Anda di halaman 1dari 34

Tuagas 1 : Kelompok 1

Mata Kuliah : Manajemen Akuntansi


Dosen Pengampuh :

PELAPORAN SEGMEN DAN EVALUSI KINERJA

OLEH KELOMPOK 1:

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Manajemen
Akuntansi tentang Pelaporan Segment dan Evaluasi Kinerja dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami juga berterima kasih kepada
…………….. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Manajemen Akuntansi.

Kami sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pelaporan Segment dan Evaluasi
Kinerja. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Makassar, 12 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………. i


Daftar Isi …………………………………………….…………………………...…..……. ii
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………….…………………..….. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………….…………...……………...……. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………….………………………...….. 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………...…………….... 1
1.4 Manfaat ……………………………………...………….……………..……….....…. 2
BAB II. pembahasan …….……………………………………………….……………… 3
2.1 Analisis dan Pembandingan: Perhitungan biaya Variabel dan Perhitungan
biaya Absorpsi ……….………………………………………………………….... 3
2.2 Perhitungan Biaya Variabel dan Evaluasi Kinerja Manajer ……………..…..14
BAB III. PENUTUP ……………………….……………………………………..………. 30
Kesimpulan ………………………………………………….…………………... 30
Daftar Pustaka …………………………………………….………..……………...…… 31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan pada dasarnya menginginkan apa yang menjadi tujuan
perusahaan dapat tercapai. Diantaranya yaitu bahwa perusahaan mempu
memperoleh laba atau keuntungan dan bukan kerugian. Dalam perhitungan
keuntungan atau perhitungan laba tersebut ada dua metode yang biasa
digunakan dalam perusahaan. Yang pertama yaitu perhitungan berdasarkan
biaya variable dan yang kedua yaitu perhitungan berdasarkan biaya absorpsi.
Keduanya merupakan metode perhitungan biaya karena berkaitan
dengan cara menentukan biaya produk. Perbedaaan antara perhitungan biaya
variable dan absorpsi bergantung pada perlakuan terhadap satu biaya tertentu
yaitu overhead tetap.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Perbedaan perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya absorpsi
2. Laporan laba rugi segmen berdasarkan pendekatan biaya variable dan
absorpsi
3. Manfaat perhitungan biaya variabel bagi manager
4. Perhitungan biaya variabel dapat digunakan dalam perencanaan dan
pengendalian
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Perbedaan perhitungan biaya variabel dan perhitungan
biaya absorpsi
2. Untuk mengetahui Laporan laba rugi segmen berdasarkan pendekatan
biaya variable dan absorpsi
3. Untuk mengetahui Manfaat perhitungan biaya variabel bagi manager
4. Untuk mengetahui Perhitungan biaya variabel dapat digunakan dalam
perencanaan dan pengendalian

1
1.4 Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh
gambaran mengenai Pelaporan Segmen Dan Evalusi Kinerja yang digunakan
dalam perusahaan sehingga dapat membantu untuk menambah wawasan
mengenai Pelaporan Segmen Dan Evalusi Kinerja yang berguna dalam
implementasi pada perusahaan ataupun organisasi lainnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Analisis dan Pembandingan: Perhitungan biaya Variabel dan Perhitungan


biaya Absorpsi
Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya
manufaktur variabel dan tetap. Perhitungan biaya variabel (variabel costing)
menekankan hanya manufaktur variabel ke produk; biaya-biaya ini meliputi
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead dalam penentuan
biaya produk. Overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan tidak
disertakan dalam penentuan biaya produk. Dasar pemikiran untuk ini adalah
bahwa overhead tetap merupakan biaya kapasitas, atau tetap dalam bisnis.
Segera setelah periodenya berlalu, setiap manfaat yang diberikan oleh
kapasitas akan habis dan tidak boleh diinventarisasi. Menurut perhitungan
biaya variabel, overhead tetap dari suatu periode dipandangi habis pada akhir
periode iti dibebankan secara total terhadap penadapatan periode tersebut.
Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan semua biaya
manufaktur ke produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead
variabel, dan overhead tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk.
Jadi, menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap di pandang sebagai
biaya produk, bukan biaya periode. Menurut metode ini, overhead tetap
dibebankan ke produk melalui penggunan tarif overhead tetap yang ditetapkan
terlebih dulu dan tidak di bebankan sampai ke produk terjual. Dengan kata lain,
overhead tetap adalah biaya sebagai yang dapat diinventarisasi. Tampilan 15-1
mengilustrasikan klasifikasi biaya-biaya sebagai biaya produk atau periode
menurut perhitungan biaya variabel dan absorpsi.
Akhir-akhir ini, perhitungan biaya absorpsi diisyaratkan untuk keperluan
pelaporan eksternal, FASB, IRS dan lembaga pengatur lainnya tidak menerima
perhitungan biaya variabel sebagai metode perhitungan biaya produk untuk
pelaporan eksternal. Akan tetapi, perhitungan biaya variabel mampu
memberikan informasi biaya yang penting untuk pengambilan keputusan dan
pengendalian. Informasi seperti ini tidak dapat diperoleh dari perhitungan biaya
absorpsi. Untuk tujuan internal, perhitungan biaya variabel merupakan alat

3
manajerial yang bermanfaat. Berikut ini di bahas bagaimana kedua metode
perhitungan biaya tersebut mempengaruhi penilaian persediaan dan penetapan
laba.

Perhitunagan biaya
Perhitungan biaya absorpsi
variabel
Biaya produk Bahan baku langsung Bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung
Over had variabel Overhad langsung
Overhad tetap
Biaya periode Beban penjualan Overhad tetap
Beban administratif Beban penjualan
Beban administratif

1.1.1 Penilaian Persediaan


Tentu saja, metode perhitungan biaya produksi yang berbeda akan
mempengaruhi nilai barang yang tersimpan dalam persediaan. Contoh berikut
akan menunjukkan cara penilaian persediaan menurut perhitungan biaya
variabel dan absorpsi secara habis jelas. Selama tahun terakhir, Farchild
Company memiliki data berikut yang berkaitan dengan produk yang
dihasilkannya.

Unit persediaan awal


Unit yang diproduksi 10.000
Unit yang di jual ($ 300 per unit) 8.000
Volume normal 10.000
Biaya variabel per unit:
Bahan baku langsung $50
Tenaga kerja langsung $100
Overhead variabel $50
Penjualan dan adm.variabel $10
Biaya tetap:
Overhead tetap $250.000
Penjualan dan adm.tetap $100.000

4
Ingat bahwa biaya produk per unit yang dihasilkan masing – masing metode
berbeda. Perhitungan biaya variabel hanya menginvestarisasi biaya manufaktur
variabel, sehingga biaya setiap unit produk Fairchild adalah $200. Perhitungan biaya
absorpsi mencakup semua biaya manufuktar, sehingga biaya setiap unit produk
adalah $225. Berikut adalah perhitungannya:

Perhitungan Perhitungan

Biaya variabel Biaya


Absorpsi

Bahan baku langsung $50 $50

Tenaga kerja langsung 100 100

Overhead variabel 50 50

Overhead tetap ($250000/10000) - 25

Total biaya perunit $200 $225

Perhitungan biaya variabel Perhitungan biaya absorpsi

BBL BBL

TKL TKL

OHV OHV
= 1000 UNIT,
OHT
Biaya produk variabel

= 1000 unit biaya produk

variabel dan tetap

5
Tampilan 15-2

Biaya yang muncul di neraca: Biaya yang muncul di


neraca :

Persediaan akhir Persediaan akhir

BBL BBL

TKL
TKL

OHV
OHV

OHT
DM

DL
BBL

VOH
TKL

OHV

OHT

Tentu saja, perbedaan biaya per unit mempengaruhi nilai yang disajikan
di neraca. Fairchild pada awalnya tidak memiliki persediaan awal dan
memproduksi 2000 unit lebih banyak dari yang dijual. Oleh karena itu,
persediaan akhir adalah 2000 unit ( 10000 – 8000). Menurut perhitungan biaya
variabel, nilai persediaan akhir adalah $400000 ( $200 x 2000). Sedangkan
menurut perhitungan biaya absorpsi, nilai persediaan akhir adalah $450000
($225 x 2000).

Tampilan 15-2 mengilustrasikan bagaimana biaya manufaktur


diperlakukan pada neraca menurut perhitungan biaya variabel dan perhitungan
biaya absorsi. Perhatikan pada satu - satunya perbedaan diantara kedua
pendekatan itu adalah pada perlakuan terhetaadap overhead pabrik tetap. Jadi,

6
biaya per unit produk menurut perhitungan biaya absorpsi selalu lebih besar
daripada menurut perhitungan biaya variabel.

1.1.2 Laporan Laba Rugi: Analisis dan Rekonsiliasi


Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga
pokok penjualan, maka metode perhitunga biaya variabel dan absorpsi dapat
mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi
karena jumlah overhead tetap diakui sebagai beban pada kedua metode.
Perhatikan bagaimanhal ini berpengaruh pada contoh Fairchild.
Perhatikan laporan laba rugi pada tampilan 15-3 dan 15-4. Kedua
laporan laba rugi ini mengungkapkan laba menurut perhitungan biaya absorpsi
adalah $50.000 lebih tinggi daripada laba menurut perhitungan biaya variabel.
Seperti diperhatikan oleh analisis berikut, perbedaan ini adalah karena adanya
sebagian dari overhead tetap periode tersebut yang masuk ke dalam
persediaan apabila perhitungan biaya absorpsi digunakan.
Pada perhitungan biaya variabel (Tampilan 15-3 ), harga pokok
penjualan variabel adalah $1, 6 juta ($200 x 8.000 unit yang terjual). Overhead
tetap yang dikurangkan seagai beban adalah $250.000. Jadi, total manufaktur
yang dikurangkan adalah $1, 85 juta. Jumlah beban penjualan dan administratif
yang dikurangkan adalah $180.000 ($80.000 variabel + $100.000 tetap).
Pada perhitungan biaya absorpsi, harga pokok penjualan adalah $1, 8
juta ($225 x 8. 000 unit yang terjual). Dari jumlah ini, $200. 000 ($25 x 8.000)
merupakan tarif yang di kurangkan adalah $180.000 ($80.000 variabel dan
$100.000 tetap).

7
Tampilan 15-3

Fairchild Company
* Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Variabel

Penjualan $2,400,000
Dikurangi beban variabel
Harga pokok penjualan variabel $1,600,000
Penjualan dan administratif variabel $80,000 $1,680,000
Margin kontribusi $ 720,000

Dikurangi beban tetap


Overhead tetap $250,000
Penjualan dan administratif tetap $100,000 $350,000
Laba bersih $370,000

Tampilan 15-4

· Fairchild Company
* Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi
Penjualan $2,400,000
Dikurangi harga pokok penjualan $1,800,000
Margin kotor $600,000
Dikurangi beban penjualan dan administratif $180,000
Laba bersih $420,000

Perhatikan bahwa tidak satupun dari biaya penjualan dan administratif,


baik variabel maupun tetap, yang dibebankan kepada produk menurut kedua
metode. Kedua metode memperlakukan biaya – biaya tersebut sebagai biaya
periode. Oleh karena itu, biaya pemasaran dan administratif tidak pernah
diinventarisasi dan tidak pernah muncul dineraca.

1.1.3 Hubungan antara Produksi, Penjualan dan Laba


Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba
menurut perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi
dan penjualan berubah. Apabila barang yang terjual lebih banyak dari yang
diproduksi, maka laba menurut perhitungan variabel akan lebih tinggi dari laba
menurut perhitungan biaya absorpsi. Alasannya adalah kebalikan dari alasan
pada contoh fairchild. Penjualan lebih banyak dari yang diproduksi berati
bahwa persediaan digunakan. Menurut perhitungan biaya absorpsi, unit – unit

8
yang keluar dari persediaan mengandung overhead tetap dari periode
sebelumnya. Selain itu, unit – unit yang diproduksi dan dijual telah
mengandung seluruh overhead tetap yang berjalan. Dengan demikian, jumlah
beban overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari
overhead tetap periode berjalan sejumlah overhead tetap yang keluar dari
persediaan. Oleh karenaa itu laba menurut perhitungan biaya variabel lebih
tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi karena sejumlah overhead
tetap mengalir keluar dari persediaan awal.
Tentu saja, apabila jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada
perbedaan antara laba yang dilaporkan. Karena unit – unit yang diproduksi
terjual seluruhnya, maka perhitungan biaya absorpsi, seperti perhitungan biaya
variabel, akan mengakui total overhead tetap periode tersebut sebagai beban.
Tidak ada overhead tetap yang masuk atau keluar dari persediaan.
Hubungan antara produksi, penjualan dan kedua laba yang dilaporkan
disajikan dalam tampilan 15-5. Perhatikan bahwa apabila produksi lebih besar
daripada penjualan, maka persediaan meningkat. Apabila produksi lebih kecil
daripada penjualan,maka persediaan berkurang. Apabila produksi sama
dengan penjualan, maka persediaan awal sama dengan persediaan akhir.

Jika Maka
Produksi > penjualan Laba bersih absorpsi > laba bersih variabel
Produksi < penjualan Laba bersih absorpsi < laba bersih variabel
Produksi = penjualan Laba bersih absorpsi = laba bersih variabel

Untuk mengilustrasikan hubungan – hubungan tersebut, perhatikan contoh berikut yang


didasarkan pada data operasi belnip,Inc. ,pada tahun 2004, 2005 dan 2006.

