Anda di halaman 1dari 10

DASAR-DASAR PRILAKU KELOMPOK

Disajikan pada mata kuliah :


Teori Prilaku dan Budaya Organisasi

Dosen Pengampu : Ichromsyah Arrochman, M. Pd.I

Kelompok 7 :
Ria Ariani 1710203022
Aqiylah Rayhan 1720203034
Fitria Islamiati 1710203011

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia
akan terlibat dalam aktifitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan
bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai
kelompok-kelompok ini. Hampir pada umumnya manusia menjadi anggota dari
suatu organisasi besar ataupun kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk
mencari keakraban dalam kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan
tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan
barang kali ada kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu
sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.

Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula


terbentuknya kelompok. Teori yang sangat dasar terbentuknya kelompok adalah
mencoba menjelaskan adanya kesamaan antara 2 orang tertentu yang teori ini
disebut dengan teori pendekatan. Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik
antar individu dan pembentukan kelompok adalah secara sederhana karena adanya
kesempatan berinteraksi satuu sama lain. Hal ini dapat dipahami secara jelas,
bahwa orang yang jarang melihat , atau berbicara satu sama lain sulit dapat
tertarik. Hasil penelitian pembuktikan bahwa faktor lingkugan juga merupakan
faktor penentu untuk menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.

Maka dari itu untuk dapat lebih jelasnya, pada makalah ini akan membahas
tentang Dasar-Dasar Prilaku Kelompok.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok
Dalam organisasi pemenuhan tujuan merupakan suatu hal penting dimana
terdapat tugas-tugas yang dikerjkan oleh setiap individu dalam rangka
berkontribusi memenuhi tujuan organisasi. Dua individu atau lebih yang saling
berinteraksi dan ketergantungan, yang bergabung bersama untuk mencapai tujuan-
tujuan khusus.
Kelompok (Group) merupakan kumpulan dari dua individu atau lebih yang
berinteraksi, memiliki pola hubungan yang stabil, berbagi tujuan bersama, dan
merasakan diri mereka menjadi sebuah kelompok. Sedangkan menurut Kinicki
mendefinisikan kelompok sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi secara
bebas, berbagai norma dan tujuan kolektif dan mempunyai identitas bersama.1
Definisi kelompok minimal dapat dilihat dari 2 sudut pandang, yaitu sudut
pandang persepsi dan sudut pandang organisasi, sudut pandang motivasi dan
interaksi. Dari sudut pandang persepsi kelompok didefinisikan sejumlah indiviu
yang saling berinteraksi dalam pertemuan tatap muka dimana masing-masing
memiliki kesan tertentu. Sedangkan dari sudut pandang organisasi, kelompok
didefinisikan 2 orang atau lebih yang memilki norma yang mengatur fungsi
kelompok, serta standar peran. Sudut pandang motivasi, kelompok adalah sebagai
individu dengan nilai penghargaan. Dari sudut pandang interaksi melihat
kelompok dari frekuensi komunikasi antar individu didalammnya secara tatap
muka.2
Jadi dapat disimpulkan, kelompok adalah sejumlah orang yang mempunyai
nilai, norma, landasan yang sama, saling berinteraksi satu sama lain dalam
mencapai tujuan bersama.

1. Kelompok Formal

1Wibowo, Prilaku dalam Organisasi, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2013), hal.201

