Anda di halaman 1dari 22

MENGUKUR KINERJA PUSAT LABA

MENGGUNAKAN LAPORAN LABA RUGI

VARIABEL DAN ABSORPSI

Sebagian besar perusahaan terdiri atas unit bisnis yang terpisah yang disebut

untuk menentukan, baik kinerja perusahaan secara keseluruhan maupun kinerja

dengan pusat laba (profit center). Penting bagi perusahaan-perusahaan tersebut

dari masing-masing pusat laba. Laporan laba rugi keseluruhan bermanfaat untuk

melihat kinerja perusahaan secara keseluruhan. Namun, laporan laba rugi keseluruhan

memiliki penggunaan yang terbatas untuk menentukan keberhasilan dari setiap unit

bisnis atau segmen. Sebaliknya, menyusun laporan laba rugi segmen penting untuk

setiap pusat laba. Dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung laba telah

dikembangkan, yaitu satu metode berdasarkan pada perhitungan biaya variabel dan

metode lainnya berdasarkan perhitungan biaya absorpsi atau penuh. Keduanya adalah

metode perhitungan biaya karena mengacu pada cara biaya produk ditentukan. Ingat

kembali bahwa biaya-biaya produk dikapitalisasi sebagai persediaan; biaya-biaya

produk terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Biaya-

biaya periode, seperti beban penjualan dan administrasi dibebankan pada periode

terjadinya. Perbedaan antara perhitungan biaya variabel dan absorpsi terletak pada

perlakuan terhadap satu biaya khusus, yaitu overhead pabrik tetap.

Perhitungan Biaya Absorpsi

Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan seluruh biaya produksi

ke produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan

overhead tetap adalah biaya dari suatu produk. Oleh karena itu, dengan perhitungan

biaya absorpsi, overhead tetap dibebankan dipandang sebagai biaya produk, bukan

biaya periode. Dengan metode ini, overhead tetap dibebankan ke produk melalui

penggunaan tarif overhead tetap yang telah ditentukan sebelumnya (predetermined

fixed overhead rate) dan tidak dibebankan sampai produk terjual. Dengan kata lain,

overhead tetap termasuk dalam biaya persediaan.


Perhitungan Biaya Variabel

Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya produksi tetap dan

variabel. Perhitungan biaya variabel (variable costing) hanya membebankan biaya

produksi variabel ke produk; biaya-biaya tersebut terdiri atas bahan baku langsung,

tenaga kerja langsung, dan overhead variabel. Overhead tetap diperlakukan sebagai

beban periode dan dikeluarkan dari biaya produk. Alasan terhadap perlakuan tersebut

karena overhead tetap adalah biaya dari kapasitas, atau biaya untuk tetap bertahan

berakhir dan seharusnya tidak dikapitalisasi sebagai persediaan. Dengan perhitungan

dalam bisnis. Setelah periodenya berakhir, manfaat yang diberikan oleh kapasitas juga

biaya variabel, overhead tetap dipandang sebagai berakhirnya manfaat pada periode

tersebut dan dibebankan ke pendapatan dari periode tersebut.

Pengelompokan Biaya dengan Perhitungan Biaya Absorpsi dan

Biaya Variabel sebagai Biaya Produk atau Biaya Periode

Perhitungan Biaya Absorpsi

Bahan baku langsung

Tenaga kerja langsung

Perhitungan Biaya Variabel

Bahan baku langsung

Biaya produk

Tenaga kerja langsung

Overhead variabel

Overhead tetap

Overhead variabel

Beban penjualan

Biaya periode

Overhead tetap

18:

Beban administrasi

Beban penjualan
Beban administrasi

O Cengage Learning 2014

Perbandingan Metode Perhitungan Biaya Variabel dan

Biaya Absorpsi

Tampilan 8.1 mengilustrasikan pengelompokan biaya sebagai biaya produk dan biaya

Periode dalam perhitungan biaya absorpsi dan variabel.

Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (GAAP) mensyaratkan perhitungan

Biaya absorpsi untuk pelaporan bagi pihak-pihak di luar perusahaan. Financial Accounting

Standards Board (FASB), Internal Revenue Service (IRS), dan regulator lainnya tidak

Menerima perhitungan biaya variabel sebagai metode perhitungan biaya produk untuk

Pelaporan bagi pihak-pihak di luar perusahaan. Namun, perhitungan biaya variabel

Dapat memberikan informasi biaya yang penting untuk pengambilan keputusan dan

Pengendalian, informasi yang tidak diberikan oleh perhitungan biaya absorpsi. Untuk

Penggunaan internal, perhitungan biaya variabel adalah alat manajemen yang penting.

Valuasi Persediaan

Persediaan dinilai pada biaya produk atau biaya produksi. (Ingatlah kembali bahwa

Biaya persediaan tidak pernah memasukkan biaya periode atau penjualan atau

Administrasi.) Dalam perhitungan biaya absorpsi, biaya produk terdiri atas bahan

Baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap.

Biaya Produk dengan Perhitungan Biaya Absorpsi

Bahan Baku Langsung

+Tenaga Kerja Langsung

Overhead Variabel

+ Overhead Tetap:

Dalam perhitungan biaya variabel, biaya produk hanya terdiri atas bahan baku

Langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.

