DIAGNOSA ORGANISASI
1
A. PEMIMPIN DAN PERUBAHAN
1. Perubahan Organisasi
2
2. Pememimpin melayani.
Namun, tidak semua pemimpin mampu menetapkan pelayanan apa yang perlu
ditingkatkan. Misalnya, tujuan dimaksud terlalu ambisius, sehingga sulit diwujudkan
oleh stakeholder dan sumberdaya yang ada. Atau, tujuan bersifat business as usual,
sehingga tidak mampu membawa perubahan yang signifikan bagi organisasi.
3
Sebagai manusia biasa, dalam diri seorang pemimpin terdapat sistem dan sub
sistem (keluarga, bonding (kesamaan suku, agama, atau golongan), kebutuhan materi,
dan lain-lain ) yang dapat memengaruhi dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu,
penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki penguasaan atas dirinya. Sebagai
pejabat pengawas, tarikan atau pengaruh yang perlu diikuti adalah yang
mengarahkannya pada pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama,
kepentingan publik, dan kepentingan negara. Tarikan atau pengaruh lain tidak boleh
dibiarkan besar dan mengalahkan kepentingan bersama tersebut. Ketika pemimpim
melakukan diagnosa organisasi harus dipastikan bahwa pemilihan area perubahan
dimotivasi oleh kepentingan publik. Selain itu, pemimpin harus amanah dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sehingga, keberadaannya menjadi solusi dari
permasalahan dalam intansinya.
4
B. DIAGNOSA ORGANISASI
Diagnosa adalah proses memahami bagaimana organisasi saat ini berfungsi,
dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk merancang perubahan. Diagnosa
organisasi (DO) merupakan proses kolaborasi antara anggota organisasi dan
stakeholder untuk mengumpulkan informasi terkait, menganalisis, dan menarik
kesimpulan untuk perencanaan aksi dan intervensi penyelesaian masalah kegiatan
pelayanan instansi.
Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, mendiagnosa organisasi
merupakan langkah awal yang sangat menentukan. Oleh karena itu, seorang
pemimpin perubahan harus memiliki kemampuan mendiagnosa unit organisasinya.
Kemampuan pemimpin perubahan dalam mendiagnosa organisasi dapat memberi
beberapa manfaat. Pertama, pemimpin perubahan dapat lebih percaya diri dalam
meyakini bahwa tujuannya benar. Kedua, pemimpin perubahan akan mudah
mendapatkan argumentasi yang tepat dalam meyakinkan stakeholdersnya. Ketiga,
pemimpin perubahan akan tepat menentukan alternatif solusi atau penyelesaian
masalah. Apabila Ketiga manfaat ini dapat dicapai, maka menjadi pintu masuk bagi
stakeholders untuk mendukung perubahan yang akan dilaksanakan.
Upaya pemimpin perubahan untuk mewujudkan perubahan dimulai dari
mendiagnosa unit organisasinya, mencari dimensi/aspek/faktor/unsur yang
bermasalah, kemudian menyusun langkah-langkah atau intervensi yang tepat untuk
mengubahnya. Perubahan ini dilakukan secara berkesinambungan agar masalah
tersebut tidak muncul lagi hingga terwujud organisasi yang berkinerja tinggi. Untuk
memahami proses mendiagnosa organisasi, pada Gambar 1 disajikan ilustrasi
diagnosa di lingkup eselon IV (Pejabat Pengawas(Pejabat Pengawas).
5
ASTR/ID
Gambar 1 Kerangka DO
Mendiagnosa organisasi memerlukan kompetensi teknis, yang berada
dibawah disiplin ilmu organizational development (OD). Esensi dari OD adalah
sebagai berikut:
..diagnosa organisasi membutuhkan kegiatan mendiagnosa, menilai kinerja
suatu organisasi untuk merumuskan tindakan perbaikan. Konsep ini mirip
dengan praktek kerja dokter. Dalam melakukan diagnosa, dokter melakukan
tes, mengumpulkan informasi penting tentang cara kerja organ tubuh manusia,
mengevaluasi informasi ini untuk membuat resep pengobatan. Demikian pula
halnya dengan diagnosa organisasi, pendiagnosa organisasi menggunakan
prosedur khusus untuk mengumpulkan informasi vital, menganalisis
informasi itu, lalu merumuskan langkah-langkah intervensi (Tichy, Hornstein, &
Nisberg, 1977).
