Anda di halaman 1dari 11

Variabel costing

"Metode yang hanya membebankan biaya manufaktur variabel kepada produk"

sedangkan

Absorption costing
"Metode yang membebankan seluruh biaya manufaktur baik itu variabel cost maupun fixed cost
ke dalam produk."

Yang dimaksud biaya manufaktur adalah :


"Biaya yang terdiri dari Biaya bahan baku langsung ( direct material ), biaya tenaga kerja
langsung ( direct labour ) dan biaya overhead pabrik ( Factory overhead ).

 Perbedaan atau pengaruh penggunaan pada Variabel Costing atau Absorption Costing
(Full Costing) yaitu :

Jika kita menggunakan metode variabel costing maka biaya tetapnya hanya pada periode
berjalan saja sedangkan jika menggunakan metode absorption costing maka biaya tetap yang
sebelumnya telah mengalami proses pada periode sebelumnya akan diakumulasikan kembali
pada periode berjalan karena pada metode ini beranggapan persediaan awal pada periode
berjalan telah mengalami proses produksi pada periode sebelumnya dan itu harus diperhitungkan
pada periode berjalan.
Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan
mempunyai akibat pada :

1. Perhitungan harga pokok produksi dan


2. Penyajian laporan laba-rugi

 Hubungan antara Variabel Costing dan Absorption Costing (Full Costing) dengan laba
jika kita menggunakan metode variabel dan penjualan lebih besar dari produksi maka laba
akan lebih besar jika kita menggunakan variabel costing begitupun sebaliknya . maka akan
tercipta persamaan sebagai berikut :

1. Penjualan > Produksi --> laba absorption costing > laba variabel costing
2. Penjualan < Produksi --> laba absorption costing < laba variabel costing
3. Penjualan = Produksi --> laba absorption costing= laba variabel costing

 Perhitungan biaya per unit


Absorption Costing Variable Costing
Biaya Produksi Bahan Langsung Bahan langsung
Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik variabel Overhead pabrik vaiabel
Overhead pabrik tetap
Biaya Periodik Beban penjualan dan Overhead pabrik tetap
administrasi Beban penjualan dan
administrasi

 Dengan menggunakan Metode Full Costing,

1. Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas
dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang
sesungguhnya.
2. Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang
sesungguh- nya terjadi.

Catatan :
Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang
dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi. Pembebanan BOP kurang
(underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP
yang sesungguhnya terjadi.

3. Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan
biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga
pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi)
4. Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya samapi saat
produk yang bersangkutan dijual.

 Dengan menggunakan Metode Variable Costing,

1. Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga
pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode
terjadinya.

2. Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada
persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.

3. Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut
diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.

 Manfaat Informasi yang Dihasilkan oleh Metode Variable Costing

Laporan keuangan yang disusun berdasar metode Variable Costing bermanfaat bagi manajemen
untuk :

(1) Perencanaan laba jangka pendek


(2) Pengendalian biaya dan
(3) Pembuatan keputusan.
(1) Perencanaan laba jangka pendek
Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan,
sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
Laporan laba-rugi variable costing menyajikan dua ukuran penting : (1) laba kontribusi dan (2)
operating laverage. Laporan laba rugi yang memisahkan biaya tetap dan variabel,
memungkinkan juga manajemen melakukan analisis hubungan biaya, volume dan laba.

(2) Pengendalian Biaya


Biaya tetap dalam variable costing dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yakni :
discretionary fixed cost dan committed fixed cost.

Discretionary fixed cost merupakan biaya yang berperila- ku tetap karena kebijakan manajemen.
Dalam jangka pendek biaya ini dapat dikendalikan oleh manajemen.

Sedangkan committed fixed cost merupakan biaya yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen
dan organisasis pokok. Dalam jangka pendek biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen.

(3) Pengambilan Keputusan


Pihak manajemen dengan menggunakan metode variable costing dapat menentukan pengambilan
keputusan misal dalam hal pesanan khusus.

