Anda di halaman 1dari 16

Perhitungan Biaya Variabel:

Alat Untuk Manajemen

Disusun oleh:
Adinda Chesaria
(185020201111003)
2 Pendekatan yang Digunakan
Dalam Penentuan Harga Produk

• Perhitungan biaya penyerapan (Absorption


Costing) digunakan untuk laporan keuangan
eksternal.
• Perhitungan biaya variabel (Variable
Costing) digunakan untuk laporan keuangan
internal dengan laporan laba rugi.
Perhitungan Biaya Penyerapan

• Memperlakukan semua biaya produksi sebagai biaya


produk, tanpa membedakan apakah biaya itu variabel atau
tetap.
• Biaya produk per unit terdiri atas bahan langsung,
tenaga kerja langsung, serta overhead variabel dan tetap.
• Jadi perhitungan biaya penyerapan mengalokasikan
sebagian dari biaya overhead pabrik tetap ke dalam unit
produk bersama dengan biaya overhead variabel.
• Metode ini sering disebut metode biaya penuh
(Full Cost).
Perhitungan Biaya Variabel
• Biaya produksi dapat berubah sesuai dengan output
yang diperlakukan sebagai biaya produk (bahan langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel)
• Overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai biaya
produk. Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai
biaya periodik yang dibebankan secara utuh ke dalam
pendapatan setiap periodenya.
• Perhitungan ini sering disebut sebagai perhitungan
biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya
marginal ( marginal costing).
Perhitungan Biaya Per Unit
Untuk mengilustrasikan perhitungan biaya per unit dengan
menggunakan perhitungan biaya penyerapan dan variable:

Diminta :
1. Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitungan biaya
penyerapan!
2. Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitungan biaya v
ariabel!
Solusi:
Perbandingan Laporan Laba Rugi
Dengan Perhitungan Biaya
Penyerapan dan Variabel
1. Dengan metode perhitungan biaya penyerapan, jika persediaan meningkat
maka beberapa biaya produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam
laporan laba rugi sebagai bagian harga pokok penjualan.

2. Dengan metode perhitungan biaya variabel, seluruh biaya overhead tetap


diperlakukan sebagai beban periode berjalan.

3. Persediaan akhir dalam metode perhitungan biaya variabel lebih rendah


dibanding perhitungan biaya penyerapan.

4. Laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan tidak membedakan antara


biaya tetap dan variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya
volume laba yang penting untuk perencanaan dan pengendalian yang baik.
Perbandingan Menyeluruh
Data Pendapatan
1. Ketika produksi dan penjualan sama, laba bersih operasional akan sama secara umum baik
menggunakan perhitungan biaya penyerapan dan perhitungan biaya variabel.
2. Ketika produksi melebihi penjualan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan menggunakan
perhitungan biaya penyerapan pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih operasional yang
dilaporkan dengan perhitungan biaya variabel (karena dengan perhitungan biaya penyerapan sebagian
dari biaya overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ditangguhkan di dalam persediaan)

• Perbandingan Efek Laba –


Perhitungan Biaya Penyerapan
dan Variabel
3. Ketika penjualan di bawah persediaan, laba bersih operasional
yang dilaporkan dengan menggunakan perhitungan biaya variabel
pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih operasional yang
dilaporkan dengan perhitungan biaya penyerapan (karena persediaan
menurun dan biaya overhead pabrik tetap yang sebelumnya
ditangguhkan di dalam persediaan dengan perhitungan biaya
penyerapan sekarang dikeluarkan dan dibebankan terhadap
pendapatan)

4. Dalam jangka panjang, laba bersih operasional yang dihitung


dengan perhitungan biaya penyerapan dan variabel cenderung sama.
Pengaruh Perubahan Produksi
Terhadap Laba Bersih Operasional

1. Perhitungan Biaya Variabel


Laba bersih operasional tidak dipengaruhi oleh perubahan dalam
produksi dengan perhitungan biaya variabel. Perubahan dalam produksi tidak
memiliki pengaruh terhadap laba bersih operasional ketika metode perhitungan
biaya variabel digunakan.
2. Perhitungan Biaya Penyerapan
Laba bersih operasional dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi
dengan perhitungan biaya penyerapan. Pada dasarnya laba bersih operasional
meningkat dan menurun antara kedua tahun ini walaupun jumlah unit yang terjual
sama untuk masing-masing tahun. Alasan yang menjelaskan pengaruh ini dapat
ditelusuri lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode ke
periode lainnya dalam metode perhitungan biaya penyerapan sebagai akibat dari
perubahan dalam persedian.
Memilih Metode Perhitungan Biaya
1.Dampak Terhadap Manajer
Perhitungan biaya pendapatan, perubahan biaya overhead pabrik teta
p antar periode dapat membingungkan dan mengakibatkan
pengambilan keputusan yang salah. Jadi seharusnya penggunaan
perhitungannya yaitu pembaca laporan harus tanggap terhadap
perubahan tingkat persediaan.