Biaya Produk dengan Perhitungan Biaya Variabel

Bahan Baku Langsung

+Tenaga Kerja Langsung

+ Overhead Variabel
Menghitung Biaya Persediaan dengan Perhitungan

Biaya Absorpsi

Mengapa:

Biaya per unit dengan perhitungan biaya absorpsi terdiri atas semua biaya produk,

Baik variabel maupun tetap. Perhitungan biaya absorpsi adalah ukuran perhitungan

Biaya dalam jangka panjang.

Informasi:

Selama setahun terakhir, Fairchild Company memiliki data berikut terkait dengan

Produk yang diproduksinya.

Jumlah unit dalam persediaan awal

Jumlah unit yang diproduksi

10.000

8.000

Jumlah unit yang terjual ($300 per unit)

Biaya variabel unit:

Per

50

Bahan baku langsung

100

Tenaga kerja langsung

Overhead variabel

50

Biaya tetap:

25

Overhead tetap per unit yang diproduksi

Beban penjualan dan administrasi tetap

$100.000

Diminta:

1. Berapakah jumlah unit dalam persediaan akhir?

2. Dengan menggunakan perhitungan biaya absorpsi, hitunglah biaya produk per

Unit?
3. Berapakah nilai dari persediaan akhir?

Solusi:

1. Jumlah Unit dalam Persediaan Akhir =

Jumlah Unit Persediaan Awal

+ Jumlah Unit yang Diproduksi

- Jumlah Unit yang Terjual

= 0+10.000 – 8.000

= 2.000 unit

2. Biaya per unit dengan perhitungan biaya absorpsi:

Bahan baku langsung

$.50

100

Tenaga kerja langsung

Overhead variabel

Overhead tetap

Biaya produk per unit

50

25

$225

Nilai Persediaan Akhir

Jumlah Unit dalam Persediaan Akhir

X Biaya Produk per Unit Absorpsi

= 2.000 unit x $225

$450.000

3.

SA SAS

$
SALA

ersediaan

Cornerstone 8.1 memperlihatkan bagaimana menghitung biaya persediaan

dengan perhitungan biaya absorpsi.

Perhatikan bahwa biaya persediaan yang dihitung dengan perhitungan biaya

absorpsi adalah biaya produk yang biasa digunakan untuk laporan keuangan bagi

kepentingan pihak-pihak di luar perusahaan dan untuk GAAP. Setiap unit terdiri atas

a biaya produksi variabel serta bagian dari overhead pabrik tetap. Cornerstone 8.2

memperlihatkan bagaimana biaya persediaan dengan perhitungan biaya variabel.

semua

Dengan memperhatikan Cornerstone 8.1 dan 8.2 secara saksama, kita dapat

mengetahui bahwa perbedaan antara kedua pendekatan tersebut adalah perlakuan

Menghitung Biaya Persediaan dengan Perhitungan

Biaya Variabel

Mengapa:

Biaya per unit dengan perhitungan biaya variabel hanya terdiri atas biaya produk yang CO

bersifat variabel. Biaya produk tetap adalah biaya periode yang tidak dimasukkan ke

persediaan.

Informasi: i

Merujuk pada data dalam Cornerstone 8.1 untuk Fairchild Company.

Diminta:

1. Berapakah jumlah unit dalam persediaan akhir?

2. Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel, hitunglah biaya produk per

WEE

unit?

3. Berapakah nilai dari persediaan akhir?

Solusi:

1. Jumlah Unit dalam Persediaan Akhir = Jumlah Unit Persediaan Awal

+ Jumlah Unit yang Diproduksi


- Jumlah Unit yang Terjual

= 0+10.000 - 8.000

= 2.000 unit

2. Biaya per unit dengan perhitungan biaya variabel:

Bahan baku langsung

$ 50

100

Tenaga kerja langsung

Overhead variabel

50

Biaya produk per unit

$200

3. Nilai Persediaan Akhir = Jumlah Unit dalam Persediaan Akhir

x Biaya Produk per Unit Variabel

= 2.000 unit x $200

= $400.000.

Biaya Produk dengan Perhitungan Biaya Absorpsi dan

Variabel

Bahan Baku

Langsung

Bahan Baku

Langsung

Biaya per

Biaya per

Unit dengan

Perhitungan

Biaya

Variabel

Unit dengan

Tenaga Kerja
Langsung

Tenaga Kerja

Langsung

Perhitungan

Blaya

Absorpsi

Overhead

Tetap

Cengage Learning 2014

terhadap overhead pabrik tetap. Oleh karena itu, biaya produk per unit dengan

perhitungan biaya absorpsi selalu lebih besar dibandingkan dengan biaya produk

per unit dengan perhitungan biaya variabel. Tampilan 8.2 memperlihatkan perbedaan

tersebut dengan ilustrasi gambar untuk contoh yang disederhanakan.

Laporan Laba Rugi Menggunakan Perhitungan Biaya

Variabel dan Absorpsi

Oleh karena biaya produk per unit adalah dasar bagi beban pokok penjualan, metode

perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat menghasilkan angka laba operasi

yang berbeda. Perbedaannya muncul karena jumlah biaya tetap yang diakui sebagai

beban dengan kedua metode tersebut. Cornerstone 8.3 memperlihatkan bagaimana

menyusun laporan laba rugi dan beban pokok penjualan untuk perhitungan biaya

absorpsi.

Seperti kita lihat dalam Cornerstone 8.3, beban pokok penjualan terdiri atas

beberapa, tetapi tidak semua termasuk overhead pabrik tetap. Total biaya overhead

pabrik tetap adalah $250.000 ($25 x 10.000 unit yang diproduksi). Namun, hanya

$200.000 ($25 x 8.000 unit yang terjual) dari overhead tetap yang dibebankan dalam

beban pokok penjualan. Ke mana perginya overhead tetap sebesar $50.000? Overhead

tetap senilai $50.000 ada dalam biaya persediaan akhir.

Cornerstone 8.4 memperlihatkan cara menyusun laporan laba rugi dengan

perhitungan biaya variabel.

Bandingkan Cornerstone 8.3 dan 8.4. Laba operasi dengan perhitungan biaya

absorpsi adalah $500.000, sedangkan laba operasi dengan perhitungan biaya variabel
hanya $450.000. Ingat bahwa $50.000 dari biaya produk periode terkini dalam

overhead pabrik tetap akan menjadi bagian dalam persediaan dengan perhitungan

biaya absorpsi. Namun, semua biaya overhead pabrik tetap akan masuk dalam biaya

untuk perhitungan biaya variabel. Perhatikan bahwa beban penjualan dan administrasi

tidak pernah dimasukkan dalam biaya produk. Beban penjualan dan administrasi

selalu dibebankan dalam laporan laba rugi dan tidak pernah muncul dalam laporan

posisi keuangan.

Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba

Hubungan antara laba dengan perhitungan biaya variabel dan laba dengan perhitungan

biaya absorpsi berubah saat hubungan antara produksi dan penjualan juga berubah. Jika

jumlah unit yang terjual lebih banyak dari jumlah unit yang diproduksi, laba dengan

perhitungan biaya variabel lebih besar dibandingkan laba dengan perhitungan biaya

absorpsi. Situasi ini berlawanan dengan contoh pada Fairchild. Menjual lebih banyak

daripada yang diproduksi berarti bahwa persediaan awal dan unit yang diproduksi

terjual. Dengan perhitungan biaya absorpsi, unit yang berasal dari persediaan berisi

overhead tetap dari periode sebelumnya. Kemudian, jumlah unit yang diproduksi

dan terjual seluruhnya memiliki overhead tetap periode terkini. Oleh karena itu,

jumlah overhead tetap yang dibebankan oleh perhitungan biaya absorpsi lebih besar

dibandingkan dengan overhead tetap periode terkini sebesar jumlah overhead tetap

yang keluar dari persediaan. Oleh karena itu, laba dengan perhitungan biaya variabel

lebih besar dibandingkan dengan laba berdasarkan perhitungan biaya absorpsi sebesar

jumlah overhead tetap yang keluar dari persediaan awal.

Jika produksi dan penjualan besarnya sama, tentu saja, tidak ada perbedaan laba

yang dilaporkan dengan kedua pendekatan tersebut. Oleh karena jumlah unit yang

diproduksi seluruhnya terjual, perhitungan biaya absorpsi, seperti perhitungan biaya

variabel, akan mengakui total overhead tetap dari suatu periode sebagai beban. Tidak

ada overhead tetap yang akan mengalir ke dalam atau keluar persediaan.

Hubungan antara produksi, penjualan, dan laba yang dilaporkan oleh kedua

pendekatan diikhtisarkan dalam Tampilan 8.3. Perhatikan bahwa jika produksi lebih besar
dari penjualan, maka persediaan meningkat. Jika produksi lebih rendah dari penjualan

maka persediaan pasti turun. Jika produksi sama dengan penjualan, maka jumlah unit

dalam persediaan awal sama dengan jumlah unit dalam persediaan akhir.

Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan perhitungan biaya variabel

terletak pada pengakuan terhadap beban yang berkaitan dengan overhead pabrik tetap.

Dengan perhitungan biaya absorpsi, overhead pabrik tetap dibebankan ke jumlah unit

yang diproduksi. Hal ini menghadirkan dua permasalahan yang tidak secara eksplisit

kita perhatikan.

. Pertama, bagaimana kita mengonversi overhead pabrik yang diterapkan

berdasarkan jam tenaga kerja langsung atau jam mesin menjadi overhead pabrik

yang diterapkan ke jumlah unit yang diproduksi?

Kedua, apa yang dilakukan saat overhead pabrik aktual tidak sama dengan

overhead pabrik yang diterapkan?

Solusi atas kedua permasalahan ini akan dibahas dalam mata ajar akuntansi

tingkat lanjutan.

Mengevaluasi Manajer Pusat Laba

Evaluasi para manajer sering dikaitkan dengan keuntungan dari unit-unit yang mereka

kendalikan. Bagaimana laba berubah dari satu periode ke periode berikutnya dan

bagaimana laba aktual dibandingkan dengan laba yang direncanakan sering digunakan

sebagai tanda kemampuan manajerial. Agar menjadi pertanda yang memiliki makna,

sinyal harus merefleksikan usaha manajerial. Sebagai contoh, jika seorang manajer

telah bekerja keras dalam meningkatkan penjualan dan mengendalikan biaya, laba

seharusnya meningkat dibandingkan periode sebelumnya, yang menunjukkan

keberhasilan. Dalam istilah umum, jika kinerja laba diharapkan mencerminkan kinerja

manajerial, maka para manajer memiliki hak untuk mengharapkan berikut ini.