Berdasarkan uraian di atas, maka secara teknis, kegiatan mendiagnosa
organisasi terdiri atas dua kegiatan, yaitu:
a. Menilai kinerja organisasi unit organisasi eselon IV
b. Menyusun langkah-langkah intervensi untuk meningkatkan kinerja unit
organisasi eselon IV.
Dalam menilai kinerja organisasi, seorang pemimpin perlu menggunakan
6
teknik mengumpulkan data dan informasi penting, termasuk teknik menyusun
langkah-langkah intervensi. Saat ini ini terdapat sejumlah model (Teknik) diagnosa
organisasi yang banyak dipergunakan, antara lain:
Diagnosing Individual and Group Behavior (1987)
SWOT Analysis (Davis, 1997)
Fishbone (Ishikawa, 1998)
Falletta’s Organizational Intelligence Model (2008)
Tree Diagram (Duffy, 2012)
dan lain-lain
7
berupa sumberdaya manusia, tentu sudah ditetapkan standar-standar kualitas yang
dibutuhkan oleh organisasi dalam rangka menjalan proses untuk menghasilkan
output. Begitupula input lain seperti anggaran, proses tentu sudah ada standar yang
sudah harus dipenuhi.
Jika data dan informasi sudah dikumpul dan dianalisis, dan ditemukan bahwa
ternyata unsur-unsur tersebut tidak memenuhi standar yang ditetapkan, sehingga
terdapat kesenjangan atau gap, maka gap itulah yang dapat menjadi sasaran dari
obyek perubahan. Gap dapat diciptakan dengan meningkatkan standar yang sudah
terpenuhi. Dengan demikian, gap merupakan pintu masuk untuk melakukan
perubahan.
Berangkat dari gap atau kesenjangan tersebut, langkah- langkah intervensi
dapat disusun. Pertama, deskripsikan secara terukur tentang kondisi pelayanan yang
diharapkan, sekaligus mendeskripsikan secara terukur tentang kondisi kegiatan
pelayanan saat ini. Tabel 1. berikut ini dapat dipergunakan sebagai alat bantu
mengukur kinerja organisasi.
8
Intervensi dapat diarahkan pada input organisasi, sehingga sasaran
perubahan bisa berupa perubahan terhadap sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, anggaran atau input lainnya. Intervensi juga dapat diarahkan business
process, transformasi, atau cara organisasi mengolah inputnya seperti penggunaan
teknologi informasi, simplifikasi sistem dan prosedur. Begitupula, intervensi dapat
diarahkan pada output organisasi, termasuk lingkungan organisasi.
Untuk suatu perubahan yang kompleks, intervensi dapat dilakukan secara
berseri mulai dari input, proses, output hingga lingkungan. Berikut ini adalah
rangkaian intervensi yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin.
9
• Milestone, perhatikan faktor2 penyebabnya) dan
• OUTPUT masing-masing langkah, APA INOVASINYA?:
• Jangka Pendek →manfaat (values) bagi penerima layanan
• Jangka Menengah (6 bulan)
• Jangka Panjang (setahun)
Daftar Pustaka
Hardiyansyah, 2010. Analisis Pengembangan Organisasi Pendidikan Tinggi Swasta
dengan model Weisbord. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 10,
Nomor 1, Januari 2010: 25 – 36
Laksuni Fitriani, 2007. Kepemimpinan dan Pelayanan dalam Organisasi Publik. Jurnal
Ilmu Administrasi, Vol.IV No.4, 387, STIA LAN Bandung
Mohammad Firdaus, 2006. Struktur Informal Organisasi: Potensi Organisasi yang
terabaikan. Jurnal Administrasi Negara STIA LAN Makasar, Vol 12 No.4, 36.
10