MAKALAH
Disusun oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
BANDUNG
1442 H/2020 M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita langitkan kepada Allah swt, lantaran qudrah, iradah, dan
ilmu dari-Nya, penulis dapat merampungkan tulisan sederhana, berupa makalah yang berjudul
“Controlling : Menilai Hasil Pekerjaan dan Evaluasi Pendidikan”.
Shalawat dan salam mudah-mudahan selalu tercurah limpah ke pangkuan baginda Nabi
Muhammad saw sebagai teladan abadi bagi umatnya, yang kita nanti-nantikan syafaatnya di
yaumul hisab kelak, Amiin.
Makalah ini disusun sebagai materi ajar dan bahan diskusi, sekaligus merupakan
implementasi dari program active learning oleh dosen pengampu mata kuliah “Hadist
Manajemen Pendidikan”. Semoga dengan tersusunnya makalah ini bisa menambah khazanah
keilmuan dalam mempelajari materi-materi “Hadist Manajemen Pendidikan” serta memberikan
ragam faidah bagi pembacanya.
“Tidak ada gading yang tak retak” dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari
masih banyak kesalahan dan kekhilafan didalamnya. Karenanya berharap para pembaca yang
cerdas dapat menelaah dan menginformasikan letak kekeliruan dan kesalahan. Mengoreksi
kekeliruan dan meluruskan kesalahan, disamping tanggung syar‟iyyah juga merupakan
tanggungjawab ilmiah. Bila hal itu dilakukan penulis akan mengapresiasi setinggi-tingginya.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Controlling
Istilah mengenai pengertian pengawasan menurut bahasa Indonesia berasal dari kata
“awas” dimana berarti pengawasan adalah aktivitas mengawasi atau mengamati sesuatu
dengn teliti. Aktivitas lanjutan dari pengawasan adalah melaporkan hasil pengawasan
tersebut.
Pengawasan dalam bahasa inggris disebut dengan pengendalian (controlling). Istilah ini
memiliki makna yang lebih luas dibanding dengan pengertian pengawasan. Banyak yang
mengatakan bahwa pengawasan sama dengan pengendalian. Oleh karena itu pengawasan
selalu dimasukan pada fungsi manajemen bersamaan dengan pengendalian.
Pengawasan juga disebut Evaluasi, dalam konteks manajemen evaluasi adalah proses
untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilaksanakan benar sesuai apa tidak dengan
perencanaan sebelumnya. Evaluasi dalam manajemen pendidikan Islam ini mempunyai dua
batasan pertama; evaluasi tersebut merupakan proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan
pendidikan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan, kedua; evaluasi yang
dimaksud adalah usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) dari
kegiatan yang telah dilakukan. Pengawasan bisa juga dikatakan Evaluasi, dalam manajemen
pendidikan Islam ini mencakup dua kegiatan, yaitu penilaian dan pengukuran. Untuk dapat
menentukan nilai dari sesuatu, maka dilakukan pengukuran dan wujud dari pengukuran itu
adalah pengujian.2
Pengontrolan biasa juga disebut dengan pengawasan. Fungsi dari pengawsan adalah
mengidentifikasi efektifitas organisasi berdasarkan perencanaan yang telah dibuat. Demikian
pula pengawasan meliputi efisiensi dari masing-masing program, pengorganisasian, dan
pemimpinan. Pengawasan diperlukan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan
organisasi (pendidikan) pada masa selanjutnya
Controlling atau pengawasan merupakan salah satu aspek penting dalam dinamika sebuah
organisasi, baik organisasi dalam bentuk perusahaan, pendidikan maupun yang lainnya.
Selain sebagai bagian integral dari proses atau tahapan kinerja organisasi yang dimulai dari
planning, organizing, actuating sampai controlling, dalam beberpa studi mengenai
manajemen juga menunjukkan bahwa upaya pengawasan yang tereduksi dalam sebuah
sistem kerja organisasi berpengaruh sangat signifikan terhadap peningkatan kinerja
1
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017), cet. Ke-14, hlm.
