Anda di halaman 1dari 14

MODUL AKUNTANSI MANAJEMEN

(FEB 401)

MODUL SESI 5

PELAPORAN SEGMEN, PUSAT INVESTASI, DAN

PENETAPAN HARGA TRANSFER

(1)

DISUSUN OLEH

BARLIA ANNIS SYAHZUNI., SE, M.Ak

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 14
PELAPORAN SEGMEN, PUSAT INVESTASI, DAN
PENETAPAN HARGA TRANSFER

Disentralisasi dan pusat pertanggung jawaban

Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggung jawaban.


Bagan organisasi tradisional dengan bentuk piramidanya mengilustrasikan garis
pertanggung jawaban yang mengalir dari CEO turun melewati wakil direktur menuju
manajer madya dan manajer yang lebih rendah.

Sistem akuntansi pertanggung jawaban (responsibility accounting system) adalah


system yang mengukur berbagai hasil yang dicapai pusat pertanggung jawaban
menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoprasikan pusat
pertanggung jawaban mereka. Idealnya, system akuntansi pertanggungjawaban
mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah organisasi.

Perusahaan yang memiliki beberapa pusat biasanya memilih salah satu atau dua
pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan
beragam. Tersentralisasi atau terdesentralisasi.

Pada pengambilan keputusan tersentralisasi, keputusan dibuat pada tingkat


manajemen puncak dan manajemen yang lebih rendah bertanggung jawab atas
pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut. Pengambilan keputusan
terdesentralisasi memperkenankan manajer yang jenjang lebih rendah untuk
membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan
wilayah pertanggung jawaban mereka.

Desentralisasi.

Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas secara keseluruhan banyak perusahaan


yang mulai menerapkan system desentralisasi.

Desentralisasi disini adalah sebuah kebebasan dalam mengambil keputusan.


Misalnya dalam suatu organisasi yang menggunakan system desentralisasi, manajer

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 14
tingkat rendah akan lebih mudah dalam membuat dan mengimplementasikan
keputusan, sedangkan dalam system sentralisasi membuat manajer tingkat rendah
hanya bertangggung jawab pada implementasian keputusan.

Adapun alasan-alasan pengimplementasian system desentralisasi ini,

1. Para manajer lokal dapat membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan
informasi lokal yang ada
2. Para manajer lokal dapat memberikan keputusan atau response yang tepat
waktu dalam kondisi-kondisi yang cepat berubah
3. Pada aspek perusahaan besar, system ini membantu dalam keterbatasan
kognitif. Karena tidak ada orang yang dapat memahami secara menyeluruh dan
mendetail setiap jenis pasar dan produk secara utuh.
4. Sebagai media untuk melatih dan memotivasi para manajer local
5. Sebagai pembebas manajer puncak dari masalah operasional sehari-hari
sehingga mereka dapat lebih fokus untuk memikirkan hal-hal jangka panjang
(perencanaan strategis)

Divisi-divisi perusahaan yang terdisentralisasi

Disentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi.


Satu cara pembagian divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi.
Divisi-divisi juga dapat diciptakan menurut garis geografis. Kehadiran divisi di suatu
bentang atau beberapa wilayah menciptakan akan kebutuhan evaluasi kinerja yang
mampu mempertimabangkan perbedaan lingkungan devisi. Cara lainnya untuk
membedakan divisi adalah berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang dikenal
sebagai pusat pertanggung jawaban dan menugaskan manajer dibawahnya untuk
menangani wilayah tersebut. Pusat pertanggung jawaban merupakan suatu segmen
bisnis yang manajernya bertanggung jawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan
tertentu.hasil-hasil dari setiap pertanggung jawaban bias diukur berdasarkan informasi
yang dibutuhkan manajer untuk mengoprasikan pusat pertanggung jawab mereka.

Ada 4 jenis pusat pertanggungjawaban:


(1) pusat biaya, (2) pusat pendapatan,

(3) pusat laba (4) pusat investasi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 14
Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laporan Laba Rugi
Variabel dan Absorpsi

Dua metode perhitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu berdasarkan


perhitungan biaya variabel dan yang lainnya berdasarkan perhitungan biaya penuh
atau absorpsi. Keduanya merupakan metode perhitungan biaya karena berkaitan
dengan cara menentukan biaya produk.