2Asatadi Pangarso, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hal 195

3
Kelompok ini dibangun selaku akibat dari pola struktur organisasi dan
pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas – tugas. Kebutuhan
dan proses organisasi menimbulkan formulasi tipe – tipe kelompok yang
berbeda–beda. Khususnya ada dua tipe kelompok formal, di antaranya:
a.Kelompok Komando (Command Group)
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok
terdiri dari bawahan yang melapor langsung kepada seorang supervisor
tertentu. Hubungan wewenang antara manajer departemen dengan
supervisor, atau antara seorang perawat senior dan bawahannya,
merupakan kelompok komado.
b. Kelompok Tugas (Task Group)
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja – sama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya, kegiatan para
karyawan administrasi dalam perusahaan asuransi pada waktu orang
mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang harus
dilaksanakan.3
2. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah pengelompokan secara wajar dari orang –
orang dalam situasi kerja untuk memenuhi kebutuhan sosial. Dengan
perkataan lain, kelompok informal tidak muncul karena dibentuk dengan
sengaja, tetapi muncul secara wajar. Orang mengenal dua macam kelompok
informal khusus diantaranya:
a. Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando
atau kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai
sesuatu sasaran bersama. Para karyawan yang bersama – sama bergabung
dalam kelompok untuk membentuk front yang terpadu menghadapi
manajemen untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak dan pelayan
wanita yang mengumpulkan uang persen mereka merupakan contoh dari
kelompok kepentingan. Perlu diketahui juga tujuan kelompok semacam

3Diana Angelica, Prilaku Organisasi, (Jakarta:Salemba Empat, 2008), hal. 368

4
itu tidak berhubungan dengan tujuan organisasi, tetapi tujuan itu bersifat
khusus bagi tiap – tiap kelompok.
b. Kelompok Persahabatan (Friendship Group)
Banyak kelompok dibentuk karena para anggotanya mempunyai
sesuatu kesamaan, misalnya usia, kepercayaan politis, atau latar belakang
etnis. Kelompok persahabatan ini seringkali melebarkan interaksi dan
komunikasi mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan. Jika Pola
gabungan karyawan dicatat, maka akan segera menjadi jelas bahwa
mereka termasuk dalam berbagai macam kelompok yang sering
bersamaan. Maka diadakan perbedaan diantara dua klasifikasi kelompok
formal dan informal. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa
kelompok formal (kelompok komando dan kelompok tugas) dibentuk
oleh organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Sedangkan kelompok informal (kelompok kepentingan dan kelompok
persahabatan) adalah penting untuk keperluan mereka sendiri (artinya,
mereka memenuhi kebutuhan pokok akan berkelompok).4

B. Tahap – Tahap Perkembangan Kelompok


Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam
evolusi. Suatu kelompok tidak terbentuk dengan sendirinya dan secara langsung.
Tetapi kelompok berkembang secara bertahap. Perkembangan kelompok pada
umumnya melalui 5 tahapan yang dinamakan The Five Stage Group Development
Model :
1. Tahap pembentukan (Forming), ditandai dengan ketidakpastian
tentang maksud, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Anggota
mempertimbangkan tipe prilaku apa yang dapat diterima. Tahapan ini
selesai apabila anggota mulai berfikir diri mereka sebagai bagian dari
kelompok.5

4Ibid, hal. 368-369

5Stephen P. Robbins, Tomothy A. Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2008),
hal. 358

5
2. Tahap Timbulnya konflik dalam kelompok (Storming Stage) anggota
menerima keberadaan kelompok, tetapi menolak memaksa pada
individualitas. Selanjutnya terjadi konflik tentang siapa yang akan
mengawasi kelompok. Ketika tahap ini selesai, akan terdapat Hirarki
kepemimpinan yang relatif jelas dalam kelompok.
3. Tahap Normalisasi (Norming Stage) adalah tahap di mana hubungan
yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kepaduan.
Dalam tahap ini terbentuk sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok
dan persahabatan. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok tersebut
menjadi solid dan kelompok telah menstimulasikan harapan bersama
tentang apa yang menjadi prilaku anggota yang benar.
4. Tahap Berkinerja (Performing) adalah tahap di mana struktur telah
sepehunya fungsional dan diterima. Energi kelompok telah berpindah dari
saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.
5. Tahap Pembubaran (Adjourning Stage) merupakan tahapan akhir
dalam pengembangan. Dalam tahap ini, kelompok tersebut
mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak
lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian
diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas – aktivitas.6
Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu kelompok dapat terbentuk dengan melalui
5 tahapan yang harus dijalani agar dapat membentuk kelompok yang sempurna
yaitu dilakukan melalui tahapan Forming, Storming, Normoring, Performing, dan
Adjouring.

