Anda di halaman 1dari 9

TUGAS IPS TENTANG FLORA DAN FAUNA

SMP KARTIKA II-2 BANDAR LAMPUNG

Bandar Lampung,09-09- 2014


Penyusun: Roy Owen

Flora dan fauna bagian barat


Flora:
Flora bagian barat

Banyak jenis meranti rantian


Jenis rotan
Tidak memiliki gatun kayuh
Jenis tumbuhan matoa yang sedikit
Jenis tumbuhan sagu sedikit
Memiliki berbagai jenis nangka

1.Rafflesia arnoldii merupakan tumbuhan parasit yang terkenal dengan ukuran


bunga yang besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Bunga rafflesia
merupakan genus sejenis tumbuhan bebunga.

2.Anggrek adalah jenis tanaman hias yang memiliki bunga indah disertai dengan
keharuman yang khas.Di Indonesia, salah satu jenis bunga anggrek yang sudah
sangat terkenal adalah jenis bunga anggrek bulan. Pertumbuhannya sangat
pesat di daerah tropis seperti Indonesia, hal ini karena jenis anggrek ini tidak tahan
terhadap suhu dingin.

3.Pohon Bakau merupakan Tumbuhan dari marga Rhizophora, suku Rhizophoraceae,


ini banyak sekali bisa di temui di Daerah tempat kami tinggal, tumbuhan ini kadang
di Sebut juga dengan pohon Mangrove dan di sebut juga dengan Hutan Mangrove,
Memiliki Ciri-ciri yang mudah di kenali yakni akar tunjang yang besar dan berkayu,
pucuk yang tertutup daun penumpu yang meruncing, serta buah yang
berkecambah serta berakar ketika masih di pohon (vivipar), Tumbuhan ini sangat
berguna untuk Kelangsungan Hidup hewan dan tumbuhan di Muka bumi ini, tidak
terkecuali Manfaat Tumbuhan Bakau ini

Tumbuhan paku atau pakis (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya
memiliki akar, batang dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku
sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang,
daun sejati serta disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki
pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya
pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku di darat yang
mencapai tinggi 5 m misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah
menjadi fosil diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup
saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon dan seperti tanduk.

Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi
sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus tumbuhan paku. Generasi
sporofit adalah tumbuhan paku yang menghasilkan spora. Sedangkan generasi gametofit adalahh
tumbuhan yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit berukuran
lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Oleh karena itu,
generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi yang dominan. Generasi sporofit inilah yang
umumnya kita lihat sehari-hari sebagai tumbuhan paku.
Pakis adalah tanaman vaskular tidak berbiji yang tergolong bersama pakis yang lain dalam alam
tumbuhan yang digelar Pteridophyta. Pakis memiliki batang, daun, anak-daun pertama dan akar
seperti tanaman vaskular yang lain. Ini berbeda dari tumbuhan berbiji (gimnosperma dan
tumbuhan berbunga) yaitu tidak berbunga atau berbiji, dan mereproduksi melalui spora. Pakis
memiliki banyak persamaan dengan lumut dan ganggang tetapi berbeda dengan tanaman pendek
itu dengan adanya xilem d
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2372123-pengertian-tumbuhan-pakispaku/#ixzz3CbCg5OAq

Fauna bagian barat


Fauna:

1.Harimau Sumatera
Hewan ini hanya bias ditemukan dibagian barat Indonesia,hewan ini merupakan
sub-spesies yang bertahan hidup hingga hewan ini termasuk ke dalam klasifikasi
hewan yang terancam punah .Populasi harimau ini diperkirakan antara 400-500
ekor.

2.Beruang madu
Binatang pemakan madu ini merupakan binatang khas dari Bengkulu. Beruang ini
paling kecil di banding dengan beruang yang ada di dunia. Selain itu, beruang madu
ini menjadi maskot kota Bengkulu, spesies beruang terkecil ini merupakan satwa
yang dilindungi dari kepunahan.

3.Gajah sumatera

Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatrensis) adalah salah satu dari sub spesies gajah Asia
yang memiliki habitat di Pulau Sumatera serta menjadi mamalia terbesar di Indonesia. Seluruh
sub spesies gajah Asia merupakan Satwa Terancam Punah (Critically Endangered) sejak tahun
1986 yang tercatat dalam daftar merah Lembaga Konservasi Dunia (IUCN-RedList). Gajah
Sumatera menghadapi ancaman serius berpa kegiatan deforestasi hutan, pembalakan liar,
penyusutan dan fragmentasi habitat, perburuan gading gajah, maupun pembunuhan akibat
konflik gajah-manusia. Percepatan konversi hutan menjadi perkebunan dan tanaman komersial
mengancam kelangsungan hidup populasi gajah sumatra dalam jangka panjang. Saat ini populasi
gajah sumatera berkisar antara 2.400 - 2.800 ekor yang tersebar di beberapa kantong populasi.
Sama seperti Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang juga terancam punah, kedua
sedang diupayakan konserasi alam habitat dan kelangsungan hidupnya di Taman Nasional Tesso
Nilo Riau (TNTN-Riau).

Flora bagian timur


Flora:

1.kemiri
Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan
sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat
dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan
antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya
disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya
berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat.

2.Kakao

Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai
ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m
tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang
produktif.
Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang
(cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3cm), tunggal, namun
nampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.

Fauna:

1.Tapir
Tapir adalah binatang herbivora yang memakan dedaunan muda di sepanjang
hutan atau pinggiran sungai. Tapir memiliki bentuk tubuh seperti babi, telinga yang
mirip badak dan moncongnya yang panjang mirip trenggiling, sementara
lenguhannya lebih mirip suara burung daripada binatang mamalia. [1] Tapir
merupakan hewan yang soliter, kecuali pada musim kawinnya. Aktivitasnya lebih
banyak pada malam hari (nokturnal). Aktivitas makan biasanya dilakukan sambil
tetap terus berpindah dalam jalur yang berpindah-pindah. Jangkauan jelajah tapir
sangat luas karena mereka cenderung berjalan jauh untuk menemukan lokasi yang
kaya garam mineral.

2.Burung cendrawasih

Burung-burung Cenderawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo


Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini,
dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak
jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau

kepalanya. Ukuran burung Cenderawasih mulai dari Cenderawasih raja pada 50 gram dan 15 cm
hingga Cenderawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cenderawasih manukod jambulbergulung pada 430 gram.
Burung Cenderawasih yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies
tipenya, Cenderawasih kuning-besar, Paradisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen
yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi
dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh
para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun
tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ('burung surga'
oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'.
Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis Paradisaea
adalah burung-burung jantan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya pada
burung betina agar dapat kawin. Sementara jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia
memiliki tari perkawinan yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorfik seksual
bersifat poligami. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa
spesies diragukan kevalidannya.
Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir selalu satu telur. Jenis kecil
dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur (Mackay 1990).

Anda mungkin juga menyukai