2. Analisis Biaya-Volume-Laba dan Perhitungan Biaya Penyerapan


Perusahaan menggunakan pendekatan perhitungan biaya
penyerapan karena pendekatan tersebut fokus terhadap perhitungan
biaya penuh (full costing) unit produksi. Kelemahan metode ini yaitu
ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis biaya-volume-laba
dengan menangguhkan biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan,
laporan laba rugi menunjukkan laba meskipun sesungguhnya perusahaan
hanya mencapai titik impas.
3. Pembuatan Keputusan
Kesalahan persepsi bahwa biaya produksi per unit
dengan perhitungan biaya pnyerapan dapat mengakibatkan
munculnya masalah manajerial, termasuk keputusan
penentuan harga dan keputusan untuk menghentikan
produksi produk tertentu yang sesungguhnya menguntungkan

4. Laporan Eksternal dan Pajak Penghasilan


Perusahan yang menggunakan perhitungan biaya
variabel untuk pelaporan eksternal menghadapi resiko bahwa
auditornya mungkin akan menyatakan laporan tersebut ti
dak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku um
um.
5. Keunggulan Perhitungan Biaya Variabel Dan Pendekatan Kontribusi:
a. Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat diambil
langsung dari laporan laba-rugi yang disusun dengan format kontribusi.

b. Laba periodic tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap
(harga jual, biaya bauran penjualan, dsb), laba akan searah dengan penjualan apabila
menggunakan perhitungan biaya variabel.

c. Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah biaya variable.

d. Dampak biaya tetap terhadap laba lebih ditekankan dalam perhitungan biaya variabel dan
pendekatan kontribusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam laporan
laba-rugi. Dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, biaya tetap digabung dengan
biaya variabel dan dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan.

e. Data perhitungan biaya variabel memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk,


konsumen dan segmen bisnis lain. Dengan perhitungan biaya penyerapan, profitabilias
tampak samar-samar karena alokasi biaya tetap yang acak.
6. Perhitungan Biaya Variabel dan Teori Kendala:
Dalam perusahaan yang menerapkan teori kendala, ada dua alasan mengapa biaya
tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tetap:
a. Tenaga kerja langsung tidak mesti sebagai kendala. Dalam kasus yang paling
sederhana, yang menjadi kendala adalah mesin. Dalam kasus yang lebih kompleks,
kendalanya adalah kebijakan (seperti desain kompensasi yang tidak baik untuk
tenaga penjualan) yang menghambat perusahaan untuk menggunakan sumber
daya secara efektif.

b. Teori kendala menekankan pada perbaikan yang terus menerus untuk


mempertahankan kemampuan kompetitif. Tanpa komitmen dan tanggapan positif
dari karyawan, perbaikan yang berkelanjutan tersebut mustahil terlaksana. Karena
pemutusan hubungan kerja dapat merusak moral karyawan, manajer yang
menggunakan teori kendala enggan memberhentikan karyawan.

Dengan alasan-alasan ini, kebanyakan manajer perusahaan yang menerapkan teori


kendala menganggap bahwa tenaga kerja langsung sebagai committed fixed cost,
bukan variabel cost.
7. Dampak Metode Persediaan JIT:
• Perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya penyerapan akan
menghasilkan perhitungan laba bersih yang berbeda apabila jumlah unit yang
diproduksi tidak sama dengan jumlah unit yang terjual

• Laba bersih dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan dapat berubah


dan terkadang berlawanan dengan pergerakan penjualan.

• Bila perusahaan menggunakan metode JIT, masalah ini berkurang. Berubahnya


laba bersih dengan perhitungan biaya penyerapan dan perbedaan laba bersih di
antara kedua metode tersebut disebabkan oleh perubahan unit persedian.

• Dengan JIT, terdapat barang produksi karena adanya pesanan dari pelanggan
dan tujuannya adalah menghilangkan persedian barang jadi dan mengurangi
persedian barang dalam proses.

• Jika persediaannya kecil, perubahan persedian juga akan kecil dan kedua metode
tersebut akan menunjukan perhitungan laba bersih yang sama. Dalam kasus
tersebut, laba bersih dengan metode perhitungan biaya penyerapan akan searah
dengan pergerakan penjualan.
THANK YOU
!

Anda mungkin juga menyukai