Anda di halaman 1dari 11

MENJELASKAN PENGERTIAN PENGAWAS DAN

MENGIDENTIFIKASI PERAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS

Disajikan pada mata kuiah : Kepemimpinan Pendidikan

Dosne Pengampu : Najib Haitami, MM

Kelompok 11 :

Anggi Aliandika 1720203033

Aqiylah Rayhan 1720203034

Choirun Nisa 1720203035

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
TAHUN AKADEMIK
2019PENDAHULUAN

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengawas
Terdapat banyak sekali istilah yang berkaitan dengan pengawas ( Controling)
yaitu, Monitoring, Crecting, Evaluating, dan Supersision. Istilah-istilah tersebut
digunakan seabagai alat pengawasan. Pengawasan mengandung arti terus
menerus, merekam, memberi penjelasan, petunjuk, pemahaman, pembinaan, dan
penelusuran terhadap berbagai ketidak tepatan dan kesalahan. Pengawasan
merupak kunci keberhasilan proses manajemen. Untuk memperoleh hasil yang
lebih efektif, pengawasan dilakukan bukan hanya di akhir prosesn tetapi diadakan
pada setiap tingkatan proses manajemen [CITATION Nyi18 \p 12 \l 1057 ].
Pengawasan menurut Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir adalah setiap usaha
dan tindakan dalam rangka untuk mengetahui sampai dimana pelaksanaan tugas
yang dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai.
Menurut Sondang P. Siagian, Pengawasan adalah proses pengamatan dari
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan
yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya. Sedangkan menurut Djamaluddin tanjung dan Supardan
mengemukakan Pengertian Pengawasan yaitu salah satu fungsi manajemen untuk
menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dalam perencanaan. Dengan pengawasan dapat diketahui sampai
dimana penyimpangan, penyalahgunaan, kebocoran, pemborosan, penyelewengan,
dan lain-lain kendala di masa yang akan datang[CITATION Nyi18 \p 12 \l 1057 ].
Jadi pemakalah dapat menyimpulkan pengawasan adalah kegiatan
membandingkan apa yang sedang atau sudah dikerjakan dengan apa yang
direncanakan sebelumnya. Dari pengertian pengawasan diatas, terdapat hubungan
yang erat antara pengawasan dan perencanaan, karena pengawasan dianggap
sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-penyimpangan
dalam pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang
direncanakan.

3
Dilembaga pendidikan sekolah, pengawasan dikenal dengan istilah supervisi,
yaitu kegiatan pembinaan para pendidik dalam mengembangkan prose
pembelajaran, termasuk segala unsur penunjangnya. Maka pengawasan atau
supervisi pendidikan merupakan usaha yang sifatnya membantu guru agar dapat
memperbaiki, mengembangkan, bahkan meningkatkan pengajarannya. Serta
dapat pula menyediakan kondisi belajar murid yang efektif dan efesien demi
untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan. Carter
Good Education mengemukakan bahwa pengawasan pendidikan adalah segala
usaha dalam memimpin guru-guru dam tenaga kependidikan untuk memerbaiki
pengajaran termasuk Menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan merivisi tujuan
pendidikan bahkan bahan pengajaran dan metode mengajar serta evaluasi
pengajaran [CITATION Eng10 \p 291 \l 1057 ].

B. Fungsi, Tujuan dan prinsip Pengawasan


Pengawas yang efektif berfungsi sebagai Early Warning System atau sistem
peringatan dini yang sanggup memberikan informasi awal mengenai persiapan,
keterlaksanaan, dan keberhasilan program. Dun merincikan 2 fungsi pengawas :
1. Sebagai eksplanasi
Menjelaskan kefgiatan yang dilakukan. Termasuk hambatan dan kesulitan
serta alasannya.
2. Sebagai akuntansi
Dapat dilakukannya auditing terhadap penggunaan sumberdaya dan
tingkatan output yang dicapai
Sedangkan tujuan pengawasan menurut Harsono menyatakan tujuan
pengawasan adalah untuk mendeteksi sedini mungkin segala bentuk penyimpagan
serta mentindaklanjutinya dalam rangka mendukung pelaksanaan sebuat prioritas
yang akan dilakukan. Prioritas yang dimaksudnya disini adalah pemerataan. Jika
dalam bidang pendidikan pemerataan yang dimaksud adalah pemerataan
kesempatan belajar, relevansi, dan peningkatan mutu [CITATION Eng10 \p 221 \l
1057 ]. Selain itu ada juga tujuan pengawas :

