-(.7Ƈ>@
H,661
Djoni Hartono+
Departemen Ilmu Ekonomi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia
AbSTrAK
Indonesia sedang mengalami fenomena urbanisasi yang pesat, pembangunan pada sektor industri menjadi
pemicu terbesar dalam peningkatan urbanisasi. Bertumbuhnya populasi urban, berkembangnya sektor
industri, dan sektor rumah tangga akan meningkatkan konsumsi energi. Dampak dari meningkatnya konsumsi
energi adalah peningkatan emisi CO2 yang tinggi dan hal itu tentunya akan berdampak pada lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pengaruh urbanisasi terhadap konsumsi energi dan
CO2. Penelitian ini menggunakan data tahun 2008 sampai dengan 2012, dan metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis data panel.Hasil estimasi menunjukkan bahwa urbanisasi memiliki hubungan
VLJQL¿NDQ WHUKDGDS NRQVXPVL EDKDQ EDNDU PLQ\DN GDQ WRWDO NRQVXPVL HQHUJL QDPXQ XUEDQLVDVL WLGDN
EHUGDPSDN VLJQL¿NDQ WHUKDGDS NRQVXPVL OLVWULN GDQ HPLVL &22 3RSXODVL PHPLOLNL KXEXQJDQ VLJQL¿NDQ
terhadap konsumsi bahan bakar minyak, konsumsi listrik, dan total konsumsi energi, serta emisi CO2.
6HGDQJNDQSHUWXPEXKDQHNRQRPLPHPLOLNLKXEXQJDQVLJQL¿NDQWHUKDGDSNRQVXPVLEDKDQEDNDUPLQ\DN
konsumsi listrik, dan emisi CO2.
7KH,QÀXHQFHRI8UEDQL]DWLRQRQ(QHUJ\
Consumption and Co2 (PLVVLRQ$QDO\VLVRI
Provinces in Indonesia
AbSTrACT
Indonesia is experiencing the phenomenon of rapid urbanization. Development of the industrial sector
is the major trigger of Increased urbanization. The growing urban population, the development of the
industrial sector and the household sector will increase of energy consumption. The impact of rising energy
consumption is an increase in CO2 emissions, and it will certainly have an impact on the environment. The
SXUSRVHRIWKLVVWXG\LVWR¿QGRXWZKHWKHUWKHHIIHFWRIXUEDQL]DWLRQRQHQHUJ\FRQVXPSWLRQDQG&27KLV
study covers period from 2008 until 2012, and employs the analysis of the data panel as the methods. The
HVWLPDWLRQUHVXOWVLQGLFDWHWKDWXUEDQL]DWLRQKDVDVLJQL¿FDQWUHODWLRQVKLSZLWKIXHOFRQVXPSWLRQDQGWRWDO
HQHUJ\FRQVXPSWLRQEXWKDVQRVLJQL¿FDQWLPSDFWRQHOHFWULFLW\FRQVXPSWLRQDQG&2HPLVVLRQV3RSXODWLRQ
KDVDVLJQL¿FDQWUHODWLRQVKLSZLWKIXHOFRQVXPSWLRQHOHFWULFLW\FRQVXPSWLRQWRWDOHQHUJ\FRQVXPSWLRQDQG
&2HPLVVLRQVZKHUHDVWKHHFRQRPLFJURZWKKDVDVLJQL¿FDQWUHODWLRQVKLSWRIXHOFRQVXPSWLRQHOHFWULFLW\
consumption and CO2 emissions.
*e-mail: prima.agung.ps@gmail.com 9
+e-mail: djoni.hartono@ui.ac.id /djoni.hartono@gmail.com
-e-mail: agniiesp98@gmail.com
-851$/(.2120,.8$17,7$7,)7(5$3$19RO1Rƒ)(%58$5,
industri, sektor rumah tangga, sektor transportasi,akan menyebabkan proses pembangunan ekonomi
dansektor komersial (Pusdatin ESDM, 2013).Lima dan transformasi sosial berjalan dengan dinamis.
