Anda di halaman 1dari 9

PEMBAGIAN MATERI

SURYA WARDHANA
DESENTRALISASI DAN PUSAT PERTANGGUJAWABAN

Sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil


yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para
manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Idealnya, sistem akuntansi
pertanggungjawaban mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah organisasi..
Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban biasanya memilih salah satu
dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan
beragam: tersentralisasi atau terdesentralisasi
Berikut jenis utama pusat pertanggungjawaban.
• Pusat biaya (cost center)-manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya.
• Pusat pendapatan (revenue center)-manajernya bertanggung jawab hanya terhadap
penjualan.
• Pusat laba (profit center)- manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan dan biaya.
• Pusat investasi (investment center)-manajernya bertanggung jawab
terhadap penjualan, biaya, dan investasi modal.

Cara pusat-pusat pertanggungjawaban dibebankan mencerminkan situasi aktual dan


jenis informasi yang tersedia bagi manajer. Informasi adalah kunci bagi para manajer yang
bertanggung jawab pada hasil-hasilnya. Sebagai contoh, manajer Departemen Produksi
bertanggung jawab atas biaya departemen, tetapi tidak untuk penjualan. Hal tersebut
dikarenakan manajer Departemen Produksi tidak hanya mengendalikan beberapa biaya ini
secara langsung, tetapi juga mengetahui dan memahaminya. Perbedaan antara biaya aktual
dan biaya yang diharapkan paling baik dijelaskan pada tingkat ini. Pusat investasi menunjukkan
tingkat desentralisasi tertinggi (diikuti oleh pusat laba, oleh pusat biaya dan pendapatan) karena
manajernya bebas membuat berbagai keputusan
Pada beberapa perusahaan, manajer pabrik diberikan tanggung jawab membuat dan
memasarkan produk mereka. Manajer pabrik tersebut mengendalikan biaya dan pendapatan
yang menempatkan mereka pada kendali pusat laba. Oleh karena itu, laba operasi akan menjadi
suatu ukuran kinerja yang penting bagi para manajer pusat laba. Pada akhirnya, divisi-divisi
sering disebut sebagai contoh pusat investasi. Selain memiliki kendali atas biaya dan keputusan
penetapan harga, manajer divisi juga memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan-keputusan
investasi, seperti penutupan dan pendirian pabrik, serta keputusan untuk meneruskan atau
menghentikan suatu produk. Oleh karena itu, laba operasi dan beberapa jenis pengembalian
atas investasi menjadi ukuran kinerja yang penting bagi para manajer pusat investasi. Perlu
disadari bahwa meskipun manajer pusat pertanggungjawaban memiliki tanggung jawab hanya
atas kegiatan-kegiatan pada pusat pertanggungjawabannya, keputusan yang dibuat manajer
tersebut dapat memengaruhi pusat pertanggungjawaban lainnya. Sebagai contoh, tenaga
penjualan dari perusahaan pembuat produk perawatan lantai secara rutin menawarkan diskon
harga pada setiap akhir bulan. Penjualan meningkat secara dramatis, baik bagi pendapatan
maupun tenaga penjualan. Akan tetapi, pabrik terpaksa kerja lembur untuk memenuhi
permintaan. Hal ini meningkatkan biaya pabrik dan biaya per unit produk.
Pengorganisasian divisi-divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan peluang
untuk mengendalikan divisi-divisi melalui penggunaan
Sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting system) adalah sistem yang
mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi
yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.

KLIS
PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN LAPORAN
LABA RUGI VARIABEL DAN ABSORPSI
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba-rugi. Akan tetapi, laporan laba-rugi perusahaan
secara keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Oleh sebab ítu, mengembangkan
laporan laba-rugi segmen untuk setiap pusat laba adalah suatu hal yang penting. Dua metode
penghitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu satu berdasarkan perhitungan biaya
variabel dan yang lainnya berdasarkan perhitungan biaya penuh atau absorpsi. Keduanya
merupakan metode penghitungan biaya karena berkaitan dengan cara menentukan biaya
produk. Ingat kembali bahwa biaya produk diinventarisasikan; mencakup di dalamnya bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Biaya periode, seperti beban penjualan
dan administrasi, dibebankan saat biaya itu dikeluarkan. Perbedaan antara perhitungan biaya
variabel dan absorpsi bergantung pada perlakuan terhadap satu biaya tertentu, yaitu overhead
tetap
Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya manufaktur variabel dan
tetap. Perhitungan biaya variabel (variable costing) yang juga disebut perhitungan biaya
langsung (direct costing), hanya membebankan biaya manufaktur variabel ke produk; biaya-
biaya ini meliputi bahan baku langsung, renaga kerja langsung, dan overhead variabel.
Overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan
biaya produk. Dasar pemikiran dalam hal ini adalah overhead tetap merupakan biaya
kapasitas atau tetap ada dalam bisnis. Setelah periodenya berlalu, setiap manfaat yang
diberikan oleh kapasitas akan habis dan tidak boleh diinventarisasi. Menurut perhitungan
biaya variabel, overhead tetap dari suatu periode dipandang habis pada akhir periode itu
dan dibebankan secara total terhadap pendapatan periode, tersebut. Perhitungan biaya
variabel juga dikenal sebagai perhitungan biaya langsung. Akan tetapi, tidak semua biaya
variabel merupakan biaya produk langsung. Sebagai contoh, menurut definisi, overhead
variabel merupakan biaya tak langsung. Dengan demikian, sebutan yang lebih deskriptif
untuk metode ini adalah perhitungan biaya variabel yang juga merupakan istilah yang akan
digunakan dalam buku ini. Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan
semua biaya manufaktur pada produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
overhead variabel, dan overhead tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk.
Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap dipandang sebagai biaya produk,
bukan biaya periode. Menurut metode ini, overhead tetap dibebankan pada produk melalui
penggunaan tarif overhead tetap yang ditetapkan terlebih dulu dan tidak dibebankan sampai
produk terjual. Dengan kata lain, overhead tetap adalah biaya yang dapat diinventarisasi.
Tampilan 10-4 mengilustrasikan klasifikasi biaya-biaya sebagai biaya produk atau periode
menurut perhitungan biaya variabel dan absorpsi.
CHITA
➢ Penilaina Persediaan
Persediaan dinilai atas biaya produk atau produksi. Perhatikan data berikut dari
Fairchild Company untuk tahun lalu

