Kelompok 2:
1. Nida Arofatus Sadiyah (P20625021006)
2. Juliana (P20625021008)
3. Tiara Muti Juliawati (P20625021009)
4. Windi Sri Yulianti (P20625021010)
5. Irma Rahmawati (P20625021011)
6. Sindi Siti Nurjanah (P20625021016)
7. Silvi Apriliani (P20625021019)
8. Dera Anggraeni Putri (P20625021027)
9. Aninda Feyza Rachmaputri (P20625021028)
10. Imam Fatir Al Fayumi (P20625021033)
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul MANAJEMEN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Drg. Yayah Sopianah,M.Kes yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. TUJUAN.........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
1. MANAJEMEN................................................................................................................3
2. MANAJEMEN KESEHATAN.....................................................................................16
3. MANAJEMEN KESEHATAN GIGI DAN MULUT..................................................26
4. MANAJEMEN WAKTU PELAYANAN KESEHATAN GIGI..................................37
5. MANAJEMEN PASIEN..................................................................................................43
BAB III.....................................................................................................................................57
PENUTUP................................................................................................................................57
1. KESIMPULAN.............................................................................................................57
2. SARAN.........................................................................................................................57
Daftar Pustaka..........................................................................................................................58
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum manajemen merupakan suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna
mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan.Hal ini berdasarkan beberapa pendapat
Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang/lebih untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidak
dapat dicapai oleh hanya satu orang saja.
Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakan dan
diawasi.
Manajemen membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-kegiatan orang lain dan fungsi-
fungsinya dapat dipecahkan sekurang-kurangnya 2 tanggung jawab utama (perencanaan
dan pengawasan)
Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan
orang lain.
Dalam bidang kesehatan masyarakat – Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau
suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.” Dengan kata lain
manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem
pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen
adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
Sedangkan Fungsi manajemen, menurut beberapa ahli mengandung berbagai komponen
sebagai berikut :
Planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan
organisasi sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk pencapaiannya.
Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk
menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating) atau fungsi
penggerakan pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka mampu
bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan ketrampilan
yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.
Controlling (monitoring) atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses
untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja
yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
B. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu manajemen, fungsi manajemen dan sistem
pelayanan dalam masyarakat. Terselenggaranya gungsi-fungsi manajemen kesehatan yang
berhasil guna dan berdaya guna. Yang didukung oleh sistem informasi yang terpadu dan
teintergasi. Ilmu pengetahuan dan tegnologi. Dan hukum kesehatan untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatn masyarakat
yang setinggi-tingginya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. MANAJEMEN
A. PENGERTIAN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen juga berasal dari bahasa Inggris yaitu “to manage” yang artinya mengelola,
mengatur, mengurus, melakukan atau mengendalikan segala sesuatu sehingga berhasil. Di
dalam kehidupan sehari-hari beberapa pemahaman timbul yang berkaitan dengan kata
manajemen ini. Ada yang menyatakan bahwa manajemen sebagai suatu proses, tetapi dilain
pihak manajemen dinyatakan sebagai sesuatu yang tersendiri dan dipandang terpisah dari
kegiatan bisnis dari kegiatan lainnya.
Menurut Klasik & Mary Parker Tollet (dikutip dari Hellriegel & Slocum, 1992, Koontz
& Weirich, 1992, Winardi,1990) menyebut bahwa manajemen adalah suatu seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Selain itu manajemen adalah suatu proses
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penilaian yang
dilakukan secara berurutan dan berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya tersedia
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan disepakati sebelumnya.
B. RUANG LINGKUP
Dalam manajemen sering juga dipakai istilah administrasi untuk menerangkan ruang
lingkup yang sama. Pengertian “administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua
orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.” (Sondang P, Cit Depkes,1999). Administrasi dalam arti
sempit adalah tata usaha.
C. PRINSIP MANAJEMEN
Prinsip-prinsip manajemen adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari
keberhasilan sebuah manajemen.
Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right
place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja.
Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan
dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan
kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang
berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan
menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap
wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab
harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang
sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan
terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai
wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak
tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya
merupakan bumerang.
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak
berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang
wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga
mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenang yang ada
padanya.
Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya
kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan
sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan
ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam prinsip penggajian harus
dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan tenang.
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki (tingkatan)
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini
mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari
wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah.
dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus
bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya
tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam
suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan
mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat
dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat
dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan
memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan
wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada
bawahannya.
Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala
pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin
kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.
Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan
pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau
akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa
menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian
pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan,
pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang
dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain,
karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa
karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Seorang manajer
yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan
karyawannya.
Di dalam dunia usaha ada enam unsur yang mendukung manajemen, dikenal dengan
nama “The Six M’s” yang meliputi:
Misalnya, aset ‘tenaga kerja’ tertentu dapat menjadi agen periklanan yang digunakan
untuk mengirimkan kampanye komunikasi. Aset langsung juga bisa berupa waktu yang
dihabiskan oleh tenaga penjualan untuk menindaklanjuti arahan dari kampanye yang
sama. Aset tenaga kerja tidak langsung dapat berupa waktu yang dihabiskan oleh tim
pemasaran untuk kampanye tertentu, yang dalam praktiknya mungkin sulit untuk diukur.
4. Peralatan (Machine)
Mesin adalah aset fisik yang didedikasikan untuk membantu memudahkan manajemen
untuk membuat produk. Ini juga berlaku pada sistem CRM hingga peralatan tertentu
seperti server, perangkat lunak, dan lain – lain dalam tempat tersebut.
E. FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi manajemen menurut Lufher Gullick yang dikenal dengan “POSDCORB”, yang
merupakan istilah dari fungsi-fungsi manajemen, yaitu:
1. Planning ( Perencanaan)
Perencanaan adalah suatu proses menentukan kegiatan yang akan dilakukan secara
sistematis sesuai dengan keinginan. Sedangkan produk suatu perencanaan adalah:
Para manajer harus memutuskan apa yang ingin dikerjakan, menetapkan tujuan
jangka pendek dan jangka panjang untuk organisasi, serta memutuskan alat apa yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka melakukan hal itu
manajer harus mengestimasikan sejauh mana kemungkinan dapat dicapai, baik dilihat
dari aspek ekonomi, social, politik dan lingkungan serta dihubungkan dengan
sumber-sumber yang ada untuk menwujudkan rencana tersebut.