1. Perbandingan metode Full Costing dengan Variabel Costing


2. Perhitungan Rugi/Laba menurut metode Variable Costing
3. Pengumpulan biaya dalam metode Variable Costing
4. Manfaat Informasi yang dihasilkan oleh metode Variabel Costing
5. Kelemahan metode Variable Costing
6. Variable Costing dengan metode Harga Pokok Pesanan

1. Hubungan Produksi, Penjualan dan Laba

Analisis biaya, volume dan laba merupakan sebuah teknik atau alat yang digunakan untuk
mempelajari hubungan antara votume, biaya total, pendapatan total dan laba, analisis ini sangat
berguna bagi perencanaan atau perencanaan laba dalam tahun anggaran tertentu.

Analisis hubungan BVL tidak hanya bermanfaat untuk organisasi yang berorientasi pada laba,
tetapi juga dapat digunakan untuk organisasi yang tidak berorientasi pada laba. Organisasi
tersebut perlu memahami bagaimana biaya dapat dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan
untuk membantu organisasi dalam mengendalikan biaya.

Dalam melakukan analsis BVL didasarkan pada suatu asumsi bahwa:

 Semua biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
 Jumlah biaya tetap tidak berubah dalam kisaran tertentu dari data yang dianalisis.
 Biaya variabel berubah seiring dengan perubahan dalam volume produk atau kegiatan
dalam kisaran tertentu dari volume yang dianalisis.
Yakni merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menghitung dampak
perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen
dalam perencanaan laba jangka pendek.

Dengan Analisis Biaya-Volume Laba perusahaan dapat mengambil kebijakan atau langkah-
langkah yang harus diambil dalam rangka untuk mencapai perolehan laba yang diharapkan.

Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba :

1. Volume produk yang dijual, berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa
tersebut.
2. Harga jual produk,atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau
jasa yang bersangkutan.
3. Biaya produksi, adalah biaya yang timbul dari perolehan atau untuk pengolahan suatu
produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

Analisis biaya, volume dan taba dapat digunakan untuk menentukan titik impas dengan beberapa
pendekatan persamaan matematika, pendekatan contribution margin per unit, pendekatan
contribution margin ratio dan pendekatan grafik.

Anggapan yang Mendasari Analisis Titik Impas:

1. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. Biaya tetap
akan selalu konstan dalam kisaran volume yang dipakai dalam perhitungan impas,
sedangkan biaya variabel berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan.
2. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika
dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual atau dengan
memberikan potongan harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan biaya, volume dan
laba.
3. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas produksi
akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan mempengaruhi hubungan biaya-
volume- laba.
4. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku dan tarif
upah menyimpang terlalu jauh dibanding dengan data yang dipakai sebagai dasar
perhitungan impas, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya, volume laba.
5. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
6. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
7. Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.

Break even adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan
jumlah total biayanya, atau besarnya contribution margin sama dengan total biaya tetap, dengan
kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau rugi labanya
sama dengan nol.

Suatu perusahaan dikatakan break even point apabila setelah dibuat perhitungan rugi laba dari
suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan tidak memperoleh laba
tetapi juga tidak mengalami kerugian. Break even point merupakan suatu usaha yang tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan break even
jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya atau apabila laba konstribusi hanya dapat
digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Break even point adalah volume (V) yang jumlah
total pendapatan dengan total biaya dan keuntungan adalah nol.

Berdasarkan devinisi yang telah dikemukakan maka dapalah ditarik suatu kesimpulan bahwa
break even point adalah suatu tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi biaya
operasional, dimana pada titik impas laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol atau
dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian.

Analisis break even adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui pada
volume (jumlah) penjualan dan volume produksi, apakah perusahaan yang bersaing ketat tidak
menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

Untuk mengetahui besarnya tingkat penjualan yang minimum yang harus dilakukan perusahan
agar biaya-biaya yang dikeluarkan dapat dikendalikan dengan tingkat keuntungan atau laba yang
direncanakan dapat dicapai, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana:
FC = Biaya Tetap
P = Harga Jual Per Unit
S = Penjualan
VC = Biaya Variabel Per Unit
1 = Konstanta
π = Laba yang direncanakan

b. BEP (dalam rupiah)

1. Penggunaan Laporan Variabel Costing, untuk:

1. Evaluasi Kinerja Manajemen

Manejemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam
kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan
membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan
(Bacal, 1994).