103.
2
Samsirin, Konsep Manajemen Pengawasan dalam Islam dalam Jurnal At-Ta’dib, (Unida : Universitas
Darussalam), hlm. 344.
organisasi secara keseluruhan. Di sini control diartikan sebagai kendali agar performa
petugas dan output sesuai rencana.3
:ال ِف ُخطْبَتِ ِه َ َ أَنَّهُ ق،اب ْ ََلْ يَ ُك ْن يُ َس ِّم ِيه َع ْن عُ َمَر بْ ِن، َر ُج ٍل، َع ْن، َج ْع َف ِر بْ ِن بُْرقَا َن، ،يع
ِ َّاْلَط ِ
ٌ َع ْن َوك
ضو َن ََل ُ يَ ْوَم تُ ْعَر, ض ْاْلَ ْك ََِبِ وزنُوا َوتَ َزيَّنُوا لِْل َع ْر
َ ُاسبُوا َوِزنُوا أَنْ ُف َس ُك ْم قَ ْب َل أَ ْن ت
ِ
َ َ« َحاسبُوا أَنْ ُف َس ُك ْم قَ ْب َل أَ ْن ُُت
4 ِ
»ٌََتْ َفى ِمْن ُك ْم َخافيَة
Dari Wakī‟ dari Ja‟far bin Burqān dari seorang laki-laki yang tidak diketahui namanya,
dari „Umar bin al-Khaththāb bahwa ia berkata dalam khutbahnya, “Hisablah dirimu
sebelum kamu dihisab. Timbanglah amalanmu sebelum ditimbang (di akhirat). Dan
bersiaplah untuk menghadapi suatu urusan yang besar, pada hari kalian dihadapkan dan
tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari kalian.”
3
Noer Rahmah dan Zaenal Fanani, Pengantar Manajemen Pendidikan, (Malang : Madani, 2017), hlm. 67.
4
Ibnu Abī Syaibah, Mushannaf Ibnu Abī Syaibah, jilid 7, hlm. 96.
5
Al-Baihaqqī, Syu‟abul-Imān, jilid 7, hlm. 233.
ض ِِنَ " َعَر:ال َ َ ق، َع ِن ابْ ِن ُع َمَر، َع ْن نَافِ ٍع،ِ َحدَّثَنَا عُبَ ْي ُد اهلل، َحدَّثَنَا أَِِب،َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن َعْب ِد اهللِ بْ ِن ُُنٍَْْي
ِ ٍ ول اهللِ صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم ي وم أ
َ َو َعَر، فَلَ ْم ُُِي ْزِِن، َوأَنَا ابْ ُن أ َْربَ َع َع ْشَرَة َسنَةا،ُحد ِف الْقتَ ِال
ض ِِن يَ ْوَم ُ َ َْ َ َ َ ْ َ ُ َ ُ َر ُس
6
،َج َازِِن ِ ْ
َ َْ َوأَنَا ابْ ُن َخ،اْلَْن َدق
َ فَأ،س َع ْشَرَة َسنَةا
Muhammad bin „Abdullāh menceritakan pada kami, „Ubaidullāh menceritakan pada
kami, dari Nāfi‟, dari Ibnu „Umar, ia berkata, “Aku menghadap kepada Rasulullah Saw
pada hari Uhud untuk berperang, dan aku saat itu berumur 14 tahun, lalu aku tidak
diizinkan ikut. Dan aku menghadap Rasul pada saat perang Khandaq, dan aku berumur
15 tahun, lalu ia mengizinkanku ikut.”
Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap ketrampilan siswa dalam
membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Terdapat dua tahapan
penilaian yaitu: Pertama, penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta
prosedur kerja siswa. Kedua, penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil
karya/kerja siswa.
Hasil kerja dapat berupa produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain, kertas,
kayu plastik, dan hasil karya seni seperti berupa lukisan, gambar, dan patung.