Unit di persediaan awal Unit diproduksi 10.000


Unit terjual ($300 per unit) 8.000
Biaya variabel per unit:
Bahan baku langsung $50
Tenaga kerja langsung 100
Variabel 50
Biaya tetap:
Overhead tetap per unit yang diproduksi 25
Penjualan dan administrasi tetap 100.000

Perhatikan bahwa pada perhitungan biaya absorpsi, persediaan akhir mencakup biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap per
unit. Pada metode perhitungan biaya variabel, persediaan akhir hanya mencakup biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.
➢ Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Absorpsi
Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga pokok penjualan,
metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan angka laba bersih
yang berbeda. Perbedaan tersebut terjad karena jumlah overhead tetap yang diakui sebagai
beban pada kedua metode.
➢ Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut perhitungan biaya absorpsi
berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Jika barang yang terjual lebih banyak
dari yang diproduksi, maka laba menurut perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari laba menurut
perhitungan biaya absorpsi.

Situasinya adalah kebalikan dari contoh Fairchild. Menjual lebih banyak dari yang diproduksi berarti
persediaan awal dan unit yang diproduksi telah terjual. Menurut perhitungan biaya absorpsi, unit-unit
yang keluar dari persediaan mengandung overhead tetap dari periode sebelumnya. Selain itu, unit-unit
yang diproduksi dan dijual telah mengandung seluruh overhead tetap periode berjalan. Dengan
demikian, jumlah beban overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari overhead
tetap periode berjalan, yaitu sebesar jumlah overhead tetap yang keluar dari persediaan.

➢ Perlakuan Overhead Tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi


Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel terletak pada pengakuan beban yang
berhubungan dengan overhead tetap. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap harus
dibebankan pada unit yang diproduksi.

➢ Mengevaluasi Manajer Pusat Laba


Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit-unit yang berada dalam
kendali mereka. Bagaimana laba berubah dari satu periode ke periode berikutnya dan bagaimana laba
aktual dibandingkan dengan laba yang direncanakan sering digunakan sebagai petunjuk terhadap
kemampuan manajerial

Secara umum, jika kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial, maka
manajer berhak mengharapkan berlakunya hal-hal berikut ini
1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya,
sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat. Ketika pendapatan
penjualan menurun dari satu periode ke periode berikutnya,
2. sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan menurun.
3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode berikutnya,
sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan tetap tidak berubaH
➢ Laporan Laba Rugi Segmen dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Variabel
Perhitungan biaya variabel berguna dalam menyiapkan laporan laba rugi segmen karena
perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai beban variabel dan tetap. Sebuah
segmen adalah subunit dari suatu perusahaan yang cukup penting dalam pembuatan laporan
kinerja.

➢ Keunggulan ROI
Sedikitnya, ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI
1. ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan anatar penjualan, beban, dan infestasi
sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat infestasi
2. ROI mendosrong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya
3. ROI mendosrong manajer untuk fokus pada efisiensi aktivitas operasi

➢ Kelemahan Pengukuran ROI


Penekanan yang berlebihan pada ROI dapat menghasilkan pemikiran yang sempit. Berikut dua
aspek negatif ROI yang sering disebutkan.
1. ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan
profitabilitas keseluruhan perusahaan.
2. ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.