Biaya variabel perunit:

Bahan baku langsung $4,00

Tenaga kerja langsung 1,50

Overhead variabel (estimasi dan aktual) 0,50

Penjualan dan administratif variabel 0,25

Estimasi overhead tetap adalah $150.000 per tahun. Overhead tetap


aktual adalah $150.000. volume produksi normal adalah 150.000 unit pertahun.
Harga masing – masing tahun adalah $10 per unit. Beban penjualan dan

9
administratif tetap adalah $50.000 per tahun. Data operasi lainnya sebagai
berikut:

2004 2005 2006

Persediaan awal - - 50.000

Produksi 150.000 150.000 150.000

Penjualan 150.000 100.000 150.000

Persediaan akhir - 50.000 -

Laporan laba rugi disusun menurut perhitungan biaya variabel diperlihatkan


dalam tampilan 15-6 dan laporan laba rugi menurut perhitungan biaya absorpsi
diperlihatkan dalam tampilan 15-7.
Perhitungan biaya variabel (15-6)

2004 2005 2006

Penjualan $1.500,0 $1.000 $2.000

Dikurangi beban variabel

Harga pokok penjualan variabel (900,0) (600) (1.200)

Penjualan dan administrasif variabel (37,5) (25) (50)

Margin kontribusi $ 562,5 $ 375 $ 750

Dikurangi beban tetap:

Overhead tetap (150.0) (150) (150)

Penjualan dan administratif tetap (50,0) (50) (50)

Laba bersih $ 362,5 $ 175 $ 550

10
Perhitungan biaya absorpsi (15-7)

2004 2005 2006

Penjualan $1.500,0 $1.000 $2.000

Dikurangi Harga Pokok Penjualan 1.050,0 700 1.400

Margin kontribusi $ 450,0 $ 300 $ 600

Dikurangi beban penjualan dan adm 87,5 75 100

Laba bersih $ 362,5 $ 225 $ 500

Pada tahun 2004, laba bersih untuk masing-masing metode adalah sama.
Kesimpulan kita adalah bahwa kedua metode tersebut membebankan jumlah
overhead tetap yang sama. Menurut perhitungan biaya variabel, total overhead
tetap periode sebesar $ 150.000 telah di bebankan. Menurut perhitungan biaya
absorpsi, overhead tetap adalah $ 1 per unit ($150.000 / 150.000 unit produksi)
selama tiga tahun. Overhead tetap yang di bebankan adalah $ 150.000 ($1 X
150.000) selama tiga tahun. Karena overhead tetapa aktual per tahun juga
$150.000, maka tidak ada varians overhead tetap pada masing-masing tahun.
Dengan demikian, beban overhead tetap untuk masing-masing tahun adalah
tarif overhead dikalikan dengan jumlah unit yang terjual. Selama tahun 2004,
total beban overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi adalah
$150.000 ($1 X 150.000 unit yang terjual). Kedua metode mengakui jumlah
beban overhead tetap yang sama.
Akan tetapi, pada tahun 2005 keadaanya berapa. Dari t ampilan 15-6 dan
15-7 kita melihat bahwa laba menurut perhitungan biaya absorpsi adalah
$50.000 lebih besar dari laba menurut perhitungan biaya variabel ($225.000 -
$175.000). selisih antara kedua laba ini terjadi karena adanya terdapat $50.000
beban overhead tetap yang lebih sedikit menurut metode perhitungan biaya
absorpsi.
Pada perhitungan biaya absorpsi, setiap unit yang diproduksi di bebankan
$1 overhead tetap. Karena dari 150.000 unit yang diproduksi hanya 100.000
unit yang terjual , maka 50.000 unit masuk kedalam persediaan. Unit yang
menjadi persediaan tersebut masing-masing dibebankan overhead tetap
sebesar $1 sehingga totalnya adalah $50.000. Overhead tetap periode berjalan

11
sebesar $50.000 ini tidak akan diakui sebagai beban sampai persediaan
tersebut terjual. Jadi,menurut perhitungan biaya absorpsi, $150.000 overhead
tetap periode dapat dikelompokan kedalam dua kategori: $100.000 sebagai
beban dan $50.000 sebagai persediaan.
Akan tetapi, menurut perhitungan biaya variabel, total overhead tetap
sebesar $150.000 diakui sebagai beban karena dianggap sebagai biaya
periode. Karena perhitungan variabel mengakui $150.000 beban overhead
tetap dan perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui $100.000 ,maka laba
yang dilaporkan menurut biaya absorpsi lebih besar $50.000.
Pada tahun 2006 ,hubungan antara dua laba berkebalikan. Perbedaannya
sekarang adalah $50.000 menguntungkan untuk perhitungan biaya variabel.
Perbedaan yang menguntungkan tersebut terjadi karena perhitungan biaya
absorpsi tidak hanya mengakui $150.000 beban overhead tetap untuk unit
yang di produksi dan dijual dalam periode ini ,tetapi juga mengakui $50.000
overhead tetap yang dikandung unit-unit persediaan yang diproduksi pada
tahun 2005 tetapi terjual pada tahun 2006.Dengan demikian,total overhead
tetap diakui sebagai beban adalah $200.000 menurut perhitungan biaya
absorpsi dan hanya $150.000 menurut perhitungan biaya variabel.
Kunci untuk menjelaskan perbedaan di antara kedua laba tersebut adalah
analisis arus overhead tetap. Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total
overhead tetap sebagai beban.Di lain pihak, perhitungan biaya absorpsi hanya
mengakui overhead tetap yang ada pada unit-unit yang terjual.Apabila jumlah
yang diproduksi berbeda dari yang terjual , overhead tetap akan mengalir
keluar atau ke dalam persediaan. Apabila obverhead tetap dalam persediaan
meningkat ,maka laba menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar
daripada laba menurut perhitungan biaya variabel dengan menghitung
kenaikan bersih. Apabila overhead tetap persediaan berkurang, maka laba
menurut perhitungan biaya variabel lebih besar daripada laba menurut
perhitungan biaya absorpsi.
Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama
dengan selisih di antara kedua laba. Perubahan ini dapat dihitung melalui
perkalian tarif overhead tetap dengan perubahan total unit persediaan awal dan
akhir (yang merupakan selisih antara produksi dan penjualan). Selisih antara

12
laba bersih menurut perhitungan biaya absorpsi dan perhitungan biaya variabel
dapat ditanyakan sebagai:
Laba menurut perhitungan biaya absorpsi – Laba menurut perhitungan
biaya variabel = Tarif overhead tetap x (Unit yang diproduksi –Unit yang
terjual).
Tampilan 15-8 memperlihatkan bagaimana pendekatan praktis ini dapat
digunakan untuk menjelaskan selisih tersebut.

1.1.4 Perlakuan Overhead Tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi


Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel terletak pada
pengakuan beban yang berhubungan dengan overhead tetap. Menurut
perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap harus dibebankan ke unit produksi.
Hal ini menciptakan 2 masalah. Pertama, bagaimana kita mengonversi
overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja langsung
atau jam mesin terhadap overhead pabrik yang ditetapkan untuk unit – unit
yang diproduksi kedua, apa yang dilakukan apabila overhead pabrik yang
aktual tidak sama dengan overhead pabrik yang dibebankan?
Masalah pertama dapat diatasi dengan relatif mudah. Misal: overhead
pabrik ditetapkan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Selanjutnya misalkan
dibutuhkan 0,25 jam tenaga kerja langsung untuk memproduksi satu unit.
Apabila tarif overhead tetap adlah $12 per jam tenaga kerja langsung, maka
overhead tetap perunit adalah $3 (0,25x$12).
Solusi masalh kedua dengan cara, pertama kita harus menghitung
overhead tetap yang ditetapkan dan membebankannya kepada unit yang
diproduksi. Selanjutnya, total overhead tetap yang ditetapkan dibandingkan
dengan overhead tetap aktual. Apabila kelebihan atau kekurangan overhead
yang ditetapkan tidak material, maka akan ditutup dalam harga pokok
penjualan. Setiap unit yang masuk kedalam persediaan akhir mengandung
overhead tetap yang ditetapkan. Overhead variabel (yang juga dapat
ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah) diperlakukan dengan cara yang
sama. Soal kaji ulang no.2 yang terdapat diakhir bab ini mengilustrasikan
penanganan overhead tetp dan variabel yang ditetapkan terlalu tinggi atau
terlalu rendah.

