Anda di halaman 1dari 14

MONITORING PROGRESS

TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH
MANAJEMEN KEUANGAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7

ROCHMADI (NIM: 1609037077)

SYIFA FACHRUNNISA (NIM: 1609037074)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2017

1
PEMBAHASAN

A. TINJAUAN TEORI
Salah satu bagian dalam change acceleration process adalah
monitoring progress. Monitoring adalah pengawasan yang berarti proses
pengamatan, pemeriksaan, pengendalian dan pengoreksian dari seluruh
kegiatan organisasi. Menurut beberapa ahli yang dimaksud dengan
monitoring adalah sebagai berikut :
a. (Mercy, 2005) Monitoring didefinisikan sebagai siklus kegiatan yang
mencakup pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan
atas informasi suatu proses yang sedang diimplementasikan.
b. George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan atau monitoring
adalah mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya
mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-
tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
c. (WHO) Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan
menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk
mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat
diatasi.

Dari ketiga definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa monitoring


adalah proses mengevaluasi dari berbagai data atau informasi mengenai
program yang sedang diimplementasikan sudah berjalan sesuai dengan
rencana yeng telah di tetapkan sebelumnya. Sehingga apabila ditemukan
sebuah permasalahan dalam roses pelaksanaan program dapat di temukan
jalan keluarnya.

Monitoring progress dilakukan untuk mengontrol kemajuan dari


program yang telah di rencanakan di awal sehingga proses perubahan akan

2
lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan adanya
Monitoring progress maka dapat memberikan informasi kemajuan dari
perencanaan untuk menetapkan langkah menuju ke arah perbaikan yang
berkesinambungan.
Dalam manajemen keuangan sekolah monitoring progress biasanya di
lakukan setiap satu bulan sekali dengan sumber data dari laporan
pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya. Umumnya, pelaku
monitoring merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses,
baik pelaku proses (self monitoring) maupun atasan / supervisor pekerja.
Self monitoring dilakukan oleh kepla sekolah selaku pimpinan langsung
yang bertindak sebagai pengendali pengeluaran dan pemasukan keungan
sekolah. Monitoring oleh supervisor atau atasan dilakukan oleh pihak
berwenang, seperti dari pihak dinas pendidikan, Badan Administrasi
Keuangan Daerah (BAKD), dan Bawasda. Berbagai macam alat bantu
yang digunakan dalam pelaksanaan sistem monitoring, baik observasi /
interview secara langsung, dokumentasi maupun aplikasi visual (Chong,
2005).
Menurut Moran, J.W., dan Brightman, B.K, ; 2000 Monitoring
progress dalam change acceleration process memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Membantu membuat perubahan lebih dapat dilihat dalam kacamata
kinerja individu dan kinerja organisasi. Hal ini akan menimbulkan
motivasi tersendiri bagi anggota organisasi.
2. Menjadikan hasil sebagai arahan, akan dapat memberikan individu
perasaan untuk lebih maju dan berkembang.
3. Dengan menekankan pada spesifik kinerja yang dibutuhkan, akan
dapat membantu dalam mengetahui individu yang menolak
perubahan. Sehingga proses adaptasi menjadi lebih cepat.
4. Pengukuran hasil cenderung mendorong adanya kejelasan
mengenai perubahan sehingga organisasi dapat memfokuskan pada
hal yang lain.

3
Pada dasarnya, monitoring memiliki dua fungsi dasar yang berhubungan, yaitu
compliance monitoring dan performance monitoring (Mercy, 2005). Compliance
monitoring berfungsi untuk memastikan proses sesuai dengan harapan / rencana.
Sedangkan, performance monitoring berfungsi untuk mengetahui perkembangan
organisasi dalam pencapaian target yang diharapkan. Umumnya, output
monitoring berupa progress report proses. Output tersebut diukur secara deskriptif
maupun non-deskriptif. Output monitoring bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian proses telah berjalan. Output monitoring berguna pada perbaikan
mekanisme proses / kegiatan di mana monitoring dilakukan.

B. KONSEP MONITORING PROGRESS DALAM EVALUASI


PENDIDIKAN

Davies mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses sederhana


memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk
kerja, proses, orang, objek dan masih banyak yang lain. Sedangkan Edwind
Wandt dan Gerald W. Brown mengemukakan, evaluasi pendidikan merupakan
suatu tindakan atau kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari segala
sesuatu dalam dunia pendidikan. Atau singkatnya, evaluasi pendidikan adalah
kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu
atau hasil-hasilnya.[2] Menurut Stufflebeam, Evaluasi pendidikan merupakan
kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran secara sistematis
untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan sejauh
apakah perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik. artinya
evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi
yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. [3]

Hasil Monitoring evaluasi tersebut dimanfaatkan untuk bahan


pertimbangan dalam perbaikan, penambahan, atau pengembangan ke arah yang
lebih efektif dan efisien serta berhasil guna.[4] Pengertian evaluasi lebih

4
dipertegas lagi oleh Nana Sudjana, dengan batasan sebagai proses memberikan
atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.[5]

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat


diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nili sesuatu (tujuan,
kegiatan, keputusan unjuk kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya)
berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Untuk menetukan nilai sesuatu
dengan cara membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat langsung
membandingkan dengan kriteria, namun dapat pula melakukan pengukuran
terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru membandingkannya dengan
kriteria. Jadi evaluasi tidak selalu melalui proses mengukur (pengukuran) baru
melakukan proses menilai (penilaian) tetapi dapat pula evaluasi langsung melalui
penilaian saja.

Pengukuran lebih menekankan kepada proses penentuan kuantitas sesuatu


melalui membandingkan dengan satuan ukuran tertentu. Sedangkan penilaian
menekankan kepada proses pembuatan keputusan terhadap sesuatu ukuran baik-
buruk yang bersifat kualitatif.[6] Dari batasan pengukuran dan penilaian yang
telah diterangkan di atas, dapat diketahui adanya perbedaan yang nyata antara
keduanya. Pengukuran dialkukan apabila penilaian membutuhkannya, bila
kegiatan penilai tidak membutuhkan maka kegiatan pengukuran tidak perlu
dilakukan. Hasil pengukuran yang bersifat kuantitatif akan diolah dan
dibandingkan dengan kriteria, hingga didapatkan hasil penilaian yang bersifat
kualitatif.

Lalu, seperti kita ketahui bahwa program pendidikan terdiri dari berbagai
jenis dan tingkat. Menurut jenisnya terdapat program pemerintah, program
lembaga masyarakat, program orang tua, serta program peserta didik. Dari segi
tingkatannya, program pemerintah bertingkat mulai dari pusat sampai ke ruang
kelas. Karena itu membicarakan evaluasi pendidikan akan berkaitan dengan
program pendidikan yang ada di berbagai jenis dan tingkat pendidikan.

5
Monitoring Evaluasi program pendidikan di tingkat pusat sampai tingkat
sekolah lebih banyak berkenaan dengan mekanisme pengelolaan dan biasanya
tidak berkenaan dengan kegiatan interaksi langsung antara pendidik dan peserta
didik. oleh karena itu, seringkali diistilahkan dengan penilaian program tingkat
makro.

Sedangkan penilaian terhadap program di tingkat kelas yang pendidiknya


langsung berinteraksi dengan peserta didik, biasanya disebut penilaian tingkat
mikro. Namun demikian, pembagian ini hanya untuk memudahkan analisis dan
tidaklah salah jika ada yang ingin mengkategorikan penilaian di tingkat kelas
sebagai tingkat makro.

Tujuan penilaian di tingkat makro maupun mikro tetap, yaitu untuk


mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi program. yang selanjutnya dapat
dipergunakan baik untuk tujuan pertanggungjawaban maupun untuk pengambilan
berbagai keputusan khususnya di bidang perencanaan.

Pertanggungjawaban perlu diberikan secara periodik terhadap pihak atasan dan


atau sponsor dari program. Dalam hal ini, pelaksana di ruang kelas bertanggung
jawab kepada penanggung jawab program di tingkat sekolah. pemimpin sekolah
bertanggung jawab kepada yang lebih atas lagi, dst. sampai akhirnya berupa
pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat. Selain itu. karena pelaksana
tingkat kelas dan sekolah berinteraksi langsung dengan peserta didik dan orang
tua mereka, maka pertanggungjawaban dalam berbagai manifestasinya biasanya
juga diberikan kepada murid dan orang tua mereka. Misalnya, dalam bentuk
laporan kemajuan hasil belajar.