6
Muslim, Shahīh Muslim, Bab Bayāni Sinnil-Bulūg. No 1868
7
Muslim, Shahīh Muslim, Bab al-Amru bi Ihsānidz-Dzabhi wal-Qatli wa Tahdīdisy-Syafarati. No. 1868
Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau perancangan,
tahap produksi, dan tahap akhir. Semua harus dilakukan oleh siswa, berhubung ketiga
tahap itu merupakan proses yang padu, maka guru bisa saja melakukan penilaian tentang
kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.
Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak tejadi kekliruan dalam
menyusun kisi-kisi instrumen penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru
untuk:
Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir
jenjang/kelas di sekolah kejuruan.
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan
kompetensi yang diukur serta penilaian didasarkan pada seluruh aspek
kompetensi, bukan pada salah satu aspek saja.
Penilaian hasil kerja yang obyektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh
jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.
Merinci langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil kerja.
Agar siswa memfokuskan diri pada langkah yang akan dinilai.
Daftar cek dapat pula digunakan untuk mengamati dan menilai kinerja siswa di luar
situasi ujian. Misalnya, digunakan pada saat siswa melakukan praktikum, sebagai bagian
dari kegiatan belajar mengajar.
Daftar penilaian dapat dibuat dalam bentuk daftar penilaian biasa yang menggunakan
angka atau dalam bentuk skala penilaian. Contoh penilaian kinerja siswa dalam membuat
kerajinan dari barang bekas
Nilai Kriteria
Kurang dibuat
Alat dan bahan yang dipilih kurang sesuai
Evaluasi Pendidikan
a) Pengertian Evaluasi Pendidikan
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris education; dalam bahasa Arab:
At-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiyah
dapat evaluasi pendidikan diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau
penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald
W. Brown (1977) evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
dari sesuatu. Apabila definisi Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) digunakan
untuk memberi definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu dapat
diberi pengertian sebagai suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud
untuk) atau suatu proses (yang berlangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala
sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang
terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau
proses penentuan nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Menurut Ramayulis (2008:332) mengatakan “Evaluasi merupakan suatu proses
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi guna menetapkan
keluasan pencapaian tujuan oleh individu”.
Dan menurut Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010:211) mengatakan “Evaluasi
adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan
peserta didik untuk tujuan pendidikan. Sedangkan Evaluasi Pendidikan Islam adalah suatu
taraf untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam”.
Sedangkan menurut A. Heris Hermawan (208:177) menyatakan “Evaluasi adalah
penilaian, setelah proses penilaian ada hasil. Hasilnya adalah yang kemudian menjadi
semacam parameter untuk mengetahui apakah seorang itu berhasil atau tidak. Evaluasi
sangat menentukan kualitas”. Allah berfirman di dalam Qur’an Surat Al-Baqarah : 115;
Artinya: Dan sungguh akan kami cobaan kepadamu dengan sedikit kekuatan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah : 115).
Evaluasi Pendidikan adalah suatu proses penilaian dalam mengumpulkan dan
menganalisis untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan guna
menetapkan pencapaian suatu tujuan baik untuk pendidik dan peserta didik.
b) Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan
Secara umum ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah
mencakup tiga komponen utama yaitu :
1. Evaluasi program pengajaran
Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencakup tiga hal, yaitu:
a. Evaluasi terhadap tujuan pengajaran
b. Evaluasi terhdap isi program pengajaran
c. Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.
2. Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran
Evaluasi mengenai proses peaksanaan pengajaran akan mencakup :
a. Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-
garis besar program pengajaran yang telah ditentukan.
b. Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran.
c. Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Minat atau perhatian siswa didalam mengikuti pelajaran.
e. Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
f. Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya.
g. Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran
berlangsung.
h. Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa.
i. Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang
diperoleh didalam kelas dan upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul
sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
3. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup:
a. Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan
khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat
terbatas.
b. Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan
umum pengajaran.
c) Fungsi Evaluasi Pendidikan
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki
tiga macam fungsi pokok yaitu; 1) mengukur kemajuan, 2) Menunjang penyusunan
rencana, dan 3) Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali
Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditillik dari tiga
segi, yaitu: segi psokologis, segi didaktik dan segi administratif.