kota yang mengonsumsi energi terbesar pada tahun Akibat dari bila tingkat pembangunan suatu negara
2012 adalah Jawa Barat sebesar 72 jutaSBM, Jawa bertambah tinggi, maka proporsi penduduk yang
Timur sebesar 60 juta SBM, DKI Jakarta sebesar 46 berada di kawasan perkotaan juga menjadi bertambah
juta SBM, Jawa Tengah sebesar 44 juta SBM, dan besar. Menurut Sukirno (1985), dibandingkan
Sumatera Utara sebesar 23 jutaSBM. dengan berbagai faktor lainnya, faktor yang
Berdasarkan fenomena tingginya tingkat urbanisasibersifat ekonomi merupakan penyebab terpenting
dan tingkat pertumbuhan konsumsi energi maka dari timbulnya urbanisasi dan perkembangan
perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk menjamin perkotaan kota.Pembangunan ekonomi akan
ketersediaan energi di Indonesia. Minyak bumi diikuti juga dengan kegiatan ekonomi: makin
yang masih dominan sebagai input energi utama, maju suatu perekonomian, makin penting peranan
namun sayangnyaIndonesia telah menjadi negara kegiatan industri dan perdagangan. Urbanisasi
pengimpor minyak bumi sehingga Indonesia berkonsentrasi pada populasi dan kegiatan ekonomi
memiliki ketergantungan terhadap impor minyak yang melibatkan transfer tenaga kerja dari pertanian
bumi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke industri dan jasa.
di satu sisi dan menekan laju urbanisasi di sisi Kota sebagai titik sentral produksi mengandalkan
yang lainnya, makapenelitian ini penting untuk pasokan sumber daya yang menyiratkan transportasi
dilakukan, agar dapat menekan laju konsumsi energi jarak jauh. Peningkatan konsentrasi produksi dan
(utamanya impor minyak bumi) tanpa mengabaikan tenaga kerja di daerah perkotaan menimbulkan
pertumbuhan ekonomi. kebutuhan transportasi yang mana kebutuhan bahan
Penelitian tentang hubungan antara urbanisasi bakar fosil akan meningkat (Jones,2004).Seiring
dengan konsumsi energi telah banyak dilakukan, dengan urbanisasi yang meningkat, begitu juga
diantaranya Parikh & Shukla (1995), Poumanyvong dengan transportasipribadi.Hal ini disebabkan lalu
& Kaneko (2010), Ghosh & Kanjilal (2014), lintas dan jarak yang dibutuhkan.
dan Solarin & Shahbaz (2013), sementara Urbanisasi juga memberikan perubahan terhadap
LWX5H¿DQDGHZL PHQHOLWL KXEXQJDQ WHUVHEXW
kebutuhan konsumen dan gaya hidup rumah tangga.
pada level nasionaldi Indonesia. Sepengetahuan Secara khusus, perubahan kebutuhan konsumen
penulis belum ada penelitian sejenis yang dilakukandan perilaku akan memengaruhi permintaan energi
pada tingkat provinsi. Dengan demikian, penelitian perkotaan. Secara umum, penduduk perkotaan lebih
ini perlu dilakukan sebagai upaya mencoba mengisi tergantung pada produk dan layanan komersial
kesenjangan literatur hubungan antara urbanisasi daripada penduduk pedesaan (Clancyet al., 2008).
dan konsumsi energi. Rumah tangga pedesaan dapat menutupi sejumlah
Berdasarkan fenomena tingginya emisi CO2 yang komoditas oleh produksi in-house, sedangkan
dihasilkan dari konsumsi energi serta komitmen rumah tangga perkotaan cenderung membeli produk
Indonesia menurunkan emisi sebesar 29%, maka perlu dan jasa. Sejalan dengan urbanisasi, pembangunan
dilakukan penelitian terkait hal tersebut. Penelitian
ekonomi pada dasarnya memengaruhi perilaku
mengenai hubungan antara urbanisasi dengan emisi konsumen. Meningkatnya konsumsi energi tidak
CO2 telah banyak dilakukan, diantaranya Martinez- hanya disebabkan oleh adanya pertumbuhan populasi,
Zarzoso & Maruotti (2011), Gu et al.(2011), Liu et melainkan juga adanya peningkatan konsumsi per
al. (2011) dan Fenget al. (2011). Namun demikian, kapita dari perubahan kebutuhan konsumen dan
masih sangat jarang penelitian yang menganalisis perilaku serta gaya hidup (Satterthwaite, 2009).
