Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PELAPORAN SEGMEN EVALUASI DESENTRALISASI

DAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

Disusun Oleh :
1. Alvie Kusnarti (2110180104)
2. Natasha Dwi A (2110180155)
3. Natasya Rohmah (2110165748)
4. Nurul Maulidyah (2110165747)
5. Putri Sabila (2110165776)
6. Siti Alfiana (2110165744)
7. Tita Marinda H (2110165785)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
SURABAYA TAHUN AJARAN 2022-2023
2.1 DESENTRALISASI DAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggungjawaban.
Bagan organisasi tradisional dengan bentuk piramidnya mengilustrasikan garis
pertanggungjawaban yang mengalir dari CEO turun melewati wakil direktur menuju
manajer yang lebih rendah.

Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban biasanya memilih


salah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka
yang rumit dan beragam .

Semua organisasi berada dalam rentang dari yang sangat tersentraliasi hingga sangat
terdesentralisasi. Kebanyakan perusahaan berada di tengah di antara kedua ujung rentang
tersebut dengan mayoritas cenderung ke arah desentralisasi.

2.1.1 Alasan-alasan untuk Melakukan Desentralisasi


a. Mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal
Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang
tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi
dipasar dan area yang berbeda, manajemen pusat mungkin tidak memahami
kondisi lokal.
b. Memfokuskan manajemen pusat
Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasional, manajemen
pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan keputusan strategis.
Keberlangsungan jangka panjang dari perusahaan harus lebih penting bagi
manajemen pusat daripada operasional sehari-sehari.
c. Melatih dan memotivasi para manajer
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan
posisi manajer jenjang ;ebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan
dari peluang yang lain. Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan terbaik
adalah manajer yang bisa dipromosikan.
d. Meningkatkan daya saing
Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba secara keseluruhan
mampu menutupi ketidakefisienan yang terjadi di berbagai divisinya.
Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu
mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing.

2.1.2 Divisi-divisi dalam Perusahaan yang Terdesentralisasi


Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang
disebut divisi. Satu cara pembagian dvisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa
yang diproduksi. Dalam latar terdesentralisasi, biasanya terdapat beberapa saling
kebergantungan. Jika tidak, satu perusahaan hanya akan menyerupai kumpulan
entitas yang terpisah secara total.

Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya


bartanggung jawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu. Berikut ini jenis
utama pusat pertanggungjawaban.

a) Pusat biaya (cost center)–manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya


b) Pusat pendapatan (revenue center)– manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan
c) Pusat laba (profit center)–manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan dan biaya
d) Pusat investasi (investment center)–manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan,
biaya, dan investasi modal\
2.2 PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN
LAPORAN LABA – RUGI VARIABEL DAN ABSORPSI
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba rugi. Akan tetapi, laporan laba rugi
perusahaan secara keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Dua metode
perhitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu satu berdasarkan perhitungan biaya
variabel dan yang lainnya berdasarkan perhitungan biaya penuh atau absorpsi. Perbedaan
antara perhitungan biaya variabel dan absorpsi bergantung pada perlakuan terhadap satu
biaya tertentu, yaitu overhead tetap.
Perhitungan biaya variabel yang juga disebut perhitungan biaya langsung hanya
membebankan biaya manufaktur variabel ke produk, biaya-biaya ini meliputi bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.

Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur pada produk.


Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap adalah
hal-hal yang menentukan biaya produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap
dipandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode.

Klasifikasi biaya sebagai biaya produk atau periode menurut perhitungan biaya variabel dan
absorpsi:

Perhitungan Biaya Absorpsi Perhitungan Biaya Variabel

Biaya Produk a) Bahan Baku Langsung a. Bahan Baku Langsung


b) Tenaga Kerja Langsung b. Tenaga Kerja Langsung
c) Overhead Variabel c. Overhead Variabel
d) Overhead tetap

Biaya Periode a) Beban Penjualan a. Overhead tetap


b) Beban Administrasi b. Beban Penjualan
c. Beban Administrasi
2.2.1 Penilaian Persediaan
Perhitungan biaya persediaan akhir dapat menggunakan perhitungan biaya
absorpsi dan perhitungan biaya variabel. Pada persediaan absorpsi, persediaan akhir
mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel dan
overhead tetap per unit. Pada metode perhitungan biaya variabel, persediaan akhir
hanya mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead
variabel. Tidak dimasukkannya overhead tetap dalam hasil biaya persediaan
perhitungan biaya variabel membuat penilaian persediaan yang lebih rendah daripada
model absorpsi.

