan Tujuan Manajemen Evaluasi
a. Fungsi evaluasi pembelajaran
Fungsi Evaluasi Pembelajaran; menurut Oemar Hamalik (2003) bahwa
Evaluasi pembelajaran juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1) Untuk mengembangkan suatu program pendidikan, yang meliputi
program studi, kurikulum, program Pembelajaran, desaign belajar
mengaja, pada hakikatnya adalah pengembangan dalam bidang
perencanaan.

26
2) Untuk Akreditasi; evaluasi juga berfungsi untuk menetapkan kedudukan
suatu program pembelajaran berdasarkan ukuran/kreteria tertentu,
sehingga suatu program dapat dipercaya, diyakinidan dapat dilaksanakan
terus, atau sebaliknya program itu harus diperbaiki/disempurnakan.
b. Tujuan evaluasi pembelajaran
Adapun tujuan-tujuan evaluasi pembelajaran antara lain adalah:
1) Untuk menghimpun bahan-bahan kerangan yang akan dijadikan sebagai
taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh peserta didik,
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu, dengan kata lain tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana
tingkat kemampuan dan dan tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran.
2) Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode-metode pengajaran yang
telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu
tertentu.
3. Teknik Evaluasi
a. Teknik nontes
1) Skala bertingkat
2) Kuesioner
3) Ceck list
4) Wawancara
5) Observasi/pengamatan
6) Riwayat hidup
b. Teknik tes
1) Tes diagnostic, yakni tes untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa.
2) Tes formastif, yaitu tes untuk mengetahui sejauh mana siswa terbentuk
setelah mengikuti program terstentu (post test)
3) Test sumatif, yaitu tes pada akhir pembelajaran dengan sebuah program
yang lebih besar.
4. Prosedur Evaluasi
Menurut Muchtar Buchari (1972), prosedur evaluasi pembelajaran dilakukan melalui
lima tahap. Yakni perencanaan (planning), pengumpulan data (data collection), verifikasi
data (data verification), analisis data (data analysis), dan c.

27
a. Tahap perencanaan (planning), guru harus melakukan beberapa hal. Yakni
merumuskan tujuan evaluasi, mengidentifikasi cakupan kompetensi yang ingin
dinilai, membuat kisi-kisi soal sebagai panduan awal dalam menyusun evaluasi,
menjabarkan berbagai indikator yang tertera dalam kisi-kisi menjadi butir soal,
menguji validitas soal yang dibuat untuk mengetahui kualitasnya, serta menulis
kembali soal-soal yang sudah sempurna ke dalam format sesuai rencana.
b. Tahap pengumpulan data (data collection), guru memeriksa hasil dan memberi nilai
dari tes yang sudah dikerjakan siswa.
c. Tahap verifikasi data (data verification), guru melakukan tahap verifikasi data dengan
mengelompokkan data menurut tinggi rendahnya nilai, jenis kelamin, atau hal lain
tergantung tujuan pengelompokan tersebut.
d. Tahap analisis/pengolahan data (data analysis), yakni dengan teknik analisis statistik
maupun non-statistik.
e. Tahap analisis data (data analysis), guru melakukan penafsiran atau interpretasi data.

28
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari laporan ini adalah bahwa kegiatan manajemen
sangat penting untuk diterapkan dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah TK,
RA atau sejenisnya karena dengan adanya manajemen segala sesuatu yang berkenaan
dengan sekolah akan terkelola dengan baik sebagaimana mestinya. Selain itu dengan
adanya manajemen dapat meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.
Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada,
partisipasi masyarakat, dan penyederhanaan birokrasi.

29
DAFTAR PUSTAKA

Najib, Muhammad dkk. 2016. Manajemen Strategi Pendidikan KarakterBagi Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Gava Media.

Sutarman, Maman dan Asih. 2016. Manajemen Pendidikan Usia Dini (Filosofi, Konsep,
Prinsip, dan Aplikasi). Bandung: Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai