Anda di halaman 1dari 4

Rafflesia

 PENGERTIAN
Rafflesia atau puspa nusa adalah sebuah genus tumbuhan berbunga yang
semua spesiesnya hidup sebagai parasit. Anatomi tumbuhan pada Rafflesia tidak
lengkap. Organ tubuh dari Rafflesia hanya berbentuk bunga yang mekar
atau kuncup saja. Rafflesia tidak memiliki bagian daun, batang, dan akar. Sebagai
ganti dari tidak adanya akar, Rafflesia memiliki suatu jaringan
bernama haustorium yang mampu
menyerap nutrisi hasil fotosintesis dari jaringan tumbuhan inangnya.
Rafflesia termasuk genus tumbuhan yang
mengalami kelangkaan karena kehidupannya secara biologis bergantung kepada
tumbuhan inang dari jenis Tetrastigma tertentu. Kondisi pertumbuhan Rafflesia
ditentukan oleh kondisi tumbuhan inang. Faktor utama yang memengaruhi
pertumbuhannya ialah iklim dan lingkungan tumbuhan inangnya. Hampir semua
spesies Rafflesia hanya dapat tumbuh di habitat alaminya
Rafflesia dijadikan sebagai lambang kelangkaan berbagai jenis flora di dunia. Status
konservasi Rafflesia di tingkat internasional adalah flora malesiana. Status ini
menandakan bahwa Rafflesia merupakan tumbuhan langka di kawasan Malesia.
Sementara itu, di Indonesia sebagai habitat alami terbesar bagi
Rafflesia, spesies Rafflesia arnoldii memperoleh status sebagai Puspa Langka.
Status ini menandakan bahwa Rafflesia merupakan spesies langka yang mewakili
flora langka di Indonesia.
(bahasa Latin: Rafflesia arnoldii) adalah tumbuhan parasit obligat yang terkenal
karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar
di dunia ke-1Bunga Rafflesia dikatakan bunga yang unik karena hanya berupa
bunga mekar tanpa daun, akar dan tidak memiliki batang. Rafflesia memiliki jaringan
yang mirip seperti fungsi akar yang disebut haustarium. Selain itu, Rafflesia tumbuh
dan bergantung pada inang di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan
tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Tumbuhan inang yang
akan membantu Raflessia untuk berfotosintesis.

Penemu
Rafflesia arnoldii ditemukan pada 1818 oleh Dr. Joseph Arnold dan Sir Thomas
Stamford Raffles, di hutan tropis Sumatra.. Penemuan Rafflesia merupakan hasil
dari ekspedisi tumbuhan selama tiga tahun di Pulau Jawa pada akhir abad ke-
18 Masehi. Ekspedisi ini merupakan permintaan dari Gubernur Jenderal Hindia
Belanda, Pieter Gerardus van Overstraten.

Sejarah
Bunga ini ditemukan pertama kali di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi,
Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal sebagai Bumi Rafflesia.
Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga
raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti
ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan
bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford
Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga.
Bunga ini termasuk tumbuhan endemik di Pulau Sumatra, terutama bagian selatan
(Bengkulu, Jambi, dan Sumatra Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat adalah
daerah konservasi utama spesies ini. Bunga jenis ini, bersama-sama dengan
anggota genus Rafflesia yang lainnya merupakan salah satu genus yang statusnya
terancam (Endagered) akibat punahnya habitat yang mendukung kehidupannya,
salah satunya karena penggundulan hutan yang dahsyat.

Morfologi dan Taksonomi


Bunga Rafflesia merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak
bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 70–110 sentimeter
dengan tinggi mencapai 50 sentimeter. Bunga ini berbobot sekitar 11 kilogram.
Bunga mengisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma.
Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang
tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma.
Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti
mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri,
berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau
betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang
dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5–7 hari) dan setelah
itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan
bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun jika
ada lalat yang datang membuahi.
Penggolongan jenis Rafflesia masih didasarkan pada bentuk struktur dan morfologi
bunga. Belum adanya kesepakatan antara para ahli taksonomi untuk
mendeskripsikannya ke dalam karakter tertentu. Sampai saat ini karakter yang
digunakan untuk membedakan jenis Rafflesia adalah:

 Ukuran diameter bunga pada saat mekar


 Diameter bukaan diafragma (lubang di tengah bunga)
 Jumlah prossesus (cuatan seperti duri di tengah bagian bunga)
 Jumlah dan pola bintil-bintil putih yang tersebar menutupi mahkota
 Jumlah dan ukuran lingkar barisan bintil-bintil yang berada di bawah permukaan
diafragma
 Jumlah anther (kepala sari) adalah 40 pada Rafflesia arnoldii jantan
 Panjang dan struktur ramenta (bulu-bulu yang tumbuh pada diafragma) dan
posisinya
 Jumlah annuli pada dasar perigon (struktur yang menyerupai cincin yang
melingkar di dasar bunga)
 Penyebaran atau lokasi tumbuh[6]

Aktivitas Fauna
Aroma busuk dari R. arnoldii mengundang serangga dan semut. Berbagai jenis
serangga seperti lalat (Drosophila colorata, Chrysomya megacephala, Sarcophaga
haemorridalis) ditemukan dan secara aktif mengunjungi bunga-bunga yang sudah
tua. Serangga lain seperti semut hitam (Euprenolepisare sp.) juga ditemukan pada
knop yang telah mati dan dianggap sebagai sumber ancaman yang mematikan bagi
knop

Anda mungkin juga menyukai