Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LEGAL AUDIT SYARIAH


“Mekanisme Legal Audit Terhadap Kebijakan
Manajemen”

IAIN PALOPO
Oleh,
Kelompok III, HES 5 B
Nur Aenun Putri Saenal (17 0303 0044)
Wahyuningsih (17 0303 0047)
Ayu Wandira (17 0303 0049)
Reski Perian (17 0030 0042)
Ilham S (17 0303 0062)

Dosen Pengampuh,
Muh. Abdi Imam, SE., M.Si., M.M.

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah dalam segala keterbatasan kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Mekanisme Legal Audit Terhadap Kebijakan
Manajemen”.

Saya menyadari bahwa terlaksananya dan terselesesaikannya makalah ini


adalah berkat dukungan dan bantuan semua pihak. Harapan saya semoga makalah
ini bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi penulis pribadi maupun bagi semua
yang membacanya.

Seperti kata pepatah “Tiada gading yang tak retak”, begitu pula dengan
makalah ini. Kami menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari pembaca. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk menambah pengetahuan pembaca.

Palopo, 22 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PENDAHULUAN

A. Sistem dan Prosedur ............................................................................ 3


B. Manajemen Sumber Daya Manusia .................................................... 6
C. Kewajiban Kepada Pihak Lain ............................................................ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Legal audit adalah suatu proses penilaian dalam arti yang luas secara
indepenen terhadap data dan fakta untuk menilai tingkat kesesuaian, tingkat
keamanan, tingkat kewajaran yang disajikan di dalam laporan mengenai
opini dan saran perbaikan.
Manajemen puncak institusi (perusahaan/organisasi) yang diaudit
tidak dapat berasumsi atau beranggapan bahwa segala sesuatu telah mereka
lakukan dengan benar. Di dalam kenyataanya, manajemen masih saja selalu
dihadapkan dengan berbagai masalah (yuridis) di dalam tugasnya sehari-
hari, termasuk kesalahan-kesalahan yang berasal dari kebijakan-kebijakan
yang tidak tepat. Melalui legal audit kebijakan-kebijakn tersebut,
manajemen diharapkan dapat menemukan lebih dini masalah-masalah yang
ada dan yang akan ada. Sebelum hal itu terjadi lebih serius.
Legal audit di sisni ialah mengevaluasi kebijakan-kebijakan
manajemen suatu institusi (perusahaan/organisasi) yang diaudit yang
dikeluarkan menyangkut berbagai aspek. Hasil daripada legal audit tersebut
memberikan umpan balik tentang bagaimana seharusnya kebijakan dan
implementasi dari kebijakan tersebut dilakukan. Secara singkat, legal audit
terhadap kebijakan manajemen suatu institusi (perusahaan/organisasi) yang
diaudit yaitu memeriksa (audit) kualitas yuridis secara menyeluruh melalui
dokumen-dokumen yang ada yang akan berdampak pada legal risk
terhadap institusi (perusahaan/organisasi) yang diaudit yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud kebijakan sistem dan prosedur dalam mekanisme legal
audit?
2. Apa maksud kebijakan sumber daya manusia dalam mekanisme legal
audit?
3. Apa maksud kewajiban kepada pihak lain dalam mekanisme legal audit?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kebijakan sistem dan prosedur dalam
mekanisme legal audit.
2. Untuk mengetahui apa itu kebijakan sumber daya manusia dalam
mekanisme legal audit.
3. Untuk mengetahui apa itu kebijakan kewajiban kepada pihak lain dalam
mekanisme legal audit