1. Rencana kebijakan (Policy Plan), dibuat oleh manajer puncak / top manajer.
2. Rencana program (Program Plan/Strategi Plan)
3. Rencana Operasional (Plan Of Achon), dibuat oleh manajer tingkat paling
bawah (middle manajer).
2. Organizing (pengorganisasian)
Organisasi adalah suatu wadah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama.
Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap orang di dalam organisasi tersebut.
Setelah tujuan dan program untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, tugas
selanjutnya dari seorang manajer adalah menyusun dan mengembangkan organisasinya,
untuk melaksanakan program tersebut. Bentuk organisasi akan tergantung dari jenis,
tujuan dan programnya, seorang manajer harus mampu menetapkan bentuk organisasi ini
dan kemudian mengembangkan sehingga berfungsi.
Setiap tujuan yang hendak dicapai memerlukan keahlian sesuai dengan bidangnya. Di
dalam pengorganisasian manajer memutuskan posisi-posisi yang perlu diisi serta tugas-
tugas dan tanggungjawab yang melekat setiap posisi tersebut. Tiap-tiap pekerjaan yang
dilakukan oleh anggota-anggota memerlukan saling berhubungan, yang pada akhirnya
perlu disiapkan pula alat-alat untu mengkoordinasikannya. Di dalam kenyataannya
koordinasi merupakan hal yang lebih penting daripada yang lainnya.
Staf adalah unsur yang membantu pimpinan menggerakkan organisasi dimana mereka
menghimpun didalamnya untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan tujuan pengadaan
Staf adalah mengisi struktur organisasi dengan orang perorang yang akan diserahkan
tugas menyelenggarakan kegiatan yang telah digariskan.
Peran dan fungsi staf adalah :
4. Directing (pengarahan)
Pengarahan adalah salah satu tugas pimpinan di dalam fungsi melaksanakan suatu
program atau kegiatan, yaitu memberikan petunjuk kepada orang lain atau bawahan dalam
melaksanakan suatu kegiatan guna mencaapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan
pengarahan adalah agar pelaksanaan kegiatan memahami aktifitas yang dilakukannya
dengan baik atau dapat juga dengan adanya pengarahan diharapkan berbagai keputusan
yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Karena tidak seorangpun
dapat meramal masalah yang akan timbul dalam pekerjaan sehari-hari. Maka manajer
harus mempersiapkan pengarahan dari hari ke hari kepada para bawahannya. Di dalam
memberikan pengarahan atau bimbingan, manajer menerangkan kepada anggota-anggota
organisasinya apa yang harus mereka kerjakan serta menolong mereka di dalam hal-hal
yang belum diketahui. Manajer menentukan sejauh mana pekerjaan telah dilaksanakan dan
sejauh mana kemajuan telah dicapai. Manajer harus tahu apa yang telah terjadi agar dapat
melangkah lebih lanjut, atau perlu diadakan perubahan/perbaikan di dalam organisasi
apabila terdapat penyimpangan dari pola yang telah ditentukan.
Manfaat dari pengarahan tidak hanya bagi para pelaksana, tetapi juga bagi pimpinan
yang memberi pengarahan. Pengarahan berbeda dengan diskusi, pengarahan lebih
didominasi arus atas ke bawah. Sedangkan diskusi adalah arus dua arah yang lebih
didominasi dari hasil kesepakatan. Sedangkan didalam pengarahan hasilnya adalah
pemahaman.
5. Controlling (pengawasan)
Pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar upaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Sondang P,1994).
Kebijakan
Rencana kegiatan
Standar
Pedoman
Produk hukum (peraturan dan perundang-undangan)
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa pengawasan merupakan fungsi
pimpinan. Akan tetapi semakin besar suatu unit organisasi maka pelaksanaan pengawasan
dapat dilakukan oleh tenaga yang ditunjuk secara khusus untuk itu secara fungsional.
6. Reporting (pelaporan)
Merupakan alat dari pengawasan yang perlu dijadikan suatu fungsi tersendiri yang
didalamnya telah menyangkut pekerjaan pengawasan. Laporan dibuat agar atasan dan
bawahan, mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang belum diperbaiki ataupun
ditambah.
7. Budgeting (pembiayaan)
Budgeting adalah merupakan alat pengawasan yang digunakan dalam dunia bisnis
maupun pemerintahan, atau merupakan suatu system penggunaan bentuk-bentuk sasaran
yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan
manajerial, dengan melakukan perbandingan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang
direncanakan.
F. JENIS-JENIS MANAJEMEN
Tanpa adanya manajemen yang baik maka akan sangat sulit untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam penerapannya manajemen dibagi menjadi banyak hal, berikut ini adalah macam-
macam manajemen :
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengertian manajemen sumber daya manusia adalah sebuah cabang ilmu manajemen
yang mempelajari tentang hubungan antar manusia dalam satu organisasi/tempat kerja
(manusia sebagai obyek utama) supaya setiap anggotanya dapat bekerja sama secara
efisien dan efektif sehingga bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pengertian Manajemen K3 adalah manajemen yang diterapkan atau diaplikasikan di
lingkungan kerja yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, mulai dari
perencanaan hingga pelaksanaan, prosedural, serta segala sumber daya yang dibutuhkan
untuk pengembangan hingga evaluasi guna terciptanya lingkungan kerja yang aman, ideal,
produktif dan efisien.
3. Manajemen Organisasi
Pengertian manajemen organisasi adalah proses pengorganisasian, mulai dari
perencanaan, mengendalikan, dan memimpin segala sumber daya yang ada dalam suatu
organisasi demi mencapai segala tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (sesuai dengan
entitatas organisasi tersebut).