Bagi individu, manfaat manajemen kinerja antara lain dalam bentuk: memperjelas peran dan
tujuan, mendorong dan mendukung untuk tampil baik, membantu pengembangan kemampuan
dan kinerja, peluang menggunakan waktu secara berkualitas, dasar objektivitas dan kejujuran
untuk mengukur kinerja, dan memformulasi tujuan dan rencana perbaikan cara bekerja dikelola
dan dijalankan.

Menurut Costello (1994) manajemen kinerja mendukung tujuan menyeluruh organisasi dengan
mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja dan manajer pada misi keseluruhan dari unit kerjanya.
Seberapa baik kita mengelola kinerja bawahan akan secara langsung mempengaruhi tidak saja
kinerja masing-masing pekerja secara individu dan unit kerjanya, tetapi juga kinerja seluruh
organisasi.

Apabila pekerja telah memahami tentang apa yang diharapkan dari mereka dan mendapat
dukungan yang diperlukan untuk memberikan kontribusi pada organisasi secara efisien dan
produktif, pemahaman akan tujuan , harga diri dan motivasinya akan meningkat. Dengan
demikian, manajemen kinerja memerlukan kerja sama, saling pengertian dan komunikasi secara
terbuka antara atasan dan bawahan.

Terdapat 10 prinsip dasar manajemen kinerja yang dapat menjadi pondasi yang kuat bagi kinerja
organisasi.

1. Menghargai Kejujuran
2. Memberikan Pelayanan
3. Tanggung jawab
4. Dirasakan seperti bermain
5. Adanya perasaan kasihan
6. Adanya perumusan tujuan
7. Terdapat konsensus dan kerja sama
8. Sifatnya berkelanjutan
9. Terjadi komunikasi dua arah
10. Mendapatkan umpan balik

1. Untuk Pelaporan dan Evaluasi Kinerja Segmen

Pelaporan segmen yang berfungsi sebagai laporan tambahan pada laporan keuangan. Segmen
adalah bagian atau aktivitas suatu organisasi dimana para manajer menginginkan data biaya dan
laba dari organisasi tersebut. Segmen antara lain meliputi divisi organisasi,wilayah pemasaran,
toko perindividual, pusat pelayanan, pabrik manufaktur danlain-lain. Laporan laba rugi
tersegmen ini bermanfaat untuk menganalisis profibilitas usaha dan mengukur kinerja manajer.

Laporan Segmen adalah laporan rugi laba yang menyajikan informasi tentang laporan rugi laba
untuk setiap segmen usaha. Dengan adanya laporan segmen maka akan diketahui bagaimana
kinerja dari masing-masing segmen usaha tersebut. Output dari metode absorption berupa
laporan rugi laba konvensional memberikan informasi untuk penyusunan laporan segmen,
maksudnya laporan rugi laba konventional kita olah lagi dengan menggunakan analisa perilaku
biaya yang menghasilkan laporan segmen.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaporan segmen:

 Digunakan laporan laba rugi dengan format kontribusi, yang membedakan biaya menjadi
komponen biaya variabel dan biaya tetap.

Biaya tetap dibedakan menjadi:

Biaya tetap yang dapat ditelusuri(traceable fixed cost)

Adalah suatu biaya tetap yang terjadi dikarenakan keberadaan segmen tersebut—jika segmen
tersebut tidak pernah ada, biaya tetap tersebut tidak akan pernah terjadi; dan jika segmen tersebut
dihilangkan, biaya tetap tersebut akan menghilang. Contoh-contoh biaya tetap yang dapat
ditelusuri:

 Gaji manajer produk Indomie di Indofood adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri dari
segmen usaha Indomie di PT Indofood Sukses Makmur
 Biaya tetap umum (common fixed cost) Adalah biaya tetap yang mendukung operasi
lebih dari satu segmen, tetapi btidak dapat ditelusuri seluruhnya atau sebagian ke segmen
manapun. Meskipun suatu segmen dihilangkan, tidak akan ada perubahan biaya tetap
umum yang sesungguhnya.

1. Biaya Relevan

Biaya relevan adalah biaya masa memdatang dalam berbagai alternatif untuk mengambil
kepoutusan manajemen. Biaya relevan seriring disebut biaya deferensiasial yaitu biaya yang
berbeda –beda akibat adanya tingkat priduksi yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan
biaya tetap. Kedua jenis biaya hakikatnya sama, yakni berbagai alternatif biaya yang disebabkan
olelh tingkat produksi.

Biaya relevan merupakan hasil pengolahan data historis oleh akuntan intern, oleh ahli yang
lainnya. Ia disebut relevan karena berhubungan erat dengan penaaagambilan keputusan
manajemen. Ia merupakan biaya masa datang karena digunakan untuk menyusun anggaran,
perencanaan laba, dan pengendalian kegiatan yang bertumpu pada priggram jangka pendek dan
jangka panjang.

Mengindentifikasi biaya dan manfaat yang relevan

Hanya biaya yang berbeda secara total di antara yang berbeda secara total di antara yang
berbagai alternatif yang termasuk informasi yang relevan dalam membuat keputusan. Jika biaya
di antara berbagai alternatif sama maka tidak akan memiliki dampak terhadap biaya dan dapat
dia abaikan. Contoh : jika anda memutuskan pergi ke bioskop atau menyewa video tape.
Biasanya biaya yang dilakukan pada keputusan ini di sebut biaya terhindar (avaoidable cost).
Avoidble cost adalah biaya yang dapat dihilangkan baik seluruhnya ataupun sebagian dengan
memilih salah datu alternatif yang ada. Dan biaya avoidable adalah biaya relevan.
Ada dua kategori biaya yang tidak pernah relevan dalam pembuattan keputusan. Biaya tidak
relevan tersebut adalah:

Sunk cost

Sunk cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat di hindari dari apapun keputusan yang
dibuat manajer. Sunk cost akan selalu sama, tidak memiliki pengaruh terhadap berbagai alternatif
yang di pertimbangkan, biay tersebut selalu tidak relevan dan sebaiknya diabaikan. Sedangkan
future cost yang berbeda diantara alternatif yang tersedia adalahl biaya relevan.

Dalam akuntansi manajerial, istilah biaya terhindar (avoidable cost),biaya diferensial (diferential
cost), incremental cost, dan biaya relevan selalu digunakan secara bergantian.

Penambahan dan pengurangan lini produk dan segmen lain

Keputusan akan menambah atau mengurangi lini produk atau segmen perusahaan menjadi
bagian sulit yang harus dihadapi oleh manajer. Dalam keputusan seperti itu, beberapa faktor
kuantitatif dan kualitatif harus dipertimbangkan. Pada akhirnya,keputusan final untuk menambah
atau mengurangi segmen perusahaan terutama akan bergantung pada dampak keputusan tersebut
pada laba bersih opoerasi. Untuk menaksir dampak ini, sangant perlu untuk mrmbuat analisis
secara hati – hati terhadap biayaapa saja yang digunakan.

1. Metode Pengambilan Keputusan

Yang dimaksud dengan keputusan (decision) adalah berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari
dua atau lebih kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada
perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata
karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk
mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih
melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses
yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena
terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan
bijaksana.

Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode
yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah
organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat
sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat (Brinckloe,1977). Dengan kata lain, keputusan
mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan (Hill,1979).

Pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua pengertian yaitu (1) penetapan tujuan
yang merupakan terjemahan cita-cita, aspirasi dan (2) pencapaian tujuan melalui
implementasinya (Inbar,1979). Ringkasnya keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui
pelaksanaan dan ini semua berintikan pada hubungan kemanusiaan. Untuk suksesnya
pengambilan keputusan itu maka sepuluh hukum hubungan kemanusiaan (Siagian,1988)
hendaknya menjadi acuan dari setiap pengambilan keputusan.

A. Proses Pengambilan Keputusan

Ada dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi
(Brinckloe,1977) yaitu :

(1) Optimasi. Di sini seorang eksekutif yang penuh keyakinan berusaha menyusun alternatif-
alternatif, memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif itu terhadap tujuan organisasi.
Sesudah itu memperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam kejadian ke depan,
mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian itu terhadap alternatif-alternatif yang telah
dirumuskan dan kemudian menyusun urut-urutannya secara sistematis sesuai dengan prioritas
lalu dibuat keputusan. Keputusan yang dibuat dianggap optimal karena setidaknya telah
memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan keputusan tersebut.