13
2004 2005 2006
Laba bersih:
Perhitungan biaya absorpsi $362,5 $225 $500
Perhitungan biaya variabel 362,5 175 550
Selisih $ 0 $150 $ (50)
-
Penjelasan:
Unit yang diproduksi 150 150 150
Unit yang terjual 150 100 200
Perubahan dalam persediaan 0 50 (50)
Tarif overhead tetap X $1 X $1 X $1
Selisih yang dijelaskan $ 0 $ 50 $ (50)

15-8

Apabila jumlah yang ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah itu
material, maka kelebihan atau keuntungan tersebut dialokasikan diantara
barang dalam proses, dan Harga Pokok penjualan.

1.2 Perhitungan Biaya Variabel dan Evaluasi Kinerja Manajer


Evaluasi terhadap manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit –
unit yang berada dalam kendali mereka. Bagaimana laba berubah dari 1
periode ke periode berikutnya dan bagaimana laba aktual dibandingkan
dengan laba yang direncanakan sering kalli digunakan sebagai petunjuk
kemampuan manajerial. Akan tetapi, agar dapat menjadi petunjuk yang
bermakna, laba harus mencerminkan usaha manajerial. Misalnya, apabila
seorang manajer telah bekerja keras dan berhasil menungkatkan penjualan
sementara biaya tidak berubah, maka laba harus meningkat melebihi periode
sebelumnya, yang mengisyaratkan keberhasilan. Secara umum apabila kinerja
laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial, maka manajer berhak
untuk mengharapkan berlakunya hal berikut:
1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari 1 periode ke periode
berikutnya, sementara faktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat.
2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari 1 periode ke periode
berikutnya, sementara faktor lainnya tetap, maka laba akan menurun.
3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari 1 periode ke periode
berikutnya, sementara faktor lainnya tetap, maka laba tidak berubah.

14
Laba menurut perhitungan biaya variabel selalu mengikuti hubungan
antarapenjualan dan laba diatas, menurut biaya absorpsi, kadang – kadang
tidak demikian halnya. Sebagai ilustrasi anggaplah bahwa suatu divisi dari
Myers, Inc. , memiliki data operasi berikut selama 2 tahun pertamanya. (tidak
ada biaya penjualan dan administratif).

2005 2006

Biaya manufaktur variabel per unit $10 $10

Produksi (unit yang diproyeksi dan aktual) 10.000 5.000

Unit yang terjual ($25 per unit) 5.000 10.000

Overhead tetap (estimasi dan aktual) $100.000 $100.000

Biaya produk menurut produk perhitungan biaya variabel adalah $10


per unit pada kedua tahun. Dengan mengasumsikan bahwa collume aktual
yang diharapkan digunakan untuk menghitung tarif overhead tetap yang telah
ditetapkan sebelumya, biaya produk menurut perhitungan biaya absorpsi
adalah $20 per unit pada tahun 2005 dan $30 pada tahun 2006 ($10 +
($100.000/10.000)untuk tahun 2005, $10 + $100.000/5.000 untuk tahun 2006).
Laporan laba rugi menurut biaya perhitungan biaya variabel dan
perhitungan biaya absorpsi disajikan pada tampilan 15-9. Penjualan meningkat
dari 5.000 menjadi 10.000 per unit. Total biaya tetap, biaya manufaktur variabel
per unit, dan harga jual per unit adalah sama untuk kedua periode. Jadi,
penggandaan penjualan mencerminkan perubahan hanya dari satu periode ke
periode berikutnya. Menurut biaya perhitungan variabel, laba meningkat
sebesar $75.000 dari tahun 2005 ke tahun 2006 (dari rugi $25.000 menjadi
laba 450.000). akan tetapi, menurut perhitungan biaya absorpsi, meskipun
terjadi kenaikan penjualan, laba bersih turun sebesar $25.000 (dari laba
$25.000 menjadi laba $0), meski penjuaan meningkat!
Perusahaan meningkatkan kinerja penjualannya dari tahun 2005 ke tahun
2006 (dua kali dari unit yang terjual sebelumya), biaya tetap tidak berubah, dan
biaya variabel tetap sama, namun perhitungan biaya absorpsi tidak mampu
menunjukan kinerja ini. Di lain pihak, perhitungan biaya variabel mampu

15
menunjukkan kenaikan laba sehubungan dengan perbaikan kinerja penjualan.
Apakah anda seorang manager, pendekatan laba manakah yang anda pilih?

1.2.1 Perhitungan Biaya Variabel dan Pelaporan Segmen


Manfaat perhitungan biaya variabel untuk evaluasi kinerja telah meluas
melebihi dari sekadar untuk mengevaluasi manager. Manager harus mampu
mengevaluasi berbagai aktivitas yang menjadi tanggung jawab mereka.
Misalnya, manager harus secara terus menerus mengevaluasi kontribusi laba
dari pabrik, lini produk, dan wilayah penjualan.

LABA MENURUT PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL

2005 2006
Penjualan $125.000 $250.000
Dikurangi beban variabel
Harga pokok penjualan variabel 50.000 100.000
Margin kontribusi $ 75.000 $150.000
Dikurangi beban tetap
Overhead tetap 100.000 100.000
Laba (rugi) bersih $ (25.000) $ 50.000

LABA MENURUT PERHITUNGAN BIAYA ABSORPSI

2005 2006
Penjualan $125.000 $250.000
Dikurangi harga pokok penjualan 100.000 250.000
Laba (rugi) bersih $ 25.000 $ 0

Pemisahan tetap dan variabel pada perhitunga biaya variabel adalah


penting untuk melakukan evaluasi yang akurat. Makna implisit dari suatu
evaluasi adalah keputusan yang terkait apakah meneruskan atau
menghentikan operasional suatu pabrik, atau apakah meneruska atau
menghentikan suatu lini produk. Tanpa adanya pembedaan antara adanya
biaya tetap dan variabel, evaluasi terhadap berbagai aktivitas berorientasi laba
dari keputusan yang dihasilkan mungkin menyesatkan. Pelaporan kontribusi
laba dari berbagai aktivitas ataun unit-unit lainnya dalam suatu organisasi
disebut pelaporan segmen (segmented reporting). Pelaporan sekmen yang
disusun berdasarkan perhitungan biaya variabel menghasilkan evaluasi-

