Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENOLAKAN PERPU CIPTA KERJA

OLEH:
Adv. SYAIFULLAH,S.H.,M.H

Disusun Oleh:
ADITYA RAMADHAN (221011401736)
BISMI MUZAKIR (221011401132)
FAJAR SATRIADI (221011401917)
FARHAN YORAH P (221011402365)
FARIZ RAMADHANI (221011401130)
NADYA SADINI (221011401764)

SEMESTER : GENAP 2022/2023


KELAS : 02TPLP030
RUANG : V.214

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TAHUN 2022/2023
JL. Raya Puspitek No.45, Buaran, Serpong, Kota Tanggerang Selatan Banten,
Indonesia 15310, (021) 7412
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya kami penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Adv.
SYAIFULLAH,S.H.,M.H sebagai dosen pengampu mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam menyusun makalah ini.
Kami penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pamulang, 7 Maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pengertian Perpu Cipta Kerja..................................................... 3
B. Latar Belakang Terbitnya Perpu Cipta Kerja........................... 3
C. Pasal Pasal yang Ditolak.............................................................. 5
D. Keuntungan Dari Perpu dan Manfaatnya Untuk Masyarakat 6
E. Kontroversi UU Cipta Kerja bagi Buruh dan Karyawan......... 7
BAB III PENUTUP...................................................................................... 13
A. Kesimpulan.................................................................................... 13
B. Saran.............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Presiden Joko Widodo dalam pidato pelantikannya pada 20 Oktober 2019,


menyampaikan rencananya mengenai perumusan omnibus law bersama DPR.
Ia menyebutkan ada dua undang-undang yang akan tercakup di dalamnya,
yaitu UU Cipta Lapangan Kerja dan UU Pemberdayaan UMKM. Pada
Februari 2020, pemerintah Indonesia mengajukan undang-undang sapu jagat
ke DPR dengan target musyawarah yang selesai dalam tempo 100 hari. Versi
draf RUU dikritik oleh elemen media Indonesia, kelompok hak asasi manusia,
serikat pekerja, dan organisasi lingkungan hidup karena mendukung oligarki
dan membatasi hak-hak sipil rakyat. Di lain pihak, Kamar Dagang dan
Industri Indonesia mendukung RUU ini.

Setelah revisi yang dilakukan terhadap beberapa pasal, RUU Cipta Kerja
disahkan DPR pada Senin, 5 Oktober 2020, tiga hari lebih cepat dari tanggal
pengesahan yang dijadwalkan. Pengesahan RUU juga dilakukan sebelum hari
unjuk rasa selanjutnya yang telah direncanakan oleh serikat pekerja. Beberapa
jam sebelum disahkan, 35 perusahaan investasi mengirim surat yang
memperingatkan pemerintah tentang konsekuensi berbahaya dari RUU
tersebut bagi lingkungan.

Pengesahan RUU Cipta Kerja didukung oleh tujuh partai yaitu Partai


Demokrasi Indonesia Perjuangan, Golkar, Gerindra, Partai NasDem, Partai
Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan
Pembangunan sementara dua partai yang menolak adalah Partai
Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa alasan perpu cipta kerja ditolak?
2. Apa keuntungan dari perpu dan manfaatnya untuk masyarakat?
3. Apa saja pasal-pasal perpu cipta kerja yang dianggap bermasalah?

1
2

C. Tujuan penulisan
4. Mengetahui alasan dari penolakan perpu cipta kerja.
5. Mengetahui keuntungan dan manfaat dari perpu untuk masyarakat.
6. Mengetahui pasal-pasal yang dianggap bermasalah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perpu Cipta Kerja


Perpu Cipta Kerja merupakan bentuk penyempurnaan UU Cipta
Kerja melalui mekanisme partisipasi publik. Tujuannya untuk
menciptakan lapangan kerja dengan meningkatkan kemudahan dan
kepastian berusaha, pertumbuhan investasi, serta perlindungan dan
pemberdayaan bagi pelaku UMKM di tengah ketidakpastian ekonomi
global

B. Latar Belakang Terbitnya Perppu Cipta Kerja


Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan
Sosial (PHI & Jamsos) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Indah
Anggoro Putri, mengungkapkan latar belakang diterbitkannya Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Cipta Kerja, yakni karena
perlu respon segera untuk mengantisipasi dampak dinamika global melalui
pembuatan standar kebijakan.

Diterbitkannya Perppu Cipta Kerja dilatarbelakangi oleh beberapa hal atau


kondisi, yang jelas adalah bagaimana respon terhadap dinamika Global
yang terjadi saat ini dan yang akan datang.

Selain itu, latar belakang lainnya yaitu dalam rangka melaksanakan


putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 91/PUU-XVIII/2020, di
mana berdasarkan Putusan tersebut perlu dilakukan perbaikan melalui
penggantian UU.