4
1. Menjamin ketetapan pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana tersebut,
kebijaksanaan dan perintah.
2. Melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan.
3. Mencegah pemborosan dan penyelewengan.
4. Menjamin terwujudnya kepuasan atas barang dan jasa yang dihasilkan.
5. Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi.
Prinsip- prinsip dalam pengawasan yang harus dilaksanakan adalah  :
1. Prinsip Ilmiah
Kegiatan pengawasan dilaksanakan berdasarkan data objektif yang
diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses pembelajaran. Setiap
kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan kontinu. 
2. Prinsip Demokratis
Layanan/bantuan yang diberikan kepada anggota berdasarkan hubungan
kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman
dalam mengembangkan tugasnya.
3. Prinsip Kerjasama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of
idea, sharing of experience, memberi support/ mendorong, menstimulasi
anggota, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip Konstruksi dan Kreatif
Setiap anggota akan termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreativitas kalau pengawas mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan [CITATION Hik09 \p
39 \l 1057 ].
Prinsip lain yang mendasari dari pelaksanaan pengawasan disamping sebagaimana
tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1. Prinsip organisasional, artinya pengawasan harus dilaksanakan dalam
kerangka struktur organisasi yang melingkupinya.
2. Prinsip perbaikan, artinya pengawasan berusaha mengetahui kelemahan
atau kekurangan dan kemudian dicarikan jalan pemecahanya.

5
3. Prinsip komunikasi, artinya pengawasan dilakukan untuk membina system
kerjasama antara atasan dan bawahan, membangun hubungan baik dalam
proses pelaksanaan pengelolaan organisasi.
4. Prinsip pencegahan, artinya bahwa pengawasan dilakukan untuk
menghindari adanya kesalahan dalam mengelola komponen-komponen
organisasi.
5. Prinsip pengendalian, artinya pengawasan dilakukan agar semua proses
manajemen berada pada rel yang telah digariskan sebelumnya.
6. Obyektifitas, yakni pengawasan dilakukan berdasarkan data nyata di
lapangan tamnpa menggunakan penilaian dan tafsiran subyektif dari
pengawas.
7. Prinsip kontinuitas, artinya dilakukan secara terus menerus, baik selama
berlangsungnyab proses maupun setelah pelaksanaan kerja [CITATION
Hik09 \p 40 \l 1057 ].

C. Langkah-Langkah dan Ciri- ciri Pengawasam


Langkah-langkah pengawasn
1. Menentukan standar dan metode pengukuran kegiatan
2. Mengukur kegiatan secara berulang
3. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standar tersebut
4. Melakukan tindakan koreksi
Ciri-ciri pengawasan yang efektif :
1. Dihubungkan dengan rencana
2. Dihubungkan dengan individu pimpinan dan pribadinya
3. Harus menunjukkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
4. Objektif
5. Fleksibel
6. Membawa ke arah tindakan perbaikan [CITATION Nan08 \p 101 \l 1057 ].

D. Tugas Pokok dan Landasan Hukum Pengawas pendidikan

6
Nana Sudjana mejelaskan bahwa kinerja pengawas dapat dijabarkan dalam
bentuk tugas-tugas pengawas meliputi:
1. Inspecting (mensupervisi)
2. Advising (memberi advis atau nasehat)
3. Monitoring (memantau)
4. Reporting (membuat laporan)
5. Coordinating (mengkoordinir)
Adapun yang menjadi kekuatan hukum dari pengawas adalah Peraturan
Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan , pasal 29
ayat 1 menyatakan pengawasan pada pendidikan formal dilaksanakan oleh
pengawas stuan pendidikan. Selanjutnya dalam pasal 40 ayat 1 menyebutkan
bahwa pengawasan pada pendidikan nonformal dilakukan oleh penilik satuan
pendidikan. ( PP nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan ).Selanjutnya untuk memperkuat kedudukan pengawas diterbitkan
peraturan menteri Pendidikan Nasional no. 12 tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah [CITATION Mar01 \p 19 \l 1057 ].