16
evaluasi dan keputusan-keputusan yang lebih baik daripada yang disusun
berdasarkan perhitungan biaya absorpsi. Berikut kita lihat mengenai pelaporan
sekmen dan mari kita lihat mengapa hal ini benar.
Untuk mengevaluasi berbagai aktivitas yang berbeda dalam suatu
perusahaan, seorang manajer membutuhkan lebih dari sekadar ikhtisar
informasi yang terdapat dalam laporan laba ruji perusahaan. Sebagai contoh,
dalam sebuah perusahaan dengan beberapa divisi yang beroperasi di berbagai
pasar yang berbeda, manajernya tentu ingin tahu bagaimana profitabilita
masing-masing divisi. Pengetahuan ini barangkali dapat menciptakan laba
keseluruhan yang lebih besar melalui penghapusan divisi-divisi yang tidak
menguntungkan, pemberian perhatian khusus kepada divisi-divisi bermasalah,
pengalokasian dana tambahan untuk divisi-divisi yang lebih menguntungkan,
dan seterusnya. Akan tetapi, laporan laba rugi divisi bukanlah satu-satunya
yang harus disediakan oleh sistem akuntansi manajerial yang baik. Segmentasi
yang lebih baik diperlukan oleh para manajer untuk menjalankan tanggung
jawab mereka dengan benar. Divis terdiri dari pabrik-pabrik yang berbeda.
Pabrik menghasilkan produk, dan informasi mengenai prrofitabilitas produk
adalah penting. Beberapa produk barangkali menguntungkan; sementara
beberapa lainnya tidak. Demikian juga, informasi laba pada berbagai wilayah
penjualan, proyek khusus, tenaga penjual individual, dan seterusnya, adalah
penting.
Para manajer perlu mengetahui profilitabilitas berbagai segmen dalam
suatu perusahaan agar mampu membuat berbagai evaluasi dan keputusan
yang berhubungan dengan eksistansi berkelanjutan dari setiap segmen, tingkat
pendanaan, dan seterusnya. Sebuah segmen adalah setiap entitas yang
berorientasi laba didalam organisasi. Laporan segmen mampu menyediakan
informasi yang berharga mengenai berbagai biaya yang dapat dikendalikan
oleh manajer segmen. Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang
tingkatnya dapat dipengaruhi oleh manajer. Jadi, manajer yang tidak memiliki
tanggung jawab atas suatu biaya yang tidak boleh bertanggung jawab terhadap
biaya tersebut. Sebuah contoh, manajer deviso tidak memiliki wewenang untuk
menentukan biaya tingkat korporasi seperti penelitian dan pengembangan gaji
manajer puncak. Oleh karena itu, manajer devisi seharusnya tidak bertanggung
jawab terhadap terjadinya biaya-biaya retsebut. Apabila biaya yang tak dapat
17
dikendalikan disertakan dalam laporan segmen, maka biaya tersebut harus
dipisahkan dari biaya yang dapat dikendalikan dan diberi tanda sebagai biaya
yang tidak dapat dikendalikan. Sebagai contoh, biaya tetap pada dua atau lebih
pabrik dalam suatu divisi tidak dialokasikan ke masing-masing pabrik tetapi
dicatat sebagai biaya divisi.

1.2.2 Pelaporan Segmen: Dasar Perhitungan Biaya Absorpsi


Apakah seharusnya pelaporan segmen disusun menurut perhitungan
biaya variabel atau perhitungan biaya absorpsi? Untuk menjawab pertanyaan
ini, mari kita pertimbangkan contoh Elcom,Inc., sebuah perusahaan yang
menproduksi stereo dan perekam video disuatu pabrik tunggal dan
enggunakan perhitungan biaya absorpsi untuk pelaporan eksterna dan internal.
Tampilan 15-10 menyajikan laporan laba rugi menurut perhitungan biaya
absorpsimenurut lini produk dan dalam total selama tahun 2005.
Setelah melihat lini produknya,presiden direktur Elcom, Devon Lauffer,
memutuskan untuk menghentikan produksi perekam video, denaga alasan
untuk meningkatkan laba sebesar $30.000. Akan tetapi, setahun kemudian,
hasilnya sedikit berbeda. Seperti yang diperlihatkan dalam laporan laba rugi
tahun 2006 pada tampilan 15-11,laba ternyata turun sebesar $55.000.
Mengapa hasilnya berbeda dari yang diharapkan Devon ? Devon
mengandalkan pada informasi biaya yang dikumpulkan oleh sistem laporan
keuangan eksternal. Akan tetapi, informasi yang dibutuhkan untuk tujuan
internalering kali berbeda dari informasi yang diperlukan untuk pelaporan
eksternal. Perilaku biaya dan ketertelusuan biaya mungkin tidak menjadi
perhatian utama pada pelaporan yang disusun untuk kepentingan pihak
eksternal, tetapi hal itu penting bagi manajer yang sedang berusaha membuat
keputusan strategis. Devon menemukan bahwa banyak biaya tetap yang
dialokasikan untuk perekam video tidak terhapus ketika lini l produk tersebut
dihentikan. Karena baik stereo maupun video diproduksi pada pabrik yang
sama, maka sebagian overhead tetap merupakan biaya bersama bagi kedua
produk. Biaya ini meliputi penyusutan pabrik, pajak, asuransi, gaji manajer
pabrik, dan sebagainya. Ketika produksi perekam video dihantikan, seliruh
biaya overhead tetap tersebut dibebankankan kapada lini.

18
Devon menemukan bahwa banyak biaya tetap yang dialokasikan untuk
perekam video tidak terhapus ketika lini l produk tersebut dihentikan. Karena
baik stereo maupun video diproduksi pada pabrik yang sama, maka sebagian
overhead tetap merupakan biaya bersama bagi kedua produk. Biaya ini
meliputi penyusutan pabrik, pajak, asuransi, gaji manajer pabrik, dan
sebagainya. Ketika produksi perekam video dihantikan, seliruh biaya overhead
tetap tersebut dibebankankan kapada lini.

Elcom, Inc.
Laporan Laba Rugi Segmen, 2005
Dasar Perhitungan Biaya Absorpsi
PEREKAM
STEREO TOTAL
VIDEO

Penjualan $400.00 $290.00 $ 690.000


Dikurangi : Harga pokok penjualan 350.000 300.000 650.000
Margin kotor $ 50.000 $(10.000) $ 40.000
Dikurangi : Beban penjualan dan
administrative 30.000 20.000 50.000
Laba (rugi ) bersih $ 20.000 $(30.000) $(10.000)

Elcom, Inc
Laporan Laba Rugi 2006
Dasar Perhitungan Biaya Absorpsi

Penjualan $400.000
Dikurangi : Harga pokok penjualan 430.000
Margin kotor $(30.000)
Dikurangi :Beban penjualan dan administratif 35.000
Laba (rugi ) bersih $(65.000)
Produk stereo. Demikian juga, sebagian biaya penjualan dan administratif tetap yang sebelumnya
dibebankan ke lini perekam video selanjutnya dibebankan ke lini stereo.

1.2.3 Pelaporan Segmen : Dasar Perhitungan Biaya Variabel


Mari kita perhatikan laporan laba rugi segmen yang menggunakan
perhitungan biaya variabel untuk menilai profitabilitas lini perekam video.
Tampilan 15-12 menyajikan laporan laba rugi segmen yang menggunakan
perhitungan biaya variabel untuk tahun 2005.

19
Laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya variabel
memiliki 1 keistimewaan disamping laporan laba rugi perhitungan biaya
variabel yang telah disajikan sebelumnya. Beban tetap dipecah menjadi dua
kategori: beban tetap langsung (direct fixed experises) dan beban tetap umum
(common fixed expenses). Bagian tambahan ini menggaris bawahi biaya yang
dapat dikendalikan dengan biaya yang tak dapat dikendalikan dan
meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi
segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Beban tetap langsung adalah beban tetap yang secara langsung dapat
ditelusuri kesuatu segmen (lini roduk dalam contoh ini). Beban ini kadang kala
disebut sebagai beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed expenses)
atau beban tetap yang dapat ditelusuri (traceable fixed expenses) karena
beban ini akan hilang apabila segmen ditutup atau dihapus. Beban tetap ini
disebabkan oleh eksistensi segmen itu sendiri. Dalam contoh, Elcon, Inc. ,
penyusutan peralatan yang digunakan dalam memproduksi perekam video dan
gaji penyelia produksi lini perekam video adalah contoh beban tetap langsung.
Beban tetap umum disebabkan oleh 2 atau lebih segmen secara bersamaan.
Beban – beban ini kerap kali muncul bahkan apabila salah satu segmen
dihapus. Dalam contoh Elcom, Inc. , penyusutan pabrik dan gaji penyelia pabrik
adalah beban tetap umum. Penghapusan ini perekam video tidak
mengeliminasi pabrik dan penyusutannya. Demikian juga penyelia pabrik tetap
dibutuhkan untuk mengawasi produk lini produk stereo.

20
Elcom, Inc
Laporan Laba Rugi Segmen, 2005
Dasar Peritungan Biaya Absorpsi.

Stereo Perekam Total


video
Penjualan $400.00 $290.00 $690.00
Dikurangi beban variabel
Harga pokok penjualan variabel -300 -200 -500
Penjualan dan administrasi -5000 -10 -15
variaabel
Margin kontribusi $95.00 $80.00 $175.00
Dikurangi beban tetap langsung
Overhead tetap langsung -30 -20 -50
Penjualan dan administrasi -10 -5 -15
langsung
Margin sigmen $55.00 $55.00 $110.00
Dikurangi beban tetap umum
Overhead tetap umum -100
Penjualan dan administratif -20
umum
Laba ( rugi ) bersih ($10.00)

Biaya tetap yang merupakan biaya tetap langsung pada suatu segmen
mungkin dapat menjadi biaya tak langsung, atau umum, pada segmen yang
lain. Sebagai contoh, anggaplah bahwa lini produk stereo disegmentasi
menjadi dua wilayah penjualan. Pada kasus demikian, penyusutan peralatan
yang digunakan untuk memproduksi stereo merupakan beban umum bagi
kedua wilayah tetapi secara langsung dapat ditelusuri ke segmen produk itu
sendiri.
Konstribusi laba yang dihasilkan setiap segmen untuk penutupan biaya
tetap umum perusahaan disebut margin segmen ( segmen margin ). Suatu
segmen harus mampu menutup paling tidak biaya variabel dan biaya tetap
langsungnya sendiri. Laba segmen yang negatif mengurangi total laba
perusahaan, yang menimbulkan pertimbangan untuk menghapus segmen
tersebut. Dengan mengabaikan setiap pengaruh yang dimiliki suatu segmen
terhadap penjualan segmen lainnya, margin segmen dapat mengukur
perubahan laba perusahaan yang mungkin terjadi apabila segmen dieliminasi.
Keputusan yang benar adalah menpertahankan kedua ini produk.
Keduanya menghasilkan kontribusi yang sama bagi profitabilitas perusahaan.

21
Penghentian produksi salah satu produk benar-benar memperburuk keadaan,
kecuali penghentian tersebut digantikan oleh produk yang menawarkan margin
segmen yang lebih tinggi.karena kedua produk menghasilkan margin kontribusi
yang besar, solusi lain untuk rugi bersih diperlukan. Akuntansi dapat membantu
dengan memfokuskan pada analisis biaya yang lebih rinci dengan
menggunakan perhitungan biaya berdasar kegiatan.

1.2.4 Pelaporan Segmen : Pendekatan Perhitungan Biaya Berdasarkan Akivitas


Pendekatan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, dengan
pandangannya yang mendalam terhadap biaya tingkat unit, batch, produk, dan
fasilitas memberikan manajmen penilaian yang lebih akurat terhadap laba
yang dihasilkan oleh Lini produk yang berbeda dan terhadap keberadaan biaya
yang tak bernilai tambah. Mari kita lihat lebih dekat biaya overhead Elcom
dengan menetapkan berbagai aktivitas dan penggerak. Misalkan overhead
tetap umum mencakup biaya penanganan bahan baku dan pemeliharaan.
Overhead tetap langsung mencangkup persiapan. Biaya tahunan masing-
masing aktivitas Elcom adalah sebagai berikut:

Penanganan bahan baku $20.000

Biaya pemeliharaan 8.000

Persiapan 18.000

Sekarang Elcom memiliki sejumlah ide dalam menentukan ke mana fokus


perhatian harus diberikaan. Penangana bahan baku adalah aktivitas yang tak
bernilai tambah. Aktivitas persiapan, mesipun bernilai tambah, dapat dilakukan
dengan lebih efisien. Setiap pengurangan pada kedua aktivitas akan
berpengaruh langsung kepada laba. Barangkali pengaturan kembali pabrik
akan menghasilkan biaya penanganan bahan baku yng lebih rendah, atau
barang kali suatu kesepakatan baru dengan pemasok dapat membuat bahan
baku dikirim langsung ke Lini produksi. Demikian juga, perubahan konvigurasi
proses perakitan mungkin menciptakan aktivitas persiapan yang lebih cepat
dan lebih murah. Akhirnya, besarnya biaya pemeliharaan ($8.000) dapat
mendorong dilakukannya pengkajian kembali terhadap cara pemeliharaan
dilakukan. Pendekatan JIT pada manufaktur dapat menciptakan aktivitas

22
pemeliharaan yang dilakukan oleh pekerja Lini selama mesin berhenti
berproduksi.
Pendekatan berdasarkan aktivitias memperlihatkan kompleksitas operasi
manufaktur dan meningkatkan para menejer bahwa penurunan biaya bahwa
listrik hanya bisa dicapai melalui penurunan pemakaian mesin (mungkin
dengan menjalankan mesin secara lebih efisien). Demikian juga, penurunan
biaya persiapan hanya bisa dicapai melalui penyederhanaan atau
penghapusan aktivitas persiapan. Pengurangan aktivitas mengurangi biaya
aktual dan meningkatkan laba.

1.2.5 Profitabilitas Pelanggan


Meskipun pelanggan sangat penting bagi perolehan laba, sebagian di
antaranya lebih menguntungkan dari yang lain. Perusahaan yang menaksir
profitabilitas berbagi kelompok pelanggan mampu secara lebih akurat
menargetkan pasar dan meningkatkan laba mereka. Langkah pertama dalam
menentukan profitabilitaspelanggan adalah mengidentifikasi pelanggan.
Langkah kedua adalah menetapkan pelanggan yang memberi nilai tambah dari
perusahaan.
Identifikasi: terhadap pelanggan perusahaan mungkin kelihatan mudah.
Setelah kelompok mengidentifikasi, langkah kedua adalah menentukan
kelompok pelanggan mana yang paling menguntungkan, mengiliminasi
pelanggan yang tidak menguntugkan, dan mempertahankan serta menambah
pelanggan yang menguntungkan.
Kadangkala, perusahaan mungkin perlu menambahkan kelompok
menambahkan yang pada awalnya tidak menguntungkan, dan meningkatkan
efisiensi untuk membuat kelompok tersebut menguntungkan. Bank-bank
dilingkungan pendidikan sering menyediakan intensif spesial untuk mendorong
para pelajar agar membuka rekening di tempatnya. Rekening tersebut tidak
menguntungkan bank selama pelajar tersebut masih keulyah, namun dapat
menjadi menguntungkan saat mereka lulus dan mendapatpekerjaan.
Biasanya, menarik pelanggan baru lebih mahal daripada
mempertahankan yang sudah ada. Menarik pelanggan baru memerlukan iklan,
televon penjualan, penyusunan proposal, dan penyusunan daftar calon
pelanggan. Semua aktivitas tersebut membutuhkan biaya. Mempertahankan