"Saat ini, Kemnaker tengah memproses revisi dari peraturan pemerintah


(PP) yang akan mengatur aturan teknis dari Perppu Cipta Kerja itu," kata
Indah dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Jumat (6/1/2023).
Indah menuturkan, terbitnya Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta
Kerja memiliki konsekuensi direvisinya sejumlah PP, yang merupakan
turunan dari Undang-Undang Cipta Kerja.

3
4

Beberapa langkah yang akan dilakukan untuk melakukan revisi tersebut,


dimulai dari internal Kemnaker membahas perubahan substansi dari PP
yang terdampak.

Setelah itu, hasil pembahasan revisi akan dibawa ke LKS Tripartit


Nasional yang terdiri dari perwakilan pemerintah, pekerja dan pengusaha
untuk mendapatkan masukan serta saran.

Terkait target revisi itu kapan akan selesai dilakukan, Putri mengaku
sesuai arahan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah agar
diselesaikan secepatnya.

Beberapa aturan itu, termasuk PP Nomor 35 Tahun 2021 tentang


Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu
Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja serta PP Nomor 36 Tahun 2021
tentang Pengupahan.
5

C. Pasal Pasal Yang Ditolak

1) Tenaga Alih Daya (Pasal 64)


Pasar tenaga kerja dinilai bakal semakin fleksibel dengan
ditegaskannya ketentuan mengenai tenaga alih daya alias
outsourcing. Serikat buruh khawatir penggunaan tenaga alih daya
akan diperbolehkan dalam segala jenis pekerjaan lantaran
batasannya baru akan ditetapkan melalui peraturan pemerintah.

2) Cuti Panjang Tidak Lagi Wajib (Pasal 79 dan Pasal 84)


Pemberian cuti panjang tidak lagi menjadi kewajiban
perusahaan, melainkan opsional. Aturan tersebut terdapat dalam
Pasal 79 UU Cipta Kerja dan Perpu Cipta Kerja yang menyebutkan
cuti dan waktu istirahat yang wajib diberikan pengusaha hanya cuti
tahunan, istirahat antar-jam kerja, dan libur mingguan. Sementara
itu, istirahat panjang menjadi pilihan perusahaan.
6

3) Upah Minimum (Pasal 88C, 88D, dan 88F)


Munculnya klausul “indeks tertentu” pada Pasal 88D ayat 2
Perpu Cipta Kerja yang dinilai semakin memuluskan upah murah.
Ada pula pasal baru, yakni Pasal 88F, yang membolehkan
pemerintah menetapkan formula upah minimum berbeda dari yang
sudah diatur UU Cipta Kerja sebelumnya ataupun Perpu Cipta
Kerja dalam keadaan tertentu.

D. Kontroversi UU Cipta Kerja bagi Buruh dan Karyawan


Sebelum UU Ciptaker disahkan oleh dewan perwakilan rakyat,
banyak pro dan kontra yang muncul di kalangan masyarakat.

Tak sedikit buruh yang merasa dirugikan dengan isi pasal-pasal tersebut.
Misalnya, pada pasal di UU Cipta Kerja terbaru yang membahas kontrak
kerja tidak ada durasi yang jelas berapa lama PKWT berlaku.

Perusahaan nakal bisa saja memperpanjang kontrak PKWT terus-menerus


untuk mendapatkan tenaga kerja murah dan tidak perlu menyiapkan
tunjangan maupun kompensasi lainnya, berbeda dengan pekerja PKWTT.

Jika belum dihilangkan, maka pasal 169 yang menjelaskan tentang hak
pekerja membuat permohonan atas tindakan tidak menyenangkan
perusahaan juga kontroversial.

Pasalnya, pasal tersebut menerangkan, jika perusahaan tidak terbukti


melakukan pelanggaran atau tindakan tidak menyenangkan seperti yang
pekerja laporkan, maka Anda tidak bisa mendapatkan hak contohnya uang
ganti rugi.
7

Pasal lainnya yaitu hak libur dan cuti yang dinilai lebih singkat daripada
Undang-Undang Ketenagakerjaan. Sebagai karyawan yang bekerja pada
perusahaan orang lain, penting memahami UU Ciptaker dan
Ketenagakerjaan agar Anda mengetahui kewajiban dan hak-hak yang
didapat sebagai pekerja.

Dengan begitu perusahaan tidak dapat melakukan kecurangan dan


tindakan merugikan. Kesejahteraan pun mudah didapat apabila Anda
memahami apa yang menjadi hak Anda.