Saat pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya,

sementara semua hal lainnya tetap sama, maka laba seharusnya meningkat.

Saat pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode berikutnya,


sementara semua hal lainnya tetap sama, maka laba seharusnya menurun.

Saat pendapatan penjualan tetap sama dari satu periode ke periode berikutnya

sementara semua hal lainnya tetap sama, maka laba seharusnya tidak berubah.

Perhitungan biaya variabel memastikan bahwa hubungan-hubungan di atas tetap

berjalan, meskipun perhitungan biaya absorpsi mungkin tidak.

LAPORAN LABA RUGI SEGMEN

MENGGUNAKAN PERHITUNGAN BIAYA

VARIABEL

Perhitungan biaya variabel berguna dalam penyusunan laporan laba rugi segmen

Karena memberikan informasi yang bermanfaat mengenai beban variabel dan beban

Tetap. Suatu segmen (segment) adalah subunit dari sebuah perusahaan yang cukup

Penting untuk menyajikan penyusunan laporan kinerja. Segmen dapat berbentuk

Divisi, departemen, lini produk, kelompok pelanggan, dan sebagainya. Dalam laporan

Laba rugi segmen, beban tetap dibagi menjadi dua kategori, yaitu beban tetap langsung

(direct fixed expenses) dan beban tetap bersama (common fixed expenses). Pembagian

Tambahan ini menekankan pada biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost)

Dan biaya yang tidak dapat dikendalikan (noncontrollable cost) serta meningkatkan

Kemampuan manajer untuk mengevaluasi kontribusi dari setiap segmen ke kinerja

Perusahaan secara keseluruhan.

Beban Tetap Langsung

Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah beban tetap yang secara langsung

Dapat ditelusuri ke sebuah segmen. Beban tetap langsung kadang dianggap sebagai

Beban tetap yang dapat dihindarkan atau beban tetap yang dapat ditelusuri karena

Akan hilang jika segmen dihapuskan. Sebagai contoh, jika segmen adalah wilayah-

Wilayah penjualan, beban tetap langsung untuk setiap wilayah penjualan adalah sewa

Kantor, gaji untuk manajer penjualan dari setiap wilayah penjualan, dan sebagainya.

Jika salah satu wilayah penjualan akan dihapuskan maka beban-beban tetap langsung

Tersebut akan hilang. Zingerman’s Bakehouse dari skenario pembuka memanggang

Dan menjual kue bolu dan kue kering. Oven dan peralatan
Memasak adalah biaya-biaya tetap untuk Bakehouse. Jika

Bakehouse dihapuskan, biaya-biaya tersebut akan hilang.

Beban Tetap Bersama

Beban tetap bersama (common fixed expenses) adalah beban

Tetap bersama yang disebabkan oleh dua atau lebih segmen.

Beban tetap bersama akan tetap ada bahkan jika salah satu

Segmen dihapuskan. Sebagai contoh, penyusutan gedung

Kantor pusat, gaji direktur utama, dan biaya cetak dan distribusi

Laporan tahunan untuk para pemegang saham adalah beban

Tetap bersama untuk Walt Disney Company. Jika Walt Disney

Company akan menjual taman bermain atau membuka taman

Bermain yang baru, beban-beban tetap bersama tersebut

Tidak akan terpengaruh. Kemudian, ZingNet, dari skenario

Pembuka, adalah layanan dukungan yang digunakan oleh

Semua segmen usaha Zingerman’s. Jika salah satu segmen,

Katakanlah Bakehouse, dihapuskan, biaya ZingNet tidak akan terpengaruh. Beban-

Beban tersebut adalah biaya tetap bersama untuk perusahaan.

Penyusunan Laporan Laba Rugi Segmen

Cornerstone 8.5 memperlihatkan bagaimana menyusun sebuah laporan laba rugi

Segmen dengan segmen berupa lini-lini produk. Dalam contoh ini, Audiomatronics

Memproduksi pemutar MP3 dan pemutar DVD.

Perhatikan bahwa Cornerstone 8.5 memperlihatkan bahwa kedua produk

Memiliki margin kontribusi positif yang besar ($180.000 untuk pemutar MP3 dan

$125.500 untuk pemutar DVD). Kedua produk memberikan pendapatan di atas biaya

Variabel yang dapat digunakan untuk membantu menutupi biaya tetap perusahaan.

Namun, munculnya beberapa biaya tetap perusahaan disebabkan oleh segmen itu

Sendiri. Oleh karena itu, ukuran yang pasti dari kontribusi laba setiap segmen adalah

Jumlah yang tersisa setelah biaya tetap langsung telah tertutupi.