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem dan Prosedur1
Sistem dan prosedur merupakan bagian integral dari tugas setiap
manajemen. Dengan ini di artikan bahwa tiap orang melakukan tugas
supervisi, mengarahkan, atau mengatur aktifitas para bawahannya ( sedikit
atau banyak ) mempunyai pertanggung jawaban yang berkaitan dengan
pekerjaannya atas sistem dan prosedur di mana ia dan para bawahannya
mmenempatkan diri mereka - bagaimana sesuatu dapat di kerjakan dengan
baik, cara dan usaha yang di lakukan untuk melengkapkan tugas yang di
pikulnya, dan metode proses pekerjaan. Yang di gunakan. Dengan
demikian, sistem dan prosedur merupakan suatuy bidang usaha yang harus
di klasifikasikan sebagai salah satu dari unsur unsur manajemen.
Selanjutnya di dalam bentuk gambaran yang sederhana, manajemen
menyangkut penetapan sesuatu, melaksanakan sesuatu, dan kemudian
melakukan evaluasi atau sesuatu yang telah di laksanakannya.
Dari pengertian sistem dan prosedur sebagaimana yang telah di
uraikan di atas, ternyata tampak adanya hubungan antara sistem dan
prosedur dengan proses manajemen di mana di dalam proses ini terkandung
beberapa pertimbangan pertimbangan yang perlu diambil sebelum tindakan
tindakan manajemen di jalankan. Pertimbangan pertimbangan ini terdiri
atas sepuluh dasar yang di kelompikkan ke dalam tiga sifat. Menurut Ramlie
R. Mertawidjaja dari konsep pertimbangan pertimbangan yang menyangkut
pekerjaan manajemen sehari hari tersebut, sistem dan prosedur lebih banyak
terletak pada pertimbangan pertimbangan menurut:
 Bagaimana pelaksanaan kerjanya – sistem, prosedur,metode,tujuan
akhir yang kualitatif, standardisasi pelaksanaan kerja, dan
penerbitan buku pedoman operasi

1
Hamzah Halim, Cara Praktis Memahami dan Menyusun Legal Audit & Legal Opinion,
(Jakarta: Kencana, 2015),h.64.

3
 Dengan cara bagaimanakah agar sesuatu yang telah dikerjakan itu
dapat dikerjakan dengan cara yang lebih baik - merancang kembali
(redesign) hasil produksi, reorientasi service dan ;pengembangan
di dalam struktur organisasi dan di dalam sistem dan prosedur
yang menyangkut produksi manajemen kepegawaian manajemen
persediaan, manajemen persediaan dan prosen yang di gunakan
untuk merencanakan dan program aktivitas perusahaan yang akan
datang.
Selanjutnya, hal ini yang perlu di pertibangkan dalam hubungannya
dengan ruang lingkup aktivitas sistem dan prosedur antara lain adalah
membangun dan menjalankan pengawasan sistem dan prosedur. Jenis dari
upaya ini menyangkut berbagai macam bentuk pengawasan. hal ini di
lakukan dengan jalan melakukan pengembangan yang terus menerus atas
buku pedoman, dana dan operasi, formulir-formulir, laporan-laporan,
pencatatan, serta program-program komputerisasi.
Bila di lakukan pembagian secara umum, maka dari sini dapat
dilakukan legal audit terhadap sistem dan prosedur atau kebijakan
perkreditan, sumber dana masyarakat, program komputerisasi dan kebijakan
yang menyangkut imventaris serta alat tulis kantor suatu institusi
(perusahaan/organisasi) yang di audit.
1. Periksa apakah sistem dan prosedur atau kebijakan suatu institusi
(perusahaan/organisasi) yang dio audit tdk bertentangan dengan
hukum positif yang berlaku di indonsia.
2. periksa apakah sistem dan prosedur atau kebijakan suatu institusi
(perusahaan/organisasi)yang di audit tidak bertentangan dengan
ketentuan. Misalnya, soal perkreditan yang terkait dengan legal
lendeing Limit (Batas Maksimum Pembagian Kredit).
3. Periksa apakah sistem dan orosedur atau kebijakan suatu intitusip
(perusahaan/organoisasi) yang di audit tentang perkreditan tidak
bertentangan dengan ketentuan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
(ATMR).