DODY
MENGUKUR KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN LABA RESIDU
DAN NILAI TAMBAH EKONOMI
➢ Laba Residu
Laba residu (residual income) adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian
dolar minimum yang disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.
Laba = Laba - (Tingkat pengembalian minimum x Aktivitas operasi rata-rata)
Seridu operasi
Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan burdle rate yang
disebutkan pada bagian ROI. Jika laba residu lebih besar dari nol, divisi memperoleh lebih
banyak tingkat pengembalian minimum yang diminta (atau hurdle rate). Jika laba residu
kurang dari nol, divisi memperoleh lebih sedikit tingkat pengembalian minimum yang diminta.
Akhirnya, laba residu yang sama dengan nol menunjukkan divisi memperoleh tepat sama
dengan tingkat pengembalian minimum yang diminta

Keunggulan Laba Residu Ingat kembali bahwa manajer Cleaning Product Division menolak
Proyek I karena akan menurunkan ROI divisi. Namun, keputusan tersebut membebani laba
perusahaan sebesar $300.000. Penggunaan laba residu sebagai ukuran kinerja akan
mencegah kerugian ini. Laba residu untuk setiap proyek dihitung sebagai berikut

Proyek I
Laba residu = laba operasi – (tingkat pengembalian minimun x aktiva operasi rata-rata)
= $1.300.000 - (0,10 x $10.000.000)
= $1.300.000 - $1.000.000
= $300.000

Proyek II
Laba residu = $640.000 – (0,10 x $4.000.000)
= $640.000 - $400.000
= $240.000

Kelemahan lana Residu Kelemahan Laba Residu Laba residu, seperti halnya ROI, bisa
mendorong orientasi jangka pendek. Jika Ruth Lunsford dievaluasi atas dasar laba residu,
dia mungkin akan mengambil tindakan yang sama. Masalah lainnya dengan laba residu tidak
seperti ROI, laba residu adalah ukuran absolut dari profitabilitas. Jadi, perbandingan
langsung dari kinerja pada dua pusat investasi yang berbeda menjadi sulit karena tingkat
investasinya bisa berbeda.

➢ Nilai Tambah Ekonomi


Cara khusus menghitung laba residu adalah nilai tambah ekonomi. Nilai tambah ekonomi
(economic value added-EVA)' adalah laba bersih (laba operasi dikurangi pajak) dikurangi total
biaya modal tahunan. Pada dasarnya, EVA adalah laba residu dengan biaya modal sama
dengan biaya modal aktual dari perusahaan (sebagai ganti dari suatu tingkat pengembalian
minimum yang diinginkan perusahaan karena alasan lainnya).
Menghitung EVA EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya
modal yang dipakai. Biaya modal yang dipakai adalah persentase aktual dari biaya modal³ dikali
dengan total modal yang dipakai. Persamaan EVA dinyatakan sebagai berikut.

MAYANI
PENETAPAN HARGA TRANSFER
harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh divisi penjual a
paddivisi pembeli di perusahaan yang sama. Penetapan harga transfer adalah masalah yang
rumit. Dampak dari harga transfer terhadap divisi-divisi dan perusahaan secara keseluruhan,
serta metode-metode penetapan harga transfer akan dibahas pada bagian berikut

➢ Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara


keseluruhan
Ketika satu divisi dari suatu perusahaan menjual pada divisi lain, kedua divisi tersebut dan
perusahaan secara keseluruhan terkena pengaruhnya. Harga yang dikenakan untuk barang
yang ditransfer memengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan divisi penjual. Artinya, laba
kedua divisi tersebut, sebagaimana juga evaluasi dan kompensasi para manajer mereka,
dipengaruhi oleh harga transfer.
➢ Kebijakan Penetapan Harga Transfer
Ingat kembali bahwa perusahaan yang terdesentralisasi memungkinkan lebih banyak
wewenang pengambilan keputusan di tingkat manajemen yang lebih rendah. Hal tersebut akan
menjadi kurang produktif bagi perusahaan yang terdesentralisasi untuk kemudian memutuskan
harga transfer aktual antara dua divisi, Akibatnya, manajemen puncak menetapkan kebijakan
penetapan harga transfer, tetapi divisi boleh memutuskan untuk menyetujui transfer tersebut
atau tidak.
➢ Harga pasar
jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer, maka
harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar. Pada yang situasi demikian, berbagai
tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba perusahaan secara simultan.
➢ Harga Transfer Berdasarkan Biaya
Harga pasar luar kerap tidak tersedia. Hal tersebut bisa terjadi karena produk yang akan
ditransfer menggunakan desain hak paten yang dimiliki perusahaan induk. Dalam hal ini,
perusahaan bisa menggunakan pendekatan penetapan harga transfer berdasarkan biaya.
➢ Harga Transfer yang Dinegosiasikan
Akhirnya, manajemen tingkat atas bisa mengizinkan manajer divisi pembeli dan penjual untuk
menegosiasikan harga transfer. Secara khusus, pendekatan ini berguna saat kondisi pasar
tidak sempurna, seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk menghindari biaya
penjualan dan distribusi

KESIMPULAN
Sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting system) adalah sistem yang
mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang
dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.
ntuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, banyak perusahaan memilih desentralisasi. Inti
dari desentralisasi adalah kebebasan pengambilan keputusan. Dalam suatu organisasi yang
terdesentralisasi, manajer jenjang lebih rendah membuat dan mengimplementasikan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai