Anda di halaman 1dari 3

Asa Cahya Prastiwi (2017040213)

Regananda Intan Putri. S (20170430284)


Ekonomi SDM Kelas F

Jelaskan mengenai omnibus law dibagian ketenagakerjaan!


Menurut Audrey O Brien (2009), Omnibus Law adalah suatu rancangan undang-
undang yang mencakup lebih dari satu aspek, yang kemudian digabung menjadi satu
undang-undang.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang melakukan penyusunan omnibus law yang
memiliki tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam
penyusunannya terdapat tiga hal yang menjadi sasaran utama pemerintah, yaitu undang-
undang perpajakan, cipta lapangan kerja, dan pemberdayaan UMKM. Pemerintah
menganggap bahwa diperlukannya omnibus law ini karena aturan yang sebelumnya
dianggap terlalu menghambat kedatangan investor yang dapat meningkatkan lapangan
pekerjaan. Tetapi sayangnya, tidak banyak yang setuju terhadap disusunnya omnibus
law ini. Hal ini karena, mereka para pekerja atau buruh merasa bahwa omnibus law ini
hanya menguntungkan pihak-pihak elite saja, yaitu pemerintah dan perusahaan
investor. Para pekerja dan buruh merasa dirugikan karena hak-haknya yang sebelumnya
tertuang didalam undang-undang diubah, dibatasi, bahkan dihilangkan.
Menurut Konferensi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), ada enam alasan mengapa
ribuan buruh menolak adanya RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, penolakan
tersebut karena: pertama, menghilangkan upah minimum. Dalam RUU Omnibus Law
pemerintah akan menerapkan sistem upah per jam. Kedua, mengurangi nilai pesangon.
Dalam RUU Omnibus Law pesangon digantikan dengan istilah tunjangan PHK yang
bersarnya hanya mencapai enam bulan upah, padahal dalam UU No 13 Tahun 2003
nilai pesangon sudah diatur sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu dengan
minimum pesangon sembilan bulan upah. Ketiga, fleksibilitas pasar kerja dengan
dibebaskannya outsourcing sehingga tidak ada kepastian kerja dan pengangkatan
karyawa tetap terhadap buruh. Keempat, potensi terbukanya lapangan kerja bagi tenaga
kerja asing yang bahkan tidak memiliki skiil. Hal tersebut tentu akan mengancam
pekerja lokal, karena pekerjaan yang semestinya dapat diisi oleh mereka dapat
ditempati oleh TKA. Kelima, dihilangkannya jaminan sosial. Padahal adanya jaminan
sosial atau kesehatan bagi pekerja sangatlah penting untuk menjamin keselamatan dan
kesejahteraan para pekerja. Keenam, menghilangnya sanksi pidana bagi pengusaha,
sehingga pengusaha yang memiliki kemungkinan tidak memberikan hak-hak buruh
tidak akan mendapatkan sanksi atas hal tersebut.
Source:
https://m.wartaekonomi.co.id/berita260634/apa-itu-omnibus-law;
https://www.google.co.id/amp/s/www.voaindonesia.com/amp/5252435.html;
https://mojok.co/nil/ulasan/pojokan/a-z-omnibus-law-paduan-memahami-omnibus-
law/; https://www.matamatapolitik.com/pro-kontra-omnibus-law-infografik/.

Pro Kontra Omnibus Law Ketenagakerjaan:


Pro:
Sebenarnya adanya omnibus law khususnya di sektor keuangan menjadi trigger
dan memiliki sisi positif eksternalitis. Momentum omnibus law menjadi penting karena
draf RUU amandemen Pasar Modal, RUU Perbankan, RUU Bank Indonesia dan RUU
Dana Pensiun yang sudah masuk daftar panjang Prolegnas 2014-2019 tidak pernah
terlaksana. Omnibus law dapat dipertimbangkan sebagai trigger pembuka peta jalan
bagi revisi UU tersebut dan harmonisasi sejumlah aturan keuangan dan investasi.
Wacana adanya omnibus law menyebabkan investor merasakan ada upaya Indonesia
melakukan serangkai perubahan ke arah lebih baik. Selain itu, omnibus law ini juga
mampu menyederhanakan regulasi yang berbelit-belit.

Kontra:
Sebagian pengamat merasakan bahwa wacana omnibus law bukan berasal dari
kepentingan nasional, melainkan berasal dari kepentingan luar negeri. Hal ini
didasarkan pada konsep omnibus law eksis di negara dengan sistem common law
seperti di Amerika Serikat, Canada, Australia, dan Irlandia. Legislasi omnibus law
biasa digunakan dalam kongres AS untuk mengelompokkan anggaran semua
departemen dalam satu tahun dalam pengeluaran aturan omnibus. Misalnya, UU
konsolidasi Anggaran omnibus 1993 yang dirancang untuk membantu mengurangi
defisit federal oleh sekitar $ 496 miliar selama lima tahun melalui restrukturisasi kode
pajak. Karena naturalnya proses omnibus law itu cepat, maka saat penyusunan omnibus
law dapat dicurigai tersusupi dengan konflik kepentingan di sini orang akan
menganggap omnibus law adalah praktik anti demokrasi yang memelihara praktik rent
seeking (korupsi kebijakan). Omnibus Law ini ditolak oleh kalangan buruh, alasannya
antara lain:
1. Hilangnya ketentuan upah minimum di kabupaten/kota. Berdasarkan RUU Cipta
Kerja (sebelumnya Cipta Lapangan Kerja), pasal 88C ayat (2) hanya mengatur Upah
Minimum Provinsi (UMP). Sedangkan, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun
2015, penetapan upah dilakukan di provinsi serta Kabupaten/Kota. Di dalam
omnibus law memang masih ada upah minimum melalui UMP. Tapi itu tidak
dibutuhkan oleh buruh kecuali di DKI Jakarta, Yogyakarta.
2. Masalah aturan pesangon yang kualitasnya dianggap menurun dan tanpa kepastian.
Nilai pesangon bagi pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) turun
karena pemerintah menganggap aturan yang lama tidak implementatif. Sebelumnya
aturan mengenai pesangon ada di UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Omnibus Law akan membuat penggunaan tenaga alih daya semakin bebas.
Sebelumnya, dalam aturan UU tentang Ketenagakerjaan penggunaan outsourcing
dibatasi dan hanya untuk tenaga kerja di luar usaha pokok (core business). 
4. Sanksi pidana bagi perusahaan yang melanggar dihapuskan. Omnibus law
menggunakan basis hukum administratif, sehingga para pengusaha atau pihak lain
yang melanggar aturan hanya dikenakan sanksi berupa denda.
5. Aturan mengenai jam kerja yang dianggap eksploitatif.
6. Omnibus law cipta lapangan kerja dianggap akan membuat karyawan kontrak susah
diangkat menjadi karyawan tetap.
7. Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) termasuk buruh kasar yang bebas.
8. PHK yang dipermudah dan terakhir.
9. Hilangnya jaminan sosial bagi buruh, khususnya jaminan kesehatan dan jaminan
pensiun.
Source:
https://katadata.co.id/berita/2020/02/16/9-alasan-organisasi-buruh-tolak-omnibus-law-cipta-
kerja
https://rmol.id/read/2019/11/08/409441/mengintip-pro-dan-kontra-omnibus-law-sektor-
perekonomian

Anda mungkin juga menyukai