“KONTROL”
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia- Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kontrol. Shalawat dan salam kita ucapkan untuk
Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapatkan syafa’atnya.
Dalam penyusunan makalah ini yang berjudul “Kontrol” yang betujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengauditan internal dan juga menambah wawasan pembaca mengenai materi ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dan juga atas dukungan
moral, serta materi yang diberikan dalam makalah ini sehingga dapat memperlancar penyusunan
makalah ini.
Bagi kami sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, karena pengalaman dan pengetahuan kami yang terbatas. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang mambangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
dan bukan sebuah ancaman, evaluator yang berorientasi manajemen dan bukan seorang
pencari kesalahan.
Setelah standar awal diselesaikan tahun 1978, salah satu kegiatan pertama yang
dilakukan oleh Institute of Internal Auditors (IIA) adalah memperluas konsep audit
mengenai kontrol. Hasilnya terdapat dalam Pernyataan Standar Audit (Statements on
Auditing Standard-SAS) yang pertama, yang telah tercakup pada standar yang ada saat
ini. Targetnya adalah untuk mendefinisikan kecukupan kontrol (dirancang dengan
semestinya), efektivitas (berjalan sesuai yang direncanakan), dan kualitas (pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi). Yang keempat adalah utilitas (penggunaan). Standar baru,
2120, menjelaskan hal ini dengan baik dan harus digunakan sebagai pengenalan atas hal
penting ini.
6
c. Definisi Auditor Internal
Definisi AICPA yang telah dipaparkan sebelumnya cenderung mengaburkan kontrol
sebagai kata kerja dan sebagai kata benda. Dalam dunia usaha dan pemerintahan, kata-kata ini
telah memiliki arti khusus, dan penting untuk tetap membedakan keduanya. Kontrol sebagai
kata kerja mencerminkan tindakan untuk memastikan bahwa apa yang seharusnya dilakukan
akan dilakukan dan mencegah apa yang dilarang, sehingga tujuan manajemen yang telah
ditetapkan dapat dicapai; sementara kontrol sebagai - kata benda mencerminkan sarana untuk
membantu kontrol yang dilakukan oleh "si pengendali."
7
auditor internal seyogyanya bekerja sama dengan manajemen untuk membuat kriteria
evaluasi yang layak.
5) 2120. A4-1. Practice Advisory melengkapi standar ini untuk kriteria-kriteria kontrol dan
memberikan lebih banyak ketentuan khusus.
Auditor internal harus mengevaluasi target operasi dan ekspektasi yang ditetapkan dan
harus menentukan apakah standar operasi tersebut dapat diterima dan dicapai. Jika target dan
kriteria manajemen tidak jelas, maka harus dicari interpretasi yang meyakinkan. Apabila
auditor internal diminta menginterpretasikan atau memilih standar operasi, mereka harus
mencapai kesepakatan dengan klien mengenai kriteria yang diperlukan untuk mengukur
kinerja operasi.
b. Standar-standar Operasi
Standar-standar operasi bisa jadi merupakan elemen-elemen kunci dalam proses kontrol.
Standar menentukan jenis kinerja yang diharapkan. Standar berperan dalam dua hal:
menentukan tujuan yang akan dicapai dan menjadi dasar pengukuran.
Untuk memfasilitasi pengukuran, standar haruslah bersifat kuantitatif. Setiap orang
memahami angka-angka. Kriteria yang bersifat kualitatif lebih sulit diukur. Akan tetapi,
standar kuantitatif tanpa memerhatikan persyaratan kualitatif bisa menyesatkan dan
menghasilkan keputusan manajemen yang tidak tepat. Standar-standar operasi sebaiknya
bersifat spesifik, meskipun dapat juga memasukkan faktor-faktor toleransi, Jadi, seorang
manajer dapat mengukur "penyelesaian tugas tanggal 10 Juli," tetapi akan sulit mengukur
"penyelesaian tugas dalam waktu yang wajar." Sepuluh Juli memiliki pengertian yang sama
bagi semua orang. "Waktu yang wajar" memunculkan pertanyaan mengenai apa yang disebut
wajar? Dan wajar bagi siapa?
Kontrol umumnya membutuhkan standar-standar operasi. Standar-standar ini dapat berasal
dari berbagai sumber, seperti:
Standar produksi.