Kontribusi laba dari setiap segmen yang menutup biaya tetap bersama perusahaan

Disebut dengan margin segmen (segment margin). Sebuah segmen setidaknya harus
Mampu menutup biaya variabel dan biaya tetap langsungnya sendiri. Margin segmen

Yang negatif menurunkan total laba perusahaan sehingga harus dipertimbangkan

Untuk menghentikan produk. Mengabaikan pengaruh dari sebuah segmen terhadap

Penjualan segmen lainnya, margin segmen mengukur perubahan laba perusahaan

Yang akan terjadi jika segmen dihapuskan.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Pembahasan sebelumnya tentang perhitungan biaya absorpsi dan variabel memperjelas

bahwa persediaan dapat memengaruhi laba operasi. Selain biaya produk dari

persediaan, terdapat jenis biaya lain yang terkait dengan persediaan bahan baku,

barang dalam proses, dan barang jadi. Contohnya, persediaan harus dibeli, diterima,

disimpan, dan dipindahkan.

Biaya Terkait Persediaan

Saat permintaan terhadap sebuah produk atau bahan baku diketahui hampir secara

pasti untuk suatu periode waktu tertentu (biasanya satu tahun), terdapat dua biaya

utama yang dihubungkan dengan persediaan. Jika persediaannya berbentuk bahan

baku atau barang yang dibeli dari sumber di luar perusahaan, maka biaya-biaya yang

terkait dengan persediaan dikenal sebagai biaya pemesanan (ordering costs) dan biaya

penyimpanan (carrying costs). (Jika bahan baku atau barang diproduksi di dalam

perusahaan maka biaya-biaya terkait persediaan disebut dengan biaya setup dan biaya

penyimpanan.)

Biaya pemesanan (ordering costs) adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan

menerima sebuah pesanan. Contoh biaya pemesanan adalah biaya pemrosesan

pesanan (biaya untuk staf administrasi dan dokumen-dokumen), biaya asuransi

untuk pengiriman, dan biaya menurunkan dan menerima pesanan.


Biaya penyimpanan (carrying costs) adalah biaya-biaya untuk pemeliharaan dan

menyimpan persediaan. Contoh biaya penyimpanan adalah asuransi, pajak atas

persediaan, keusangan, biaya peluang dari dana yang terikat di persediaan, biaya

penanganan, dan tempat penyimpanan.

Jika permintaan tidak diketahui dengan pasti maka muncul kategori ketiga dari

biaya persediaan, disebut dengan biaya kehabisan persediaan (stockout costs).

Biaya karena kehabisan persediaan (stockout costs) adalah biaya karena produk

tidak tersedia saat diminta oleh seorang pelanggan atau biaya karena tidak memiliki

bahan baku saat diperlukan untuk produksi. Contohnya adalah kehilangan

penjualan (baik saat ini maupun pada masa mendatang), biaya mempercepat

1 1. (haban transportasi yang meningkat lembur

produksi (beban transportasi yang meningkat, lembur,

dan sebagainya), dan biaya dari terganggunya produksi

(misalnya, para pekerja yang menganggur).

Penting untuk disadari bahwa harga beli bahan baku

bukanlah bagian dari total biaya yang terkait dengan

biaya penyimpanan. Harga beli tersebut tetap harus

dibayar juga apapun yang terjadi. Hal yang sama, biaya

produk dari unit yang diproduksi tidak termasuk biaya

yang terkait dengan persediaan.

Tampilan 8.5 meringkas alasan-alasan yang

umumnya disebutkan untuk menyimpan persediaan.

Penting untuk disadari bahwa alasan-alasan tersebut

diberikan hanya untuk membenarkan alasan menyimpan

persediaan. Sebagai contoh, ukuran-ukuran kinerja

seperti ukuran efisiensi mesin dan tenaga kerja dapat

meningkatkan jumlah persediaan yang disimpan.


Economic Order Quantity: Model Persediaan Tradisional

Setelah perusahaan memutuskan untuk menyimpan persediaan, dua pertanyaan dasar

Yang harus diajukan adalah sebagai berikut.

1. Berapa jumlah yang harus dipesan?

2. Kapan pesanan seharusnya ditempatkan?

Pertanyaan pertama harus dijawab sebelum pertanyaan kedua. Asumsikan bahwa

Permintaan diketahui. Dalam memilih kuantitas yang dipesan, para manajer cukup

Memperhatikan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Rumus untuk menghitung

Kedua biaya tersebut adalah sebagai berikut.

Total Biaya Terkait Persediaan Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan

Biaya Pemesanan Jumlah Pesanan per Tahun

Biaya Menempatkan Sebuah Pesanan

Jumlah yang Dipesan

Jumlah Unit Persediaan Rata-Rata

Biaya Penyimpanan Jumlah Unit Persediaan Rata-Rata

Biaya Penyimpanan Satu Unit dalam Persediaan

Biaya penyimpanan persediaan dapat dihitung untuk setiap perusahaan yang

Menyimpan persediaan, termasuk perusahaan pengecer, jasa, dan manufaktur.

Cornerstone 8.6 mengilustrasikan penerapan untuk perusahaan jasa dan

memperlihatkan bagaimana menghitung total biaya pemesanan, biaya penyimpanan,

dan biaya persediaan.