4. Manajemen Pemasaran
Manajer pemasaran memiliki peran vital pada kelancara dan kelangsungan bisnis pada
suatu perusahaan, karena perusahaan harus memaksimalkan potensi penjual dan
pembelian produk yang dihasilkan.
Ada banyak hal yang seorang manajer pemasaran harus kuasai, seperti manajemen
branding, sistem informasi pemasaran, pemasaran global, pemasaran digital, dan yang
lainnya.
5. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan cabang dari ilmu manajemen yang memiliki fungsi
untuk mengkoordinasi semua kegiatan untuk mencapai tujuan.
Biasanya manajemen produksi berkaitan dengan pengambil keputusan yang berkaitan
dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Salah satu keberhasilan perusahaan untuk memenangkan persaingan bisnis adalah
kemampuan membuat standar dan sistem produksi yang efektif dan efisien. Dalam
merancang sistem produksi yang efektif dan efisien mereka harus memperhatikan pilihan
bahan baku, tempat produksi hingga hasil akhir produk yang dihasilkan.
Manajemen produksi yang buruk juga dapat berakibat pada rendahnya mutu produk
yang di hasilkan sehingga produk tersebut sulit bersaing di pasaran.Tim manajemen
produksi harus memiliki kompetensi tentang penentuan lokasi pabrik, merancang tata letak
peralatan produksi, perencanaan produksi, proses produksi, teknik pemeliharaan serta
memahami tentang perencanaan kebutuhan material, dll.
6. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pemeriksaan,
penganggaran, pengelolaan, pencarian, pengendalian dan juga penyimpanan dana yang
dimiliki perusahaan atau organisasi.Tim manajemen keuangan harus memiliki kemampuan
seperti manajemen resiko, manajemen keuangan internasional, pasar modal dan
investasi.Hal ini dikarenakan besarnya tanggung jawab yang di tanggung oleh pihak
manajemen keuangan atas kelangsungan perusahaan atau organisasi.
Kegiatan yang dilakukan oleh tim manajemen keuangan biasanya berkaitan dengan
penggunaan dana, pereolehan dana serta pengelolaan aktivas.
2. MANAJEMEN KESEHATAN
1. Tujuan umum
Secara umum, pada bab ini bertujuan untuk menjelaskan tentang konsep dan manajemen
kesehatan.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus pada bab ini adalah:
Manajemen berasal dari bahasa romawi kuno dengan dasar manage atau Managiare
yangberarti belajar melangkahkan kaki. Dalam bahasa inggris yaitu management dengan
asal kata to manage yang berartimengatur. Di dalam manejemen, proses pengaturan
berbagaisumber daya organisasi untukmencapai tujuan melalui pelaksanaan fungsi-
fungsi tertentu.
Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai suatu
tujuanatau menyelesaikan pekerjaan.” Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang
kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut : “Manajemen kesehatan adalah
suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas
kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.”
Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum
dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran
manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
Manjemen kesehatan adalah suatu proses untuk menggerakkan sumber daya manusia
dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi semua
kegiatan pelayanan kesehatan dalam organiasi dalam upaya untuk:
2. Management is how to work with others (manajemen adalah kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama). Dengan pendekatan ini, fungsi manajemen akan dapat
dipelajari dari proses kerja samayang berkembang antara pimpinan dengan stafnya
dalam mencapai tujuan organisasi. Sumber daya lain yang penting adalah dana dan
material. Manajemen harus mampumengelola sumberdaya tersebut untuk mencapai
tujuan organisasi. Aplikasi pendekatanini dibidang kesehatan misalnya: Seorang
bidan puskesmas akan mampu memberikan pertolongan persalinan untuk ibu-ibu
hamil di wilayah kerjanya jika ibu hamil memilih fasilitas kesehatannya dan
diamemiliki staf pembantu bidan yang akan menjaga ibu- ibu selama perawatan
masanifas. Bidan dan staf pembantu bidan adalah SDM penting dalam melaksankan
programKIA. Pengembangan tugas Bidan Puskesmas mempunyai arti penting dalam
manajemenpuskesmas.
3. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia
Manusia sebagai sumber daya utama manajemen selalu akan responsive pada
saatberinteraksi dengan orang lain. Manajemen dapat dipelajari melalui perilaku
organisasitersebut. Perilaku organisasi ditentukan oleh upaya kepemimpinan yang
mampu membangkitkan motivasi staf. Perilaku organisasi kesehatan memiliki cirri
khas sendiriyang berbeda dengan organisasi lain. Misalnya didalam puskesmas,
seorang SKM yang menjadi kepala Puskesmas harus mampu memotivasi kinerja
dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lain yang memiliki latar belakang pendidikan
yang berbeda- beda.
Manajemen sebagai ilmu terapan. Kepala puskesmas harus memilki wawasan yang
cukup luas dan terus mengembangkan diridengan mempelajari berbagai ilmu yang
terkait dengan tugas- tugasnya. Seorang SKM yangmenjadi pimpinan organisasi
kesehatan harus mampu menghitung persediaan dana, memahami kebijakan anggaran
pemerintah dan menghitung pengeluaran biaya kesehatan untuk memelihara
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
E. Unsur-unsur manajemen
1. Manusia (Man)
Pembangun organisasi kehesehatan seperti rumah sakit, Sumber daya
manusiamerupakan salah satu faktor yang sangat menentukan terlaksanananya
manajemen.
2. Uang (money)
Uamga atau anggran sangat diperlukan sebagai biaya yang harus dimiliki
organisasiuntuk melakukan pelayanan kesehatan, mulai dari perizinan, pembangunan
rumahsakit, peralatan, pembayaran tenaga kerja dan lain sebagainya.
3. .Bahan baku (material)
Meterial adalah obat-obatan yang digunakan organisasi kesehatan untuk
melakukankegiatan pelayanan kesehatan secara efisien.
4. Mesin (machine)
Mesin adalah peralatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan sepertiperalatan
untuk perawatan gigi, peralatan untuk persalinan, peralatan radiologi dansebagainya.
