Anda di halaman 1dari 31

KURA-KURA DARAT

YANG UMUM DIPELIHARA DI INDONESIA

Kura kura darat, atau biasa disebut tortoise dalam bahasa Inggris
dan torto untuk Bahasa yang lebih gaul dan simple adalah kura
kura yang habitatnya/tempat hidupnya di darat. Berikut klasifikasi
ilmiah kura kura darat :

1. Kingdom : Animalia
2. Fillum : Chordata
3. Kelas : Reptilia
4. Ordo : Testudines/Chelonii
5. Sub Ordo : Cryptodira
6. Superfamily : Testudinodea
7. Family : Testudinidae

Kura kura darat ( Selanjutnya saya sebut torto ) sama seperti kura
air dan semi air mempunyai tempurung untuk berlindung dari
ancaman predator. Tempurung atas dinamakan karapas dan
tempurung bawah dinamakan plastron. Ukuran maksimal torto
bervariasi tergantung jenisnya, torto yang paling besar dari jenis
Galapagos, kedua jenis Aldabra, dan ketiga ditempati oleh jenis
Sulcata.

Sebagai binatang peliharaan, torto merupakan pilihan yang pas,


karena gampang jinak/tidak galak seperti beberapa kura air, dan
mempunyai bentuk dan corak yang indah. Kebanyakan, torto
adalah hewan herbivore, memakan dedaunan, rerumputan, bunga,
buah dan kaktus. Tetapi ada juga torto yang omnivore, seperti
Forsteni, torto asli dari Sulawesi yang juga memakan cacing. Untuk
harga, bervariasi, mulai dari 600 ribu sampai harganya yang
mencapai puluhan bahkan diatas 100 juta rupiah. Harga bervariasi
tergantung jenis, corak dan ukurannya. Torto paling mahal adalah
dari jenis Yniphora, bisa sampai 100 juta lebih, torto ini dibanderol
mahal dikarenakan bentuknya yang bagus dan jarang ada di
pasaran.

Berikut beberapa jenis torto yang biasa dipelihara oleh para hobiis
di Indonesia

1. Yniphora / Ploughshare Tortoise /


Geochelone yniphora

Kura kura ini berasal dari Madagascar, termasuk kura yang


terancam kepunahan diakibatkan perburuan dan rusaknya habitat
mereka, shingga wajar jika harganya lumayan mahal. Berbagai
usaha konservasi dilakukan untuk mempertahankan jenis ini dari
kepunahan, mulai dari penangkaran dari lembaga lembaga terkait
hingga merusak tempurung dari tiap individu yang berhasil
ditemukan di alam liar agar tidak diburu untuk diperdagangkan
sebagai hewan peliharaan.
Yniphora jantan bisa mencapai ukuran panjang 43 cm dengan berat
rata rata 10 kg sedangkan betina mencapai 37 cm dan berat 8-9 kg.
Seperti kebanyakan torto lainnya, Yniphora juga memakan
rerumputan, Yniphora lebih menyukai rumput yang kering.

2. Aldabra / Aldabra Tortoise /


Aldabrachelys gigantean

Aldabra merupakan jenis torto terbesar kedua setelah torto


Galapagos. Torto ini berasal dari pulau Aldabra Atoll di Seycelles,
torto ini berwarna kehitaman dengan leher yang bisa memanjang
yang biasa digunakan untuk meraih dedaunan di semak yang agak
tinggi.Ukuran panjang kura jantan mencapai 120 cm dengan berat
250 kg, sedangkan betina mampu mencapai panjang 90 cm dengan
berat 150 kg. Mereka memakan berbagai jenis semak, rumput
rumputan, dan batang kayu muda yang lunak.
Walau termasuk jenis kura darat torto ini juga jago dalam
berenang. Habitatnya adalah daerah bersemak dan juga di sekitar
hutan bakau. Aldabra juga terancam punah dari habitat aslinya
karena penangkapan untuk dagingnya pada masa lalu dan predator
semacam tikus dan kucing. Harga untuk kura aldabra bisa
mencapai dari harga kura Yniphora dikarenakan ukurannya yang
bisa besar.

3. Radiata / Radiated Tortoise / Geochelone


radiate

Radiata merupakan torto dengan corak yang paling menarik


(menurut saya) dari semua jenis torto. Dari betuk karapas hitamnya
yang seperti kubah meninggi dengan corak garis garis kuning yang
terlihat seolah memancar dari titik kuning di setiap
scutenya.Ukuran radiata bisa mencapai 41 cm dengan berat 16 kg
ketika dewasa.
Di habitatnya, yaitu Madagascar, Radiata juga terancam punah
karena diburu untuk diperjualbelikan tempurungnya yang bagus
serta rusaknya habitat. Habitat alami mereka adalah di daerah
rerumputan atau semak kering dan hutan tropis sebelah selatan
dari Madagaskar. Mereka memakan rerumputan dan daun hijau,
buah, serta kaktus. Sering juga memakan daun kering untuk
penyeimbang diet mereka. Kisaran harga Radiata berukuran 5-10
cm ini Antara 8 juta sampai 15 juta.