Perhitungan biaya variabel juga disebut dengan perhitungan biaya langsung. Hanya
membebankan biaya manufaktur variabel ke produk; biaya-biaya yang meliputi bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.

Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur kepada produk.


Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead
adalah biaya-biaya yang tetap sebagai biaya produk, bukan biaya periode. Dan
overhead tetap biaya yang dapat diinvetarisasikan.

Perbedaan perhitungan biaya absorpsi dan biaya variabel

Perhitungan biaya variabel dengan absorpsi memiliki perlakuan berbeda terhadap


OHP tetap.

Perhitungan biaya variabel memperlakukan OHP sebagai beban periode, oleh karena
itu biaya unit produksinya terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
OHP variabel.

Sedangkan biaya absorpsi memperlakukan OHP sebagai biaya produk, jadi biaya unit
produksi menurut absorpsi terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
OHP variabel, dan bagian dari OHP tetap.

Laporan laba rugi segmen--menurut perhitungan biaya variabel--memisahkan beban


menurut perilaku biaya, sedangkan--menurut absorpsi-- memisahkan beban menurut
fungsi.

Laporan laba rugi segmen memungkinkan pihak manajemen untuk melakukan


evaluasi kontribusi setiap segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 14
Penilaian Persediaan

Persediaan dinilai atas biaya produk atau produksi. perhatikan data berikut ini dari
Fairchild Companya untuk tahun lalu:
Unit di persediaan awal ---
Unit diproduksi 10.000
Unit terjual($3.000 per Unit) 8.000
Biaya variabel per unit
Bahan baku langsung $ 50
Tenaga kerja langsung $ 100
Overhead variabel $ 50
Biaya tetap
Overhead tetap per unit yg diproduksi $ 25
Penjualan dan administrasi tetap $ 100.000

Data tersebut ada 2000 unit dari persediaan akhir.

Perhitungan Biaya Absorpsi Perhitungan Biaya Variabel


Bahan baku langsung $ 50 Bahan baku langsung $ 50
Tenaga kerja langsung 100 Tenaga kerja langsung 100
OH variabel 50 OH variabel 50
OH tetap 25
Bi. Produk perunit $ 225 Bi. Produk perunit $ 200
Nilai persediaan akhir: Nilai persediaan akhir:
= 2000 x $225 = $450.000 = 2000 x $200 = $400.000

Contoh diatas menunjukkan cara menghitung biaya persediaan akhir dengan


menggunakan perhitungan biaya absorpsi dan variabel.

Perhatikan bahwa pada perhitungan biaya absorpsi, persediaan akhir mencakup biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap
per unit.

Pada metode perhitungan biaya variabel, persediaan akhir hanya mencakup biaya
bahan baku langsung, dan overhead variabel. Tidak dimasukan overhead tetap dalam
hasil biaya persediaan perhitungan biaya variabel membuat penilaian persediaan yang
lebih rendah daripada model absorpsi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 14
Laporan laba Rugi menggunakan Biaya variabel dan biaya absorpsi

Karena biaya pokok perunit merupakan dasar bagi perhitungan harga pokok penjualan,
metode perhitungan biaya pokok variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan laba
bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap diakui
sebagai beban pada kedua metode tersebut.

LAPORAN LABA RUGI – PERHITUNGAN BIAYA ABSORPSI


Penjualan ($300 x 8.000 unit) $ 2.400.000
(-) Harga Pokok Penjualan ($225 x 8.000 unit) 1.800.000
Margin kotor 600.000
(-) Beban penjualan dan administrasi 100.000
Laba Operasi $ 500.000

LAPORAN LABA RUGI – PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL


Penjualan ($300 x 8.000 unit) $ 2.400.000
(-) Harga Pokok Penjualan ($200 x 8.000 unit) 1.600.000
Margin kotor 800.000
(-) OH tetap 250.000
(-) Beban penjualan dan administrasi 100.000
Laba Operasi $ 450.000

Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba

Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut
perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan
berubah. Jika barang yang terjual lebih banyak dari barang yang diproduksi, maka laba
menurut perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan
biaya absorpsi. Menjual lebih banyak dari yang diproduksi berarti persediaan awal dan
unit yang diproduksi telah terjual. Menurut perhitungan biaya absorpsi, unit-unit yang
keluar dari persediaan mangandung overhead tetap dari periode sebelumnya. Selain
itu, unit-unit yang diproduksi dan dijual telah mengandung seluruh overhead tetap
periode berjalan. Dengan demikian, jumlah beban overhead tetap menurut

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 14
perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari overhead tetap periode berjalan, yaitu
sebesar jumlah overhead tetap yang keluar dari persediaan. Oleh karena itu, laba
menurut perhitungan biaya variabel lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya
absorpsi sebesar jumlah overhead tetap yang mengalir keluar dari persediaan awal.
Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan laba yang
dilaporkan, karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya.

Perhitungan biaya absorpsi seperti juga perhitungan biaya variabel akan mengakui
total overhead tetap periode tersebut sebagai beban. Tidak ada Overhead tetap yang
masuk atau keluar dari persediaan.

Kunci untuk menjelaskan perbedaan antara laba yang dihasilkan perhitungan biaya
absorpsi dan perhitungan biaya variabel adalah analisis terhadap arus overhead tetap.
Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead tetap periode sebagai
beban. Dilain pihak, perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui overhead tetap yang
ada pada unit-unit yang terjual. Jika jumlah yang diproduksi berbeda dari yang terjual,
overhead tetap dalam persediaan meningkat, maka laba menurut perhitungan biaya
absorpsi lebih besar dari pada menurut perhitungan biaya variabel sebesar kenaikan
bersihnya. Jika overhead tetap persediaan berkurang, maka laba menurut perhitungan
biaya variabel lebih besar daripada laba menurut perhitungan biaya absorpsi sejumlah
penurunan bersihnya. Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah
tepat sama dengan selisih di antara kedua laba.

Selisih antara laba operasi menurut perhitungan biaya absorpsi dan laba bersih
menurut perhitungan biaya variable dapat dinyatakan sebagai berikut:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 14
Perlakuan Overhead Tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi

Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel terletak pada pengakuan
beban yang berhubungan dengan overhead tetap. Menurut perhitungan absorpsi,
overhead tetap harus dibebankan pada unit yang diproduksi. Hal ini menimbulkan
masalah yang belum kita bahas secara eksplisit. Pertama, bagaimana cara
mengonversikan overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan jam kerja tenaga
langsung atau jam mesin terhadap overhead pabrik yang ditetapkan untuk unit-unit
yang diproduksi.? Kedua, apa yang dilakukan jika overhead pabrik yang aktual tidak
sama dengan overhead pabrik yang dibebankan?

Solusi masalah pertama adalah, diasumsikan dibutuhkan 0,25 jam tenaga kerja
langsung untuk memproduksi suatu unit. Jika tarif overhead pabrik adalah $12 per jam
tenaga kerja langsung, maka overhead tetap per unit adalah $3(0,25jam X $12)

Solusi untuk permasalahan ke dua. Pertama, kita harus menghitung overhead tetap
yang ditetapkan dan membebankan pada unit yang diproduksi. Selanjutnya, total
overhead yang ditetapkan dibandingkan dengan overhead tetap akrual.

Mengevaluasi Manajer Pusat Laba

Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profabilitas unit-unit berada
dalam kendali mereka. Manajer berhak mengharapkan berlakunya hal-hal sebagai
berikut:

1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari suatu periode ke periode


berikutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat.
2. Ketika pendapatan laba menurun dari satu periode ke periode berikutnya,
sementara faktor-faktor laninya tetap maka laba akan menurun.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 14
3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode
selanjutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap. Maka laba akan tetap tidak
berubah.

Laba Rugi Segmen dengan menggunakan Perhitungan Biaya Variabel

Perhitungan biaya variabel berguna untuk menyiapkan lapora laba rugi segmen
karena perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai beban variabel dan
tetap. Sebuah segmen adalah subunit dari suatu perusahaan yang cukup penting
dalam pembuatan laporan kinerja. Akan tetapi dalam laporan laba rugi segmen, beban
tetap dibagi menjadi 2 kategori, Beban tetap langsung dan Beban tetap umum.