5. Metode (Method)
Metode adalah cara yang ditempuh untuk melaksanakan sesuatu yang telahdirancang
dengan baik sehingga tujuan akan dapat dicapai dengan tepat sesuaidengan
perencanaan semula. Metode yang digunakan dalammelaksanakanpelayanan
kesehatan dengan berperdoman pada SOP.(Standar Operational Procedure).
F. Tantangan dan masalah kebijakan manajemen kesehatan
Dalam SKN (2004) dikatakan bahwa manajemen kesehatan adalah tatanan yang
menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan
data dan informasi,pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perencanaan diperlukan karena
pembangunan lebih besar dari pada sumberdaya yang tersedia. Melalui perencanaan
ingin dirumuskan kegiantan pembangunan yang secara efesien dan efektif dapat memberi
hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber daya yangtersedia dan mengembangkan
potensi yang ada.Proyek-proyek pembangunan harus memuat dengan jelas tujuannya
(objective), sasaran yang akandicapai (target), cara megukur keberhasilannya
(performance evaluation), jangka waktu pelaksanaannya, tempat pelaksanaan, cara
melaksanakan, kebijaksanaan untuk menjamin proyek itudapat dilaksanakan, biaya serta
tenaga yang diperlukan dan badan yang akan melaksanakan nya.
Selain itu, peningkatan mutu pelayanan yang didukung kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dibidang kedokteran juga diarahkan secara bertahap untuk menjadikan
pelayanan medis di indonesi asebagai salah satu pusat rujukan global, baik dalam hal
pengobatan modern maupun pengobatan tradisonal. Upaya peningkatan daya saing
diarahkan pada mutu tenaga medis dan paramedis, mutu pelayanan rumah sakit khusus,
khasiat teknik pengobatan tradisional, mutu manajemen kesehatan masyarakat, dan
produk obat-obatan.
Sehat adalah suatu keadaan yang optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak
hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Tujuan sehat yang
ingin dicapai oleh sistem kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Sesuai dengantujuan sistem kesehatan tersebut, administrasi
(manajemen) kesehatan tidak dapat disamakan dengan administrasi niaga (business
adminstration) yang lebih banyak berorientasi pada upayauntuk mencari keuntungan
finansial (profit oriented). Administrasi kesehatan lebih tepat digolongkan ke dalam
administrasi umum/publik (public administration) oleh karena organisasi kesehatan lebih
mementingkan pencapaian kesejahteraan masyarakat umum.
Manajemen adalah upaya pengelolaan suatu sistem atau entitas dan sumber dayanya dalam
rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Inti dari upaya ini adalah pengambilan keputusan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen pada hakikatnya adalah rangkaian dari
proses pengambilan keputusan-keputusan.
Dalam bidang kesehatan dikenal adanya paling sedikit dua jenis manajemen, yaitu:
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai jenis
organisasiuntuk membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi. Atas dasar
pemikiran tersebut, manajemen dapat diterapkan di bidang kesehatan untuk membantu
manajerorganisasi kesehatan memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Tujuan umum
sistem kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, atau mencapai
suatu keadaan sehat bagi individu atau kelompok masyarakat.
Administrasi kesehatan tidak dapat disamakan dengan administrasi niaga yang lebih
banyak berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan finansial. Administrasi kesehatan
lebihtepat digolongkanke dalam administrasi umum oleh karena organisasi kesehatan lebih
mementingkan pencapaian kesejahteraan masyarakat umum.
Ruang lingkup manajemen kesehatan meliputi manajemen kegiatan dan sumber daya
yangdikelolanya diantaranya manajemen personalia, manajemen keuangan, manajemen
logistik manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen. Untuk masing-
masingbidang tersebut dikembangkan manajemen spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan
tugas pokoknya. Penerapan manajemen pada unit pelaksana teknis seperti puskesmas dan
rumah sakit merupakan upaya untuk memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki
masing-masing unit pelayanan kesehatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif,
efesien danrasional.
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut
3. Adanya kegiatan proses/usaha.
4. Adanya tujuan.
Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang
mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modern. Fenomena
masyarakat modern itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap
organisasi. Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu
organisasi, yaitu (Dalimunthe RF,2005):
1. Aliran klasik.
2. Aliran hubungan manusiaw.
3. Aliran manajemen modern
M. Tingkatan Manajemen
2. Pada suatu Kantor Balai Besar/Eselon II, maka tingkatan manajemennya adalah:
a) Manajemen Puncak adalah Kepala Balai Besar.
b) Manajemen Tengah adalah para Kepala Bagian/Kepala Bidang.
c) Manajemen Bawah adalah para Kepala Sub Bagian/Bidang.
3. Pada suatu UPT/Eselon III, maka tingkatan manajemennya adalah:
a) Manajemen Puncak adalah Kepala UPT, Direktur.
b) Manajemen Tengah adalah para Kepala Sub Bagian
c) Manajemen Bawah adalah para Kepala Urusan.
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya. Strukturnya
berlapis-lapis mulaidari email yang keras, dentin (tulang gigi) di dalamnya, pulpa yang
berisi pembuluh darah, pembuluhsaraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi.
Kesehatan gigi atau sering disebut dengan kesehatan rongga mulut adalah
keadaan rongga mulut, termasuk gigi geligi dan struktur jaringan pendukungnya bebas
dari penyakit dan rasa sakit, berfungsi secara optimal, yang akan menjadi kanpercaya
diri serta hubungan interpersonal dalam tingkatan paling tinggi (Sriyono, 2009).
Kesehatan gigimerupakan salah satu aspek dari seluruh kesehatan yang merupakan
hasil dariin teraksi antara kondisifisik, mental, dan sosial. Aspek fisik yaitu keadaan
kebersihan gigi dan mulut, bentukgigi, dan air liur yang dapat tmempengaruhi
kesehatan gigi dan mulut. Kebersihan gigi dan mulut yang berada di dalam rongga
mulut dalam keadaan bersih bebas dari plak dan kotoran lain yang berada di atas atas
permukaan debris, karang gigi, dan sisa makanan (Setyaningsih, 2007).