hubungan antara urbanisasi dengan emisi CO2 di Terlepas dari dampak meningkatnya populasi
Indonesia. Sehingga selain menganalisis hubungan penduduk perkotaan dan pembangunan ekonomi,
urbanisasi dengan konsumsi energy, juga dianalisis urbanisasi juga memengaruhi isu-isu global, seperti
hubungan antara urbanisasi dengan emisi CO2. perubahan iklim dan meningkatkan kelangkaan
sumber daya. Inovasi teknologi, terutama mengenai
TInjAUAn reFerenSI teknologi energi yang inovatif, mempunyai peran
penting dalam rangka mitigasi perubahan iklim dan
Urbanisasi akan menciptakan perkembangan kelangkaan sumber daya, dan juga untuk mendorong
kota, dan selanjutnya, terdapatnya kota-kota besar pembangunan berkelanjutan.
11
-851$/(.2120,.8$17,7$7,)7(5$3$19RO1Rƒ)(%58$5,
12
Pengaruh Urbanisasi terhadap Konsumsi Energi >3ULPD$JXQJ36'MRQL+DUWRQR$JQL$ODP$ZLU\D@
dengan:
lnEnergiit : konsumsi energi (bbm, listrik dan DATA DAn SUMber DATA
total energi) dari penggunaan energi
provinsi i pada tahun t, dinyatakan Penelitian ini menggunakan data selama 5 tahun,
dalam bentuk logaritma natural yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2012. Penentuan
lnCO2it : emisi karbon dari data yang digunakan berdasarkan ketersediaan data.
emisi kendaraan bermotor provinsi Data yang digunakan adalah populasi, penduduk
i padatahun t, dinyatakan dalam perkotaan, Produk Domestik Regional Bruto Atas
bentuk logaritma natural Dasar Harga Konstan 2000, PDRB Tanpa Migas
lnPit : total populasi provinsi i pada tahun t, Atas Dasar Harga Konstan 2000 lapangan usaha
dinyatakan dalam bentuk logaritma industri pengolahan,PDRB Tanpa Migas Atas Dasar
natural Harga Konstan 2000 lapangan usaha jasa, dan emisi
lnPDRBit : PDRB Riil (dalam juta rupiah) karbon kendaraan bermotor yang sumber datanya
provinsi i pada tahun t, dinyatakan berasal daripublikasi dari Badan Pusat Statistik.
dalam bentuk logaritma natural Konsumsi energi dan intensitas energi bersumber
INDit : PDRB Riil (Tanpa Migas) industri dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya
pengolahan provinsi i pada tahun t Mineral.
(persentase terhadap Total PDRB
Riil) HASIl PenelITIAn
SVit : PDRB Riil (TanpaMigas) sektor jasa
provinsi i pada tahun t (persentase Hasil estimasi model energi dengan menggunakan
terhadap Total PDRB Riil) SHQGHNDWDQ ¿[HGHIIHFWV GDSDW GLOLKDW SDGD 7DEHO
URBit : persentase penduduk perkotaan 1. Populasi dan pertumbuhan ekonomi memiliki
provinsi i pada tahun t hubungan positif terhadap konsumsiBBM dan listrik
IEit : Intensitas Energi (SBM/Juta Rupiah) \DQJVHFDUDVWDWLVWLNVLJQL¿NDQSDGDĮ 3RSXODVL
provinsi i pada tahun t memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap
eit : error term konsumsi energi, terutama konsumsi BBM dan
i : individu (provinsi) listrik apabila dibandingkan dengan pengaruh yang
t : time (tahun) diberikan oleh petumbuhan ekonomi. Selain itu,
populasi juga memiliki hubungan positif terhadap