4. Chery Head / Cheryhead Tortoise /


Geochelone Carbonaria

Ada perbedaan dari Cheryhead dengan Red Footed, Cherry Head


lebih kecil daripada Red Footed dan bisa muncul corak marble pada
karapas maupun plastronnya. Cheryhead seperti namanya
mempunyai sisik merah atau orange di kepalanya yang menyerupai
buah Chery. Mereka berasal dari daerah Brazil dan Paraguay
dengan habitat padang rumput dekat hutan tropis. Ukurannya bisa
mencapai 30 cm.

Makanan mereka meliputi daun daunan hijau, rumput, buah, bunga


dan hewan invertebrate kecil juga bisa mereka makan. Para hobiis
biasanya memberi makan buah2 merah seperti strawberry agar
warna kepalanya lebih merah. Cherry head menyukai lingkungan
bersuhu sekitar 30?C dengan kelembaban yang tinggi. Kelembaban
yang tinggi juga memungkinkan untuk membentuk pola marble
pada karapasnya. Harga baby Cherryhead berkisar Antara 1,5 juta
sampai 2 juta.
5. Sulcata/ African Spurred Tortoise/
Geochelone Sulcata

Sulcata atau sering disebut sulcy atau sulki oleh para penghobi kura
kura adalah torto sejuta umat di Indonesia, merupakan torto yang
paling cocok dipelihara di Indonesia karena kemampuannya
bertahan terhadap iklim di sini ( selain Emys dan Forsteni yang asli
Indonesia tentunya :D ). Selain itu karena cocoknya iklim untuk
sulcata, maka usaha breeding juga sudah mulai banyak berhasil di
Indonesia sehingga ketergantungan akan sulcata yang impor sedikit
berkurang.Sulcata merupakan torto terbesar ketiga setelah
Galapagos dan Aldabra. Panjang tubuhnya bisa mencapai 60cm
sampai 90 cm dengan berat mencapai 45kg sampai 90kg. Kura ini
berasal dai daerah Afrika di seputaran gurun Sahara, mereka
tinggal di daerah rumput kering, savannah ataupun di kawasan
semak yang kering, mereka suka menggali lubang untuk
perlindungan terhadap panas dan mencari temat lembab, jadi
jangan kaget jika sulcata yang anda pelihara terlihat menggali
lubang walau masih berusia kecil. Corak karapasnya kuning
keemasan dengan garis coklat tua. Sulcata mempunyai beberapa
taji di kaki depannya.

Makanan sulcata yang utama adalah rerumputan dan tanaman yang


tinggi serat dan rendah prtotein, terlalu banyak protein
menyebabkan penyakit pyramiding pada semua jenis torto (akan
saya bahas pada bagian lain). Pemberian makanan berupa buah
buahan dan sayuran dengan kadar air tinggi sebaiknya dihindar
akan tetapi kaktus, bunga sepatu bisa jadi pengecualian. Kura ini
juga bertempramen tinggi, tapi dengan perlakuan lemah lembut
bisa juga jadi lebih jinak dan bonding kepada anda. Harga sulcata
baby berukuran 5-6 cm biasanya dibanderol antara 1 juta sampai
1,3 juta rupiah per ekornya.
6. Parda / Leopard Tortoise / Geochelone
pardalis

Pardalis atau biasa disebut Parda oleh hobiss seperti namanya,


mempunyai corak tempurung seperti leopard jika sudah dewasa,
paduan corak dasar kuning gading dengan totol hitam yang tak
beraturan membuat tampilannya semakin cantik, apalagi jika
warna kuning gadingnya lebih banyak, semakin membuat
tampilannya terlihat makin cantik. Bentuk karapasnya seperti
kubah menjulang dan sering terlihat lebih pyramiding. Akan tetapi
hewan ini tidak tahan pada lembab sehingga sering terjadi kasus
sudden death yang dialami para hobiis yang memelihara parda
ukuran baby. Biasanya dikarenakan sifat Parda yang sensitive akan
udara lembab yang membuat gangguan pernafasan pada Parda.

Parda dewasa bisa mencapai ukuran 40 sampai dengan 50 cm


dengan berat mencapai 18 kg. kura ini berasal dari derah savannah
di afrika dari Sudan sampai Afrika Selatan. Hampir sama dengan
sulcata mereka memakan rumput, kaktus ataupun gulma. Hewan
ini lebih defensive mereka mengeluarkan bunyi/hissing jika mereka
merasa terancam. Parda juga merupakan pelari dan pemanjat yang
handal, jadi sediakan pagar yang cukup tinggi jika dipelihara
outdoor.Harga Parda ukuran baby berkisar antara 900 ribu sampai
1,2 juta, jika sedang banjir stok impor harganya bisa lebih murah
dari harga pasaran, tapi pintar pintar memilih jangan sampai dapat
Parda yang sakit.

7. Istar / Indian Star Tortoise / Geochelone


elegans

Seperti namanya Indian Star atau yang biasa disebut Istar oleh
hobiis merupakan torto dengan corak bintang di karapasnya dan
berasal dari daerah India sampai Sri Lanka. