Anda di halaman 1dari 13

DAMPAK RANCANGAN UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA

BAGI TENAGA KERJA DI INDONESIA

Arinda Qurnia Yulfidayanti

Prodi/Jurusan Ilmu Komunikasi, UPN “Veteran” Yogyakarta, email: arinqurnia@gmail.com

Abstrak

Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja atau RUU Cipker merupakan salah satu bagian dari Omnibus
Law yang dirancang oleh pemerintah. Setelah dipublikasikan rancangan tersebut, timbul pro-kontra di
kalangan masyarakat. Sikap penolakan yang hadir atas RUU Cipta Kerja tersebut memicu adanya aksi
demonstrasi mahasiswa dan pekerja atau buruh di berbagai wilayah di Indonesia. Penolakan terjadi
lantaran RUU Cipta Kerja ini dirasa merugikan pihak pekerja dan buruh sehingga massa demonstrasi
menolak adanya RUU ini. Pada karya tulis ini digunakan metode kualitatif dengan mengkaji beberapa
sumber informasi dan data. Dalam menjawab rumusan masalah pada karya tulis ini dengan
menggnakan informasi yang didapat baik dari rilisan pers dengan wawancara berbagai narasumber,
kajian beberapa akademisi, pandangan pengamat atau ahli, dan data statistik yang telah dipublikasikan
berbagai pihak. Dengan demikian didapatkan hasil mengenai alasan atau latar belakang demonstrasi
penolakan RUU Cipta Kerja, kesalahan atau pasal yang bermasalah dan dampak-dampak yang dapat
ditimbulkan oleh RUU Cipta Kerja ini jika diterapkan.

Kata kunci: RUU Cipta Kerja, Omnibus Law, Tenaga Kerja, Demonstrasi

Abstract

A bill RUU Cipta Kerja or the bill RUU Cipker is one part of an omnibus law designed by the
government. After the bill has published, arising pro-contra in the community. The rejection presents
over the bill trigger the action of a student demonstration and workers/laborers in various districts in
Indonesia. Refusal is because the RUU Cipta Kerja is felt to be injurious part workers thus mass
demonstrations rejected the bill.On works written this used method of qualitative by looking at
sources information and data. In answering problem formulation on works written this with use
information obtained better than press release by interviews various informant, some academics
study, look angle’s the observe , and statistics data that were published various parties. Thus obtain
the results for the background demonstration refusal the RUU Cipta Kerja, various problems and the
impacts.
Key words: RUU Cipta Kerja, Omnibus Law, workers, demonstration

