TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH
MANAJEMEN KEUANGAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
1
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN TEORI
Salah satu bagian dalam change acceleration process adalah
monitoring progress. Monitoring adalah pengawasan yang berarti proses
pengamatan, pemeriksaan, pengendalian dan pengoreksian dari seluruh
kegiatan organisasi. Menurut beberapa ahli yang dimaksud dengan
monitoring adalah sebagai berikut :
a. (Mercy, 2005) Monitoring didefinisikan sebagai siklus kegiatan yang
mencakup pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan
atas informasi suatu proses yang sedang diimplementasikan.
b. George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan atau monitoring
adalah mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya
mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-
tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
c. (WHO) Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan
menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk
mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat
diatasi.
2
lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan adanya
Monitoring progress maka dapat memberikan informasi kemajuan dari
perencanaan untuk menetapkan langkah menuju ke arah perbaikan yang
berkesinambungan.
Dalam manajemen keuangan sekolah monitoring progress biasanya di
lakukan setiap satu bulan sekali dengan sumber data dari laporan
pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya. Umumnya, pelaku
monitoring merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses,
baik pelaku proses (self monitoring) maupun atasan / supervisor pekerja.
Self monitoring dilakukan oleh kepla sekolah selaku pimpinan langsung
yang bertindak sebagai pengendali pengeluaran dan pemasukan keungan
sekolah. Monitoring oleh supervisor atau atasan dilakukan oleh pihak
berwenang, seperti dari pihak dinas pendidikan, Badan Administrasi
Keuangan Daerah (BAKD), dan Bawasda. Berbagai macam alat bantu
yang digunakan dalam pelaksanaan sistem monitoring, baik observasi /
interview secara langsung, dokumentasi maupun aplikasi visual (Chong,
2005).
Menurut Moran, J.W., dan Brightman, B.K, ; 2000 Monitoring
progress dalam change acceleration process memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Membantu membuat perubahan lebih dapat dilihat dalam kacamata
kinerja individu dan kinerja organisasi. Hal ini akan menimbulkan
motivasi tersendiri bagi anggota organisasi.
2. Menjadikan hasil sebagai arahan, akan dapat memberikan individu
perasaan untuk lebih maju dan berkembang.
3. Dengan menekankan pada spesifik kinerja yang dibutuhkan, akan
dapat membantu dalam mengetahui individu yang menolak
perubahan. Sehingga proses adaptasi menjadi lebih cepat.
4. Pengukuran hasil cenderung mendorong adanya kejelasan
mengenai perubahan sehingga organisasi dapat memfokuskan pada
hal yang lain.
3
Pada dasarnya, monitoring memiliki dua fungsi dasar yang berhubungan, yaitu
compliance monitoring dan performance monitoring (Mercy, 2005). Compliance
monitoring berfungsi untuk memastikan proses sesuai dengan harapan / rencana.
Sedangkan, performance monitoring berfungsi untuk mengetahui perkembangan
organisasi dalam pencapaian target yang diharapkan. Umumnya, output
monitoring berupa progress report proses. Output tersebut diukur secara deskriptif
maupun non-deskriptif. Output monitoring bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian proses telah berjalan. Output monitoring berguna pada perbaikan
mekanisme proses / kegiatan di mana monitoring dilakukan.
4
dipertegas lagi oleh Nana Sudjana, dengan batasan sebagai proses memberikan
atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.[5]
Lalu, seperti kita ketahui bahwa program pendidikan terdiri dari berbagai
jenis dan tingkat. Menurut jenisnya terdapat program pemerintah, program
lembaga masyarakat, program orang tua, serta program peserta didik. Dari segi
tingkatannya, program pemerintah bertingkat mulai dari pusat sampai ke ruang
kelas. Karena itu membicarakan evaluasi pendidikan akan berkaitan dengan
program pendidikan yang ada di berbagai jenis dan tingkat pendidikan.
5
Monitoring Evaluasi program pendidikan di tingkat pusat sampai tingkat
sekolah lebih banyak berkenaan dengan mekanisme pengelolaan dan biasanya
tidak berkenaan dengan kegiatan interaksi langsung antara pendidik dan peserta
didik. oleh karena itu, seringkali diistilahkan dengan penilaian program tingkat
makro.
6
berikutnya. perlu diketahui bahwa khusus dalam dunia pendidikan, penilaian
terhadap satuan-satuan program yang lebih kecil, yang dilakukan dalam rangka
pengendalian program lebih besar yang masih berjalan merupakan fungsi
penilaian formatif. Sedangkan evaluasi yang dilakukan setelah keseluruhan
program selesai merupakan fungsi penilaian sumatif.
7
Dari bagan diatas dapat diperoleh gambaran bahwa Monitoring Progress sangat
menentukan dalam upaya pencapaian keluaran kebijakan yang diharapkan,
dimana setiap masalah kebijakan yang bersumber dari setiap perumusan masalah
yang sebelumnya berasal dari keluaran kebijakan yang terjadi akan diteruskan
serta diolah menjadi suatu kebijakan yang terpilih dimana ada 4 elemen variabel
pendukung yang sama-sama saling mendukung yakni:
1) Monitoring;
2) Evaluasi;
3) Prakiraan;
4) Rekomendasi.
8
Fungsi Monitoring Evaluasi Pendidikan Sangat diperlukan dalam pendidikan
antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :
c) Menilai kurikulum.
b) Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilakukan
dengan metode yang berbeda.
c) Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan
tertentu. Evaluator tidak berwenang untuk memberikan rekomendasi terhadap
keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan
alternatif.
g) Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman
untuk pendalaman metode penggalian informasi.
h) Evaluasi akan mantap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang
aplicable.
9
i) Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi
formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
10
Rencana induk pengembangan sekolah disusun secara sistemik, rasional, berbasis
data dan informasi akurat serta sistematik dengan memperhatikan pada faktor
peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, memperhatikan kekuatan dan
kelemahan internal, dan kemudian mencari dan menemukan strategi dan program-
program untuk memanfaatkan peluang dan kekuatan yang dimiliki, mengatasi
tantangan dan kelemahan yang ada, guna mencapai visi, perwujudan misi, tujuan
dan sasaran yang dimiliki. Karena itu rencana induk pengembangan harus
berorientasi ke masa depan dan secara jelas menjembatani antara kondisi saat ini
yang dihadapi dan harapan yang ingin dicapai di masa depan.[11]
c) Perumusan visi
d) Perumusan misi
k)Menyusun rencana strategis dan rencana tindakan (action plans) serta program
kerja sebagai strategi operasional.[12]
11
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Dr. dan Mudjiono, Drs.: Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Kerjasama
Depdikbud dan PT Rineka Cipta, 2006)
http://www.scribd.com/doc/24539571/evaluasi-pendidikan
Mukhtar, Prof. Dr. M.Pd. H. dan Iskandar, Dr. M.Pd.: Orientasi Baru Supervisi
Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009)
Sa’ud, Udin Syaefudin, M.Ed. Ph.D dan Makmun, Abin Syamsuddin, Prof. Dr.
M.A.: Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung:
Kerjasama PPs UPI dengan PT Remaja Rosdakarya, 2007)
Supardi, Drs. M.Pd dan Syah, Darwyan, Drs. M.Pd, M.Si.: Perencanaan
Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Diadit Media, 2010)
13
Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia: Total Quality Management (TQM),
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003)
14