Batasan yang dimaksud dalam ruang lingkup bisa berupa faktor yang diteliti seperti
materi, tempat, waktu dsb. Sementara makna dalam arti sempit ruang lingkup berarti
adalah suatu hal atau materi. Dan menurut wikitionary adalah besarnya subjek yang
tercakup.
Sedangkan pada arti yang khusus, ruang lingkup merupakan sebuah metode untuk
pembatasan ilmu yang dikaji. Contohnya adalah ilmu filsafat mempunyai cakupan
filsafat dasar, filsafat ontologi, filsafat epistemologi, filsafat aksiologi, hermeneutika,
logika, etika dan estetika.Pada tiap kategori bisa dijelaskan setiap ruang lingkupnya.
Contohnya adalah filsafat aksiologi mempunyai batasan cakupan etika deskriptif, etika
normatif dan estetika deskriptif dan estetika normatif.
Ruang lingkup kerap kali dimanfaatkan untuk mengkaji suatu hal. Ini menjadikan
setiap pengkajian/pembahasan bisa lebih terfokus dalam pembahasan dan bisa lebih
terarah serta tidak terpecah ke pembahasan lainnya.Berikut adalah sejumlah manfaat
yang bisa ditemukan saat telah menentukan batasan.
1. Pembahasan lebih terfokus, ini bisa bermanfaat agar pembahasan tidak terpecah
kepada hal tidak berhubungan dengan subjek yang dibahas.
2. Peneliti bisa membuat rencana yang tepat, karena cakupannya jelas maka waktu
dan biaya bisa diukur dengan lebih baik.
3. Meringankan pembahasan, ini lebih efisien dan efektif sehingga definisi dan
pengertian dari suatu bahasan bisa lebih tepat.
4. Masalah lebih cepat diselesaikan, ini karena dengan ruang lingkup setiap persoalan
yang ada dalam pembahasan bisa lekas ditemukan solusinya. Ini juga berkaitan
dengan poin nomor satu karena dengan batasan masalah bisa lebih sedikit dan
metodenya bisa mudah ditemukan.
Manajemen kesehatan gigi merupakan suatu kenyataan bagi tenaga kesehatan gigi
untuk dapat memahami ilmu manajemen dengan baik dan trampil sebagai acuan atau
landasan dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, juga dapat
mengelola dan mengatur waktu sebaik mungkin. Selain itu dapat digunakan untuk
mengkaji proses pengambilan keputusan tentang bagaiman amenggunakan orang lain
untuk menyelesaikan berbagai tugas.
C. SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN
Pengertian system adalah kumpulan dari berbagai faktor yang komplek dan saling
berhubungan yang tedapat dalam suatu Negara, yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan kesehatan, keluarga, kelompok dan atau pun masyarakat pada
setiap saat yang dibutuhkan (WHO,1984). Pembagian jenjang system terbagi menjadi
tiga, yaitu:
1. Suprasistem
Suprasistem adalah lingkungan dimana system tersebut berada. Lingkungan yang
dimaksud disini juga berbentuk suatu system tersendiri, yang kedudukan dan
peranannya lebih luas. Sistem yang lebih luas ini mempengaruhi system tetapi
tidak dikelola oleh sistem.
2. Sistem
Sistem adalah suatu yang sedang diamati yang menjad iobyek dan subyek
pengamatan.
3. Subsistem
Subsistem bagian yang secara mandiri membentuk sistem pula. Subsistem yang
mandiri ini kedudukan dan peranannya lebih kecil dari pada sistem.
Kegiatan-kegiatan yang seperti ini, yang dikenal dengan nama health related
activityes banyak macamnya. Misalnya kegiatan pembangunan perumahan, pengadaan
sandang pangan, perbaikan lingkungan pemukiman dan lain sebagainya. Sedangkan
ciri-ciri sistem yang merupakan bagian-bagian atau elemen-elemen saling berhubungan,
mempengaruhi dan merupakan satukesatuan. Serta mempunyai fungsi untuk mencapai
tujuan sama yang telah ditetapkan, untuk mengubah masukan mengubah masukan jadi
keluaran, bekerjasama secara bebas tapi tetapterikat dan merupakan sistem terpadu,
taktertutupterhadaplingkungan. Sedangkanunsur-unsurnyaadalah;
1) Organisasipelayanan
2) Organisasipembiayaan
3) Mutupelayanan dan mutupembiayaan.
Istilah promotif diartikan sebagai "peningkatan", hal sebut tidak terlepas dari asal
mula digunakannya istilah promotifitu sendiri. Promotif atau promosi kesehatan
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris promotion of health. Istilahini muncul dari
terjemahan lima tingkatan pencegahan (five levels of prevention) yang dijelaskan
dalam buku yang berjudul "Preventive Medicine For The Doctor In His Community"
karangan dari H.R. Leavell dan E.G. Clark.Promotion of health yang terjemahan
aslinya adalah promosi kesehatan, merupakan tingkatan pencegahan pertama, yang oleh
para ahli Kesehatan Masyarakat di Indonesia diartikan sebagai peningkatan kesehatan.
Sedangkan WHO (World Health Organization) yang merupakan organisasi kesehatan
dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merumuskan promosi kesehatan
adalah proses untuk kemampuan masyarakat dalam memelihara dan kesehatan. Untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baikfisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubahatau mengatasi lingkungannya.
Tujuan utama dari usaha pengobatan (kuratif) adalah pengobatan yang setepat-
tepatnya dan secepat-cepatnya darisetiap jenispenyakit sehinggatercapai penyembuhan
yang sempurna dan segera.Upayakuratif cenderung bersifatreaktif, maksudnya upaya
kesehatan kuratifumumnya dilakukan setelah adanya suatu penyakitatau setelah
masalahdatang. Upaya kesehatankuratifini juga cenderung hanya melihat dan
menangani penderita penyakit lebihkepada sistembiologis-nyasaja.
e. Tahap-tahap pelaksanaan:
Tahap persiapan
Tahap perencanaan
Tahap pelaksanaan
Tahap pembinaan
Tahap penilaian
Tahap pengembangan
E. SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI
Pengertian rujukan adalah suatu sisetem penyelenggaraan pelayanan kesekatan
yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab atau timbale vertical dalam arti dari unit
kesehatan yang kurang mampu kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal
dalam arti unit kesehatan yang setingkat lebihtinggi kemampuannya.
1. Jenis-jenisr ujukan
Materi-materi rujuka nfaktual dan rujukan non faktua lmungkin muncul dalam tiga
bentuk:
a. Bukti sepert icontoh-contoh, statistik, dan kesaksian.
b. Nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang yang menerima argumentasi (anggota
khalayak).
c. Kredibilitas pemberi informasi (pembicara). Contohnya: seorang pemberiin
formasi mungkin merujuk pada pengalamannya sendir iuntuk menyakinkan
pemirsanyabah waiaadalah orang yang cakap.
2. Manfaat:
Dari sudut pemerintah/penentu kebijakan (policy maker):
a. Membantumenghemat, tidak perlu menyediakan fasilitas dan sarana alat
kesehatan yang sama disetiap unit.
b. Memperjelas sistem pelayanan kesehatan, terdapat hubungan kerja antara
berbagai unit kesehatan.
c. Memudahkan pekerjaan administrasi administrasi/manajemen perencanaan.
3. Macam-macam rujukan:
a. Rujukan Kesehatan
b. Rujukan medik.
Dalam bidang kedokteran gigi dikembangkan:
1) Rujukan Kesehatan
a) Rujukan teknologi berupa ilmu pengetahuian,pedoman, petunjuk
pelaksanaan dll.
b) Rujukan sarana berupa alat kesehatan, brosur, leaflet, poster dan alat KIE
c) Rujukan operasional berupa anggaran dan alat transport
2) Rujukan medik
a) Rujukan penderita
b) Rujukan model
c) Rujukan jaringan/preparate
d) Rujukan tenaga ahli mengirim tenaga ahli
e) Rujukan alhi tehnologi-menerima tenaga ahli / mengikuti pelatihan
3) Rujukan ditinjau dari unit kesehatan yang dilakukan adalah:
a) Rujukan intern
b) Rujukan ekstren
Pelayanan kesehatan gigi tidak lagi menjadi pelayanan utama tetapi merupakan
pelayanan pengembangan, sehingga perlu ditata kembali dan ditingkatkan upaya
penyelenggaraanya (Permenkes, 2014:19). Berdasarkan hal tersebut pemerintah
mengeluarkan Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 (Pasal
93) menyatakan :
a. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan
penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
c. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dilaksanakan di fasilitas kesehatan perorangan
dan masyarakat tingkat pertama, kedua dan ketiga.
d. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota wajib menjamin
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan
terjangkau oleh masyarakat.
Guna mencapai tujuan tersebut menurut Willan dalam Aditama menyatakan perlu
pengaplikasian fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengkoordinasian serta
pengendalian sumber daya dalam hal ini termasuk pengaturan manajemen waktu.Perlunya
fungsi manajemen dalam hal ini agar layanan kesehatan gigi dan mulut berjalan dengan
efektif dan efisien.
Manajemen waktu yang baik mengutamakan prioritas sehingga tercipta manajemen yang
tepat. Kualitas layanan ditempat praktik dapat dicapai dengan efektip dan efisiensi. Terdapat
8 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Perencanaan dan pengelolaan klinik sangat penting, buat rencana jngka pendek dan
jangka panjang yang berhubungan dengan klinik atau praktek dokter gigi. Usahakan
mematuhi rencana tersebut sesuai jadwal yang ditentukan. Penerapan dalam klinik adalah
SMART, yaitu spesific/spesifik (perencanaan harus sesuai tujuan awal pendirian dan
pengembangan klinik), measureable (perencanaan klinik yang dibuat harus terukur, tidak
terlalu tinggi harapan sehingga sulit tercapai), achievable/dapatdicapai (perencanaan harus
dapat dicapai melalui sarana yang sudah tersedia), reasonable/masuk akal (perencanaan harus
rasional agar tujuan tercapai), timeline/waktu (perencanaan yang baik harus patuh pada
manajemen waktu).
Sebagai pengelola tempat praktik dokter gigi, kita harus dapat secara efisien mengatur
prioritas-prioritas.Tugas yang plaing penting harus berada diperingkat lebih tinggi dalam
daftar.Dapat diterapkan prinsip Pareto, yaitu 80% dari prestasi kita dihasilkan dengan
melakukan 20% usaha kita. Dengan kata lain, dapat dicoba dengan bekerja cerdas dan
sederhana dengan mengutamakan tugas-tugas penting sesuai prioritas untuk mencapai hasil
yang signifikan.
Delegasi adalah seni yang dapat memberikan banyak manfaat bagi orang-orang yang harus
melakukan banyak kegiatan.Tidak mungkin dapat menyelesaikan semua tugas sendirian.
Kenali dan identifikasi tugas yang dapat diselesaikan oleh orang lain dan delegasikan
pekerjaan tersebut kepada mereka. Hal ini merupakan cara manajemen waktu dapat
diterapkan, dan tiap personal pada praktik dokter gigi dapat mengerjakan semua tugas sesuai
peruntukannya; misalnya praktek dokter gigi sebaiknya melinatkan 'team work' , seperti
dokter spesialis, dokter gigi, perawat gigi, tenaga lab, tenaga administrasi, dan sebagainya.
Masing-masing tenaga medis maupun non medis sudah memiliki uraian tugas, misal perawat
gigi melayani pasien dan mempersiapkan ruang praktik, sehingga dokter gigi siap melakukan
tugasnya. Petugas administrasi melakukan tugas administrasi, semisal menghubungi pasien,
pendaftaran pasien, dan sebagainya.
Hal ini pun berlaku untuk penerapan manajemen waktu pada praktik dokter gigi.