PENDAHULUAN dipaparkan oleh Firman Freaddy Busroh


yakni:
Omnibus Law merupakan suatu
metode atau teknik yang digunakan untuk 1) Untuk mengatasi konflik peraturan
mengganti dan/atau mencabut Undang- perundang-undangan secara cepat,
Undang (UU), atau beberapa ketentuan efektif, dan efisien.
dalam UU yang diatur ulang dalam satu UU 2) Mengurus perizinan yang lebih
(tematik). i Adapun yang menjadi tujuan terpadu, efisien, dan efektif.
diciptakannya Omnibus Law ini yang
3) meningkatkan hubungan koordinasi melindunginya. Hal- hal yang menjadi
antar instasi terkait perhatian adalah sebagai berikut:ii
4) Meningkatkan koordinasi antar
instansi terkait 1) Hilangnya ketentuan upah minimum
5) Menyeragamkan kebijakan di kabupaten/kota.
pemerintah di pusat maupun di 2) Menurunnya kualitas aturan pesangon
daerah untuk menunjang iklim dan tanpa kepastian.
investasi 3) Semakin bebasnya penggunaan
6) Memutus rantai birokrasi yang lama tenaga alih daya.
7) Menjamin kepastian hukum dan 4) Dihapusnya sanksi pidana bagi
perlindungan hukum bagi pengambil perusahaan yang melanggar.
kebijakan. 5) Jam kerja yang eksploitatif.
6) Dipersulitnya karyawan kontrak
Salah satu unsur yang terdapat dalam untuk diangkat menjadi karyawan
Omnibus Law ini adalah adanya aturan yakni tetap.
Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja. 7) Tenaga kerja asing yang bebas
Rancangan yang baru ini akan mengubah dipekerjakan.
peraturan sebelumnya menjadi lebih 8) Semakin mudahnya terjad PHK.
sederhana dengan menjadi 15 Bab dan 174 9) Tidak ada jaminan sosial untuk buruh
Pasal yang sebelumnya peraturan serupa (jaminan kesehatan dan pensiun).
tertuang pada 79 Undang-Undang dengan
1.203 pasal. Berdasarkan perstiwa-peristwa yang
terjadi tersebut perlu diketahui alasan apa
Perubahan ini menimbulkan berbagai yang menjadi penyebab adanya gerakan yang
penolakan yang disampaikan dengan menolak Omnibus Law terlebih Rancangan
demonstrasi baik dari kalangan mahasiswa, Undang-Undang Cipta Kerja tersebut. Selain
masyarakat, maupun golongan buruh. itu juga perlu diketahui kesalahan-kesalahan
Demonstrasi yang dilakukan diantaranya yang terdapat pada Rancangan Undang-
adalah diawali pada 19 September 2019 di Undang Cipta Kerja tersebut dan dampak apa
Kompleks Parlemen oleh mahasiswa dari yang ditimbulkan RUU Cipta Kerja tersebut
berbagai perguruan tingg yang memiliki bagi tenaga kerja. Masalah- masalah tersebut
agenda untuk menolak seluruh RUU dan dapat dipecahkan dengan melakukan kajian
pelemahan KPK. Pada 23 September 2019 terhadap isi Rancangan Undang-Undang
dengan aksi Gejayan Memanggil di Cipta Kerja beserta naskah akademisnya,
Yogyakarta. Gerakan demonstrasi juga mengumpulkan pendapat dari para ahli dan
menyebar ke berbagai wilayah seperti pengamat, atau kajian organsasi-organsasi,
Surakarta dan Semarang pada 24 September menganalisis tuntutan-tuntutan dari agenda
2019, Palembang, Aceh, Medan, dan demonstrasi selama tahun 2019 hingga 2020,
Kendari. Demonstrasi penolakan juga masih dan membandingkan isi RUU Cipta Kerja
terjadi hingga tahun 2020. Pada 9 Maret dengan peraturan sebelumnya.
2020 dilaksanakan Gejayan Memanggil yang
kedua dengan agenda menggagalkan RUU Dalam penulisan karya tulis ini
Cipta Lapangan Kerja dan Omnibus Law. dimaksudkan untuk mengetahui latar
belakang aksi demonstrasi penolakan yang
Penolakan atas RUU Cipta Kerja terjadi, menguraikan kesalahan-kesalahan
yang timbul diakibatkan oleh berbagai yang ada pada RUU Cipta Kerja ini, dan
alasan. Secara garis besar diutarakan oleh menganalisis dampak-dampak dari RUU
Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Cipta Kerja bagi tenaga kerja. Sehingga
Pekerja Indonesia, bahwa pada rancangan ini dapat mencapai kebermanfaatan dari karya
membahas mengenai investasi tetapi justru tulis ini yakni dapat menambah wawasan
mereduksi kesejateraan buruh dan tidak mengenai konflik penolakan RUU Cipta
Kerja yang terjadi yang kemudian dapat 6) Percepatan proyek strategis
dijadikan pandangan dalam menilai hal-hal nasional.
mana yang perlu didukung serta memberikan
analisis dampak RUU Cipta Kerja. Terdapat berbagai hal yang diatur dalam
RUU ini guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan di atas. Pertama, adalah upaya untuk
meningkatkan ekosistem investasi. Pada hal ini
KAJIAN TEORI
diwujudkan dalam mengaturnya dengan
RUU Cipta Kerja menyederhanakan perizinan berusaha, pemberian
syarat pada investasi, dipermudahnya dalam
Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja berusaha, adanya riset dan inovasi, pengadaan
merupakan aturan yang mengatur mengenai lahan, dan adanya kawasan ekonomi. Pengaturan
upaya penciptaan kerja melaluu usaha perizinan berusaha yang dimaksud di atas adalah
kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan, menganalisis berdasar tingkat bahaya dan
usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan potensinya. Adapun indikator penilaiannya yakni
