Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL

DAN BIAYA PENYERAPAN

Disusun oleh:

KELOMPOK 8

Mas’adah Khusnia Dewi 20010196


Shela Tiwara Nugraha 20010124

PRODI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANTEN
2022-2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 1
C. Tujuan Makalah… 1

BAB II PEMBAHASAAN 2
A. Pengukuran kinerja pusat investasi dengan menggunakan laporan laba rugi
absorpsi 2
B. Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Abrospsi 3
C. Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba 5
D. Mengevaluasi Manajer Pusat Laba 6

BAB III KESIMPULAN 7

DAFTAR PUSTAKA 8

ii
KATA PENGANTAR

Ucapan puja-puji dan syukur hanya semata milik Allah SWT. Hanya Kepadanya
lah kami memuji dan bersyukur, meminta ampunan dan pertolongan. Kepadanya
juga lah kita meminta perlindungan dari kejelekan diri dari syetan yang senantiasa
membisikkan kebatilan kepada hati kita.

Dengan rohmat serta pertolongan-Nya, puji syukur, akhirnya makalah tentang


“Pengukuran kinerja pusat investasi dengan menggunakan laporan laba rugi
absorpsi” ini bisa terselesaikan dengan lancar. Kami menyadari sepenuh hati
bahwa tetap terdapat kekurangan yang ada pada makalah ini.

Kami menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca untuk
materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah selanjutnya. Kami berharap hal
itu semua dapat dijadikan cambuk buat kami supaya lebih mengutamakan kualitas
makalah ini di masa yang selanjutnya.

Serang, 25 Maret 2022

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi
menjadi pusat-pusat laba, transfer barang atau jasa antar pusat laba tersebut
menimbulkan masalah penentuan harga transfer, karena masing-masing pusat
laba diukur kinerjanya berdasarkan laba, sehingga setiap transfer barang atau
jasa antar pusat laba akan berdampak terhadap laba masing-masing pihak
yang terkait.
Masalah penentuan harga transfer dijumpai dalam perusahaan yang
organisasinya disusun menurut pusat-pusat laba, dan antara pusat laba yang
dibentuk terjadi transfer barang atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah
harga transfer dapat dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis dan
perlunya integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.

B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Pengukuran Kinerja Pusat Investasi?
2. Apa yang dimaksud laporan Laba Rugi Variable ?
3. Apa yang dimaksud laporan Laba Rugi Absorpsi ?
4. Apa yang dimaksud penilaian Persediaan ?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Memahami tentang Laporan Laba Rugi Absorpsi
2. Menjelaskan hubungan tentang Produksi Penjualan dan Laba
3. Menjelaskan tentang mengevaluasi Manajer Pusat Laba

8
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN


MENGGUNAKAN LAPORAN LABA – RUGI VARIABEL DAN ABSORPSI
(BIAYA PENYERAPAN)

Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba rugi. Akan tetapi, laporan laba
rugi perusahaan secara keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Dua
metode perhitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu satu berdasarkan
perhitungan biaya variabel dan yang lainnya berdasarkan perhitungan biaya penuh
atau absorpsi. Perbedaan antara perhitungan biaya variabel dan absorpsi bergantung
pada perlakuan terhadap satu biaya tertentu, yaitu overhead tetap.
Perhitungan biaya variabel yang juga disebut perhitungan biaya langsung
hanya membebankan biaya manufaktur variabel ke produk, biaya-biaya ini meliputi
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.

Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur pada


produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan
overhead tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk. Menurut perhitungan
biaya absorpsi, overhead tetap dipandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode.

Perhitungan Biaya Perhitungan Biaya


Absorpsi Variabel
Bahan baku langsung Bahan baku langsung
Biaya Produk
Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung
Overhead variable Overhead variable
Overhead tetap
Beban penjualan Overhead tetap
Biaya Periode
Beban administrasi Beban Penjualan
Beban administrasi

8
2.2.1 Penilaian Persediaan
Perhitungan biaya persediaan akhir dapat menggunakan perhitungan
biaya absorpsi dan perhitungan biaya variabel. Pada persediaan absorpsi,
persediaan akhir mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, overhead variabel dan overhead tetap per unit. Pada metode
perhitungan biaya variabel, persediaan akhir hanya mencakup biaya bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead variabel. Tidak
dimasukkannya overhead tetap dalam hasil biaya persediaan perhitungan
biaya variabel membuat penilaian persediaan yang lebih rendah daripada
model absorpsi.