(2) Satisficing. Seorang eksekutif cukup menempuh suatu penyelesaian yang berasal
memuaskan ketimbang mengejar penyelesaian yang terbaik. Model satisficing dikembangkan
oleh Simon (Simon,1982; roach, 1979) karena adanya pengakuan terhadap rasionalitas terbatas
(bounded rationality). Rasionalitas terbatas adalah batas-batas pemikiran yang memaksa orang
membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi. Pemikiran itu terbatas karena pikiran
manusia tidak megolakan dan memiliki kemampuan untuk memisahkan informasi yang
tertumpuk.

1. Jenis-Jenis Keputusan Khusus:

1. Keputusan membuat atau membeli dari supplier luar

Keputusan untuk memproduksi sendiri komponen fabrikasi secara internal atau membeli dari
supplier disebut keputusan untuk membuat atau membeli (make or buy decision). Pada dasarnya,
keputusan yang berkaitan dengan integrasi vertikal adalah keputusan untuk membuat atau
membeli karena perusahaan memutuskan untuk memenuhi kebutuhannya dengan memproduksi
sendiri atau membeli dari luar.

Aspek strategis keputusan membuat atau membeli

Dalam mengambil keputusan mebuat atau membeli para manajer harus cermat dalam melakukan
langkah – langkah bisnisyang akan mepuanyai dampak besar bagi perusahaan mereka, maka
dari para manajer mempunyai rencana strategis ,misalkan dengan cara integrasi, sebab cara ini
dapat menguntungkan perusahaan dengan cara mengurangi ketergantungan pada pemasok dan
dan perusahaan dapat merancang alur komponen dengan baik dibandingkan dengan
pererusahaan yang tidak melakukan integrasi.

2. Menerima atau menolak pesanan penjualan khusus:

Ada kalanya perusahaan memperoleh pesanan penjualan dengan harga khusus (misalnya, harga
lebih rendah dari harga jual normal) Untuk mengambil keputusan menerima atau menolak
pesanan khusus tersebut, manajemen harus mempertimbangkan pendapatan diferensial dan
biaya diferensial Jika perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh, maka pengerjaan pesanan
khusus tersebut akan menyebabkan kenaikan biaya produksi yang bersifat tetap dan variabel.

Dengan demikian, biaya produksi tetap dan variabel merupakan biaya diferensial yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif. Jika operasi perusahaan masih berada di bawah
kapasitas penuh, dan memungkinkan pengerjaan pesanan khusus tersebut tanpa menambah
kapasitas pabrik, maka dalam hal ini biaya produksi yg bersifat variabel merupakan biaya
diferensial. Jika pengerjaan pesanan khusus tsb mengakibatkan kenaikan biaya usaha, selain
biaya produksi yang berubah, biaya usaha tsb juga merupakan biaya diferensial yang harus
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan

Yang harus diperhatikan :

 Manajemen harus memperhatikan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan


tersebut.
 Biaya produksi yang bersifat tetap dan biaya usaha merupakan biaya yang tidak berubah
dalam pemilihan alternatif tersebut, sehingga biaya tersebut tidak perlu diperhatikan.
 Hasil penjualan dan biaya produksi yang bersifat variabel merupakan informasi yang
relevan, karena jumlahnya akan berbeda dalam pemilihan alternatif tersebut.
 Keputusan Bauran Produk (Product Mix)

Bauran produk (disebut juga variasi produk) merupakan satu set produk dan unit produk yang
ditawarkan penjual bagi pembeli

Misalnya bauran produk Sony terdiri dari : produk audio, produk video, produk komputer,
produk game, produk software (musik/film)

Bauran produk memiliki lebar, panjang, kedalaman dan konsistensinya.


Lini Produk menunjukkan berapa banyak lini produk perusahaan

Panjang bauran produk menunjukkan jumlah unit produk dalam bauran produknya.

Kedalaman bauran produk menunjukkan jumlah variasi yang ditawarkan tiap produk dalam
lini.

Konsistensi bauran produk menunjukkan berapa dekat hubungan lini produk dalam
penggunaan akhirnya, persyaratan produksi, saluran distribusi atau hal lainnya.

Anda mungkin juga menyukai