ekosistem investasi dan kemudahan berusaha, aspek kesehatan, keselamatan, lingkungan,
dan investasi Pemerintah Pusat dan percepatan dan/atau pemanfaatan sumber daya. Penilaian
proyek strategis nasional. iii Pembuatan RUU juga menganalsa jenis, kriteria, lokasi kegiatan
Cipta Kerja ini didasarkan pada tidak usaha, dan keterbatasan sumber daya serta
memenuhinya Undang-Undang sektor dalam intensitas potensi terjadinya bahaya.
kebutuhan hukum yang kemudian diubah secara
lebih efektif dan efisien dengan Omnibus Law. Dalam RUU Cipta Kerja ini hal-hal
Sebelum menjadi RUU Cipta Kerja terjadi pokok yang dibahs dapat dikategorikan dalam
pergantian penyebutan untuk RUU ini. Bermula klaster-klaster berikut ini :
dengan nama RUU Cipta Lapangan Kerja atau
RUU Cilaka yang kemudian berubah menjadi 1) Penyederhanaan perizinan tanah.
RUU Cipta Kerja atau RUU Ciptaker. Pada RUU Pada klaster ini terdapat dua
Cipta Kerja ini terdiri atas 79 RUU, 15 bab, dan substansi yang dibahas. Pertama,
174 pasal. perizinan dasar yang berisi mengenai
izin lokasi atau Kesesuaian Kegiatan
Tujuan yang ingin dicapai dalam RUU Pemanfaatan Ruang. Perizinan dasar
ini adalah mendasar pada pemerataan hak, meliputi persetujuan lingkungan
adanya kepastian hukum, kemudahan dalam dengan penerapan Upaya
berusaha, dan kebersamaan serta kemandirian. Pengelolaan Lingkungan-Upaya
Apabila diuraikan lebih rinci lagi, tujuan-tujuan Pemantauan Lingkungan untuk risiko
daripada RUU Cipta Kerja ini ada lah untuk standar dan AMDAL untuk risiko
menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya tinggi. Selanjutnya adalah
bagi rakyat Indonesia secara merata di seluruh Persetujuan Bangunan Gedung yang
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi atran standar teknis
dalam rangka memenuhi hak atas penghidupan bangunan, norma, standar, prosedur,
yang layak melalui dan kriteria yang harus mendapatkan
persetujuan pemerintah.
1) Kemudahan dan perlindungan Kedua, Substansi Perizinan
UMK-M serta perkoperasian. Sektor. Dalam substansi ini terdapat
2) Peningkatan ekosistem investasi. 7 hal yang dibahas yakni kegiatan
3) Kemudahan berusaha. usaha berbasis risiko, kriteria risko,
4) Peningkatan perlindungan dan usaha berisiko tinggi wajib memilki
kesejahteraan pekerja. izin, usaha dengan risiko menengah
5) Investasi Pemerintah Pusat. harus sesuai standar penilaian
kepatuhan, usaha berisiko rendah Klaster ketiga ini mengatur
cukup melakukan registrasi Nomor mengenai beberapa hal yang
Induk Berusaha, pengawasan berkaitan dengan tenaga kerja.
dilakukan oleh pemerintah atau Pertama, upah miniimum. Upah
profesi yang bersertifikat, dan minimum tidak mengalami
penataan kewenangan perizinan penurunan sementara kenaikannya
berusahaan dalam PP. Penerapan didasarkan pada perhitungan
usaha yang datur dalam perizinan ini pertumbuhan ekonomi wilayah.
adalah yang bergerak pada sektor Sedangkan upah minimum hanya
pertanian, kehutanan, Kelautan dan berlaku untuk pekerja baru sedang
Perikanan, Energi dan Sumber Daya yang lain mengikuti struktur dan
Mineral, Ketenaganukliran, skala upah setiap perusahaan.
Perindustrian, Perdagangan, Kedua, Upah Per Jam. Upah ini
Pariwisata, Pendidkan, Kesehatan, tidak menggantikan upah bulanan
Obat dan Makanan, Keagamaan, namun untuk pekerja pada sektor
Transportasi, Pekerjaan Umum dan jasa, konsultan, atau paruh waktu dan
Perumahan Rakyat, Pos, tetap diberkan jaminan perlindungan
Telekomunikasi dan Penyiaran, pekerjaan oleh pemerintah.
Pertahanan dan Keamanan. Ketiga, izin kerja Tenaga Kerja
Asing (TKA). Aturan yang
2) Persayaratan Investasi. direncanakan adalah pemberian
Klaster kedua ini mengatur akses yang mudah untuk masuknya
mengenai prosedur dalam investasi. tenaga asing yang ahli dalam bidang
Diantaranya adalah menetapkan vokasi, maintenance, startup, dan
daftar prioritas atas bidang usaha kunjungan bisnis maksimal 60 hari
yang didorong untuk investasi. dan dapat diperpanjang 30 hari.
Dalam penilaian tersebut Keempat, pengusaha alih daya
dkategorikan menjadi teknologi atau outsourcing. Dimana dalam
tinggi, investasi besar, berbasis aturan ini menyebut wajib
digital, dan/atau padat karya. Usaha- diberikannya hak dan perlindungan
saha yang diperkenankan adalah yang sama bagi pekekrja kontrak
yang mengandung kepentingan maupun tetap dengan upah, jaminan
nasional, asas kepatuhan dan sesuai sosial, dan perlindungan K3.
konvensi internasional. Sementara Kelima, perjanjian kerja waktu
usaha yang tertutup dari investasi tertentu (PKWT) atau pekerja
adalah bidang perjudian dan kasino, kontrak yang tetap mendapatkan hak
budidaya dan industri narkotika dan perlindungan berupa upah,
golongan I, pembuatan senjata kimia, jaminan sosial, perlindungan K3, dan
industri bahan perusak lapisan ozon kompensasi pengakhiran hubungan
(BPO), penangkapan ikan yang kerja.
spesies yang terdapat dalam Keenam, mengenai Pemutusan
