5 Throughput Costing
1 Throughput costing yang juga disebut kalkulasi biaya super variabel (super variable costing) karena merupakan
bentuk eksterm dari kalkulasi biaya variabel, adalah metode kalkulasi biaya persediaan di mana hanya biaya bahan
langsung yang disertakan sebagai biaya persediaan. Semua biaya lainnya adalah biaya periode dimana biaya itu terjadi.
Secara khusus, biaya tenaga kerja manufaktur langsung variabel dan biaya overhead manufaktur variabel dianggap
sebagai biaya periode dan dikurangi sebagai beban periode itu. Pendukung throughput costing mengatakan bahwa sistem
ini memberikan lebih sedikit insentif untuk memproduksi guna menumpuk persediaan ketimbang kalkulasi biaya variabel
atau, terutama, kalkulasi biaya absorpsi.
Kalkulasi biaya variabel telah menjadi hal yang kontroversional di antara para akuntan bukan karena perselisihan
tentang kebutuhan untuk menunjukkan batas antara biaya variabel dan biaya tetap bagi perencanaan dan pengendalian
internal, tetapi karena hal itu berkaitan dengan pelaporan eksternal.
BAGIAN DUA: KONSEP KAPASITAS TINGKAT DENOMINATOR DAN ANALISIS KAPASITAS BIAYA
TETAP
Menentukan tingkat kapasitas yang “tepat” adalah salah satu keputusan paling strategis dan sulit yang dihadapi para
manajer. Memiliki terlalu banyak kapasitas untuk berproduksi dibandingkan kapasitas yang dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan berarti mengeluarkan sejumlah biaya untuk kapasitas yang tidak digunakan. Sebaliknya, memiliki kapasitas
yang terlalu sedikit untuk berproduksi berarti bahwa permintaan dari beberapa pelanggan mungkin tidak akan terpenuhi.
Evaluasi Kinerja
Bagaimana pilihan antara utilisasi kapasitas normal, utilisasi kapasitas anggaran induk, dan kapasitas mempengaruhi
bagaimana seorang manajer pemasaran dievaluasi. Penggunaan utilisasi kapasitas normal sebagai referensi untuk menilai
kinerja seorang manajer pemasaran pada saat ini adalah contoh dari penyalahgunaan ukuran jangka panjang untuk tujuan
jangka pendek. Utilitas kapsitas induk, dan bukan utilisasi kapasitas normal atau kapasitas praktis, adalah apa yang harus
digunakan untuk mengevaluasi kinerja seseorang manajer pemasaran pada tahun berjalan. Hal ini disebabkan karena
anggaran induk adalah alat perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang utama.
9 Pelaporan Eksternal
1 Tiga alternative pendekatan yang dapat digunakan untuk menangani varians volume produksi:
1. Pendekatan tarif alokasi yang disesuaikan
2. Pendekatan prorasi
3. Pendekatan penghapusan varians ke harga pokok penjualan
Persyaratan Undang-undang
Undang-undang Jawatan Pajak A.S. menyatakan: “Penggunaan metode biaya standar yang tepat meminta agar
seorang pembayar pajak harus mengalokasikan kembali bagian prorate dari adanya varians overhead bersih negatif atau
positif kepada barang dalam persediaan akhir.”
Estimasi Biaya
Manajer menggunakan estimasi biaya untuk mengukur hubungan berdasarkan data biaya masa lalu dan tingkat
aktivitas yang terkait. Para manajer ingin mengistimasi fungsi perilaku biaya masa lalu terutama karena estimasi tersebut
dapat membantu mereka membuat prediksi atau ramalan biaya yang lebih akurat, tentang biaya mendatang.
Metode Konferensi
Metode konferensi (conference method) mengestimasi fungsi biaya berdasarkan analisis dan opini tentang biaya
serta pemicunya yang dikumpulkan dari berbagai departemen dalam sebuah perusahaan (pembelian, teknik proses,
manufaktur, dll). Metode konferensi mendorong kooperasi antar departemen.
Metode Tinggi-Rendah
Metode paling sederhana dari analisis kuantitatif adalah metode tinggi-rendah (high-low method). Metode ini hanya
menggunakan nilai tertinggi dan terendah yang diamati dari pemicu biaya dalam rentang yang relevan dan biaya masing-
masingnya.
Secara garis besar, ada beberapa permasalahan data yang sering kita temui dan langkah-langkah yang diambil analisis
biaya untuk mengatasi permasalahan ini.
1. Periode waktu untuk mengukur variabel dependen tidak benar-benar cocok dengan periode untuk mengukur
pemicu biaya.
2. Biaya tetap dialoksikan seolah mereka adalah biaya variabel. Bahayanya adalah menganggap biaya-biaya ini
sebagai periode variabel dan ubkan sebagai tetap. Biaya tersebut terlihat menjadi variabel karena metode alokasi
yang digunakan. Jadi, analisis harus teliti membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel dan tidak
memperlakukan biaya tetap yang dialokasikan per unit sebagai biaya variabel.
3. Data bisa tidak tersedia untuk semua pengamatan atau tidak semuanya dapat diandalkan. Kehilangan pengamatan
biaya sering kali muncul karena kegagalan dalam mencatat sebuah biaya atau karena salah menggogolongkan
biaya.
4. Nilai ekstrim observasi terjadi dari kesalahan dalam mencatat biaya-biaya, dari periode yang tidak mewakili,
5. Tidak ada hubungan homogen antara item biaya individual dalam pool biaya variabel dependen dan pemicu
biaya.
6. Hubungan antara pemicu biaya dan biaya tidaklah tetap. Yaitu, proses dasar yang telah menghasilkan pengamaan
tersebut tetap stabil dari waktu ke waktu.
7. Inflasi telah mempengaruhi biaya, pemicu biaya atau keduanya.