NIM : 5211201109
Kelas : C
Tugas Pertemuan ke 3
1. Jelaskan apa urgensinya mengapa dalam praktik akuntansi sector public perlu adanya
kerangka konseptual akuntansi !
Jawab :
Membangun serta menghubungkan antara badan pembuat konsep dan tujuan.
Dengan adanya kerangka kerja konseptual, diharapkan dapat dilakukan pembangunan
serta komunikasi dari badan yang membuat konsep dan tujuannya, sehingga terjadi
kesamaan konsep atau pemikiran dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Penyediaan kerangka kerja yang berperan dalam pemecahan masalahmasalah
yang praktis baru dan yang muncul. Kerangka kerja konseptual juga dbutuhkan untuk
menyediakan suatu kerangka yang selanjutnya dapat dijadikan pemecahan masalah-
masalah baru yang muncul. Dengan adanya kerangka, otomatis pengerjaan
pemecahan masalah, terutama masalah-masalah baru menjadi lebih mudah karena
langsung tertuju ke pemecahannya.
Berperan dalam peningkatan pemahaman serta keyakinan dari pengguna
laporan keuangan mengenai pelaporan keuangan itu sendiri. Kerangka kerja
konseptual juga diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan keyakinan
pemakai laporan keuangan yang telah dibuat oleh suatu perusahaan. Jika diibaratkan
sebuah bangunan, apabila tidak menggunakan kerangka tentulah akan roboh, dan
apabila menggunakan kerangka maka bagunannya akan kuat. Begitupun dengan ini,
laporan keuangan yang dibuat dengan menggunakan kerangka kerja konseptual akan
lebh mudah dipahami dan keyakinan pemakai laporan keuangan pun akan meningkat.
Menaikkan komparabilitas laporan keuangan antarperusahaan dengan
sendirinya, komparabilitas laporan keuangan antarperusahaan pun akan meningkat
dengan adanya kerangka kerja konseptual.
2. Untuk apa masyarakat perlu informasi laporan keuangan yang dibuat oleh pemerintah
?
Jawab :
Sebagai sarana informasi, laporan keuangan pemerintah berguna untuk menentukan
dan memprediksi kondisi kesehatan keuangan pemerintah, menentukan dan
memprediksi kondisi ekonomi pemerintah dan perubahan perubahan yang telah dan
akan terjadi, memonitor kinerja, dan kesesuaian dengan peraturan perundang-
undangan.
Pemeriksa BPK menjelaskan aset tetap yang memiliki manfaat lebih dari 12
bulan. bila kita yakin bila barang itu ada maka kita tetap harus mencatat. Untuk
substansinya kita harus memperhatikan keberadaan selain itu kita harus melihat
threshold kapitalisasi terkadang ada aset yang masuk seharusnya barang habis pakai.
aset tetap seharusnya disajikan berdasarkan substansi namun selama ini masih
mengakomodir aspek formal contohnya atas pencatatan aset aset yang telah tidak ada
karena belum memiliki SK penghapusan sehingga masih tetap dicatat pada laporan
keuangan atas hal tersebut harusnya diungkapkan pada CaLK. selama ini kita melihat
dari substansi dari aset itu sendiri. Kita melihat apakah atas aset itu sendiri bentuknya
ada atau tidak. Bila aset terebut tidak ada atau telah rusak berat maka seharusnya
disarankan untuk dilakukan penghapusan. Untuk aset yang belum sertifikat maka
disarankan untuk dilakukan proses sertifikat.
Aset tetap sesuai pengertiannya aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan,
dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Dalam hal
terdapat asset-aset dalam kondisi rusak berat atau hilang maka secara substansi aset
tersebut bukan bagian dari aset tetap karena tidak dapat digunakan lagi oleh
pemerintah. Aset tetap yang rusak berat dan hilang harus di koreksi dari aset tetap
pada laporan keuangan menjadi bagian dari aset lainnya. Penghapusan aset tetap harus
sesuai peraturan perundang-undangan sehingga apabila aset tetap yang akan dihapus
dipindahkan terlebih dahulu ke aset lainnya agar sesuai dengan prosedur penghapusan
yang akan dilakukan. Pada Catatan atas laporan keuangan dapat ditambahkan
penjelasan atas aset tetap yang rusak berat, hilang, akan diserahkan pada pihak lain
atau dokumen kepemilikannya belum lengkap.
5. Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap sebagai sarana menyajikan secara
wajar posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
organisasi publik. Kerangka konseptual ini tidak menangani secara langsung
konsep tersebut dan juga penerapan karakteristik kualitatif pokok. Selain itu,
standar akuntansi keuangan sektor publik juga memberikan panduan tentang
batasan laporan keuangan yang dianggap wajar.