Appendiz I CITES, dan pemanfaatan Hubungan Kerja apabila dilakukan
atau pengambilan koral atau karang akan diberikan pesangon PHK dan
dari alam. Jaminan Kehilangan Pekerjaan
(JKP). JKP tersebut ialah berupa
3) Ketenagakerjaan uang tunai, pelatihan dan sertifikasi,
dan fasilitasi penempatan.
Terakhir, mengenai penghargaan mengatur mengenai pertambangan
yang wajib diberikan oleh pengusaha dan hilirisasi minerba, minyak dan
kepada pekerja yang telah memenuhi gas bumi, serta BUM Des.
kriteria. Namun hal ini tidak
diberlakukan bagi pengusaha 6) Dukungan riset dan inovasi.
UMKM. Isi klaster keenam ini adalah
mengatur tentang riset dan inovasi.
4) Kemudahan dan Perlindungan Terdapat peraturan yang akan
UMKM memihak pada inovasi nasional dan
Pada klaster ini berisikan mendukung
beberapa hal yang menyangkut riset/pengembangan/inovasi bagi
pengaturan menyoal pada sektor BUMN.
UMKM. Peraturannya adalah
meliputi kriteria UMKM, basis data 7) Administrasi pemerintahan.
UMK, pengelolaan terpadu UMK, Pada klaster ketujuh ini menyoal
kemitraan, kemudaahan perizinan pada pokok administrsi pemerintahan
berusaha, insentif fiskal dan dalam pelaksanaan pengaturan cipta
pembiayaan, dana alokasi khusus. kerja ini. Dalam hal ini presiden
Adapun kemudahan yang bertindak sebagai kepala pemerintah
dimaksudkan dalam RUU ini adalah dan menteri atau kepala daerah
mengenai hal-hal berikut. Pertama membantu dalam melaksanakan
adalah izin bagi usaha yang berisiko sebagian kewenangan presiden
kecil cukup dengan NIB, penyediaan tersebut. Menteri dan kepala daerah
lokasi ntuk UMK di peristirahatan diatur norma, standar, prosedur, dan
jalan tol, difasilitasinya UMK dalam kriteria yang telah ditetapkan
hal layanan bantuan dan presiden dengan acuan berupa best
pendampingan hukum dari pratices.
pemerintah, diprioritaskannya Peraturan yang ada dan
produk/jasa UMK dalam kebutuhan bertentangan dengan aturan yang
pemerintah, kemudahan pendirian PT lebh tinggi menurut klaster ini harus
oleh UMK dengan keringanan tarif, dibatalkan dengan peraturan
terdapat fasilitas untuk melakukan presiden. Dalam izin saha dapat
pembukuan atau pencatatan dilakukan secara elektronk sesuai
keuangan oleh pemerintah. Pada NPSK dan dkabulkan jika sesuai
klaster ini juga diatur mengenai dengan waktu service level
reformasi perkoperasian. agreement dengan pengawasan izin
dilakukan pemerintah.
5) Kemudahan berusaha.
Klaster kelima ini menyangkut 8) Pengenaan sanksi.
kemudahan berusaha yakni meliputi Sanksi yang diatur pada klaster
kemudahan pendirian PT untuk delapan ini adalah bahwa sanksi
UMK dengan hanya bermodal Rp 50 administratif yang diberikan
juta, kemudahan dalam berproses mengacu pada hukm pidana apabila
yakni investor mudah mendapatkan kegiatan yang berlangsung
izin tinggal, fleksibilitas untuk berdampak negatif. Denda pidana
pemegang paten, jaminan bahan yang ditetapkan besarnya
baku bagi sektor industri, dan menyesuaikan dengan kenaikan
mencabut izin gangguan. Selanjutnya inflansi. Dalam setiap izin usaha
pemerintah melakukan pengawasan dengan pihak lain. Aset dari lembaga
dan pembinaan. tersebut berupa penyertaan modal
negara, aset BUMN, dan hibah.
9) Pengendalian lahan. Kemudahan proyek pemerintah
Di klaster sembilan dalam dalam hal ini diwujudkan dengan
pengadaan lahan terdapat dua penyediaan lahan untuk Proyek
substansi pokok. Pertama, pengadaan Strategis Nasional dengan
tanah untuk kepentingan umum. memperhatikan keuangan dan fiskal
Kedua, menyoal pada kawasan hutan negara dan dapat dilakkan oleh
meliputi persentase luas minimal, badan usaha jika belum ada anggaran
perubahan peruntukan, dan dalam pengawasan pemerintah.
pengukuhan kawasan hutan.
11) Kawasan Ekonomi
Pada klaster sebelas yang
10) Kemudahan proyek pemerintah. dimaksud dengan kawasan ekonomi
Pada klaster sepuluh ini terbagi menjadi tiga yakni kawasan
membahas mengenai invetasi ekonomi khusus (KEK), kawasan
pemerintah dan kemudahan proyek industri, dan kawasan perdagangan
pemerintah. Dalam investasi terdapat bebas dan pelabuhan bebas
lembaga pengelola yang dibentk dan (KPBPB).
berbadan hukum oleh pemerintah.
Lembaga tersebut dapat bekerja sama
Kajian Penolakan pembahasannya karena dilakukan dengan per
paket.
Penolakan-penolakan yang dilancarkan
untuk RUU Cipta Kerja ini ramai di masyarakat. Pandangan mengenai RUU Cipta Kerja
penolakan yang terjadi pun tidak tanpa alasan, juga dilayangkan oleh mahasiswa dari BEM
bebagai golongan seperti akademisi mengkaji Universitas Sanata Dharma. Pada kajiannya
RUU Cipta Kerja dan menganalisis menyebt untk menolak adanya RUU Cipta Kerja
kejanggalannya sehingga menyuarakan untuk tersebt dengan beberapa alasan. Alasan tersebut
menolak. adalah karena penyusunan RUU yang tidak
partisipatif, dapat mengancam kerusakan
Penolakan yang hadir dari Dewan lingkungan, menurunkan kesejahteraan buruh,
Mahasiswa Justicia Fakultas Hukum UGM hadir kemudahan dalam izin investasi yang