Total biaya penyimpanan setahun diperoleh dengan mengalikan jumlah unit yang

disimpan rata-rata dengan biaya penyimpanan satu unit dalam persediaan selama satu

tahun. Namun, berapakah jumlah unit yang disimpan rata-rata? Berdasarkan kebijakan

pemesanan sebesar 1.000 unit setiap kali memesan, jumlah maksimum yang disimpan

adalah 1.000 unit-jumlah yang disimpan setelah pesanan dikirimkan. Idealnya,

jumlah minimum yang disimpan adalah nol, jumlah yang dimiliki perusahaan sesaat

sebelum pesanan baru diterima. Oleh karena itu, jumlah rata-rata dalam persediaan

adalah jumlah maksimum ditambah jumlah minimum dibagi dengan dua:

Persediaan Rata-Rata =
(Jumlah Maksimum - Jumlah Minimum)

Lihat Tampilan 8.6 untuk ilustrasi atas konsep ini.

Economic Order Quantity

Total biaya dari kebijakan terkini Mall-o-Cars adalah $1.250 ($250 + $1.000). Namun,

kuantitas pemesanan sebanyak 1.000 unit dengan total biaya sebesar $1.250 mungkin

bukan pilihan yang terbaik. Beberapa kuantitas pemesanan mungkin menghasilkan

yang

total biaya lebih rendah. Tujuannya adalah untuk menemukan kuantitas pemesanan

akan meminimalkan total biaya. Jumlah unit dalam kuantitas pesanan dengan

ukuran yang optimal disebut dengan Economic Order Quantity (EOQ). Oleh karena

EOQ adalah kuantitas yang akan meminimalkan total biaya yang terkait dengan

persediaan, sebuah formula' untuk menghitung EOQ adalah:

EOQ=√√2xCOXD/CC

Keterangan:

EOQ = Jumlah unit optimal yang dipesan pada suatu waktu

Biaya untuk menempatkan satu pemesanan

CO =

D = Permintaan tahunan atas satu produk dalam unit

CC =

Biaya penyimpanan satu unit dalam persediaan selama setahun

1. RO0

Perhatikan Cornerstone 8.7 dengan saksama. Dengan menggunakan EOQ, biaya

Penyimpanan sama dengan biaya pemesanan. Hal ini akan selalu benar untuk model

EOQ sederhana yang dijelaskan di sini. Sekarang, bandingkan Cornerstone 8.7 dengan

Cornerstone 8.6. Kuantitas pesanan EOQ sebesar 500 memiliki biaya yang lebih rendah

Dibandingkan dengan kuantitas pemesanan sebesar 1.000 ($1.000 dan $1.250).

Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)


EOQ menjawab pertanyaan jumlah yang dipesan (atau diproduksi). Mengetahui

Kapan untuk menempatkan sebuah pesanan (atau setup untuk produksi) juga menjadi

bagian penting dari setiap kebijakan persediaan. Titik pemesanan kembali (reorder

point) adalah titik dalam waktu saat pesanan baru harus ditempatkan (atau setup

dimulai). Titik pemesanan kembali adalah fungsi dari EOQ, lead time, dan tingkatan

penggunaan persediaan. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menerima

kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan ditempatkan atau setup dimulai.

Untuk menghindari biaya yang muncul karena tidak memiliki persediaan yang

dibutuhkan (stockout costs) dan untuk meminimalkan biaya penyimpanan, sebuah

pesanan seharusnya ditempatkan sehingga pesanan tersebut tiba sesaat sebelum unit

terakhir dalam persediaan digunakan. Mengetahui tingkatan penggunaan dan lead

time memungkinkan kita untuk menghitung titik pemesanan kembali yang akan

mencapai tujuan-tujuan ini.

Titik Pemesanan Kembali Tingkatan Penggunaan x Lead

Lead Time

Cornerstone 8.8 memperlihatkan bagaimana menghitung titik pemesanar

kembali saat penggunaan diketahui dengan pasti.

Bab 8 Perhitungan

cadang

Jika permintaan terhadap suku cadang atau produk tidak diketahui dengan

pasti, kehabisan persediaan dapat terjadi. Sebagai contoh, jika 45 unit suku c

digunakan per hari bukan 40 unit, perusahaan akan menggunakan 200 unit suku

cadang setelah hampir empat setengah hari. Oleh karena pesanan baru tidak akan

tiba sampai akhir hari kelima, produksi akan menganggur selama setengah hari.

Untuk menghindari permasalahan tersebut, perusahaan biasanya lebih memilih

untuk menyimpan persediaan pengaman. Persediaan pengaman (safety stock) adalah

tambahan persediaan yang disimpan untuk bertindak sebagai jaminan terhadap

perubahan dalam permintaan. Persediaan pengaman dihitung dengan mengalikan

lead time dengan selisih antara tingkatan penggunaan maksimum dan tingkatan
penggunaan rata-rata.

Persediaan Pengaman (Penggunaan Harian Maksimum

Penggunaan Harian Rata-Rata) Lead Time

KEPUTUSAN BERETIKA Terdapat sisi gelap pada pembelian dan manajemen

persediaan. Terkadang, staf bagian pembelian yang kurang bermoral memilih para

pemasok berdasarkan pada pemberian uang suap atau gratifikasi. Yaitu, manajer

pembelian yang memilih untuk membeli dari pemasok tertentu dibayar secara terpisah

oleh pemasok untuk mengambil keputusan yang menguntungkan pemasok. Gratifikasi

ini umumnya melanggar hukum serta tidak etis dan dapat menghasilkan sebuah

tuntutan hukum. Sebagai contoh, Departemen Kehakiman mendakwa Johnson &

Johnson dengan pemberian gratifikasi yang melanggar hukum ke Omnicare, pemasok

farmasi besar untuk rumah sakit, untuk mendorong bagian farmasi Omnicare

merekomendasikan obat-obatan tertentu ke dokter rumah sakit. Obat-obatan tersebut

termasuk risperdol, yang mahal dan belum tentu lebih baik daripada obat-obatan yang

diproduksi oleh pesaing.2

Economic Order Quantity dan Manajemen Persediaan

Model EOQ sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi trade-off yang optimal antara

biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan. EOQ juga bermanfaat dalam

membantu menangani ketidakpastian dengan menggunakan persediaan pengaman.