Peneliti sebelumnya yang menggunakan model WRWDONRQVXPVLHQHUJL\DQJVHFDUDVWDWLVWLNVLJQL¿NDQ
yang sama adalah Shi (2003), Poumanyvong SDGDĮ
& Kaneko (2010),serta Zhang & Lin, (2012). Selanjutnya,persentase sektor industri memiliki
Rancangan model penelitian ini akan diestimasi hubungan positif terhadap konsumsi energi,namun
dengan menggunakan pendekatan model panel pada GHPLNLDQVHFDUDVWDWLVWLNWLGDNVLJQL¿NDQ6HGDQJNDQ
software Stata12. Pendekatan yang akan digunakan untuk persentase sektor jasamemiliki hubungan
adalah ¿[HGHIIHFWV model (FEM) dan hipotesis yang positif terhadap konsumsi listrik dan secara statistik
digunakan dalam studi ini adalah populasi yang akan VLJQL¿NDQ SDGD Į 1DPXQ SHUVHQWDVH VHNWRU
memengaruhi konsumsi energi dan emisi CO2, yang jasamemiliki hubungan negatif terhadap total
GLKDUDSNDQ PHPLOLNL NRH¿VLHQ SRVLWLI XUEDQLVDVL NRQVXPVLHQHUJLGDQVHFDUDVWDWLVWLNWLGDNVLJQL¿NDQ
akan memengaruhi konsumsi energi dan emisi Urbanisasi memiliki hubungan positif terhadap
CO2 \DQJ GLKDUDSNDQ PHPLOLNL NRH¿VLHQ SRVLWLI konsumsi bahan bakar minyak dan total konsumsi
pertumbuhan ekonomi akan memengaruhi konsumsi HQHUJLGDQVHFDUDVWDWLVWLNVLJQL¿NDQSDGDĮ
energi dan emisi CO2, yang diharapkan memiliki Urbanisasi memberikan pengaruh yang lebih besar
NRH¿VLHQSRVLWLIVHNWRULQGXVWULDNDQPHPHQJDUXKL terhadap konsumsi total energi apabila dibandingkan
konsumsi energi dan emisi CO2, yang diharapkan dengan konsumsi bahan bakar minyak.
PHPLOLNL NRH¿VLHQ SRVLWLI VHNWRU MDVD DNDQ
memengaruhi konsumsi energi dan emisi CO2, yang
GLKDUDSNDQPHPLOLNLNRH¿VLHQSRVLWLIGDQLQWHQVLWDV
energi akan memengaruhi konsumsi energi dan emisi
CO2 \DQJ GLKDUDSNDQ PHPLOLNL NRH¿VLHQ SRVLWLI
13
-851$/(.2120,.8$17,7$7,)7(5$3$19RO1Rƒ)(%58$5,
Tabel 1. Hasil Estimasi Model Energi Tabel 2. Hasil Estimasi Model CO2
ln_bbm ln_listrik ln_totalenergi l-emisi
14
Pengaruh Urbanisasi terhadap Konsumsi Energi >3ULPD$JXQJ36'MRQL+DUWRQR$JQL$ODP$ZLU\D@
WLGDN VLJQL¿NDQ SDGD WRWDO NRQVXPVL HQHUJL +DO WLGDN VLJQL¿NDQ WHUKDGDS HPLVL &22. Intensitas
ini mungkin disebabkan bahwa dalam penelitian energi merupakan energi yang dibutuhkan untuk
ini menggunakan data sektor jasa (Perdagangan, meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB). Pada
Hotel & Restoran; Pengangkutan & Komunikasi; WDKXQ QLODL LQWHQVLWDV HQHUJL ¿QDO ,QGRQHVLD
Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan; Jasa- sebesar 348 SBM/milyar rupiah, kemudian turun 14
jasa) yang lebih banyak menggunakan konsumsi SBM/milyar rupiah atau sebesar 4,02%, sehingga
energi listrik. pada tahun 2013 nilainya tercatat sebesar 334 SBM/
Persentase sektor jasa memiliki hubungan positif milyar rupiah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
WHUKDGDSNRQVXPVLOLVWULNGHQJDQNRH¿VLHQVHEHVDU SHQJJXQDDQHQHUJL,QGRQHVLDPHQMDGLOHELKH¿VLHQ
0,013 danemisi CO2 sebesar 0,02,dan secara statistik namun tidak memengaruhi emisi CO2.