23
agar pelanggan yang ada tetap senang juga memerlukan usaha. Misalnya
banyak toko menyediakan pembungkusan hadiah gratis sebagai penarik
kepada pelanggan yang telah melakukan pembelian. Perusahaan harus
memiliki data profitabilitas untuk melakukan kontribusi laba dari hubungan
pelanggan dan kemudian membandingkan peningkatan biaya jasa dengan
manfaatnya. Dewasa ini, banyak perusahaan yang memanfaatkan pendekatan
siklus hidup pelanggan, dengan kesadaran bahwa pelanggan setia akan
menghasilkan penjualan yang berarti dalam jangka panjang. Misalnya, seorang
penggemar pizza dapat menghabiskan $8.000 untuk membeli pizza sepanjang
hidupnya. Untuk produk yang lebih mahal, seperti mobil Cadillac, jumlahnya
mendekati $332.000.
Database relasi dan sistem akuntansi yang baik dapa memudahkan
penelususran profitabilitas pelanggan. Analisis profitabilitas dari berbagai kelas
pelanggan memerlukan informasi mengenai produk, pemasaran, dan aktivitas
administratif yang digunakan untuk melayani setiap kelas pelanggan. Analisis
Barton, Inc. , suatu perusahaan yang memproduksi model patung kuda yang
dijual kepada 3 kelompok pelanggan: jaringan toko iskon besar, toko mainan
independen, dan para penggemar mainan. Setiap model dibuat dari bahan
plastik dengan tingkat kepadatan yang tinggi, dari suatu cetakan yang terinci.
Tim perancang menjamin bahwa rancangan yang mereka hasilkan akurat dan
sesuai dengan yang digambarkan. Pigmen – pigmen warnanya sangat hidup
dan kaya. Meskipun Barton menghasilkan banyak rancangan, semuanya
membutuhkan biaya produksi yang sama. Tampilan 15-13 menyajikan data
produksi dan pemasaran.
Setiap kelas pelanggan memiliki permintaan yang berbeda – beda.
Jaringan toko mainan yang besar membeli 63% dari output Barton. Mereka
menerima diskon harga rata – rata $1,25 per unit, dan berhubungan dengan
barton melalui sistem pertukaran data elektronik (electronic data interchange –
EDI). Jadi, ketika persediaan toko menipis, pesanan dikirim secara elektronik
ke pabrik Barton dan pengiriman model tersebut segera dilakukan. Tidak ada
komisi yang dibayar untuk penjualan ke jaringan toko. Akan tetapi, Barton
harus membayar setiap gerai toko $1.500 per tahun untuk tempat pemajangan
(hal ini menjamin letak pemajangan yang stragtegis didalam toko). Seluruhnya
terdapat 75 gerai. Barton menanggung biaya pengiriman. Selain itu, jaringan
24
toko biasanya tidak mempermasalahkan model yang dikirim, oleh karena itu
Barton biasanya mengirim model apa saja yang ada dalam persediaan saat itu.
Tidak ada kemasan khusus untuk pesanan dari jaringan toko mainan.
Toko – toko mainan independen berukuran lebih kecil dan biasanya
menyimpan mainan yang bernuansa pendidikan dalam jumlah besar. Kira –
kira 35% produksi Barton dijual kepada mereka. Tidak ada diskon harga yang
diberikan untuk toko – toko ini dan tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk
tempat pemajangan. Akan tetapi, komisi penjualan sebesar $0,75 per unit
terjual diberikan kepada pemborong besar yang menjual ke toko – toko
tersebut. Toko lalu membayar setiap pengiriman dari pabrik Barton. Toko –
toko ini lebih mudah menyukai model – model yang dilengkapi dengan cerita.
Misal: satu model dari kuda perang suku indian yang dilengkapin dengan buku
penjelasan dan kemasan khusus cukup populer. Oleh karena itu, Barton
berusaha menjual semua model dengan kemasan khusus kepada toko mainan
tersebut.

Beban produksi:
Unit yang diproduksi dan dijual $500.000
Harga rata – rata per model $15
Bahan baku langsung per unit $5
Biaya tenaga kerja langsung $2
Overhead per unit $1
Beban pemasaran:
Komisi (per model yang terjual) $0,75
Pengemasan khusus per unit 0,20
Biaya EDI per tahun 100.000
Beban pameran 75.000
Pengiriman 157.500
Biaya tempat pemajangan 112.500

Terakhir, 2% dari penjualan Baron dilakukan pada pameran musim


panas. Setiap musim panas Barton melakukan 5 kali pameran diwilayah
Amerika serikat. Pameran ini dirancang untk memperkenalkan model – model
mainan dari Barton, menyediakan kesempatan bertemu bagi para penggemar
patung kuda, dan membangkit minat terhadap produk Barton. Barton menyewa

25
ruangan pertemuan di hotel selama dua hari, mengundang para penggemar
lokal untuk membuat pertunjukan dan demonstrasi produk, dan menyediakan
serankaian ruangan dagang untuk model kuda yang unik. Beberapa staf Barton
(seperti perancang, presiden direktur, dan wakil presiden pemasaran) hadir
untuk berbincang-bincang dengan para pelanggan, menjawab berbagai
pertanyaan, dan memamerkan (dan menjual) model-model terbaru.
Dengan informasi di atas, kita dapat menganalisis profitabilitas menurut
kelas pelanggan. Tampilan 15-14 menyajikan laporan laba rugi untuk masing-
masing kelas pelanggan. Jaringan toko menghasilkan penjualan tertinggi, tetapi
harus disesuaikan dengan diskon. beba yang secara langsung di akibatkan
oleh gerai-gerai jaringan toko mencakup pembayaran tempat pemjangan,
ongkos pengiriman, dan biaya peralatan serta operator EDI. Toko mainan
independen tidak menerima diskon harga, tetapi mensyaratkan pembayaran
komisi dan pengmasan khusus. Pameran menghasilkan pendapatan yang
paling rendah, dan beban-beban yang terdiri dari beban pameran, perancang
khusus, dan persiapan. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa pelanggan
yang paling menguntungkan adalah jaringan toko diskon, diikuti oleh toko-toko
mainan independen. Pameran tidak menguntungkan. Analisis berdasarkan
aktivitas mampu memberi gagasan yng lebih baik kepada manajemen
mengenai aktivitas mana yang perlu mendapat perhatian dan di mana
pemotongan biaya mungkin dilakukan. Misalnya, pameran adalah pemborosan
uang atas dasar penjualan. Mungkin manajemen hendak
mempertimbangkannya sebagai aktivitas promosi dan bukan kelas pelanggan.
Sebenarnya, tujuan utama pameran adalah untuk mentimulasi perhatian pada
seluruh lini produk Barton, bukan semata-mata menjual 10.000 model. Dengan
demikian, seluruh biaya pameran dapat ditambahkan kepada beban
pemasaran secara keseluruhan.
Data berdasarkan aktivitas ini juga mampu memberi manajemen ide yang
baik mengenai biaya ekspansi ke satu wilayah baru dan penutupan wilayah
lain. Misalnya, haruskah Barton menjjual kepada satu gerai jaringan lagi
apabila kapasitasnya memungkinkan?. Jumlah tersebut tidak akan dijual
kepada toko mainan independen. Analisisnya adalah sebagai berikut: Laba
dari penambahan satu gerai jaringan.