2.2.2 Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Abrospsi

Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan


harga pokok penjualan, metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi
dapat mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut
terjadi karena jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada kedua
metode. Sebagai contoh, Tampilan 10-6 menunjukan cara menghitung harga
pokok penjualan dan laporan laba rugi dengan menggunakan metode
perhitungan biaya variable dan absorpsi. Tampilan 10-6 menunjukan laba
menurut perhitungan biaya absropsi adalah $50.000 lebih tinggi daripada
menurut perhitungan biaya variable, Perbedaan ini karena sebagaian
overhead tetap periode tersebut yang masuk dalam persediaan ketika
perhitungan biaya absorpsi digunakan. Bahkan hanya $200.000 ($25x 8.000)
dari overhead tetap yang dimasukkan dalam harga pokok penjualan pada
perhitungan biaya absorpsi sisanya yaitu $50.000 ($25 x 2.000)
ditambahkan ke persediaan. Akan tetapi pada perhitungan biaya variable,
semua biaya overhead tetap sebesar $250.000 untuk periode tersebut
ditambahkan ke beban pada laporan laba rugi.

Laba menurut perhitungan biaya absoprsi akan lebih tinggi daripada


laba menurut perhitungan biaya variabel. Perbedaan ini karena sebagian
overhead tetap periode tersebut yang masuk dalam persediaan ketika
perhitungan biaya absorpsi digunakan. Hanya sebagian besar dari overhead
tetap yang dimasukkan dalam harga pokok penjualan pada perhitungan biaya
absorpsi, sisanya ditambahkan ke persediaan. Akan tetapi, pada perhitungan

8
biaya variabel, semua biaya overhead overhead tetap untuk periode tersebut
ditambahkan ke beban pada laporan laba rugi.

Beban penjualan dan administrasi tidak pernah dimasukkan dalam


biaya produk. Beban penjualan dan administrasi selalu dikeluarkan dari
laporan laba-rugi dan tidak pernah muncul di neraca.
Fairchild Company
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi
Penjualan ($300 x 8.000) $2.400.000
Dikurangi Harga pokok penjualan 1.800.000
Margin kotor $ 600.000
Dikurangi : Beban penjualan dan administrasi 100.000
Laba operasi $ 500.000
Dengan menggunakan biaya unit produk absorpsi
yang dihitung pada Tampilan 10.5 Harga Pokok
penjualan = biaya unit produk absorpsi x unit terjual
= $225 x 8.000 = $1.800.000
Fairchild Company
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Variabel
Penjualan ($300 x 8.000) $ 2.400.000
Dikurangi beban variable :
Harga pokok penjualan variable $ 1.600.000
Margin kontribusi $ 800.000
Dikurangi beban tetap : $ 250.000
Overhead tetap 100.000
Penjualan dan administrasi tetap 350.000
Laba bersih $ 450.000

Dengan menggunakan biaya unit produk variable


pada tampilan 10-5 Harga pokok penjualan = biaya
unit produk variable x unit terjual = $200 x 8.000 =
$1.600.000

8
2.2.3 Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba

Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba


menurut perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara
produksi dan penjualan berubah. Jika barang yang terjual lebih banyak dari
barang yang diproduksi, maka laba menurut perhitungan biaya variabel akan
lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Menjual lebih
banyak dari yang diproduksi berarti persediaan awal dan unit yang
diproduksi telah terjual. Menurut perhitungan biaya absorpsi, unit-unit yang
keluar dari persediaan mangandung overhead tetap dari periode sebelumnya.
Selain itu, unit-unit yang diproduksi dan dijual telah mengandung seluruh
overhead tetap periode berjalan. Dengan demikian, jumlah beban overhead
tetap menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari overhead tetap
periode berjalan, yaitu sebesar jumlah overhead tetap yang keluar dari
persediaan. Oleh karena itu, laba menurut perhitungan biaya variabel lebih
tinggi dari laba menurut perhitngan biaya absorpsi sebesar jumlah overhead
tetap yang mengalir keluar dari persediaan awal.

Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan
laba yang dilaporkan. Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya,
perhitungan biaya absorpsi – seperti juga perhitungan biaya variabel – akan
mengakui total overhead tetap periode tersebut sebagai beban. Tidak ada
overhead tetap yang masuk atau keluar dari persediaan.

Jika Maka
1. Produksi > Penjualan Laba Bersih Absorpsi > Laba Bersih Variabel
2. Produksi < Penjualan Laba Bersih Absorpsi < Laba Bersih Variabel
3. Produksi = Penjualan Laba Bersih Absorpsi = Laba Bersih Variabel

Kunci untuk menjelaskan perbedaan antara laba yang dihasilkan


perhitungan biaya absorpsi dan perhitungan biaya variabel adalah analisis
terhadap arus overhead tetap. Perhitungan biaya variabel selalu mengakui
total overhead tetap periode sebagai beban. Dilain pihak, perhitungan biaya
absorpsi hanya mengakui overhead tetap yang ada pada unit-unit yang
terjual. Jika jumlah yang diproduksi berbeda dari yang terjual, overhead

8
tetap dalam persediaan meningkat, maka laba menurut perhitungan biaya
absorpsi lebih besar dari pada menurut perhitungan biaya variabel sebesar
kenaikan bersihnya. Jika overhead tetap persediaan berkurang, maka laba
menurut perhitungan biaya variabel lebih besar daripada laba menurut
perhitungan biaya absorpsi sejumlah penurunan bersihnya.

Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama


dengan selisih di antara kedua laba. Selisih antara laba operasi menurut
perhitungan biaya absorpsi dan laba bersih menurut perhitungan biaya
variabel dapat dinyatakan sebagai berikut

Laba menurut Laba menurut


Tarif overhead (unit diproduksi
perhitungan - perhitungan = x
tetap – Unit terjual)
biaya absorpsi biaya variabel

2.2.4 Mengevaluasi Manajer Pusat Laba

Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan


profitabilitas unit-unit yang berada dalam kendali mereka. Bagaimana laba
berubah dari satu periode ke periode berikutnya dan bagaimana laba aktual
dibandingkan dengan laba yang direncanakan sering digunakan sebagai
petunjuk terhadap kemampuan manajerial. Akan tetapi, laba harus
mencerminkan usaha manajerial agar dapat menjadi petunjuk bermakna.
Secara umum, jika kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja
manajerial, maka manajer berhak mengharapkan berlakunya hal-hal berikut:

1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode


berikutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan
meningkat.
2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode
berikutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan
menurun.
3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode
berikutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan tetap
tidak berubah.

8
BAB III

KESIMPULAN

Untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, banyak perusahaan


memilih desentralisasi. Inti desentralisasi adalah kebebasan pengambilan
keputusan. Perusahaan yang terdesentralisasi membentuk pusat pertanggung
jawaban. Empat pusat pertanggung jawaban adalah pusat pendapatan, pusat
laba, dan pusat rugi. Hasil-hasil aktual dari setiap pusat pertanggung jawaban
bisa dibandingkan dengan aktual yang diharapkan.

Perhitungan biaya variabel memperlakukan overhead tetap sebagai


beban periode. Oleh karena itu, biaya unit produksi menurut perhitungan
biaya variabel terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead variabel. Perhitungan biaya absorsi memperlakukan overhead tetap
sebagai biaya produk. Jadi, biaya unit produksi menurut perhitungan biaya
absorsi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead
variabel dan bagian dari overhead tetap.

Laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel memisahkan


beban menurut perilaku biaya, pertama, beban variabel proses produksi,
penjuaan dan administrasi dikurangi dari penjualan untuk mendapatkan
margin kontribusi kemudian, sema beban tetap dikurangi dari margin
kontribusi untuk mendapatkan laba bersih perhitungan biaya variabel.
Laporan laba rugi menurut perhitungan biaya absorsi memisahkan beban
mnurut fungsi. Pertama, harga pokok penjualan dikurangi dari penjuaan untuk
mendapatkan laba kotor kemudian beban penjualan dan administrasi
dikurangi dari laba kotor untuk mendapatkan laba bersih perhitungan biaya
absorsi. Laporan laba rugi segmen memungkinkan pihak manajemen untuk
mengevaluasi kontribusi setiap segmen terhadap kinerja perusahan secara
keseluruhan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://mahasiswa.yai.ac.id

https://www.coursehero.com

8
9

Anda mungkin juga menyukai