E. Keuntungan Dari Perpu Dan Manfaatnya Untuk Rakyat


1) Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Airlangga menuturkan tujuan UU Cipta Kerja sesuai
bingkai pasal 4 dan pasal 18 undang-undang Dasar 1945 terkait
dengan perlindungan dan kepastian hak bagi pekerja buruh

"Dengan undang-undang ini kehadiran negara hadir dalam bentuk


hubungan industrial Pancasila yang mengutamakan hubungan
triparted antara pemerintah pekerja dengan di keluarkannya
jaminan JKP atau jaminan kehilangan pekerjaan," tegas Airlangga
di dalam rapat paripurna DPR, Senin (5/10/2020).

Menurutnya, program jaminan kehilangan pekerjaan yang berikan


manfaat cash benefit, dan pelatihan untuk upgrading atau
reskilling, serta akses informasi ke pasar tenaga kerja.

Dia mengatakan JKP akan dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan,


dimana modal awalnya akan diberikan oleh pemerintah

"Negara hadir untuk kepastian pemberian pesangon dengan


program Jaminan Kehilangan Pekerjaan yang akan dikelola BPJS
Ketenagakerjaan," ujarnya
8

Dia menambahkan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)


tidak mengurangi manfaat JKK, JKm, JHT, dan JP serta tidak
menambah beban iuran dari pekerja atau pengusaha.

2) Dukungan UMKM
UU Cipta Kerja juga diklaim aka memudahkan pelaku
usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam
mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan mendirikan
Perseroan Terbuka (PT) perseorangan.

Selain itu, UU ini memberikan kemudahan dengan persyaratan dan


biaya terjangkau sehingga terdapat kepastian legalisasi bagi pelaku
UMKM untuk pendirian PT tersebut.

"Ada kemudahan berusaha bagi orang-orang yang dengan PT


berarti akses perbankannya jelas. Selama ini kan orang sulit
memulai usaha kalau dia tidak berbadan hukum," kata Menteri
Hukum dan Ham Yasonna Laoly Yasonna.

Hal ini dipertegas oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki
memastikan kehadiran Undang-undang Cipta Kerja berdampak
positif terhadap perkembangan UMKM.

Menurutnya, UMKM menjadi tombak pertumbuhan ekonomi


Indonesia. Pasalnya, 99 persen pelaku usaha di Tanah Air
merupakan UMKM dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 97
persen.

“Dengan UU Cipta Kerja, maka nanti kemampuan UMKM


menyerap lapangan kerja akan semakin besar. Bagi kami ini sangat
positif,” katanya dalam konferensi virtual, Rabu (7/10/2020).
9

Selama ini, dia menyebutkan perizinan UMKM disamakan dengan


usaha besar sehingga pemerintah mempermudah perizinan melalui
online single submission (OSS).

“Kemitraan juga kita dorong, pengalaman di dalam negara dan


banyak negara, UMKM yang tumbuh besar adalah UMKM yang
bermitra dengan usaha besar, terintegrasi sistemnya dengan
industri besar,” tekannya.

Tak hanya dengan industri besar, Teten mengemukakan kemitraan


pemerintah juga didorong untuk bisa mengakomodasi
pengembangan bisnis UMKM, misalnya di rest area, bandara,
terminal dan tempat umum lainnya.

UU Cipta Kerja juga menawarkan kemudahan dalam pendirian


koperasi dengan menetapkan minimal jumlah pendirian hanya oleh
9 orang, dari sebelumnya yang berjumlah 20 orang

3) Cuti Haid dan Cuti Hamil Tetap Ada


Airlangga juga menegaskan hak-hak pekerja tetap ada
dalam Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja, meski tidak
dicantumkan.
Dia mengungkapkan cuti melahirkan dan cuti haid tetap sesuai
dengan aturan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

"Mengenai isu hak cuti haid dan cuti melahirkan dihapus, kami
tegaskan bahwa pengusaha wajib memberikan cuti dan waktu
istirahat. Waktu ibadah, cuti haid, cuti melahirkan, waktu
menyusui, kami tegaskan tidak dihapus dan tetap sesuai UU lama,"
tegas Airlangga, Rabu (8/10/2020).
10

4) Keberadaan Bank Tanah


Omnibus Law Cipta Kerja memungkinkan pemerintah
membentuk bank tanah. Dalam belid tersebut, lembaga itu
merupakan badan khusus yang mengelola tanah.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara


(ATR/BPN). Sofyan Djalil mengatakan bahwa istilah ini banyak
yang masih belum paham meski dikenal dalam dunia properti dan
pertanian. Bank tanah juga merupakan standar dan berlaku di dunia
internasional.

Tugas bank tanah seperti bank lainnya yaitu fungsi intermediary


(perantara). Pemerintah mengumpulkan tanah, kemudian
membagikannya dengan pengaturan yang ketat

“Bank ini mungkinkan negara memberikan tanah untuk rumah


rakyat di perkotaan dengan sangat murah bahkan gratis,” katanya
dalam konferensi virtual, Rabu (7/10/2020).