Sekali menunda pekerjaan maka berefek menumpuknya pekerjaan tersebut. Implementasi
pada praktek dokter gigi adalah bila ada terapi yang harus dilakukan saat ini,sebisa mungkin
dilakukan asal sesuai prosedur layanan kedokteran gigi,karena menunda pekerjaan,artinya
ada kewajiban pada kunjungan- kunjungan berikutnya.
Dalam kaitan dengan manajemen waktu, sebagai seorang yang profesional, dokter
gigi harus mengerti kapan saat tidak dapat melakukan tugas praktiknya dan bisa belajar untuk
sekali-sekali mengatakan 'tidak`dan mendelegasikan tugas-tugas yang dirasatidan mampu
dilakukan.Hal ini untuk menghindari keluhan pasien, misalnya saat jadwal praktik anda
sudah penuh, sementara pasien masih banyak ,serta tugas lain sudah menanti,maka perlu
pendelegasian tugas ke sejawat lain atau mengatur kembali jadwal pasien , diselesaikan.
Dalam manajemen waktu perlu dimasukkan dalam rencana waktu ekstra untuk
kegiatan tidak terduga yang berhubungan dengan praktik klinik. Revisi rencana klinik anda
secara teratur dan alokasikan waktu untuk kegiatan yang tak terduga. Hal-hal yang berisiko
akan memakan waktu anda misalnya masalah dengan sistem komputer di klinik, terjadi
pemadaman lampu dari PLN yang tak terduga, pada saat penjadwalan pasien sudah rapi
ternyata ada musibah alam, misal hujan dan banjir, jalan macet, demo, dan sebagainya yang
mengakibatkan dokter dan pasien terhambat, jadwal praktek tertunda. Pada saat terjadi hal
seperti ini harus memiliki solusi alternatif untuk mengatasinya.Misal bila ada masalah di
klinik sehingga tidak memungkinkan praktek, maka dilakukan penjadwalan ulang kepada
pasien dengan terlebih dahulu memberi tahu pasien dan meminta maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.Bila terhambat karena lampu sering padam, solusikan dengan menambah sarana
prasarana klinik, misal dengan membeli genset, dan sebagainya.Intinya pengaturan
manajemen waktu harus menghindari keluhan pasien.
Contoh perlunya penerapan manajemen waktu guna menanggulangi keluhan pada kasus-
kasus di atas adalah selain penerapan disiplin waktu untuk para tenaga medis dan non medis
klinik, seperti dokter gigi dan paramedis dan tenaga penunjangnya juga perbaikan pada
sistem antreana pasien sehingga menghindari pasien manunggu terlalu lama dalam ruang
tunggu dan pendaftaran pasien. Menerapkan manajemen waktu.antara lain melalui penerapan
8 tip di atas , yaitu perencanaan yang SMART, to do list, ketentuan prioritas, lakukan
pendelegasian, tidak menunda pekerjaan,bila perlu mengatakan tidak pada hal- hal tertentu,
dan lakukan monitor dan evaluasi,serta membuat perencanaan untuk hal tak terduga.
Pengaturan yang baik dalam suatu pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dilakukan karena
kepuasan pasien merupakan hal utama yang diperoleh dalam setiap pelayanan yang diberikan
dalam hal ini termasuk manajemen waktu.
Pada prinsipnya seluruh tenaga medis maupun non medis perlu mendukung terlaksananya
layanan prima pada praktek dokter gigi, yaitu layanan yang mementingkan kualitas, dalam
hal ini manajemen waktu yaitu dengan penerapan delapan tip mengelola manajemen waktu,
yaitu perencanaan yang SMART, terapkan 'to do list' , tentukan prioritas, lakukan
pendelegasian, jangan menunda pekerjaan, bila perlu mengatakan 'tidak' pada hal-hal tertentu,
lakukan monitoring dan evaluasi serta buatlah perencanaan untuk hal yang tidak terduga.
Penerapan manajemen waktu secara adekuat bertujuan untuk mencapai standar kepuasan
pasien (customer satisfaction), yang tujuan akhirnya adalah pasien yang loyal (customer
loyalty) dan akan kembali berobat ke klinik semula (customer retention).
Dengan penggunaan waktu secara efektif dapat memupuk kelebihan waktu, tanpa
mengesampingkan tugas kegiatan.
Bagian terpenting mengatur waktu adalah perencanaan pengunaan waktu perlu mempunyai
tujuan dan sasaran yang jelas dan jelas pula skala prioritasnya. Urutan-urutannya adalah apa
yang harus dilakukan saat ini tergantung pada prioritas saat ini. Dan apa yang menjadi
prioritas hari ini, minggu ini tergantung skala prioritas minggu ini. Demikian seterusnya
sehingga setiap tujuan dan sasaran kegiatan merupakan satu rangkaian yang saling terkait
secara terencana berkelanjutan antisipasi yang terkendali menuju ke masa yang akan datang
yang optimis dan berkelanjutan.
Perencanaan waktu untuk sebuah unit kesehatan yang dikelola dengan baik sebagai berikut :
Suatu jadwal waktu mingguan yang menunjukan waktu dalam seminggu saat sebuah kegiatan
selalu dilaksanakan
Beberap jadwal kerja yang menunjukan rincian tanggal kapan kegiatan tertentu berlangsung
dan tempat dilaksanakan
Beberapa daftar piket untuk berbagai bagian pekerjaan.
Suatu program mengenai semua kegiatan kesehatan khusus misalnya penyuluhan kesehatan
gigi
Sebuah tinjauan umum tahunan mengenai kegiatan yang dilaksanakan
Kadang-kadang jadwal waktu, jadwal kerja dan daftar piket dapat digabung.
5. MANAJEMEN PASIEN
Adapun istilah insiden keselamatan pasien yang telah dikenal secara luas berikut definisinya
yaitu:
Insiden Keselamatan Pasien (IKP) / Patient Safety Incident adalah setiap kejadian atau situasi
yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat,
kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event adalah suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(“commission”) atau karena tidak bertindak (“omission”), bukan karena “underlying disease”
atau kondisi pasien.
1. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Miss adalah suatu insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien.
2. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi
tidak menimbulkan cedera, dapat terjadi karena “keberuntungan” (misal: pasien terima suatu
obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), atau “peringanan” (suatu obat dengan
reaksi alergi diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya).
3. Kondisi Potensial Cedera (KPC) / “reportable circumstance” adalah kondisi yang
sangat berpotensi untuk menimbukan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
4. Kejadian Sentinel (Sentinel Event) yaitu suatu KTD yang mengakibatkan kematian
atau cedera yang diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh
yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (misalnya Amputasi
pada kaki yang salah, dan sebagainya) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
- Keamanan obat
Contoh Kejadian sentinel antara lain Tindakan invasif/pembedahan pada pasien yang salah,
Tindakan invasif/ pembedahan pada bagian tubuh yang keliru, Ketinggalan instrumen/alat/
benda-benda lain di dalam tubuh pasien sesudah tindakan pembedahan, Bunuh diri pada
pasien rawat inap,
Embolisme gas intravaskuler yang mengakibatkan kematian/kerusakan neurologis, Reaksi
Haemolitis transfusi darah akibat inkompatibilitas ABO, Kematian ibu melahirkan, Kematian
bayi “Full-Term” yang tidak di antipasi, Penculikan bayi, Bayi tertukar, Perkosaan /tindakan
kekerasan terhadap pasien, staf, maupun pengunjung.
Selain contoh kejadian sentinel diatas terdapat kejadian sentinel yang berdampak
luas/nasional diantaranya berupa Kejadian yang sudah terlanjur di “ blow up” oleh media,
Kejadian yang menyangkut pejabat, selebriti dan publik figure lainnya, Kejadian yang
melibatkan berbagai institusi maupun fasilitas pelayanan kesehatan lain, Kejadian yang sama
yang timbul di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dalam kurun waktu yang relatif
bersamaan, Kejadian yang menyangkut moral, misalnya : perkosaan atau tindakan
kekerasaan.
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari fasilitas
pelayanan kesehatan terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien.
d. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien
yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang
benar dan jelas untuk keperluan analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden
termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar Masalah
“Kejadian Nyaris Cedera” (KNC/Near miss) dan “Kejadian Sentinel’ pada saat program
keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani
“Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko,
termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “Kejadian
Sentinel”.
g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan di dalam fasilitas pelayanan kesehatan dengan pendekatan antar
disiplin.
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk
evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
i. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif
untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan
keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.
a. Pastikan ada kebijakan yang menyatakan apa yang harus dilakukan oleh staf apabila
terjadi insiden, bagaimana dilakukan investigasi dan dukungan apa yang harus
diberikan kepada pasien, keluarga, dan staf.
b. Pastikan dalam kebijakan tersebut ada kejelasan tentang peran individu dan
akuntabilitasnya bila terjadi insiden.
c. Lakukan survei budaya keselamatan untuk menilai budaya pelaporan dan pembelajaran
di Fasilitas pelayanan Kesehatan anda.
a. Pastikan teman anda merasa mampu berbicara tentang pendapatnya dan membuat
laporan apabila terjadi insiden.
b. Tunjukkan kepada tim anda tindakan-tindakan yang sudah dilakukan oleh Fasilitas
pelayanan Kesehatan menindak lanjuti laporan-laporan tersebut secara adil guna
pembelajaran dan pengambilan keputusan yang tepat.
a. Pastikan ada anggota eksekutif yang bertanggung jawab tentang keselamatan pasien.
Anggota eksekutif di rumah sakit merupakan jajaran direksi rumah sakit yang meliputi
kepala atau direktur rumah sakit dan pimpinan unsur-unsur yang ada dalam struktur
organisasi rumah sakit, sedangkan untuk fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
merupakan jajaran pimpinan organisasi jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
b. Tunjuk penggerak/champion keselamatan pasien di tiap unit.
a. Giatkan forum-forum diskusi tentang isu-isu manajemen risiko dan keselamatan pasien,
berikan feedback kepada manajemen.
b. Lakukan asesmen risiko pasien secara individual sebelum dilakukan tindakan
c. Lakukan proses asesmen risiko secara reguler untuk tiap jenis risiko dan lakukan
tindakatindakan yang tepat untuk meminimalisasinya.
d. Pastikan asesmen risiko yang ada di unit anda masuk ke dalam proses asesmen risiko di
tingkat organisasi dan risk register.
a. Pastikan anggota tim menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan keluargannya
secara aktif waktu terjadi insiden.
b. Prioritaskan kebutuhan untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya
waktu terjadi insiden, dan berikan informasi yang jelas, akurat dan tepat waktu
c. Pastikan pasien dan keluarganya menerima pernyataan ”maaf” atau rasa keprihatinan
kita dan lakukan dengan cara terhormat dan simpatik.
b. Identifikasi unit lain yang kemungkinan terkena dampak dan berbagilah proses
pembelajaran anda secara luas.
a. Libatkan tim anda dalam pengambangan cara-cara agar asuhan pasien lebih baik dan
lebih aman.
b. Kaji ulang perubahan-perubahan yang sudah dibuat dengan tim anda untuk memastikan
keberlanjutannya
c. Pastikan tim anda menerima feedback pada setiap followup dalam pelaporan
insiden.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
3. Sistem Pelayanan Kesehatan adalah sebuah konsep dimana konsep ini memberikan
layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr.
Soekitjo Notoatmojo pelayanan kesehatan adalah sebuah subsistem pelayanan kesehatan
yang tujuan utamanya adalah pelayanan prefentif (pencegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Dan menurut Level dan Loomba pelayanan kesehatan
adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam waktu organisasi
dalam memelihara dan menigkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan.
2. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengeai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dari makalah kami, karena
terbatasnya waktu, pengetahuan, dan kurangnya rujukan yang berhubungan dengan makalah
kami.
Daftar Pustaka