VLJQL¿NDQ SDGD Į +DO LQL PHQJLQGLNDVLNDQ
bahwa dengan meningkatnya sektor jasa dalam KeSIMPUlAn
perekonomian akan meningkatkan konsumsi listrik
dan emisi CO2. Hal tersebut dijelaskan bahwa setiap Hasil dari penelitian mengenai pengaruh urbanisasi
kenaikan presentase(poin) sektor jasa sebesar 1% terhadap konsumsi energi dan emisi CO2 dengan
akan meningkatkan konsumsi listrik sebesar 1,3% menganalisa data per provinsi di Indonesia pada
dan emisi CO2 sebesar 2,1% dengan asumsi ceteris periode 2008-2012 ini menyimpulkan bahwa
paribus. pertama, urbanisasi berhubungan positif secara
Urbanisasi memiliki hubungan positif terhadap VLJQL¿NDQ WHUKDGDS NRQVXPVL %%0 GDQ WRWDO
NRQVXPVL%%0GHQJDQNRH¿VLHQVHEHVDUGDQ konsumsi energi. Semakin tinggi tingkat urbanisasi
total konsumsi energi sebesar 0,014 secara statistik akan menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi
VLJQL¿NDQ SDGD Į +DO LQL PHQJLQGLNDVLNDQ energi tersebut. Kedua, populasi memiliki hubungan
bahwa dengan meningkatnya urbanisasi akan \DQJ SRVLWLI VHFDUD VLJQL¿NDQ WHUKDGDS NRQVXPVL
meningkatkan konsumsi BBM dan konsumsi energi (BBM, listrik, dan total energi) dan emisi
total energi. Hal tersebut dijelaskan bahwa setiap CO2. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan
peningkatan persentase(poin) urbanisasi sebesar 1% \DQJ SRVLWLI VHFDUD VLJQL¿NDQ WHUKDGDS NRQVXPVL
akan meningkatkan konsumsi BBM sebesar 0,9% energi (BBM dan listrik) dan emisi CO2. Ketiga,
dan konsumsi total energi sebesar 1,4% dengan urbanisasi tidak memengaruhi secara langsung
asumsi ceteris paribus. terhadap peningkatan emisi CO2. Hal ini diduga
Temuan penelitian ini sesuai dengan kajian yang apabila pendapatan per kapita mencapai tingkat yang
dilakukan oleh Liu (2009) yang meneliti urbanisasi lebih tinggi, maka perilaku dalam mengonsumsi
dan konsumsi energi di China, juga sejalan dengan HQHUJL DNDQ RSWLPDO GDQ H¿VLHQ VHKLQJJD GDSDW
kajian Madlener &Sunak (2011) yang menemukan mengurangi emisi CO2.
bahwa berbagai urbanisasi akan menyebabkan
peningkatan substansial dalam konsumsi energi, SArAn
dan hasilnya bervariasi antara negara berkembang
dan negara maju, serta sejalan pula dengan kajian Urbanisasi secara keseluruhan tidak dapat dicegah
tentanghubungan positif antara urbanisasi dan karena merupakan salah satu indikator pertumbuhan
penggunaan energi atau emisi CO2 yang dilakukan ekonomi, sehingga fenomena urbanisasi akan terus
oleh Wei et al.(2003) serta Li & Yao (2009). terjadi. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat juga
Sedangkan pengaruh urbanisasi terhadap konsumsi akan meningkatkan konsumsi energi (dengan energi
listrik dan emisi CO2 memiliki hubungan positif fosil yang masih dominan)dan pada gilirannya
\DQJVHFDUDVWDWLVWLNWLGDNVLJQL¿NDQ+DOLQLVHVXDL berdampak terhadap emisi CO2. Untuk mengatasi
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fan et al. hal tersebut, penulis menyarankan untuk melakukan
(2006), yang salah satu kesimpulannya menyatakan manajemen energi untuk mencapai pemanfaatan
bahwa ketika pendapatan per kapita mencapai energi yang efektif guna optimalisasi output,
tingkat yang lebih tinggi, maka orang akan perhatian termasuk output produksi.