Sofyan lalu menggambarkan pola kerja bank tanah. Lembaga itu


menata tanah yang terlantar kemudian mendistribusikan kembali
kepada rakyat.

Tujuannya untuk memberikan hak memiliki tempat tinggal kepada


masyarakat. Alasannya selama ini mereka yang tidak mampu
memiliki tempat tinggal yang semakin jauh dari kota.

“Maka bank tanah itu dimasukkan supaya negara punya tanah dan
bisa digunakan dengan mekanisme otority yang dimimiliki oleh
Kementerian ATR sehingga harusnya yang kurang beruntung bisa
tinggal di pusat kota,” jelasnya.
11

Selain itu dengan adanya bank tanah bisa membangun banyak


tanah. Selama ini hutan kota tidak ada karena tidak memiliki lahan.

5) Banjir Investasi dan Lapangan Kerja


Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Bahlil Lahadalia menyebut 153 investor akan masuk pasca
pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker).

Bahlil mengatakan bahwa masuknya rencana investasi tersebut


merupakan kabar baik karena akan membuka pasar kerja baru bagi
jutaan masyarakat yang membutuhkan pekerjaan.

"Jadi enggak benar kalau hanya menguntungkan pengusaha, 153


perusahaan otomatis akan masuk ke Indonesia," kata Bahlil, Rabu
(7/10/2020).

Bahlil juga menegaskan bahwa priroritas pemerintah adalah tenaga


kerja lokal. Tenaga kerja asing hanya dibutuhkan untuk pekerjaan
di level-level tertentu atau posisi yang membutuhkan keahlian
khusus.

Dengan potensi tersebut, lanjut Bahlil, potensi investasi pada tahun


2021 akan jauh lebih baik dibandingkan tahun 2020. Selain itu,
pengesahan UU Ciptaker ini juga akan memperbaiki peringkat
kemudahan berusaha Indonesia yang saat ini masih rendah. "Jadi
potensi [investasi] nanti akan lebih baik," tegasnya.

6) Pembangunan Rumah MBR


Airlangga juga memaparkan UU Cipta Kerja juga akan
mendorong pembentukan Badan Percepatan Penyelenggaraan
Perumahan untuk mengebut penyediaan perumahan bagi
masyarakat, khususnya rumah MBR.
12

Ketentuan soal MBR ini tertuang dalam Bab IX A yang disisipkan


di antara Bab IX dan Bab X, sementara pembentukan badan khusus
tersebut diatur dalam Pasal 117A dan Pasal 117 B.

Pasal 117 A ayat 1 menyebut bahwa Pemerintah Pusat membentuk


BP3 untuk mewujudkan penyediaan rumah umum yang layak dan
terjangkau bagi MBR. Berikutnya, Pasal 117 A ayat 2
menjelaskan, pembentukan BP3 perumahan sebagaimana
disebutkan pada ayat 1 bertujuan untuk mempercepat penyediaan
rumah umum dan menjamin bahwa rumah umum hanya dimiliki
dan dihuni oleh MBR.

Di sisi lain, Airlangga menuturkan percepatan rumah bagi MBR ini


dapat menekan backlog perumahan. "Backlog perumahan
masyarakat dalam UU [Cipta Kerja] ini akan dipercepat. Akan
diperbanyak pembangunan rumah masyarakat berpenghasilan
rendah," kata Airlangga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu tujuan perpus cipta kerja adalah memperluas cakupan tenaga kerja
dan memperkompleks pasal pasal yang bertabrakan tetapi dibalik itu banyk
pasal pasal yang dinilai kontrovesial dikarenakan dianggap merugikan
beberapa kalangan diantaranya karyawan, buruh, dan nelayan tetapi
didalamnya juga terdapat pasal pasal yang bermanfaat bagi masyarakat

B. Saran
Terhadap pertentangan yang telah terjadi diharapkan pemerintah agar lebir
terbuka dalam bentuk bentuk perubahan yang kunjung terjadi terhadap negara
dikarenakan perubahan perubahan tersebut harus diaplikasikan terhadap
kepada masyarakat secara langsung dan dipaksakan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://grafis.tempo.co/read/3199/pasal-pasal-yang-merugikan-buruh-dalam-
perpu-cipta-kerja

https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial-budaya/700433/kata-kemnaker-
ini-latar-belakang-terbitnya-perppu-cipta-kerja

https://grafis.tempo.co/read/3199/pasal-pasal-yang-merugikan-buruh-dalam-
perpu-cipta-kerja

https://ekonomi.bisnis.com/read/20201008/9/1302431/ini-7-manfaat-uu-cipta-
kerja-untuk-rakyat-indonesia-versi-pemerintah

Anda mungkin juga menyukai