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima
macam fungsi, yaitu:
1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta
didiknya
2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing
peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta
didik.
4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang
memang memerlukannya.
5. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah di
tentukan telah dapat dicapai.
Adapun secara administrative, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga
macam fungsi, yaitu:
1. Memberikan laporan
2. Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
3. Memberikan gambaran
Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran ada beberapa fungsi evaluais, yakni :
1. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
2. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam
menguasai tujuan yang telah ditentukan.
3. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
4. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunkan oleh siswa untuk mengambil keputusan
secara individual khususnya dalam menentukan masa depan sehubungan dengan
pemilihan bidang pekerjaan.
5. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum dalam menentukan kejelasan
tujuan khusus yang ingin dicapai.
6. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan
dengan pendidikan di sekolah.
d) Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan
Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010, 214) mengatakan bahwa ada 3 (tiga)
prinsip-prinsip evaluasi yang harus di perhatikan, yaitu;
1. Prinsip Kesinambungan (Konstinuitas)
Dalam ajaran Islam, sangat diperhatikan prinsip kontinuitas, karena dengan
berpegang dengan prinsip ini, keputusan yang di ambil oleh seseorang menjadi valid
dan stabil, dan menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan, serta untuk
mengetahui perkembangan peserta didik sehingga kegiatan dan kerja peserta didik
dapat dilihat melalui penilaian.
2. Prinsip Menyeluruh (Komprehensif)
Prinsip ini melihat semua aspek, seperti aspek kepribadian, ketajaman hafalan,
pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan sebagainya.
3. Prinsip Objektivitas
Prinsip ini dilakukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh
dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah Swt.,
memerintahkan agar seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan
karena kebencian ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan.
Dan menurut A. Heris (208, 186) mengatakan ada 5 prinsip evaluasi yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Prinsip Valid (kebenaran suatu data)
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes
terpercaya dan shahih. Artinya adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran
dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan yang dapat di
pertanggungjawabkan maka data yang akan dihasilkan akan salah dan menghasilkan
kesimpulan yang dimilikinya menjadi salah.
2. Prinsip Kesinambungan (kontinuitas)
Evaluasi tak hanya dilakukan setahun sekali, atau per semester, tetapi dilakukan
secara terus-menerus, dimulai dari proses belajar mengajar kemudian memperhatikan
peserta didiknya, sehingga peserta didik selesai dari lembaga sekolah. Evaluasi
dilakukan secara kesinambungan untuk untuk mengetahui perkembangan peserta didik
sehingga kegiatan dan kerja peserta didik dapat dilihat melalui penilaian.
3. Prinsip Menyeluruh (komprehensif)
Prinsip ini melihat semua aspek, seperti aspek kepribadian, ketajaman hafalan,
pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan sebagainya.
Bila hal ini diperlukan, masing-masing bidang diberikan penilaian secara khusus,
sehingga peserta didik mengetahui kelebihannya disbanding dengan teman-temannya,
karena setiap peserta didik diasumsikan tidak semuanya memiliki mpengetahuan dan
keterampilan secara utuh.
4. Prinsip Bermakna
Evaluasi diharapkan memiliki makna yang segnifikan bagi semua pihak. Untuk itu
evaluasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
5. Prinsip Objektivitas
Prinsip ini dilakukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi
oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah Swt., memerintahkan agar
seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian ketidak
objektifan evaluasi yang dilakukan.