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga Selain melakukan upaya manajemen
dapat mengoptimalkan konsumsi energi dan energi, pengambil kebijakan mungkin dapat
mengurangi emisi CO2. mempertimbangkan upaya menuju green economy
Intensitas energi memiliki hubungan positif secara yang memiliki 3 (tiga) karakteristik, yaitu low-
15
-851$/(.2120,.8$17,7$7,)7(5$3$19RO1Rƒ)(%58$5,
FDUERQ UHVRXUFH HI¿FLHQW dan socially inclusive. Kraft, J., & Kraft, A. (1978). On the Relation
Selain itu pula, penulis juga menyarankan untuk between Energy and GNP. Journal of Energy
segera melakukan pemerataan infrastruktur energi, and Development, vol. 3, no. 2, pp. 401--403.
sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan Kasto, (2002). Mobilitas Penduduk dan
Dampaknya terhadap Pembangunan
akses ke energi. Pemerataan infrastruktur akan
Daerah dalam Mobilitas Penduduk Indonesia:
mengakibatkan pemerataan perekonomian sehingga
Tinjauan Lintas Disiplin. PSKK UGM,
dapat menahan laju urbanisasi. Yogyakarta.
Li, B., &Yao, R. (2009). Urbanisation and Its
reFerenSI Impact on Building Energy Consumption and
(I¿FLHQF\LQ&KLQDRenewable Energy, vol.
BPS. (2012). Produk Domestik Regional Bruto 34, no. 9, pp. 1994--1998.
Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lin, S., Zhao, D., &Marinova, D. (2009). Analysis
Lapangan Usaha 2007--2011. Badan Pusat of the Environmental Impact of China Based
Statistik, Jakarta. on STIRPAT Model. Environmental Impact
BPS. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia. Badan Assessment Review, vol. 29, no. 6, pp. 341--
Pusat Statistik, Jakarta. 347.
BPS. (2014a). Produk Domestik Regional Bruto Lise, W., & Van Montfort, K. (2007). Energy
Provinsi-Provinsi di Indonesia Consumption and GDP in Turkey: Is There A
Menurut Lapangan Usaha 2009--2013. Badan Co-Integration Relationship?. Energy
Pusat Statistik, Jakarta. Economics, vol. 29, no. 6, pp. 1166--1178.
BPS. (2014b). Indikator Pembangunan Liu, Y. (2009). Exploring the relationship between
Berkelanjutan. Badan Pusat Statistik, Jakarta. urbanization and energyconsumption in China
Clancy, J.S., Maduka, O., & Lumampao, F. using ARDL (autoregressive distributed lag)
(2008). Sustainable Energy Systems and Urban and FDM(factor decomposition model).
Poor Livelihoods,inP. Droege (ed.), Urban Energy, vol. 34, no. 11, pp. 1846--1854.
Energy Transition: from Fossil Liu, L.-C., Wu, G., Wang, J.-N., &Wei, Y.-M.
Fuels to Renewable Power, pp. 533--562. (2011). China’s Carbon Emissions from
Elsevier, Amsterdam. Urban and Rural Households During 1992--
Ehrlich, P.R.,& Holdren, J.P. (1971). Impact of 2007. Journal of Cleaner Production, vol. 19,
Population Growth. Science, New Series, vol. no. 15, pp. 1754--1762.
171, no. 3977, pp. 1212--1217. Madlener, R., &Sunak, Y. (2011). Impacts of
Fan, Y., Liu, L.-C., Wu, G., &Wei, Y.-M. (2006). Urbanization on Urban Structures and Energy
Analyzing Impact Factors of CO2 Emissions Demand: What Can We Learn for Urban
Using the STIRPAT Model. Environmental Energy Planning and Urbanization
Impact Assessment Review, vol. 26, no. 4, pp. Management? Sustainable Cities and Society,
377--395. vol. 1, no. 1, pp. 45--53.
Feng, Z.-H., Zou, L.-L., &Wei, Y.-M.(2011). The Martinez-Zarzoso, I., &Maruotti, A. (2011).
Impact of Household Consumption on Energy The Impact of Urbanization on CO2 Emissions:
Use and CO2 Emissions in China. Energy, vol. Evidence from Developing Countries.
36, no. 1, pp. 656--670. Ecological Economics, vol. 70, no. 7, pp. 1344-
Ghosh, S.,& Kanjilal, K.(2014). Long-Term -1353.
Equilibrium Relationship between Pachauri, S., &Jiang, L. (2008). The Household
Urbanization, Energy Consumption Energy Transition in India and China. Energy
and Economic Activity: Empirical Evidence Policy, vol. 36, no. 11, pp. 4022--4035.
from India. Energy, vol. 66, pp. 324--331. Parikh, J., &Shukla, V. (1995). Urbanization,
Gu, C., Hu, L., Zhang, X., Wang, X., &Guo, J. Energy Use and Greenhouse Effects in
(2011). Climate Change and Urbanization in Economic Development: Results from A Cross-
The Yangtze River Delta. Habitat National Study of Developing Countries.
International,vol. 35, no. 4, pp. 544--552. Global Environmental Change,vol. 5, no. 2, pp.
Jones, D.W. (1989). Urbanization and Energy Use 87--103.
in Economic Development. The Poumanyvong, P., &Kaneko, S. (2010). Does
Energy Journal, vol. 10, no. 4, pp. 29--44. Urbanization Lead to Less Energy Use and
Jones, D.W. (2004). Urbanization and Energy. Lower CO2 Emissions? A Cross-Country
Encyclopedia of Energy, vol.6, no. 1--6, Analysis. Ecological Economics, vol.70, no. 2,
pp.329--335 pp. 434--444.
16
Pengaruh Urbanisasi terhadap Konsumsi Energi >3ULPD$JXQJ36'MRQL+DUWRQR$JQL$ODP$ZLU\D@
Pusdatin ESDM. (2013). Indonesia Energy Outlook Wang, M., Che, Y., Yang, K., Wang, M., Xiong,
2013. Pusat Data dan Teknologi Informasi L., &Huang, Y. (2011). A Local-Scale Low-
Energi dan Sumber Daya Mineral -- Carbon Plan Based on the STIRPAT Model
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. and the Scenario Method: The Case of Minhang
KWWSZZZHVGPJRLGDVVHWVDGPLQ¿OHSXE District, Shanghai, China. Energy Policy,
Indonesia_Energy_Outlook_2013.pdf vol.39, no. 11, pp. 6981--6990.
Refaniadewi, N. (2014). Analisis Hubungan Wei, B. R., Yagita, H., Inaba, A., &Sagisaka, M.
Konsumsi Energi dan Urbanisasi di Indonesia (2003). Urbanization Impact on Energy
Tahun 1980--2011. Skripsi. Program Studi Ilmu Demand and CO2 Emission in China. Journal
Ekonomi Fakultas Ekonomi dan of Chongqing University, vol. 2, pp. 46--50.
Bisnis Universitas Indonesia, Depok. York, R., Rosa, E.A., &Dietz, T. (2003). STIRPAT,
Satterthwaite, D. (2009). Implications of IPAT and ImPACT: Analytic Tools for
Population Growth and Urbanization for Unpacking the Driving Forces of
Climate Change. Environment and Environmental Impacts. Ecological Economics,
Urbanization, vol. 21, no. 2, pp. 545--567. vol. 46, no. 3, pp. 351--365.
Shi, A. (2003). The Impact of Population Pressure Yusgiantoro, P. (2000). Ekonomi Energi: Teori dan
on Global Carbon Dioxide Emissions, 1975-- Praktik. LP3ES, Jakarta.
1996: Evidence from Pooled Cross-Country Zhang, C., & Lin, Y. (2012). Panel Estimation
Data. Ecological Economics, vol. 44, no. 1, pp. for Urbanization,Energy Consumption, and
29--42. CO2 Emissions: A Regional Analysis in China,
Solarin, S., & Shahbaz, M. (2013). Trivariate Energy Policy, vol. 49, pp. 488--498.
Causality between Economic Growth, Sukirno. (1985). Ekonomi Pembangunan: Proses,
Urbanisation and Electricity Consumption in Masalah dan Dasar Kebijakan. Lembaga
Angola: Cointegration and Causality Analysis. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Energy Policy, vol. 60, pp. 876--884. Indonesia, Jakarta.
Tang, C. F., & Tan, B. W. (2015). The Impact of
Energy Consumption, Income and Foreign
Direct Investment on Carbon Dioxide
Emissions in Vietnam. Energy, vol. 79, pp. 447-
-454.
17
18