Beban tetap langsung merupakan beban yang secara langsung dapat ditelusuri ke
suatu segmen. Beban ini terkadang disebut juga sebagai beban tetap yang dapat
dihindari atau beban tetap yang dapat ditelusuri karena beban ini akan hilang jika
segmen ditutup atau dihapus.

Beban tetap umum disebabkan oleh dua segmen atau lebih secara bersamaan. Beban
ini akan tetap muncul, bahkan jika salah satu segmen dihapus.

Laporan laba rugi segmen dengan menggunakan perhitungan biaya variabel memiliki
satu keistimewaan disamping laba rugi variabel yang telah disajikan sebelumya.
Pembagian seluruh beban dibagi kedalam dua katagori; beban tetap langsung dan
baban tetap umum, memberika informasi tambahan bagi manajer. Pembagian
tambahan ini dapat digaris bawahi biaya yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak
dapat dikendaliikan dan meningkatkan manajer kemampuan dalam mengevaluasi
setiap kontribusi segmen thd kinerja perusahaan secara kaseluruhan

Karena beban tetap langsung ditelusuri ke suatu segmen, beban ini disebabkan
keberadaan dari segmen itu sendiri.hal ini akan memberikan gambaran pada manajer
mengenai profabilitas segmen.

Beban tetap umum disebabkan oleh dua atau lebih segmen. Jika salah satu shegmen
dihapus maka beban tetap umum ini akan tetap ada dan dalam tingkatan yang sama
dengan sebelumya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 14
Biaya tetap merupakan biaya tetap langsung dalam suatu segmen mungkin dapat
menjadi biaya tetap tak langsung atau umum di segmen yang lain.

1. Perhitungan dan Pengembalian atas Investasi (ROI--Return On Investment)

Pengembalian atas investasi

Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah dengan
menghitung pengembalian atas investasi :

ROI adalah rasio laba operasi terhadap aktiva operasi rata-rata. Ratio ini mengukur
laba yang diperoleh dari setiap dolar investasi, ROI adalah ratio kinerja yang paling
lazim bagi suatu pusat investasi

ROI = Laba Operasi / Aktiva Operasi Rata Rata

Laba operasi mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi adalah
seluruh aktiva yang digunakanuntuk menghasilkan laba operasi, termasuk kas,
piutang, persediaan, tanah,gedung, dan peralatan.

Aktiva operasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akhir) / 2

Cara kedua untuk menghitung ROI adalah memisahkan rumus (Laba operasi / aktiva
operasi rata-rata) dalam margin dan perputaran.

Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menunjukkan jumlah
laba operasi yang dihasilkan dari setiap dolar penjualan. Hal ini menyatakan laba
operasi yang dihasilkan dari setiap penjualan. Hal ini menyatakan bagian dari
penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak, dan laba.

Perputaran (turnover) adalah suatu ukuran lain yang dihitung dengan membagi
pendaptan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata. Perputaran menunjukkan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 14
jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap dollar yang diinvestasikan dalam aktiva
operasi.

Sedikitnya, ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI

1. mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban, dan
investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi.
2. mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya
3. mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi

Kelemahan Pengukuran ROI

1. mengakibatkan focus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan


mengorbankan profitabilitas keseluruhan perusahaan
2. mendorong para manajer untuk focus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang

Perhitungan, laba residu dan nilai tambah ekonomi (EVA--economy value added)

Laba residu positif berarti divisi memperoleh lebih banyak dari biaya modal minimum
sedangkan apabila negatif maka divisi memperoleh lebih sedikit dari biaya modal
minimum.

EVA adalah laba operasi setelah pajak yang dikurangi total biaya modal tahunan. Jika
EVA positif maka perusahaan memperoleh kekayaan, jika negatif berarti perusahaan
merusak modalnya. EVA adalah satuan dolar bukan persentase tingkat
pengembaliannya.

Sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA mampu membantu mendorong


jenis perilaku yang sesuai dari berbagai divisi dengan menunjukkan bahwa penekanan
semata-mata pada pendapatan operasi tidaklah mencukupi. Alasan yang
mendasarnya adalah EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya.

Perusahaan yang terdesentralisasi mampu menghasilkan kesesuaian tujuan dengan


menciptakan program kompensasi manajemen yang memberikan reward bagi para

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 14
manajer yang mengambil tindakan menguntungkan perusahaan. System reward yang
mungkin digunakan adalah meliputi kompensasi tunai dan tunjangan non keuangan.

HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING)

Ketika hasil produksi satu divisi digunakan sebagai bahan baku produksi oleh divisi
lain dalam 1 perusahaan maka akan membuat timbulnya harga transfer. Harga
transfer merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual dan merupakan biaya bagi
divsi yang membeli.

Jadi, nilai barang yang ditransfer merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual dan
biaya bagi divisi yang membeli. Nilai atau harga internal disebut harga transfer, dengan
kata lain harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh
divisi penjualan pada divisi pembeli di perusahaan yang sama.

Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap perusahaan secara keseluruhan

Ketika suatu divisi menjual pada divisi lain, kedua divisi tersebut dan perusahaan
secara keseluruhan mendapat pengaruhnya. Harga yang dikenakan untuk barang
yang ditransfer memengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan divisi penjual.
Artinya, laba kedua divisi tersebut, sebagaimana juga evaluasi dan kompensasi para
manajer mereka, dipengaruhi oleh harga transfer. Meskipun harga transfer aktual tidak
mempengaruhi perusahaan sebagai suatu kesatuan, penetapan harga transfer
ternyata mampu memengaruhi tingkat laba yang dihasilkan perusahaan multinasional
melalui pajak badan dan persyaratan hukum lainnya yang ditetapkan negara tempat
berbagai divisi beroperasi.

Kebijakan Penetapan Harga Transfer

Perusahaan yang terdesentralisasi memungkinkan lebih banyak wewenang


pengambilan keputusan di tingkat manajemen yang lebih rendah". Dalam penyusun
sebuah kebijakan penetapan harga transfer, pandangan dari divisi penjualan dan divisi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 14
pembelian harus dipertimbangkan. Pendekatan biaya peluang mencapai tujuan
tersebut dengan mengidentifikasi harga minimum yang ingin diterima divisi penjualan
dan harga maksimum yang ingin dibayar oleh diviisi pembeli. Harga maksimum dan
minimum tersebut sesuai dengan biaya transfer internal.

Berikut cara menetapkan harga transfer:

1. Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan
divisi penjual tidak menjadi lebih buruk jika barang dijual pada divisi internal
daripada dijual pada pihak luar.
2. Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan
divisi pembeli tidak menjadi lebih buruk jika suatu input dibeli secara internal.

Beberapa kebijakan penetapan harga transfer digunakan dalam praktik. Kebijakan


penetapan harga transfer ini mencakup harga pasar, harga transfer berdasarkan
biaya, dan harga transfer yang dinegosiasikan"

1. Harga Pasar

Jika tersedia, harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer,
karena disisi penjual mampu menjual barangnya pada harga pasar, transfer internal
pada harga yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi tersebut
merugi. Divisi pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga pasar untuk
barang yang ditransfer secara internal"

2. Harga Transfer Berdasarkan Biaya

Harga pasar luar kerap tidak tersedia, hal tersebut bisa terjadi karena karena produk
yang akan ditrasfer menggunakan desain hak paten yang dimiliki perusahaan induk,
dalam hal ini, perusahaan bisa menggunakan penetapan harga transfer berdasarkan
biaya. Sebagai contoh, perusahaan matras menggunakan busa dengan kepadatan
tinggi untuk matras dari tempat tidur lipat tersebut dan perusahaan luar tidak
memproduksi matras semacam ini dengan ukuran yang sesuai. Jika perusahaan telah
menetapkan kebijakan penetapan harga transfer berdasarkan biaya, maka divisi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 14
matras akan membebankan biaya penuh mencakup biaya bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, overhead variabel,dan bagian dari overhead tetap"

3. Harga Transfer yang Dinegosiasikan

Akhirnya, manajemen tingkat atas bisa mengijinkan manajer divisi pembeli dan penjual
untuk menegosiasikan harga transfer. Secara khusus, pendekatan ini berguna saat
kondisi pasar tidak sempurna, seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk
menghindari biaya penjualan dan distribusi, dalam hal ini, biaya yang dihemat bisa
dibagi di antara dua disisi

================================================================

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 14

Anda mungkin juga menyukai