Disusun Oleh :
1. AXL CHRISTOPHER DJAMIRAGA (18013010054)
2. PLENSKEY IVANOVIK ALEXANDER SIAHAAN (18013010165)
3. FITRI HARDIYANTI (18013010180)
4. ALFIAN ANANTA PRAMADYA (18013010182)
5. HAFID YUNUS (18013010183)
6. NELLY SAADAH APRILIA (18013010185)
7. NAUFALDO RIZKI TANAMA (18013010192)
8. M. HASYIM ABDUL MALIK (18013010195)
9. MOHAMMAD AVICIENA TAUFIQURRAHMAN (18013010198)
10.AZIZAH JULISTIONINGSIH (18013010200)
11.LAELA RIZQIA (18013010201)
12.SUTHAN DHAIFULLAH ZAKWAN (18013010202)
Semua organisasi berada dalam rentang dari yang sangat tersentraliasi hingga sangat
terdesentralisasi. Kebanyakan perusahaan berada di tengah di antara kedua ujung rentang
tersebut dengan mayoritas cenderung ke arah desentralisasi,alasan alasan di balik popularitas
desentralisasi dan cara cara yang dipilih perusahaan untuk melaksanakan proses
desentralisasi dibahas berikut ini :
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba rugi. Akan tetapi, laporan laba rugi
perusahaan secara keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Dua metode
perhitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu satu berdasarkan perhitungan biaya
variabel dan yang lainnya berdasarkan perhitungan biaya penuh atau absorpsi. Perbedaan
antara perhitungan biaya variabel dan absorpsi bergantung pada perlakuan terhadap satu
biaya tertentu, yaitu overhead tetap.
Perhitungan biaya variabel yang juga disebut perhitungan biaya langsung hanya
membebankan biaya manufaktur variabel ke produk, biaya-biaya ini meliputi bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.
Penilaian Persediaan
Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga
pokok penjualan, metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat
mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena
jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada kedua metode.
Laba menurut perhitungan biaya absoprsi akan lebih tinggi daripada laba
menurut perhitungan biaya variabel. Perbedaan ini karena sebagian overhead tetap
periode tersebut yang masuk dalam persediaan ketika perhitungan biaya absorpsi
digunakan. Hanya sebagian besar dari overhead tetap yang dimasukkan dalam harga
pokok penjualan pada perhitungan biaya absorpsi, sisanya ditambahkan ke
persediaan. Akan tetapi, pada perhitungan biaya variabel, semua biaya overhead
overhead tetap untuk periode tersebut ditambahkan ke beban pada laporan laba rugi.
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut
perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan
berubah. Jika barang yang terjual lebih banyak dari barang yang diproduksi, maka
laba menurut perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari laba menurut
perhitungan biaya absorpsi. Menjual lebih banyak dari yang diproduksi berarti
persediaan awal dan unit yang diproduksi telah terjual. Menurut perhitungan biaya
absorpsi, unit-unit yang keluar dari persediaan mangandung overhead tetap dari
periode sebelumnya. Selain itu, unit-unit yang diproduksi dan dijual telah
mengandung seluruh overhead tetap periode berjalan. Dengan demikian, jumlah
beban overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari overhead
tetap periode berjalan, yaitu sebesar jumlah overhead tetap yang keluar dari
persediaan. Oleh karena itu, laba menurut perhitungan biaya variabel lebih tinggi dari
laba menurut perhitngan biaya absorpsi sebesar jumlah overhead tetap yang mengalir
keluar dari persediaan awal.
Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan laba
yang dilaporkan. Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya, perhitungan
biaya absorpsi – seperti juga perhitungan biaya variabel – akan mengakui total
overhead tetap periode tersebut sebagai beban. Tidak ada overhead tetap yang masuk
atau keluar dari persediaan.