26
Pendapatan dari tambahan gerai $63.000

Dikurangi diskon 5.250

Pendapatan tambahan bersih $57.750

Dikurangi Harga pokok penjualan ( 33.600 )

Pengiriman ($157,500/75) ( 2.100 )

Tempat pemajangan ( 1.500 )

Laba dari tambahan gerai $20.550

Laba dari penjualan 4,200 patung ke toko mainan:

Pendapatan $63.000

Dikurangi:Harga pokok penjualalan (33.600)

Kemasan khusus ( 840 )

Komisi (3.150 )

Laba dan toko mainan independen $25.410

Dari analisis diatas, Barton seharusnya meneruskan menjual kepada toko


mainan karena laba dari jaringan gerai lebih kecil. Akuntansi berdasarkan
aktivitas mampu menyediakan data mengenai berbagai aktivitas pemasaran ini,
yang penting dalam analisis profitabilitas pelanggan. Akan tetapi, penting untuk
diingat bahwa aktivitas itu sendiri tidak menyebabkan biaya. Faktor – faktor
lainnya seperti waktu, volume bisnis, dan keputusan yang dibuat sebelumnya
dapat mengakibatkan efisiensi atau inefiensi.

Laba dari Jaringan Toko


Penjualan 4.725.000
Dikurangi diskon 393.000
Penjualan bersih $4.331.250
Dikurangi harga pokok penjualan 2.520.000
Laba kotor $ 1.811.250
Dikurangi tempat pemajangan ( 112.500 )
Pengiriman ( 157.500 )
EDI ( 100.000 )
Laba bersih $ 1.441.250

27
Laba dari Toko mainan
Independen
Penjualan $ 2.625.000
Dikurangi harga pokok penjualan 1.400.000
Laba kotor $ 1.225.000
Dikurangi komisi (131.250)
Kemasan khusus (35.000)
Laba bersih $ 1.058.750

Laba dari pameran


Penjualan $ 150.000
Dikurangi harga pokok penjualan 80.000
Laba kotor $ 70.000
Dikurangi beban pameran (75.000)
Waktu perancangan (2.100)
Persiapan (1.000)
( Rugi ) bersih $ (8.100)

1.2.6 Perhitungan Biaya Variabel untuk Perencanaan dan Pengendalian


Perencanaan keuangan mengharuskan para manajer mengestimasi
penjualan masa depan, tingkat produksi masa depan, biaya masa depan,dll.
Karena ramalan penjualan yang menjadi dasar penyusunan anggaran
merupakan sesuatu yang tidak pasti, maka manajemen mungkin ingin
mengetahui beberapa tingkat penjualan yang berbeda untuk menilai rentang
kemungkinan yang dihadapi perusahaan. Pemahaman terhadap perilaku biaya
merupakan hal penting bagi pencapaian hasil ini. Biaya tetap tidak berubah
apabila penjualan berubah, sehingga pembedaan antara biaya tetap dan
variabel adalah hal penting unuk melakukan pembedaan antara biaya tetap
dan variabel penting untuk melakukan penilaian biaya secara akurat pada
berbagi vollume penjualan dan produksi yang mungkin.
Setelah manajemen memilih satu tingkat penjualan dan produksi yang
diharapkan untuk tahun berikutnya, biaya yang akan terjadi juga dapat
ditentukan. Rencana keuangan nantinya terdiri dari tingkat aktivitas yang
diharapkan dan perkiraan biaya terkait. Rencana ini dapat digunakan untuk
memantau kinerja aktual.

28
Apabila kinerja aktual berbeda dari yang diharapkan, maka tindakan
perbaikan barangkali diperlukan. Melalui pembandingan hasil aktual dengan
hasil yang diharapkan dan pelaksanaan tindakan korektif bila diperlukan,
manajer melakukan pengendalian. Walaupun demikian, agar proses
pengendalian berhasil, perilaku biaya harus benar – benar dipahami.
Misalkan rencana keuangan menghendaki produksi 12.000 unit selama
satu tahun, dan biaya utilitas yang direncanakan selama satu tahun tersebut
adalah $ 18.000. Pada akhir bulan pertama, perusahaan memproduksi 3.000
unit dan menghabiskan $4,500 untuk utilitas. Apakah biaya utilitas yang terjadi
sesuai dengan yang direncanakan?
Menurut pendekatan perhitungan biaya absorpsi, rencana biaya utilitas
untuk setiap unit yang diproduksi adalah $1,50 ( $18.000/12.000). jadi, untuk
3.000 unit, biaya utilitasnya adalah $4.500 ($1,50x3.000) .Karena biaya utilitas
yang diharapkan untuk 3.000 unit adalah $4.500 dan biaya aktualnya $4.500,
rencana tampaknya berjalan dengan baik. Sayangnya, kakulasi ini
mengabaikan perilaku biaya. Hal itu mengasumsikan bahwa semua biaya
adalah variabel. Padahal, biaya utilitas adalah tetap $1.000 per bulan ditambah
$0,50 per kilowatt jam listrik. Apabila dibutuhkan 1 kilowatt jam untuk
memproduksi 1 unit output, maka biaya yang diperkirakan untuk memproduksi
3.000 unit, tetapi perusahaan mengeluarkan $4.500. Oleh karena itu , rencana
tidak berjalan sesuai yang diinginkan.
Sinyal yang tepat mengenai rencana biaya utilitas muncul apabila perilaku
biaya dipertimbangkan. Sekali lagi, kita melihat pentingnya pembedaan antara
biaya tetap dan variabel. Karena pembedaan ini merupakan dasar bagi
perhitungan biaya variabel, kita harus menyimpulkan bahwa perhitungan biaya
variabel lebih unggul daripada perhitungan biaya absorpsi untuk tujuan – tujuan
internal.

29
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Perbedaan antara perhitungan biaya variabel dan absorpsi berbeda


dalam perlakuannya terhadap overhead tetap.
2. Dengan pemisahan biaya menurut perilaku, perhitungan biaya variabel
menngkatkan kemampuan dalam menelusuri dan mengendalikan biaya.
3. Penggunaan perhitungan biaya variabel menekankan pada perilaku biaya
dari masing-masing segmen sehingga manajemen dapat mengevaluasi
setiap kontribusi segmen terhadap kinerja perusahaan secara
keseluruhan.
4. Perhitungan biaya variabel mensyaratkan manajemen untuk
membedakan antara biaya tetap dan variabel.

30
Daftar Pustaka

Management Accounting BUKU 2 Edisi 7 Hansen. Mowen tahun 2005/Bab 15

http://hati-sitinurlola.blogspot.com/2009/11/biaya-overhead-pabrik.html

31

Anda mungkin juga menyukai