2.2.2 Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Abrospsi

Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga
pokok penjualan, metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat
mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena
jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada kedua metode.

Laba menurut perhitungan biaya absoprsi akan lebih tinggi daripada laba
menurut perhitungan biaya variabel. Perbedaan ini karena sebagian overhead tetap
periode tersebut yang masuk dalam persediaan ketika perhitungan biaya absorpsi
digunakan. Hanya sebagian besar dari overhead tetap yang dimasukkan dalam harga
pokok penjualan pada perhitungan biaya absorpsi, sisanya ditambahkan ke
persediaan. Akan tetapi, pada perhitungan biaya variabel, semua biaya overhead
overhead tetap untuk periode tersebut ditambahkan ke beban pada laporan laba rugi

2.3 Pelaporan segmen dan evaluasi kinerja segmen


Pelaporan kontribusi laba dari berbagai aktivitas atau unit-unit lainnya dalam suatu organisasi
disebut pelaporan segmen. Pelaporan segmen yang disusun berdasarkan biaya variabel
menghasilkan evaluasi-evaluasi dan keputusan-keputusan yang lebih baik daripada yang disusun
berdasarkan penghitungan biaya apsorpsi.
Untuk mengevalusai bebagai aktivitas yang berbeda dalam suatu perusahaan, seorang manager
membutuhkan lebih dari sekedar ikhtisar informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi
perusahaan. Segmentasi yang lebih baik diperlukan oleh para manajer untuk menjalankan
tanggung jawab mereka dengan benar. Para manager perlu mengetahui profitabilitas berbagai
segmen dalam suatu perusahaan agar mampu membuat bebagai evaluasi dan keputusan yang
berhubungan dengan eksistensi berkelanjutan dari setiap segmen , tingkat pendanaan dan
seterusnya. Sebuah segmen adalah setiap entitas yang berorientasi laba di dalam organisasi.
Laporan segmen mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai berbagai biaya yang
dapat dikendalikan oleh manajer segmen.
A. Pelaporan segmen : dasar perhitungan biaya absorsi

Contoh ELCOM, Inc. sebuah perusahaan yang memproduksi stereo dan perekam video di suatu
pabrik tunggal dan menggunakan perhitungan biaya absorsi untuk pelaporan eksternal dan
internal. Contoh laporan laba rugi segmen tahun 2005:

ELCOM memutuskan untuk menghentikan produksi perekam video, dengan alas an untuk
meningkatkan laba sebesar $30.000. sehingga laporan laba rugi tahun berikutnya menjadi:

Seperti yang diperlihatkan dalam laporan laba rugi tahun 2006, ternyata hasilnya berbeda dari
yang diharapkan, laba turun sebesar $55.000 hal ini karena banyak biaya tetap yang dialokasikan
untuk perekam video tidak terhapus ketika lini produk tersebut dihentikan. Biaya ini meliputi
penyusutan pabrik pajak, asuransi, gaji manager pabrik, dan sebagainya.
B. Pelaporan segmen: dasar perhitungan biaya variabel

Laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya variabel memilki satu
keistimewaan disamping laporan laba rugi perhitungan biaya variabel yang telah disajikan
sebelumnya. Beban dipecahkan menjadi 2 kategori :
1. Beban tetap langsung
Beban tetap yang secara langsung dapat ditelusuri ke suatu segmen. Beban ini kadang kala
disebut sebagai “beban tetap yang dapat dihindari” karena beban ini akan hilang apabila segmen
ditutup yang disebabkan oleh eksisntensi segmen itu sendiri.
2. Beban tetap umum
Beban tetap umum disebabkan oleh 2 atau lebih segmen secara bersamaan. Beban-beban ini
kerap kali muncul bahkan apabila salah satu segmen dihapus. Contoh penyusutan pabrik.

Dari table diatas dapat dilihat bentuk laporan laba rugi segmen ini lebih berguna daripada format
perhitungan biaya absorpsi, dimana stereo dan perekam video memiliki margin kontribusi positif
yang sebesar $95000 untuk stereo dan $80000 untuk perekam video.
Kedua produk ini menghasilkan penjualan melebihi biaya variabel yang dapat digunakan untuk
menutup biaya tetap perusahaan. Akan tetapi sebagian dari biaya tetap perusahaan disebabkan
oleh segmen itu sendiri. Jadi, ukuran rill kontribusi laba dari masing-masing segmen adalah
jumlah yang tersisa setelah biaya tetap langsung ditutupi.

Anda mungkin juga menyukai