Begitu pula halnya dengan pengambilan keputusan. pada tingkat makro,


keputusan yang diambil biasanya berkenaan dengan strategi dan pengelolaan
pendidikan, sedangkan pada tingkat meso dan mikro adalah keputusan yang
berkenaan dengan penyempurnaan proses belajar-mengajar. Baik pada tingkat
makro, meso maupun mikro, keputusan untuk tujuan penyempurnaan dapat
dilakukan bagi program yang masih berjalan maupun bagi siklus program

6
berikutnya. perlu diketahui bahwa khusus dalam dunia pendidikan, penilaian
terhadap satuan-satuan program yang lebih kecil, yang dilakukan dalam rangka
pengendalian program lebih besar yang masih berjalan merupakan fungsi
penilaian formatif. Sedangkan evaluasi yang dilakukan setelah keseluruhan
program selesai merupakan fungsi penilaian sumatif.

C. PRINSIP DASAR DALAM MONITORING PROGRESS DAN DESAIN


MONITORING PROGRESS

Pada prinsip dasar Monitoring Progress dan evaluasi akan menghasilkan


informasi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan. Di sini ada empat
keputusan pendidikan yang perlu dipertimbangkan yakni terkait:

1) perencanaan keputusan yang terfokus pada perbaikan;


2) pemrograman keputusan yang berkenaan dengan prosedur; personal,
fasilitas, budget, dan waktu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan;
3) pelaksanaan keputusan yang mengarahkan kegiatan-kegiatan yang
diprogram;
4) program perbaikan keputusan yang meliputi terminating, continuing,
evolving atau modifying activities. Sehubungan dengan dengan jenis-jenis
keputusan tersebut, maka perlu dipertimbangkan empat jenis strategi
evaluasi, yakni: (1) evaluasi kebutuhan dan kelayakan; (2) evaluasi input
atau masukan; (3) evaluasi proses; (4) evaluasi produk.

Bagan : Proses Analisis Kebijakan Publik pada Monitoring Progress

7
Dari bagan diatas dapat diperoleh gambaran bahwa Monitoring Progress sangat
menentukan dalam upaya pencapaian keluaran kebijakan yang diharapkan,
dimana setiap masalah kebijakan yang bersumber dari setiap perumusan masalah
yang sebelumnya berasal dari keluaran kebijakan yang terjadi akan diteruskan
serta diolah menjadi suatu kebijakan yang terpilih dimana ada 4 elemen variabel
pendukung yang sama-sama saling mendukung yakni:

1) Monitoring;
2) Evaluasi;
3) Prakiraan;
4) Rekomendasi.

8
Fungsi Monitoring Evaluasi Pendidikan Sangat diperlukan dalam pendidikan
antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :

a) Membuat kebijaksanaan dan keputusan

b) Menilai hasil yang dicapai para pelajar.

c) Menilai kurikulum.

d) Memberi kepercayaan kepada sekolah.

e) Memonitor dana yang telah diberikan.

f) Memperbaiki materi dan program pendidikan

Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ;

a) Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembelajaran


bagi masyarakat.

b) Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilakukan
dengan metode yang berbeda.

c) Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan
tertentu. Evaluator tidak berwenang untuk memberikan rekomendasi terhadap
keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan
alternatif.

d) Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.

e) Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.

f) Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.

g) Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman
untuk pendalaman metode penggalian informasi.

h) Evaluasi akan mantap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang
aplicable.

9
i) Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi
formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.

j) Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan


sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.

k) Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya evaluasi adalah


proses mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan menampilkan
hubungan sebab akibat diantara faktor yang mempengaruhi objek tersebut.

1) Pengembangan dengan Menyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP)

Monitoring Evaluasi yang telah dilakukan oleh penilai di dalam mengukur


keberhasilan pencapaian tujuan perlu dikembangkan dan diadministrasikan. Data
yang dihasilkan akan sangat berguna bagi pengambil keputusan dalam
menentukan apakah program diteruskan dimodifikasi atau dihentikan.[9]

Rencana induk pengembangan sekolah merupakan suatu proses untuk menyusun


langkah-langkah serta memperhitungkan sumberdaya yang tersedia.
Sederhananya, RIP sekolahberisi tentang uraian kegiatan sekolah di masa depan
dalam rangka melakukan perubahan guna pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah
yang telah ditetapkan. Menurut Abdul Rachman Shaleh dkk.[10] RIP sekolah
disusun dengan tujuan: (1) Menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang
kecil; (2) mendukung koordinasi antar-pelaku sekolah; (3) menjamin terciptanya
integrasi, sinkronisasi dan sinergi, baik antar-pelaku sekolah, antar-sekolah, dan
kantor Dinas Pendidikan/Kementrian Agama, dan antar-waktu; (4) menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencana, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan; (5) mengoptimalkan partsispasi warga sekolah dan masyarakat; dan
(6) menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan.