Standar akuntansi biaya.
Standar tugas.
S tandar industri
S tandar historis
S tandar "estimasi terbaik"
Hal-hal yang harus menjadi perhatian adalah bahwa standar tersebut bersifat wajar,
mengandung faktor-faktor toleransi yang layak, mencerminkan kondisi saat ini, dan akan
menghasilkan tujuan yang diinginkan.
c. Standar-standar Kontrol Internal
Selain standar operasi yang merupakan bagian dari sistem kontrol, terdapat kerangka
standar yang harus diikuti sistem kontrol itu sendiri. Standar-standar ini adalah:
1) Standar-standar Umum
Keyakinan yang Wajar-Kontrol harus memberikan keyakinan yang wajar bahwa
tujuan kontrol internal akan dicapai.
Perilaku yang Mendukung-Manajer dan karyawan harus memiliki perilaku yang
mendukung kontrol internal.
Integritas dan Kompetensi-Orang-orang yang terlibat dalam pengoperasian kontrol
internal harus memiliki tingkat profesionalitas, integritas pribadi dan kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan kontrol guna mencapai tujuan kontrol internal.
Tujuan Kontrol-Tujuan kontrol yang spesifik, komprehensif, dan wajar harus
ditetapkan untuk setiap aktivitas organisasi.
8
Pengawasan Kontrol-Manajer harus terus-menerus mengawasi keluaran yang
dihasilkan oleh sistem kontrol dan mengambil langkah-langkah tepat terhadap
penyimpangan yang memerlukan tindakan tersebut.
2) Standar-standar Rinci
Dokumentasi -Struktur, semua transaksi, dan kejadian signifikan harus
didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi tersebut harus siap tersedia.
Pencatatan Transaksi dan Kejadian dengan Layak dan Tepat Waktu
Otorisasi dan Pelaksanaan Transaksi dan Kejadian-Transaksi dan kejadian harus
diotorisasi dan dilaksanakan oleh orang yag bertugas untuk itu.
Pembagian Tugas: Otorisasi, pemrosesan, pencatatan, dan pemeriksaan transaksi
harus dipisahkan ke masing-masing individu (dan unit).
Pengawasan -Pengawasan harus dilakukan dengan baik dan berkelanjutan untuk
memastikan pencapaian tujuan kontrol internal.
Akses dan Akuntabilitas ke Sumber Daya/dan Catatan. Akses harus dibatasi ke
individu yang memang berwenang, seseorang yang bertanggung jawab untuk
pengamanan dan penggunaan sumber daya dan orang lain yang mencatat. Aspek ini
harus diperiksa secara periodik dengan membandingkan jumlah yang tercatat dengan
jumlah fisik.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit yang komprehensif menuntun auditor ke daerah yang tidak dikenal. Mereka
akan berhadapan dengan disiplin ilmu dan teknik-teknik di luar keahlian teknis mereka.
Mereka tidak mungkin segera menguasai bidang periklanan, pertanian, bea cukai,
perekayasaan, perdagangan internasional, pensiun, keselamatan, polusi, transportasi
dan/atau bidang-bidang lainnya yang harus diberi penilaian atas tujuan dan aspek
usahanya.
Kuncinya adalah kontrol. Mengendalikan, sebagai kata kerja, berarti 'memaksakan.
Kontrol memastikan bahwa ada hal-hal yang dikerjakan atau tidak dikerjakan. Kontrol,
sebagai kata benda, berarti sarana fisik untuk mewujudkan pemaksaan' tersebut. Keduanya
digunakan oleh manajer untuk memastikan bahwa tujuan operasional mereka tercapai.
Kontrol internal berisi rencana organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan
pengukuran-pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa
akurasi dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong
ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. Definisi ini [lanjut Komite) mungkin
lebih luas daripada pengertian yang kadang-kadang disebutkan untuk istilah-istilah tersebut. Jadi
sistem kontrol internal melampaui hal-hal tersebut yang secara langsung terkait dengan fungsi
departemen akuntansi dan keuangan.
Latar Belakang Standar Internal Control: Standar 2120-Kontrol, Standar-standar Operasi,
Standar-standar Kontrol Internal: Standar-standar Umum, Standar-standar Rinci.
10