Pentingnya sejarah dari model EOQ di berbagai industri di Amerika dapat diapresiasi

secara lebih baik dengan memahami sifat dari lingkungan manufaktur tradisional.

Lingkungan manufaktur tradisional telah dikarakteristikkan sebagai produksi masal

dari produk-produk yang standar yang umumnya memiliki biaya setup yang sangat

tinggi. Biaya setup yang tinggi mendorong untuk menghasilkan produk dalam ukuran

batch yang besar. Oleh karena itu, proses produksi untuk perusahaan-perusahaan

tersebut cenderung cukup panjang dan produksi yang berlebih disimpan dalam

persediaan.

Pendekatan Just-in-Time dalam Manajemen Persediaan

Lingkungan ekonomi di berbagai perusahaan yang memiliki biaya setup yang tinggi

dan berproduksi dalam jumlah batch yang besar telah berubah secara dramatis
dalam beberapa dekade terakhir. Kemajuan dalam transportasi dan komunikasi

telah berkontribusi secara signifikan untuk terciptanya persaingan global. Kemajuan

Bab 8 Perhitungan Biaya

Dalam teknologi telah berkontribusi terhadap daur hidup yang lebih pendek untuk

Produk, dan keberagaman produk telah meningkat. Tekanan-tekanan bersaing ini

Telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mengabaikan model EOQ dan lebih

Menyukai pendekatan just-in-time (JIT).

Pendekatan just-in-time (JIT) menyatakan bahwa barang seharusnya ditarik

Melalui sistem oleh permintaan saat ini bukan didorong melalui jadwal yang tetap

Berdasarkan pada permintaan yang diantisipasi. Banyak restoran cepat saji, seperti

McDonald’s, menggunakan sistem penarik untuk mengendalikan persediaan

Barang jadi. Saat seorang pelanggan memesan hamburger, hamburger diambil dari

Rak pemanas. Saat jumlah hamburger menjadi terlalu rendah, juru masak membuat

Lebih banyak hamburger. Permintaan pelanggan menarik bahan baku melalui sistem.

Prinsip yang sama digunakan dalam situasi manufaktur. Setiap kegiatan operasi hanya

Memproduksi apa yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan dari kegiatan operasi

Sesudahnya. Bahan baku atau rakitan tiba tepat pada waktunya untuk terjadinya

Kegiatan produksi sehingga permintaan dapat dipenuhi.

Membandingkan Pendekatan Persediaan Just-in-Time dan Tradisional Fitur

Penting dari JIT adalah mengurangi seluruh persediaan sampai tingkat yang sangat

Rendah. Namun, gagasan untuk menjaga persediaan yang lebih kecil menantang

Alasan-alasan umum untuk menyimpan persediaan seperti yang diilustrasikan dalam

Tampilan 8.5. Manajemen persediaan JIT menawarkan solusi alternatif yang tidak

Membutuhkan persediaan dalam jumlah yang besar.

Biaya Pemesanan Sebagai contoh dalam sistem tradisional, persediaan memecahkan

Konflik antara biaya pemesanan atau setup dan biaya penyimpanan dengan memilih

Tingkatan persediaan yang meminimalkan penjumlahan dari kedua biaya terkait

Persediaan tersebut. Jika permintaan lebih tinggi dari yang diharapkan atau jika produksi

Berkurang oleh mesin yang rusak atau inefisiensi dalam produksi, maka persediaan

Bertindak sebagai penyangga, menyediakan produk kepada para pelanggan yang jika
Tidak, tidak akan tersedia. Namun, dalam lingkungan JIT, biaya pemesanan berkurang

Dengan mengembangkan hubungan yang erat dengan para pemasok. Negosiasi kontrak

Jangka panjang untuk memasok bahan baku dari pihak di luar perusahaan tentu saja

Akan mengurangi jumlah pemesanan dan biaya pemesanan yang terkait. Beberapa

Pengecer telah mengurangi biaya pemesanan dengan memperkenankan perusahaan

Manufaktur untuk menangani manajemen persediaan bagi pengecer. Perusahaan

Manufaktur menjelaskan kepada pengecer kapan dan berapa banyak persediaan yang

Harus dipesan ulang. Pengecer meninjau rekomendasi dan menyetujui pesanan jika

Masuk akal. Wal-Mart dan Procter & Gamble, misalnya, menggunakan pengaturan

Ini untuk mengurangi persediaan serta permasalahan kehabisan persediaan.