dengan membuat kajian formil Mengupas memungkinkan terjadinya perampasan dan
Omnibus Law Bikin Ga(k)law. Pada kajian ini penghancuran ruang hidup rakyat, serta pemtsan
menyebutkan bahwa Omnibus Law yang hubungan kerja yang mudah dilakukan.
diciptakan ini bertujuan untuk menyederhanakan
regulasi yang sebelumnya berbelit-belit dengan Penolakan diajukan oleh Konfederasi
jalan menggabungkan dan menghapuskan Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dengan
peraturan sebelumnya sehingga memudahkan sembilan poin. Adapun poin tersebut adalah
pemerintah menghadirkan peraturan baru yang hilangnya upah minimum, hilangnya pesangon;
mencakup secara keseluruhan bidang dengan satu penghargaan kerja; dan penggantian hak, PHK
produk. Kajian ini menyebut bahwa RUU Cipta yang mudah untuk dilakukan, adanya kebebasan
Kerja tidak memperhatikan kepentingan outsourcing seumur hidup, ekspoitasi jam kerja,
masyarakat dan kesejahteraan sosial. selain itu adanya potensi kebebasan masuk buruh kasar
juga terdapat kejanggalan dalam mekanisme asing, menghilangnya jaminan sosial, dan
hilangnya sanksi pidana bagi pekerja yang tidak merupakan hal yang mengada-ada, penyusunan
memberikan pensiun. yang tidak partisipatif, tidak sesua dengan asas
keterbukaan, menghapus izin lingkungan dan
Organisasi lingkungan hidup Wahana meminimalkan partisipasi publik, kaburnya
Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) juga pengaturan pertanggungjawaban mutlak,
menyatakan posisi dan pertentangan dengan pengawasan lingkungan hidp yang tersentral,
adanya RUU Cipta Kerja ini. Adapun yang pengoperasian sanksi administrasi yang
disampaikan WALHI mengenai rancangan ini diminimalkan, dihapusnya tanggung jawab
adalah ketidaksesuaian judul RUU Cipta Kerja pidana korporasi, dihspuskannya skema gugatan
dengan muatannya, Omnibus Law sebagai administrasi lingkungan, dan adanya watak
insiatif dalam Proglegnas Super Prioritas otoriter sehingga semakin memperpanjang krisis.
atau kajian formil mengenai RUU Cipta
Kerja. Sementara data primer yang berupadata
METODE proporsi tenaga kerja informal dan formal, data
Metode yang digunakan dalam produktivitas, upah, biaya per pekerja di
penyusunan karya tulis ini adalah dengan metode Indonesia, data faktor-faktor yang menghambat
dalam melakukan bisnis, data UMR/UMP dan
kualitatif dengan melakukan studi pustaka untuk
menganalisis data guna menjawab rumusan upah buruh di Indonesia, data PHK, data jam
masalah. Data yang digunakan adalah data kerja yang efektif, dan data data jumlah tenaga
primer dan sekunder. Data sekunder dalam hal ini kerja asing, serta dampak kebijakan-kebijakan
adalah berupa rilisan media pers, kajian dari terhadap tenaga pasar turut dgunakan guna
menjadi dasar acuan dalam menjawab rumusan
organisasi atau ahli, pendapat atau analisis dari
pengamat atau ahli pada bidangnya. Data-data masalah pada karya tulis ini.
tersebut diperoleh melalui kajian di internet, e-
book, jurnal
HASIL DAN PEMBAHASAN Cipta Kerja yang dipublikasikan melalui laman
resmi Kementrian Koordinator Bidang Perekono
Latar Belakang Demonstrasi Penolakan RUU mian tidak ada pencantuman penulis naskah
Cipta Kerja tersebut. Kedua adanya pasal yang saling
bertentangan. Alasan ini mengacu pada pasal 166
Demonstrasi adalah salah satu cara untuk
menyatakan pendapat. Hal tersebut bebas untuk dan 170 RUU Cipta Lapangan Kerja dengan
dilakukan dalam batasan-atasan atau sesuai pasal 7 ayat (1) dan (2) UU no. 12/2011.
dengan peraturan yang telah ditetapkan. Pengaturan yang berbenturan tersebut ialah
Demonstrasi di Indonesia dalam rangka mengenai adanya aturan baru Peraturan
Pemerintah dapat digunakan untuk mengubah
mengkritisi pemerintah tidak hanya terjadi pada
penolakan Omnibus Law namun juga terjadi pada Undang-Undang. Semetara pada pengaturan yang
Tragedi Trisakti 12 Mei 1998. Aksi demonstrasi sdah ada regulasinya adalah bahwa Peraturan
penolakan Omnibus Law yang digelar di Pemerintah keduduakan nya lebih rendah dari
berbagai wilayah memiliki satu tujuan yang sama UU sehingga tidak dapat menggantikan
kedudukan UU. Kemudian pada pasal 166
yakni menolak adanya RUU tersebut.
Perpres dapat membatalkan Perda dan hal
Aksi demonstrasi penolakan yang terjadi tersebut tidak sesuai dengan Putusan MK no.
dengan berbagai alasan. Berdasarkan Pengrus 56/PUU-XIV. Ketiga, banyaknya delegasi
Asosiasi HTN HAN Jawa Tengah bahwa kepada eksekutif atau tersebut. Hal tersebut
penolakan dikarenakan ketidakjelasan tim lantaran pengatran yang terpusat dengan
perumusan Naskah Akademis. Hal tersebut benar Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden.
adanya. Lantaran pada Naskah Akademis RUU Keempat, adanya banyak negasi atas hak dasar
buruh. Kelima, tidak dilibatkannya masyarakat lain khususnya masyarakat dan aturan yang
dalam pembuatannya sehingga kurang dibuat menjadi tidak relevan. Hal ini mengacu
partisipatif. pada pihak yang terlibat dalam pembuatan RUU
ini adalah anggota unsurK/L, Pemda, Akademisi,
Sementara aksi Gejayan Memanggil di serta KADIN tanpa melibatkan unsur organsas
Yogyakarta dilatar belakangi oleh adanya tututan buruh, organisasi lingkungan, kelompok pemuda
mahasiswa. Tuntutan yang disampaikan atau mahasiswa padahal aturan ini menyasar pada
bertujuan untuk mendesak penundaan RKUHP, kelompok-kelompok tersebut.
revisi UU KPK yang telah disahkan, menolak
pelemahan pemberantasan korupsi, pasal yang Ketidaksesuaian muatan salah satunya
bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan, RUU adalah tergambar pada pemberian judul.
Pertahanan, RUU Penghapusan Kekerasan Peraturan Perundang-undang seharusnya singkat
Seksual, dan penghentian penangkapan aktivis. dengan satu kata atau frasa namn telah
menggambarkan isi sesuai Lampiran II angka 3
Demonstrasi penolakan yang dilakukan UU 12/2011. Sementara pada RUU ini tidaklah
oleh mahasiswa direncanakan oleh Badan menerapkan hal itu lantaran isi yang dimuat
Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM dalam RUU ini mencakup tenaga kerja, UMKM,
SI). Menurut koordinator pusat BEM SI, Remy dan aspek lingkungan namun penamaan RUU ini
Hastian, aksi-aksi penolakan ini didasarkan pada tidak mencerminkan hal tersebt terlebih
adanya keresahan di masyarakat mengenai mengenai lingkungannya. Apabila dikaitkan
omnibus law yang kemudian disampaikan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
melalui kampus, koalisi masyarakat sipil dan tentang Perlindungan dan Pengelolaan
buruh. Dengan demonstrasi ini berorientasi pada Lingkungan Hidup (selanjutnya disebut UU
adanya pemantik aksi yang besar sehngga dapat PPLH), RUU ini sama sekali tidak
mendorong agar aspirasi masyarakat mencerminkan semangat perlindungan dan
tersampaikan kepada pihak yang berwenang atas pengelolaan lingkungan hidup yang dimuat UU
pembuatan RUU ini. PPLH. iv Kejanggalan mekanisme juga dijumpai
pada pembahasan dengan model per paket.
Dampak Kesalahan-Kesalahan Pada RUU
Model pembahasan ini memiliki dampak potensi
Cipta Kerja Bagi Pekerja
masalah baru karena melewatkan hal-hal kecil
Berdasarkan kajian teori yang telah dan mengkaburkan hal-hal detail yang tidak
diuraikan di atas dapat diketahui mengenai sesuai.
kesalahan-kesalahan yang ada pada RUU Cipta
Penyusunan RUU Cipta Kerja ini
Kerja ini yang kemudian dapat dianalisis
dampak-dampanya. Pada pokonya terdapat 4 menggunakan asumsi analisa kondisi lama yang
poin pembahasan kategori masalah yakni pada justru menjadikan kesalahan dalam perumusan
mekaisme perumusan, hak pekerja, perusahaan, peraturan. Analisis ini mengacu pada hasil
dan lingkungan. kolaborasi Watchdoc Documentary dan
Greenpeace Indonesia dalam karya Kerja,
Pertama, mekanisme permusan. Pada Prakerja, Dikerjai!. Pokok yang diatur pada
masalah ini ditemukan beberapa kesalahan yang RUU ini adalah dengan adanya modal dan/atau
dilakukan. Hal yang mendasar adalah tidak investasi dapat menciptakan lapangan kerja
diktsertakannya pihak lain seperti ahli dan sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja
masyarakat dalam menyusun RUU ini. Dampak dan akan tercapai kesejahteraan hidup. Hal
atas tindakan tersebut adalah rancangan yang tersebut efektif adanya namun tidak sudah tidak
tidak partisipatif dan melanggar asas relevan. Adapun tabel berikut mengenai
keterbukaan. Sehingga apa yang dimuat dalam pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja.
RUU ini tidak mengandung aspirasi dari phak
tabel 1 sumber: Watchdoc Documentary. Kerja, RUU ini kurang efektif untuk mencapai
Prakerja, Dikerjai!
tujuannya apabila diterapkan.
Tahun Penyerapan Tenaga Keterangan
Kerja Kedua, kesalahan yang berdampak pada
2010 5.000 tenaga kerja Setiap investasi 1 hak-hak pekerja atau buruh. Pada RUU ini pada
triliun
2013 750.000 tenaga kerja Setiap 1% pertumbuhan klaster ketiga substansi pertama mengatur
ekonomi mengenai upah minimum. Pada substansi ini
2016 2.200 tenaga kerja Setiap investasi 1 mengatur bahwa pah minimun didasarkan pada
triliun
2019 110.000 tenaga kerja Setiap 1% pertumbuhan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang
ekonomi menghapuskan aturan sebelumnya dimana upah
minimum mengacu pada tingkat
Kabupaten/Kota. Besaran UMP di selruh provinsi
Berdasarkan data tersebut dapat
Indonesia .
diketahui bahwa pada tahun 2010 dengan 1
triliun investasi yang ditanamkan mampu Pada RUU ini diatur mengenai upah
menyerap 5.000 tenaga kerja. Namun pada tahun minimum sebagi berikut:
2016 dengan jumlah investasi yang sama hanya
mampu menyerap 2.200 tenaga kerja. Sementara Pasal 88 B : Upah itetapkan
pada tahun 2010 hingga 2016 terjadi berdasarkan: a. satuan waktu; dan/ata b.
peningkatan investasi hingga 300% namun satuan hasil.
serapan tenaga kerja justru menurn hingga 50%.
Pasal 88 C: (1) Gubernur menetapkan
upah minimum sebagai jaring
pengaman. (2) Upah minimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan upah minimum provinsi.