4
4. Periksa apakah sistem dan prosedur atau kebijakan suatu institusi
(perusahaan/organisasi) yang di audit tentang perkreditan telah
memperhatikan aspek aspek lingkungan hidup.
5. Periksa apakah sistem dan prosedur atau kebijakan suatu institusi
(perusahaan/organisasi) yang di audit tentang perkreditan tidak
bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum
6. Periksa apakah sistem dan prosedur atau kebijakan suatu institusi
(perusahaan/organisasi) yang di audit tentang sumber dana masyarakat
tidak bertentangan dengan rahasia suatu institusi
(perusahaan/organisasi) yang di audit, memperhatian aspek aspek
keamanan stakeholders, memperhatikan aspek aspek kepercayaan
stakeholders terhadap suatu institusi ( perusahaan/organisasi/yang di
audit.
7. periksa apakah sistem dan prosedur atau kebijakan suatu institusi
(perusahaan/organisasi) yang di audit tentang program komputeriasi
operasional suatu institusi (perusahaan/orgaqnisasi) yang di audit
tidak bertentangan dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
8. Periksa apakah sistemdan prosedur atau kebijakan suatu institusi
(perusahaan/organisasi) yang diaudit tentang program komputerisasi
operasional suatu institusi (perusahaan/organisasi) yang diaudit perlu
di dukung dengan pendaftaran merek , paten, atau hak cipta.
9. Periksa apakah sistemdan prosedur atau kebijakan suatu institusi
(perusahaan/organisasi) yang di audit tentang program komputerisasi
operasional suatu institusi (perusahaan/organisasi) yang diaudit tidak
mudah untuk di manipulasi.
10. Periksa apakah sistemdan prosedur atau kebijakan suatu institusi
(perusahaan/organisasi) yang diaudit tentang pengadaan, pemeliharaan
dan pencatatannya tidak bertentangan dengan hukum (fiskal) dan
Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan prinsip akuntansi suatu
institusi (perusahaan/organisasi) yang diaudit indonesia (PAPI).

5
B. Manajemen Sumber Daya Manusia
Adapun yang dimaksud dengan sumber daya manusia (SDM) dalam
hal ini yaitu semua lapisan karyawan dari suatu institusi
(perusahaan/organisasi) yang diaudit, yang di dalam organisasi perusahaan
atau institusi (perusahaan/organisasi)yang diaudit diatur dengan suatu
manajemen.
Selanjutnya mengenai pengertian manajemen sumber daya manusia
sendiri menurut Bangbang Tri cahyono (1996:1), adalah suatu pendekatan
terhadap manajemen manusia yang didasarkan pada tiga prinsip dasar yaitu:
1. Sumber daya manusia adalah harta yang paling penting yang di miliki
oleh suatu organisasi, sedangakan manajemen yang efektif adalah
kunci bagi keberhasialan organosasi tersebut.
2. Keberhasilan ini sangat mungkin di capai jika peraturan atau
kebijaksanaan dan prosedur yang bertalian dengan manusia dari
perusahaan tersebut saling berhubungan dan membagikan sumbangan
terhadap pencapaian tujuan perusahaan dan prerncanaan strategis.
3. Kultur dan nilai perusaan, suasana organisasi dan perilaku manajerial
yang berasal dari Kultur tersebut akan memberikan pengaruh yang
besar terhadap hasil pencapaian yang terbaik. Oleh karena itu, kultur
ini harus diteggakan dari upaya yang teru menerus dimulai dari
puncak manajemen sangat diperlukan agar kultur tersebut dapat
diterima dan dipatuhi.
Pada dasarnya, manajemen sumber daya manusia merupakan suatu
gerakan pengakuan terhadap peentingnya unsur manusia sebagai sumber
daya yang cukup potensial, yang perlu dikembangkan sehingga mampu
memberikan kontribusi yang optimal terhadap organisasi maupun bagi
pengembangan diri sumber daya manusia itu sendiri.
Adapun tugas dari manajemen sumber daya manusia itu sendiri yaitu
berkisar seputar pada usaha yang mengelola manusia (tenaga kerja) dengan
segala potensi yang dimilikinya dengan seefektif mungkin sehingga

6
diperoleh sumber daya menusia yang dapat puas dan memuaskan
oragnisasi-nya.
Adapun ruang lingkup manajemen sumber daya manusia itu pada
dasarnya mecakupi semua aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya
manusia di dalam suatu organisasi. Adapun funngsi-fungsi manajemen
sumber daya manusia tersebut dapat dikategorikan atas: pertama, fungsi
manajemen, yang meliputi (planning, organizing, actuating, controlling);
dan fungsi kedua, fungsi operasional yang meliputi procurement,
development, compesation, intagration, maintenance, separation.
Fungsi perencanaan (planning), merupakan penentu dari program
bagian personalia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah
disusun oleh suatu perusahaan.
Fungsi pengorganisasian (organizing), merupakan alat untuk
mencapai tujuan dari suatu organisasi, di mana setelah fungsi perencanaan
dijalankan dengan baik, maka selanjutnya bagian personalia menyusun dan
merencanakan struktur hubungan antara pekerjaan personalia dan faktor-
faktor fisik yang melingkupinya.
Patut diketahui bahwa di dalam suatu fungsi actuating (adapula yang
menyebut sebagai fungsi directing atau pengarahan), tugas seseorang
pemimpin adalah mengarahkan karyawan (SDM) agar mau bekerja sama
dan bekerja seefektif dan seefisien mungkin di dalam membantu tercapainya
tujuan pihak-pihak yang berkepentingan di dalam suatu organisasi.
Adapun fungsi pengendalian (controlling) merupakan upaya untuk
mengatur kegiatan agar sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya.
Selanjutnya, apabila terdapat kesalahan atau penyimpangan, maka akan
diadakan tindakan perbaikan atau penyempuranaan (koreksi) terhadap
rencana tersebut.
Pengadaan tenaga kerja (procurenement) yang pada intinya
merupakan upaya untuk mendapatkan jenis dan jumlah karyawan yang
sesuai dengan tingkat kebutuhan suatu perusahaan.

7
Adapun fungsi integrasi (integration) merupakan suatu usaha untuk
mempersatukan kepentingan karyawan dan kepentingan organisasi,
sehingga tercipta kerja sama yang baik dan saling menguntungkan.
Selanjutnya, setelah fungsi-fungsi di atas dilaksanakan, maka
rangkaian tindakan selanjutnya yaitu upaya pemeliharaan (maintenance)
tenaga kerja yang berkualitas perlu segera dilakukan agar sumber daya
manusia (tenaga kerja/karyawan) mereka mau tetap bekerja.
Adapun fungsi yang terakhir yang harus dijalankan manajemen
organisasi yaitu fungsi pemberhentian (seperation), yang pada intinya fungsi
ini merupakan putusnya hubungan kerja seseorang dengan perusahaan
karena alasan-alasan tertentu, seperti kontrak kerja yang telah berakhir,
pensiun, pemecatan maupun pemberhentian atas keinginan karyawan itu
sendiri.
Apabila mencermati fungsi-fungsi tersebut di atas, maka dari fungsi-
fungsi tersebut, beberapa di antaranya ternyata memiliki muatan yuridis
yang sangat kental, baik itu terhadap karyawan maupun terhadap
perusahaan (oragnisasi). Berangkat dari realitas tersebut, maka di dalam
suatu legal audit dipandang perlu dilakukan pemeriksaan (audit) terhadap
kebijakan-kebijakan manajemen suatu institusi (perusahaan/organisasi)
khususnya yang menyangkut sumber daya manusia atau ketenagakerjaan.
Adapun hal-hal tersebut yang dianggap perlu untuk dilakukan legal
autdit, antara lain:
1. Kontrak kerja.
2. Penghasilan.
3. Reward dan pinalty.
4. Pemutusan hubungan kerja.

C. Kewajiban Kepada Pihak Lain


Yang dimaksud dengan kewajiban kepada pihak lain disini adalah
kewajiban institusi (perusahaan/organisasi) terhadap pihak ketiga lainnya,
yang harus dilakukannya dalam rangka kesinambungan usahanya,

8
kewajiban mana dapat berupa pembayaran pajak, pelaporan maupun berupa
pemenuhan kewajiban karena adanya perjanjian yang dibuat oleh institusi
(perusahaan/organisasi) dengan pihak lain tersebut.
Dari pengertian tersebut di atas lebih lanjut dapat dikemukakan hal-
hal sebagai berikut:
- Kewajiban institusi (perusahaan/organisasi) dapat saja timbul karena
dua hal, yaitu karena peraturan perundang-undangan dan atau karena
perjanjian (kerja sama).
- Karena hal ini merupakan kewajiban, maka institusi
(perusahaan/oragnisasi) harus memenuhinya, bila tidak, institusi
(perusahaan/organisasi) akan mendapatkan sanksi, yang seterusnya
dapat berakibat pada coorporate image risk dan financial risk serta
kesinambungan usaha bank yang bersangkutan.
Dengan demikian, institusi (perusahaan/organisasi) harus
melaksanakan kewajiban ini untuk menjaga kelangsungan usahanya, baik
dari segi kerugian, terlebih lagi dari segi penilaian kesehatan institusi
(perusahaan/organisasi) sebagaimana di atur oleh undang-undang yang ada.
Untuk itu, salah satu pengamanan atas pelaksanaan atas kewajiban
tersebut haruslah dilakukan legal audit, di samping pemeriksaan-
pemeriksaan lainnya yang memang secara rutin dilakukan, institusi
(perusahaan/organisasi) baik oleh internal audit maupun eksternal audit.
1. Dalam hak kewajiban pajak, maka yang pertama-tamaa harus
diperiksa adalah jenis pajak apa saja dan berapa besar yang harus
dibayar oleh institusi (perusahaan/organisasi).
2. Periksa apakah institusi (perusahaan/organisasi) telah membayar pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undnagan yang berlaku.
3. Periksa apakah bukti-bukti pembayaran pajak telah didokumentasikan
dengan baik dan benar.
4. Dalam hal kewajiban pelapor bukti-bukti pembayaran, yang pertama-
tama harus diperiksa adalah beberapa dan jenis, tujuan pelaporan serta
target date pelapor yang harus dilakukan bank.

9
5. Periksa apakah pelaporan-pelaporan tersebut telah dilakukan sesuai
dengan jumlah, jenis, tujuan, dan target date yang telah ditentukan.
6. Periksa apakah arsip laporan yang disertai tanda terima telah
didokumentasikan dengan baik dan benar.
7. Dalam hal kewajiban terhadap pihak ketiga karena perjanjian (kerja
sama), maka pertam-tama yang harus diperiksa adalah “Perjanjian”
yang mendasari kewajiban tersebut.
8. Periksa apasaja yang menjadi kewajiban institusi
(perusahaan/organisasi) kepada pihak ketiga tersebut, sehubungan
dengan suatu perjanjian (kerja sama).
9. Periksa apakah kewajiban tersebut telah dilakukan oleh institusi
(perusahaan/organisasi) secara sebagaimana mestinya sesuai dengan
yang diperjanjikan.
10. Periksa apakah semua bukti-bukti/arsip-arsip yang menyangkut
perjanjian (kerja sama) tersebut telah didokumentasikan dengan baik
dan benar.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem dan prosedur merupakan bagian integral dari tugas setiap
manajemen. Dengan ini di artikan bahwa tiap orang melakukan tugas
supervisi, mengarahkan, atau mengatur aktifitas para bawahannya ( sedikit
atau banyak ) mempunyai pertanggung jawaban yang berkaitan dengan
pekerjaannya atas sistem dan prosedur di mana ia dan para bawahannya
mmenempatkan diri mereka - bagaimana sesuatu dapat di kerjakan dengan
baik, cara dan usaha yang di lakukan untuk melengkapkan tugas yang di
pikulnya, dan metode proses pekerjaan.
Sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini yaitu semua lapisan
karyawan dari suatu institusi (perusahaan/organisasi) yang diaudit, yang di
dalam organisasi perusahaan atau institusi (perusahaan/organisasi)yang
diaudit diatur dengan suatu manajemen.
kewajiban kepada pihak lain adalah kewajiban institusi
(perusahaan/organisasi) terhadap pihak ketiga lainnya, yang harus
dilakukannya dalam rangka kesinambungan usahanya, kewajiban mana
dapat berupa pembayaran pajak, pelaporan maupun berupa pemenuhan
kewajiban karena adanya perjanjian yang dibuat oleh institusi
(perusahaan/organisasi) dengan pihak lain tersebut.

B. Saran
Demikianlah makalah ini yang kami buat, kami sebagai manusia biasa
tentu masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah kami
ini, kami sangat berharap teman-teman terutama dari dosen pembimbing
mata kulah Legal Audit Syariah untuk memberi saran yang membangun
untuk kelompok kami.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah Halim, Cara Praktis Memahami dan Menyusun Legal Audit & Legal
Opinion, Jakarta: Kencana, 2015.

12

Anda mungkin juga menyukai