Ketidakpastian dalam Permintaan Menurut pandangan tradisional, persediaan

Mencegah penghentian produksi karena mesin yang rusak, bahan baku yang r

Dan ketiadaan bahan baku atau rakitan. Hal tersebut mendukung klaim pendekatan

JIT bahwa persediaan tidak memecahkan permasalahan-permasalahan tersebut, tetapi

Rusak,

Hanya menutupi atau menyembunyikan saja. JIT memecahkan tiga permasalahan

Tersebut dengan menekankan pada total pemeliharaan pencegahan dan total

Pengendalian kualitas serta membangun hubungan yang baik dengan para pemasok.

Dalam JIT, waktu setup yang berkurang membuat perusahaan manufaktur benar-benar

Hanya memproduksi yang dipesan saja.

Biaya Persediaan yang Lebih Rendah Secara tradisional, persediaan disimpan

Sehingga sebuah perusahaan dapat mengambil keuntungan dari potongan harga

Karena membeli dalam jumlah yang banyak dan melindungi terhadap kenaikan

Harga persediaan yang dibeli pada masa depan. Tujuannya adalah menurunkan biaya

Persediaan. JIT mencapai tujuan yang sama tanpa menyimpan persediaan. Solusi JIT

Adalah menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan sedikit pemasok yang terpilih

Dengan lokasi yang sedekat mungkin dengan fasilitas produksi dan untuk membuat

Keterlibatan pemasok secara lebih ekstensif. Para pemasok tidak dipilih hanya

Berdasarkan harga barang saja. Kinerja-kualitas dari komponen dan kemampuan

Untuk mengirimkan saat dibutuhkan-dan komitmen kepada pembelian JIT adalah


Pertimbangan-pertimbangan yang penting. Terdapat juga manfaat lainnya dari kontrak

Jangka panjang. Kontrak jangka panjang menetapkan harga dan tingkatan kualitas

Yang dapat diterima. Kontrak jangka panjang juga mengurangi secara dramatis jumlah

Pesanan yang ditempatkan yang membantu dalam menurunkan biaya pemesanan.

Keterbatasan Pendekatan Just-in Time JIT jelas memiliki keterbatasan. JIT

Sering dianggap sebagai sebuah program yang menyederhanakan, tetapi tidak berarti

Bahwa JIT bersifat sederhana dan mudah untuk diterapkan. Waktu yang dibutuhkan,

Misalnya, untuk membangun hubungan yang baik dengan para pemasok. Memaksakan

Perubahan dengan segera dalam waktu pengiriman dan kualitas mungkin tidak realistis

Dan dapat menyebabkan kesulitan yang dihadapi antara sebuah perusahaan dengan para

Pemasoknya. Para pekerja dapat juga terpengaruh oleh JIT. Penelitian menunjukkan

Bahwa pengurangan cadangan persediaan yang tajam dapat menyebabkan alur kerja

Yang teratur dan stres tingkat tinggi di antara para pekerja produksi. Jika para pekerja

Memandang JIT sebagai cara yang hanya dilakukan untuk lebih memeras mereka maka

Usaha-usaha JIT tentu tidak akan berhasil. Mungkin strategi yang lebih baik dalam

Penerapan JIT adalah strategi yakni pengurangan persediaan mengikuti perbaikan

Proses yang ditawarkan oleh JIT. JIT membutuhkan perencanaan dan persiapan yang

Hati-hati dan teliti. Perusahaan juga harus memperkirakan akan adanya kerja keras

Dan kegagalan.

Kelemahan yang mencolok dari sistem JIT adalah tidak adanya persediaan

Sebagai cadangan jika terjadi gangguan produksi. Penjualan saat ini secara konstan

Terancam oleh gangguan yang tidak diharapkan dalam produksi. Bahkan, jika sebuah

Permasalahan terjadi, pendekatan JIT mencoba untuk menemukan dan memecahkan

Permasalahan sebelum aktivitas produksi selanjutnya dapat dilaksanakan. Para

Pengecer yang menggunakan strategi JIT juga menghadapi kemungkinan adanya

Kekurangan barang. (Para pengecer yang menggunakan JIT memesan barang-

Barang yang mereka butuhkan sekarang, bukan yang mereka harapkan untuk dijual;

Adalah untuk mengalirkan barang melalui saluran selambat

Mungkin,

Gagasannya
Membuat persediaan rendah dan mengurangi kebutuhan untuk menurunkan harga.)

Jika permintaan meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pasokan persediaan

Pengecer, maka pengecer tidak mampu membuat penyesuaian pesanan dengan cepat

Untuk menghindari hilangnya penjualan dan mengganggu pelanggan. Perusahaan

Manufaktur yang menerapkan JIT juga ingin menempatkan penjualan saat ini yang

Berisiko untuk meraih jaminan penjualan pada masa depan. Jaminan ini muncul dari

Kualitas g lebih tinggi, waktu tanggapan yang lebih cepat, dan biaya operasi yang

Lebih rendah. Namun, kita harus memahami bahwa kehilangan penjualan hari ini

Adalah kehilangan penjualan selamanya. Penerapan sistem JIT yang mengakibatkan

Perusahaan beroperasi dengan sedikit gangguan tidak termasuk proyek jangka pendek.

Oleh karena itu, kehilangan penjualan adalah biaya sesungguhnya dari penerapan

Sistem JIT.

Anda mungkin juga menyukai