Gambar 1 Jumlah tenaga kerja di Indonesia


(sumber: Watchdoc Documentary. Kerja,
Prakerja,Dikerjai!)

Selanjutnya RUU ini membuka lebar


penanaman investasi dan kemudahan dalam
perizinan berusaha serta mengesampingkan
dampak lingkungan. Hal ini menjadi peluang
besar pengembangan sektor pertambangan.
Padahal tenaga kerja pada bidang pertambangan
hanya sebesar 1% saja. Hal ini tentu tidak efektif
jika tujuannya ingin mencapai kesejahteraan bagi
selruh rakyat. Sementara pada bidang pertanian,
kehutanan, dan perikanan yang jumlahnya 38%
justru terancam dengan adanya regulasi ini. Gambar 2 UMP di Indonesia (sumber: Detik.com)

Adapun dampak dari kebijakan itu adalah


Hal ini menunjukkan bahwa investasi
bahwa saat ini di Indonesia yang menggunakan
sudah tidak lagi relevan untuk dapat menyerap
UMP hanyalah DKI Jakarta dan D.I. Yogyakarta
tenaga kerja. Padahal pokok pemikiran pada
sementara daerah lain menggunakan UMK atau
RUU ini mendorong adanya investasi. Sehingga
UMSK. Apabila ini diterapkan akan terjadi
perubahan yang signifikan karena standar ketujuh jika dibandingkan dengan UU
masing-masing kota/kabupaten berbeda sebelumnya terdapat penghapusan pasal
walaupun masih dalam satu provinsi. Sebagai mengenai penggantian hak dan penghargaan
contoh UMP Jawa Barat adalah Rp 1.810.000,00 masa kerja yang sebelumnya adalah maskimal 10
namun selama ini Kabupaten Bekasi blan menjadi hanya 8 bulan. Hal ini tentu
menggunakan standar UMK sebesar Rp menjadi suatu kemunduran dan menghilangkan
4.498.961,00 dan di Kabupaten Karawang hak pekerja yang sebelumnya telah ada. Padahal
sebesar Rp 4.594.324,00. Apabila regulasi ini berdasarkan data IMF tahun 2019 menyebut
diterapkan maka upah minimum yang diberikan bahwa pesangon memiliki dampak bagi tingkat
hanya sebesar Rp 1.810.000,00. Sehingga partisipasi tenaga kerja. Pada tenaga kerja
kesejahteraan pekerja yang hendak dicapai justru perempuan dapat menurunkan partisipasi sebesar
tidak terwujud karena upah menjadi murah. 15% dan pada lak-laki sebesar 5% apabila terjadi
peningkatan pesangon.
Pada klaster keteneagakerjaan sbstansi
kedua mengenai upah per jam menjadi juga
menjadi permasalahan. Hal tersebut lantaran
bayaran yang akan diterima oleh tenaga kerja
hanya berdasarkan pada berapa jam telah bekerja.
Adapun perhitungan jka mengacu pada data
UMP tersebt di wilayah Yogyakarta yang sebesar
kurang lebih 1,7 juta setiap bulan. Jika jam kerja
Gambar 3 Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja
setiap harinya adalah 8 jam. Maka jika bekerja
selama 5 hari dalam sseminggu, upah tenaga RUU Cipta Kerja pasal 89 mengatur jam
kerja setiap jamnya hanya sebesar Rp 10.625,00. kerja setiap minggunya menjadi 40 jam. Hal ini
Kerugian bagi tenaga kerja adalah apabila jika dibandingkan dengan UU 13/2003
meninggalkan jam kerja karena sakit, cuti mengalami perubahan diaman sebelumnya diatur
menikah, tgas kerja ke tempat lain, atau izin yang dengan jam kerja maksimal 7 jam/har jika 6 hari
lain maka tidak akan diberikan upah tersebut. kerja atau 8 jam/hari jika 5 hari kerja. Dampak
Jika dibandingkan dengan aturan sebelumnya adanya regulasi ini adalah berpotensi adanya
pada UU 13/2003 tenaga kerja yang izin dengan eksploitasi jam kerja karena perusahaan dapat
alasan tersebut masih berhak mendapatkan upah. memperkerjakan selama lebih dari 8 jam sehari
Hal ini dapat menjadi tambahan kemunduran dar asalkan dalam satu minggu tetap 40 jam.
RU yang merugikan golongan tenaga kerja Contohnya adalah jika tenaga kerja diminta untuk
kerja selama 13 jam sehari dengan 3 hari dalam
Selanjutnya adalah mengenai hak pekerja seminggu namun bukan merupakan kerja lembur
berupa pesangon, penghargaan, dan penggantian karena sistem upah yang berupa Upah Per Jam.
hak. Hal ini mengacu pada pengaturan klaster Padahal berdasarkan data yang disampaikan oleh
ketenagakerjaan substansi keempat dan kelima Karl Ericsson yang merupakan psikologi dari
mengenai adanya tenaga kerja outsourcing dan Florida State university produktivitas tidak dapat
kontrak yang tidak diberikan pesangon. Pada optimal jika selama 40 jam seminggu. Pada
RUU ini dihapus Pasal 161, 162, dan 172 UU penelitian ini performa maksimal pekerja
12/2003 yang berdampak bagi tenaga kerja yang hanyalah pada kisaran 21-35 jam per minggu
mendapatkan Surat Peringatan Ketiga, atau 3-5 jam dalam satu hari.
mengundurkan diri, di-PHK, meninggal dunia,
sakit berkepanjagan, cacat akibat kecelakaan Kelonggaran dalam syarat pekerja
kerja, dan/atau memasuki usia pensiun tidak akan kontrak pada RUU ini menyebabkan masalah.
diberikan pesangon. Semntara nutuk Pada substansi kelima mengenai Perjanjian Kerja
penghargaan kepada tenaga kerja pada substanssi Waktu Tertentu (PKWT) atau pekerja kontrak
terdapat perubahan dengan peghapusan aturan 2019 285.000
yang ada sebelmnya yakni pada pasal 59 UU
13/2003 sebagai berikut.
Pada tahun 2019 terjadi kenaikan yang
Pasal 59: (1) Perjanjiang kerja untuk signifika pada jumlah tenaga kerja yang
waktu tertentu hanya dapat dibuat ntuk mengalami PHK. Faktor yang menyebabkan
pekerjaan tertentu yang menurut jenis tinggginya angka PHK menurut presdien KSPI
dan sifat atau kegatan pekerjaannya adalah mualinya robotisasi pada beberapa
akan selesai dalam waktu tertentu. industri. Perubahan tersebut jika dibandingkan
dengan aturan yang sebelumnya akan lebih
Dampak dari adanya regulasi ini adaah berpotensi meningkatkan PHK di kalangan
dimungkinkan pekerja dikontrak untuk seumur pekerja. Hal tersebut lantaran pada RUU ini
hidupdi semua jenis pekerjaan karena pasal yang membenarkan apabila perusahaan hendak
sebelumnya mengatur mengenai syarat pekerja melakukan efisiensi dapat melakukan PHK.
kontrak dihapuskan. Dibandingkan dengan UU Selain itu pada regulasi ini dalammemtskan PHK
13/2003 yang mengatur bahwa pekerja kontrak tidak lagi dilakukan perundngan dengan serikat
hanya untk pekerjaan yang sementara dengan pekerja tidak seperti aturan pada U yang
jangka waktu terbatas yakni hanya 2 tahun dan sebelumnya. Dampaknya bagi tenaga kerja
diperpanjang maksimal 1 kali sehingga dapat adalah dapat dengan mudah mengalami PHK
menghindarkan adanya eksploitasi. Jika RUU ini secara sepihak tanpa dilakukan perundingan. Hal
diterapkan akan berpotensi untuk sulitnya pekerja ini tentu merugikan tenaga kerja.
menjadi pekerja tetap dan hilangnya pesangon.
Permasalahan RUU ini juga menyangkut
Pada klaster keenam RUU ini mengatur pada substansi jaminan sosial. Hal ini terjadi
mengenai pemutusan Hubungan Kerja dianggap lantaran adanya regulasi yang telah dijabarkan
tidak tepat. Hal ini lantaran terdapat perubahan diatas yakni adanya perubahan regulasi tenaga
yang cukup signifikan. Adapun pasal yang kerja kontrak dan upah mnimum. Dampaknya
sebelumnya pada UU 13/2003 tidak ada pekerja tidak dapat jaminan pensiun dan jaminan
kemudian ddirumuskan pada RUU Cipta Kerja kesehatan. Pada reglasi sebelumnya hak ini
sebagai berikut : diberikan kepada tenaga kerja. Meskipun bersifat
wajib namun pemerataan dari jaminan sosial ini
Pasal 154 a: (1) pemutusan hubungan
belum menyeluruh, adapun datanya pada tabel
kerja dapat terjadi karena alasan a.
berikut. Terlebih ika adanya RUU ini maka jmlah
perushaan melakkan gabbungan,
tenaga kerja yang tidak mendapatkan jaminan
peleburan, pengambilalihan, atau sosial semakin banyak.
pemisahan perusahan. b. perusahaan
melakukan efisiensi.