Sedangkan Ramayulis (2008, 332) mengatakan bahwa prinsip evaluasi dibagi
menjadi 2, yaitu:
1. Prinsip Umum
Prinsip umum terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Valid
Evaluasi yang harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan
jenis tes terpercaya atau sahih, artinya adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi
pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan
yang dapat di pertanggungjawabkan maka data yang akan dihasilkan akan salah dan
menghasilkan kesimpulan yang dimilikinya menjadi salah.
b. Berorientasi kepada kompetensi
Evaluasi harus memiliki pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi
seperangkat pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai yang terreflesikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak. Dalam berpijak pada kompetensi ini, maka ukuran-
ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan jerarah.
c. Berkelanjutan
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk
mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan
unjuk kerja peserta didik dapat di pantau melalui penilaian.
d. Menyeluruh
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor serta berdasarkan strategi dan prosedur penilaian dengan berbagi
bukti hasil belajar peserta didik yang dapat dipertanggung jawabkan kepada semua
pihak.
e. Bermakna
Evaluasi diharapkan memiliki makna yang segnifikan bagi semua pihak. Untuk itu
evaluasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak
yang berkepentingan.
f. Adil dan obyektif
Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektifitas peserta didik,
tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang etis, budaya. Sebab ketidakadilan
dalam penilaian dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik
karena merasa dianarkikan.
g. Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan
tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa
ada rekayasa dan sembunyi-sembunyi.
h. Ikhlas
Ikhlas ialah, keberhasilan niat atau hati guru atau pendidik, bahwa ia dalam
melakukan evaluasi itu dalam rangka efesiensi tercapainya pendidikan dan
kepentingan peserta didik itu sendiri.
i. Praktis
Praktis berarti mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indicator,
seperti; hemat waktu, biaya, tenaga, mudah diadministrasikan mudah menskor dan
mengelolahnya, dan mudah ditafsirkan.
j. Dicatat dan akurat
Hasil dari setiap evaluasi peserta didik harus secara sistematis dan komperhensif
dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktui dapat digunakan kembali.
2. Prinsip Khusus
a. Apapun jenis penilaian yang digunakan harus memungkinkan adanya kesempatan
terbaik dan maksimal bagi peserta didik menunjukan kemampuan hasil belajar
mereka.
b. Setiap guru mampu melaksanakan porosedur penilaian, dan penvatatan secara tepat
presentasi dan kemampuan hasil belajar yang dicapai peserta didik.
e) Manfaat Evaluasi Pendidikan
Dalam Pendidikan, tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif
dan psikomotor) ketimbang asfek kogritif. Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik yang secara besarnya meliputi empat hal, yaitu ;
1. Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya, maksunya
Sejauh mana loyalitas dan pengabdiannya kepada Allah dengan indikasi-indikasi
lahiriah berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT.
2. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat,
maksudnya Sejauh mana peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agamanya da
kegiatan hidup bermasyarakt, seperti ahlak yang mulia dan disiplin.
3. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam
sekitarnya, maksudnya Bagaimana peserta didik berusaha mengelola dan
memelihara, serta menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya, apakah ia merusak
ataukah memberi makna bagi kehidupannya dan masyarakat dimana ia berada.
4. Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah Swt., khalifah Allah
Swt., serta anggota masyarakat, maksudnya Bagaimana dan sejauh mana ia
memandang diri sendiri sebagai hamba Allah dalam menghadapi kenyataan
masyarakat yang beraneka ragam budaya, suku dan agama.
Menurut Muchtar Buchari mengemukakan, ada dua tujuan evaluasi dalam
Pendidikan, yaitu;
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah menyadari pendidikan
selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkah efisien metode pendidikan yang dipergunakan dalam
jangka waktu tertentu.
f) Jenis-Jenis Evaluasi Pendidikan
Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010:217) mengatakan ada empat macam jenis-
jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, yaitu:
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik
setelah ia menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang
studi tertentu. Fungsi penilaian pormatif ini untuk memperbaiki proses pembelajaran
kearah yang lebih baik dan efesien atau memperbaiki satuan atau rencana
pembelajaran.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti
pelajaran pada suatu catur wulan, satu semester, atau akhir tahun untuk menentukan
jenjang berikutnya. Fungsi penilaian sumatif untuk mengetahui angka atau nilai
murid setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu semester atau akhir tahun.