Jika Maka
1. Produksi > Penjualan Laba Bersih Absorpsi > Laba Bersih Variabel
2. Produksi < Penjualan Laba Bersih Absorpsi < Laba Bersih Variabel
3. Produksi = Penjualan Laba Bersih Absorpsi = Laba Bersih Variabel
Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama dengan
selisih di antara kedua laba. Selisih antara laba operasi menurut perhitungan biaya
absorpsi dan laba bersih menurut perhitungan biaya variabel dapat dinyatakan
sebagai berikut
Beban tetap langsung (direct fixed expense) adalah beban tetap yang secara
langsung dapat ditelusuri ke suatu segmen. Beban ini terkadang disebut sebagai
beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed expenses) atau beban tetap yang
dapat ditelusuri (traceable fixed expenses) karena beban itu akan hilang jika segmen
ditutup atau dihapus.
Beban tetap umum (common fixed expenses) disebabkan oleh dua atau lebih
segmen secara bersamaan. Beban-beban ini tetap muncul, bahkan ketika salah satu
segmen dihapus.
Kontribusi laba yang dihasilkan setiap segmen untuk menutupi biaya tetap
umum perusahaan disebut margin segmen (segment margin). Suatu segmen harus
mampu menutup paling tidak biaya variabel dan biaya tetap langsungnya sendiri.
Karena beban tetap langsung dapat ditelusuri ke suatu segmen, beban ini
disebabkan oleh keberadaan dari segmen itu sendiri. Jika segmen atau lini produk
dihapus, maka beban tetap ini akan hilang.
Laba operasi (operation income) mengacu pada laba sebelum bunga dan
pajak. Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung, dan
peralatan.
Gambaran aktiva operasi rata-rata dihitung sebagai berikut.
Aktiva operasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal + Nilai buuku bersih akhir)/2
Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini
menunjukkan jumlah laba operasi yang dihasilkan dari setiap dolar penjualan. Hal ini
menyatakan laba operasi yang dihasilkan dari setiap penjualan. Hal ini menyatakan
bagian dari penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak, dan laba. Perputaran
(turnover) adalah suatu ukuran lain yang dihitung dengan membagi pendaptan
penjualan dengan aktiva operasi rata-rata. Perputaran menunjukkan jumlah penjualan
yang dihasilkan dari setiap dollar yang diinvestasikan dalam aktiva operasi.
Keunggulan ROI
Sedikitnya, ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI.
1. ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban,
dan investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi.
Laba Residu
Laba residu adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian dollar
minimum yang disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.
Laba residu bisa mendorong orientasi jangka pendek. Masalah lainnya dengan
laba residu tidak seperti ROI, laba residu adalah ukuran absolut dari
profitabilitas. Jadi, perbandingan langsung dari kinerja pada dua pusat investasi
yang berbeda menjadi sulit karena tingkat investasinya bisa berbeda.
Sebagai suatu bentuk dari laba residu, EVA adalah suatu bentuk satuan dolar,
bukan suatu tingkat persentase pengembalian. Akan tetapi, EVA juga menghasilkan
tingkat pengembaliann seperti ROI karena menghubungkan penghasilan bersih (
pengembalian ) dengan modal yang dipakai. Inti EVA adalah penekanan pada laba
bersih operasi dan biaya akrual dari modal.
a. Menghitung EVA
EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurang biaya modal
yang dipakai. Biaya modal yang dipakai adalah presentase aktual dari biaya
modal dikali dengan total modal yang dipakai. Persamaan EVA dinyatakan
sbb.
1. Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan
divisi penjual tidak menjadi lebih buruk jika barang dijual pada divisi internal
daripada dijual pada pihak l uar.
2. Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan
divisi pembeli tidak menjadi lebih buruk jika suatuinput dibeli secara internal.
Beberapa kebijakan penetapan harga transfer digunakan dalam praktik.
Kebijakan penetapan harga transfer ini mencakup harga pasar, harga transfer
berdasarkan biaya, dan harga transfer yang dinegosiasikan.
Harga Pasar
Jika tersedia, harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga
transfer. Karena divisi penjual mampu menjual barangnya pada harga pasar, transfer
internal pada harga yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi
tersebut merugi. Divisi pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga
pasar untuk barang yang ditransfer secara internal.