C. Tehnik Pengambilan Keputusan Kelompok


Bentuk pengambilan keputusan kelompok yang paling umum terjadi di dalam
kelompok yang berinteraksi yakni kelompok biasa, dimana para anggotanya
saling berinteraksi secara tatap muka. Dikarenakan hal ini dapat menimbulkan
konformitas. Maka ada teknik yang digunakan untuk mengambil keputusan
dalam kelompok antara lain :
1. Tukar pikiran

6Ibid, hal 359

6
Adalah suatu proses pengembangan ide yang secara khusus mendorong
semua alternatif apapun.
2. Tehnik nominal kelompok
Sebuah metode pengambilan keputusan di mana para anggota individual
bertemu secara tatap muka untuk menyatukan penilaian mereka dengan
sistematis tetapi independen.
3. Pertemuan dengan metode elektronik
Sebuah pertemuan dimana anggutanya beronteraksi menggunakan
komputer yang memungkinkan komentar dan agregasi suara.7
Didalam buku Wibowo dituliskan ada 4 tehnik pengambilan keputusan :
1. Interacting Group.
Dalam Interacting Group anggota bertemu tatap muka dan menyandarkan
pada interaksi verbal dan non verbal dalam berkomunikasi. Tetapi
Interacting Group sering menyensor diri sendiri dan menekan anggota
individual terhadap konformitas opini.
2. Brainstroming.
Brainstroming atau curah gagasan adalah proses pembangkitan gagasan
secara spesifik mendorong semua alternatif sambil menahan kritik.
Brainstroming dapat mengatasi semua tekanan konformitas yang
mengurangi kreaktifitas.
3. Nominal Group Teachnique.
Merupakan metode pengambilan keputusan kelompok dimana anggota
individual bertemu tatap muka dan menghimpun pertimbangan mereka
secara sistematis, tetapi dengan cara bebas.
4. Electinic Meeting
Merupakan pertemuan dimana anggoota berinteraksi dengan komputer
memuungkinkan untuk memberikan komentar tanpa menyebutkan nama
dan pengumpulan pilihan.

Terdapat perbedaan antara 2 pendapan diatas seperti halnya yang dituju pada
poin pertama dan keduanya. Tetapi kurang lebih pendapat yang dikemukakan di
atas juga merupakan tehnik dalam pengambilan keputusan kelompok.

7Astadi Pangarso, Prilaku Organisasi, (Yogyakarta:CV. Budi Utama, 2016), hal. 209

7
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada 3 cara pengambilan keputusan kelompok,
yang telah kami sebutkan disini antara lain : dengan cara tukar pikiran, nominal
kelompok, dan metode elektronik dan masih banyak lagi juga cara-cara
pengambilan keputusan yang lainnya.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kelompok (Group) merupakan kumpulan dari dua individu atau lebih yang
berinteraksi, memiliki pola hubungan yang stabil, berbagi tujuan bersama, dan
merasakan diri mereka menjadi sebuah kelompok. Sedangkan menurut Kinicki
mendefinisikan kelompok sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi secara
bebas, berbagai norma dan tujuan kolektif dan mempunyai identitas bersama.
Kelompok juga terdiri atas kelompok formal dan informal. Dalam suatu buku
juga dikatakan kelompok dapat terbentuk dengan melalui 5 tahapan yang harus
dijalani agar dapat membentuk kelompok yang sempurna yaitu dilakukan melalui
tahapan Forming, Storming, Normoring, Performing, dan Adjouring. Dan ada 3
cara pengambilan keputusan kelompok, yang telah kami sebutkan disini antara
lain : dengan cara tukar pikiran, nominal kelompok, dan metode elektronik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo. 2013. Prilaku dalam Organisasi. Jakarta. Universitas Negeri

Jakarta

Pangarso, Asatadi. 2016. Perilaku Organisasi. Yogyakarta. CV. Budi

Utama

Angelica, Diana. 2008. Prilaku Organisasi. Jakarta. Salemba Empat

A. Judge, Tomothy; Stephen P. Robbins. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta.

Salemba Empat

10

Anda mungkin juga menyukai