10
Rencana induk pengembangan sekolah disusun secara sistemik, rasional, berbasis
data dan informasi akurat serta sistematik dengan memperhatikan pada faktor
peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, memperhatikan kekuatan dan
kelemahan internal, dan kemudian mencari dan menemukan strategi dan program-
program untuk memanfaatkan peluang dan kekuatan yang dimiliki, mengatasi
tantangan dan kelemahan yang ada, guna mencapai visi, perwujudan misi, tujuan
dan sasaran yang dimiliki. Karena itu rencana induk pengembangan harus
berorientasi ke masa depan dan secara jelas menjembatani antara kondisi saat ini
yang dihadapi dan harapan yang ingin dicapai di masa depan.[11]

Adapun langkah-langkah dalam menyusun rencana induk pengembangan sekolah


meliputi:

a) Melakukan evaluasi/potret diri (self assessment) atau school Review

b) Melakukan penyusunan profil sekolah

c) Perumusan visi

d) Perumusan misi

e) Merumuskan tujuan pengembangan

f) Menentukan arah dan sasaran pengembangan

g) Mengidentifikasi fungsi-fungsi komponen pendidikan

h) Melakukan analisis lingkungan strategis dan tantangan nyata

i) Melakukan analisis faktor-faktor keberhasilan (critical success factors)

j) Mengidentifikasi alternatif langkah-langkah pemecahan masalah

k)Menyusun rencana strategis dan rencana tindakan (action plans) serta program
kerja sebagai strategi operasional.[12]

11
PENUTUP

Monitoring Progress dalam Evaluasi Program menjadi hal yang penting


dalam proses belajar mengajar di sekolah, karena tanpa evaluasi akan susah sekali
mengukur tingkat keberhasilannya. Evaluasi pendidikan merupakan proses yang
sistematis dalam Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai suatu lembaga, baik
ditinjau dari norma tujuan maupun dari norma kelompok serta Menentukan
apakah lembaga mengalami kemajuan yang memuaskan kearah pencapaian tujuan
pengajaran yang diharapkan.

Monitoring Progress Evaluasi Program telah memegang peranan penting


dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar
untuk: (1)membuat kebijaksanaan dan keputusan; (2) menilai hasil yang dicapai
para pelajar; (3) menilai kurikulum; (4) memberi kepercayaan kepada sekolah; (5)
memonitor dana yang telah diberikan; (6) memperbaiki materi dan program
pendidikan. Evaluasi memegang peranan penting karena hasil evaluasi
menentukan sejauh mana tujuan dapat dicapai. Dan sebuah hasil evaluasi
diharapkan dapat membantu pengembangan, utamanya pengembangan ke arah
peningkatan mutu pendidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr.: Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi


Aksara, 2006)

Dimyati, Dr. dan Mudjiono, Drs.: Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Kerjasama
Depdikbud dan PT Rineka Cipta, 2006)

Hamalik, Oemar, Prof. Dr.: Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung:


Kerjasama Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT
Remaja Rosdakarya, 2008)

http://www.pdk.go.id/, Drs. Umaedi, M.E,d Direktur Pendidikan Menengah


Umum Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan : manajemen peningkatan mutu
Berbasis sekolah Sebuah pendekatan baru dalam pengelolaan sekolah Untuk
peningkatan mutu menengah umum, April 1999

http://www.scribd.com/doc/24539571/evaluasi-pendidikan

Mukhtar, Prof. Dr. M.Pd. H. dan Iskandar, Dr. M.Pd.: Orientasi Baru Supervisi
Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009)

Sa’ud, Udin Syaefudin, M.Ed. Ph.D dan Makmun, Abin Syamsuddin, Prof. Dr.
M.A.: Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung:
Kerjasama PPs UPI dengan PT Remaja Rosdakarya, 2007)

Sudijono, Anas, Prof. Dr.: Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada, 2007)

Supardi, Drs. M.Pd dan Syah, Darwyan, Drs. M.Pd, M.Si.: Perencanaan
Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Diadit Media, 2010)

Syafaruddin, Drs. M.Pd dan Nasutio, Irwan, Drs. M.Sc: Manajemen


Pembelajaran, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005)

13
Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia: Total Quality Management (TQM),
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003)

Vincent, Gaspersz: Penerapan TQME pada Perguruan Tinggi di Indonesia,


(Jakarta: Jurnal Pendidikan dan kebudayaan Balitbang Diknas. Edisi Mei 2001),
tahun ke-7, No. 029

Wahyu, A. Dorothea, 1999. Manajemen Kualitas. Yogyakarta: Univ. Atma Jaya


Yogyakarta

14

Anda mungkin juga menyukai