3. Evaluasi penempatan (placement)
Evaluasi yang dilakukan sebelum anak mengikuti proses belajar mengajar untuk
kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang di inginkan. Fungsi dari
evaluasi ini untuk mengetahui keadaan peserta didik secara bertahap kemudian
kepribadian secara menyeluruh.
4. Evaluasi Diagonis
Evaluasi terhadap hasil peneletian tentang keadaan belajar peserta didik, baik
merupakan kesulitan - kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar
mengajar. Fungsi evaluasi dianostik untuk permasalahan yang mengganggu peserta
didik, hal ini akan mengakibatkan pesera didik mengalami kesulitan, hambatan atau
gangguan dalam satu bidang studi.
Sedangkan Ramayulis (2008:336) mengatakan ada lima macam jenis-jenis evaluasi
yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, yaitu:
1. Penilaian Formatif
Yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang
studi tertentu.
2. Penilaian Sumatif
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai
mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan semester, atau akhir tahun.
3. Penilaian Penempatan (placement)
Yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan didalam
situasi belajar mengajar yang sesuai dengan anak didik tersebut.
4. Penilaian Diagnostik
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar
peserta didik baik yang merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui
dalam situasi belajar mengajar.
5. Penilaian Berbasis Kelas
Yaitu suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik dengan menetapkan prinsip-prinsip penilaian,
pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, actual dan konsisten, serta
mengindentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar pada mata pelajaran yang
dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah
dicapai disertai dengan petunjuk kemajuan belajar peserta didik dan pelapornya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut :
1. Controlling atau pengawasan merupakan salah satu aspek penting dalam dinamika
sebuah organisasi, baik organisasi dalam bentuk perusahaan, pendidikan maupun
yang lainnya. Selain sebagai bagian integral dari proses atau tahapan kinerja
organisasi yang dimulai dari planning, organizing, actuating sampai controlling,
dalam beberpa studi mengenai manajemen juga menunjukkan bahwa upaya
pengawasan yang tereduksi dalam sebuah sistem kerja organisasi berpengaruh sangat
signifikan terhadap peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan. Di sini control
diartikan sebagai kendali agar performa petugas dan output sesuai rencana
2. Hadist tentang controlling/evaluasi dapat dilihat di Ibnu Abī Syaibah, Mushannaf
Ibnu Abī Syaibah, jilid 7, hlm. 96. Al-Baihaqqī, Syu’abul-Imān, jilid 7, hlm. 233.
Muslim, Shahīh Muslim, Bab Bayāni Sinnil-Bulūg no 1868. Muslim, Shahīh Muslim,
Bab al-Amru bi Ihsānidz-Dzabhi wal-Qatli wa Tahdīdisy-Syafarati no 1868
3. Controlling dalam manajemen, dalam hal ini meliputi penilaian hasil pekerjaan dan
evaluasi pendidikan. Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap
ketrampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk
tersebut. Terdapat dua tahapan penilaian yaitu: Pertama, penilaian tentang pemilihan
dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa. Kedua, penilaian tentang
kualitas teknis maupun estetik hasil karya/kerja siswa. Sementara evaluasi pendidikan
itu dapat diberi pengertian sebagai suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan
dengan maksud untuk) atau suatu proses (yang berlangsung dalam rangka)
menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu
yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau
singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai
pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA
Gerson Raturmanan, Tanwey & Theresia Laurens. (2003). Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: Unesa Univer
http://magazine.web.id/pengertian-evaluasi-pendidikan-dan-ruang-lingkup-evaluasi-pendidikan/
Ibnu Abī Syaibah, Mushannaf Ibnu Abī Syaibah, jilid 7, hlm. 96.
Mujid, Abdul dan Jusuf Mudzakir. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Kencana Prenida
Media.
Rahmah, Noer dan Fanani, Zaenal. (2017). Pengantar Manajemen Pendidikan. Malang : Madani
Samsirin. (2017). Konsep Manajemen Pengawasan dalam Islam. Jurnal At-Ta’dib. Unida :
Universitas Darussalam
Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada media
Group.