Pada RUU ini mengatur bahwa PHK


dapat lebih mudah dilakukan. Pada regulasi PHK
menurut aturan UU 13/2003, PHK masih banyak
terjadi dengan data sebagai berikut.

tabel 2 Jumlah PHK Tenaga Kerja di Indonesia


(sumber: TirtoId)

Tahun Jumlah PHK


2014 77.678
2015 48.843
2016 12.777
2017 9.822
2018 3.362 tabel 3 sumber: Beritagar.id
Berdasarkan uraian pembahasan di atas
Selain itu pada klaster ketiga mengenai dapat disimpulkan pokok-pokok dalam karya
tenaga kerja asing juga memicu permasalahan. tulis ini. Pertama, alasan atau latar belakang
Pada regulasi ini tenaga kerja asing tanpa
adanya ddemonstrasi Omnibus Law adalah
ketrampilan dapat dengan bebas masuk ke
Indonesia. Jika dibandingkan dengan UU merupakan sikap penolakan atas rancangan
13/2003 mengenai TKA jika hendak bekerja di tersebut. Demonstrasi yang menolak adanya RU
Indonesia perlu mengikuti serangkaian pelatihan , Cipta Kerja lantaran menganggap bahwa RUU
belajar bahas Indonesia, dan internalisasi budaya. ini merugikan bagi golongan pekerja ata buru.
Namun pada RUU ini aturan tersebt dihapuskan Sehingga dengan adanya aksi demonstrasi ini
bahkan TKA tidak perlu membuat rencana dapat menjadi pemantik dan mengaspirasikan
perizinan. Dampak dari regulasi ini adalah
pendapat yang dapat didengar sera dijadikan
semakin ketatnya persaingan dalam lapangan
kerja di Indonesia sementara jumlah tenaga kerja bahan pertimbangan bagi pihak yang berwenang.
di Indonesia sendiri sudah cukup tinggi apabila
ini diterapkan maka tenag asing yang masuk juga Selanjutnya dalam RUU ini masih
semakin banyak. ditemukan berbagai kesalahan atau pasal-pasal
yang bermasalah sehingga berdampak bagi
tenaga kerja jika kelak diterapkan. Adapun
kesalahan tersebut dapat menimbulkan perubahan
bagi hak-hak tenaga kerja, perusahaan, maupun
lingkngan. Dampak bagi tenaga kerja dengan
adanya RUU ini adalah akan menyebabkan
tenaga kerja kehilangan hak-haknya seperi upah
minimum, peangon, penghargaan, penggantian
hak, dan jaminan sosial. selain itu tenaga kerja
tabel 4 jumlah tenaga kerja asing di Indonesia juga terancam tereksploitasi karena jam kerja,
Kemudian pada klaster keempat terdapat sulit menjadi pekerja tetap, PHK yang mudah
regulasi yang mengatur mengenai pengusaha alih dilakukan, dan persaingan karena kebebasan
daya atau outsourcing. Disebtkan bahwa tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia.
outsourcing dapat dengan bebas untuk digunakan
dan tidak terikat batasan waktu. Sementara jka SARAN
dibandingkan dengan UU 13/2003 aturan
mengenai outsourcing hanya dibatasi pada jenis Dengan adanya kajian pada karya tulis
pekerjaan sebagai berikut. ini dapat memberikan masukan atau saran bagi
berbagai pihak. Bagi pemerintah diharapkan
Pasal 66: (1) Pekerja/buruh dari dapat mendengarkan tuntutan dari elemen
perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh
masyarakat dan pekerja guna melakkan evaluasi
tidak boleh digunakan oleh pemeberi
kerja untk melaksanakan kegiatan pokok atas pembahasan RUU Cipta Kerja ni sebelum
atau kegiatan yang berhubungan disahkan selanjutnya bagi pekerja dan buruh
langsung dengan proses produksi, maupun mahasiswa dan masyarakat umum untuk
kecuali untuk kegiatan yang tidak tetap mengawal perkembangan RUU Cipta Kerja
berhbungan langsung dengan proses ini dan mengkritisi hal-hal yang dirasa memang
produksi. tidak benar.
Dengan perubahan ini memiliki dampak Karya tulis ini telah disusn dengan sebaik
perusahaan akan lebih memilih memperkejarakan
dan semaksimal mungkin. Meskipun demikian
outsourcing karena tidak perlu membayarkan
pesangon dan dapat dibayar dengan upah per masih terdapat kekurangan atau hal yang perlu
jam. dikritisi, penulis dengan terbuka menerima saran-
saran dari pembaca guna menyempurnakan karya
SIMPULAN tulis ini.
https://jateng.sindonews.com/berita/19087/1/ini-9-
poin-dampak-negatif-omnibus-law- cipta-
kerja-versi-kspi diakses pada 28 Mei 2020.
DAFTAR PUSTAKA
WALHI. 2020. Kertas Posisi RUU Cipta Kerja: Cilaka Cipta
Amali, Zakki. 9 Maret 2020. Gejayan Memanggil Digelar Lagi Investasi, Perkeruh Kondisi Krisis Multidimensi
Hari Ini: Gagalkan Omnibus Law. TirtoId [online] diunduh dari www. walhi.or.id pada 27 Mei
[online] pada https://tirto.id/gejayan-memanggil- 2020.
digelar-lagi-hari-ini- gagalkan-omnibus-law-eDQn
diakses 27 Mei 2020.
i
Dalam Infografik RUU Cipta Kerja. (Kementrian Koordinator
Arzyan, M. Nabiel. 2020. Potret Pasar Tenaga Kerja untuk
Bidang Ekonomi. 2020) Hlm. 9
Memahami Relevansi RUU Cipta Lapangan Kerja. ii
Fahmi ramadhan, “9 Alasan Organisasi Buruh Tolak Omnibus
Macroeconomic Dashboard [online] pada Law Cipta Kerja”, https://katadata.co.id/amp/berita/2020/02/16/9-
https://macroeconomicsdashboard.feb.ugm.ac.id/potr alasan-organisasi-buruh-tolak-omnibus-law-cipta-kerja (diakses
et-pasar-tenaga-kerja-untuk-memahami-relevansi-uu- pada 28 Mei 2020).
iii
cipta-lapangan-kerja diakses 16 Juni 2020. RUU Cipta Kerja Bab I Pasal 1 Ayat 1
iv
Dalam Kertas Posisi WALHI RUU CIPTA KERJA (WALHI.
2020) hlm. 3
Damarjati, Danu. 31 Desember 2019. 2019 Tahunnya Aksi
Massa: Mahasiswa-Pelajar Demo di Mana-mana.
DetikNews [online] pada
https://m.detik.com/news/berita/d-4841956/2019-
tahunnya-aksi-massa-mahasiswa-pelajar-demo-di-
mana-mana/2 diakses 27 Mei 2020.

Dewan Mahasiswa Justicia. 2020. Sebuah Kajian Mengupas


Omnibus Law Bikin Ga(k)law. Kajian 5 Jilid 1.
Yogyakarta: Fakultas Hukum UGM.

Kumparan. 2017. Menakar Jam Kerja Ideal untuk Pekerja


[online] pada
https://m.kumparan.com/amp/kumparanstyle/menaka
r-jam-kerja-ideal-untuk-pekerja diakses pada 16 Juni
2020.

Louis IX King, Anggita Dwi Ardani, Kasiano Vitalio. 2020.


Kacamata Driyarkara: Selayang Pandang Omnibus
Law. Yogyakarta: BEM Universitas Sanata Dharma.

Lumbanrau, Raja Eben. 1 Maret 2020. RUU Omnibus Law


Cipta Kerja: Mengeapa Pekerja Kantoran ‘masa
bodoh’ dan Apa Dampaknya Bagi Mereke?. BBC
News [online] pada
https://www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia-
51661671 diakses 16 Juni 2020.

Ramadhan, Fahmi. 16 Februari 2020. 9 Alasan Organisasi


Buruh Tolak Omnibus Law Cipta Kerja. Databooks
Katadata.co.id [online] pada
https://katadata.co.id/amp/beirta/2020/02/16/9-
alasan-organisasi-buruh-tolak- omnibus-law-cipta-
kerja diakses pada 12 Juni 2020.

Republika. 4 Maret 2020. Mahasiswa Gelar Aksi Tolak Omnibus


Law Hari Ini [online] pada
https://m.republika.co.id/amp/q6n503428 diakses 16
Juni 2020.

Saputra, Andi. 11 Maret 2020. Membaca Lagi 6 Alasan Menolak


Omnibus Law RUU Cipta Kerja. DetikNews [online]
pada https://m.detik.com/news/berita/d-
4933863/membaca-lagi-6-alasan-menolak-omnibus-
law-ruu-cipta-kerja/2 diakses 14 Juni 2020.

Simanjuntak, Rico Afrido. 17 Februari 2020. Ini 9 Poin


Dampak Negatif Omnibus Law Cipta Kerja Versi
KSPI. SindoNews.com [online] pada

Anda mungkin juga menyukai