E. Proses Pengawasan
Proses pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan melalui beberapa
tahapan, dimana tahap-tahap tersebut adalah merupakan rangkaian suatu proses
yang dilakukan dalam pengawasan. Proses pengawasan menurut M. Manulang
dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu; menentukan alat pengukur (standard),
mengadakan penilaian (evaluasi) dan mengadakan tindakan perbaikan (corrective
action). Secara rinci proses pengawasan tersebut dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Penentuan standar
Penentuan standard dalam proses pengawasan secara tepat memang agak
sulit, akan tetapi penentuan standard terkait waktu dengan perilaku pegawai
harus dilakukan. Diantara standar yang harus ditetapkan dalam melakukan
pengawasan adalah standard waktu, yakni berapa lama waktu yang
dibutuhkan dalam menghasilkan suatu produk atau memberikan layanan jasa

7
tertentu, standard produktifitas, yakni jumlah produk dan layanan jasan yang
dihasilkan selama periode waktu tertentu, standard biaya, yakni berapa biaya
yang dikeluarkan untuk semua barang dan jasa, standard kualitas, yakni
tingkat kemampuan yang dikehendaki, standard tingkah laku, artinya tipe
tingkah laku yang dikehendaki terhadap pegawai dalam suatu organisasi.
Lebih lanjut tentang penentuan standard ini Amirullah Haris Budiono
mengacu kepada empat sumber informasi yang mencakup; pengamatan
pribadi, laporan statistic, laporan lisan dan laporan tertulis.
2. Evaluasi unjuk kerja
Evaluasi unjuk kerja ini dilakukan dengan melakukan pengecekan
terhadap penyimpangan berdasarkan standard yang telah ditetapkan. Hasil
dari evaluasi ini kemudian dibandingkan dengan standard yang ada, oleh
karena itu evalusai ini harus dilakukan dengan menggunakan ukuran yang
akurat, dimana instrumentnya harus disusun secara lengkap dan valid.
Mengadakan pengukuran ini harus terlebih dahulu dilakukan, karena
tindakan perbaikan dapat dilakukan berdasarkan dari hasil evaluasi yang
didahului oleh kegiatan pengukuran tersebut.
3. Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan ini dilakukan apabila, proses dan hasil kerja teradpat
penyimpangan dari standard yang ditentukan, akan tetapi apabila proses
dan hasil kerja telah sesuai dengan standard maka yang harus dilakukan
adalah peningkatan. Tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-
penyimpangan harus dibuatkan skala prioritas dalam penanganannya.
Dalam melakukan perbaikan ada beberapa kemungkinan yang harus
dipertimbangkan, yaitu; tersedianya alokasi waktu yang memadai,
rasionalisasi tambahan pegawai dan atau peralatan, alokasi waktu yang
cukup bagi manajer untuk melakukan perbaikan manajemen dan adanya
usaha extra dari semua komponen yang ada. Apabila usaha-usaha tersebut
gagal dilaksanakan, maka perlu dilakukan penjadwalan ulang karena
mungkin terdapat perubahan pada semua bidang [CITATION Hen01 \p 28 \l
1057 ].

8
F. Mengidentifikasi peran kepemimpinan pengawas
Berdasarkan uraian tugas-tugas pengawas sebagaimana yang telah
dikemukakan di atas, maka pengawas berperan sebagai:
1. penilai,
2. peneliti
3. pengembang
4. pelopor/innovator
5. motivator
6. konsultan
7. kolaborator dalam rangka meningkatkan mutu suatu organisasi.

9
KESIMPULAN

10
DAFTAR PUSTAKA
Engkowarsa, & Komariah, A. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Al
Fabeta.

Fattah, N. (2008). Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.

Hikmat. (2009). Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Latifah, N., & Aziz, L. (2018). Dinamika Pengawasan. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.

Maryono. (2001). Dasar-Dasar dan Tehnik Menjadi Supervisior Pendidikan.


Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Soetopo, H. (2001). Manajemen Pendidikan. Malang: PT Cipta Karya.

11

Anda mungkin juga menyukai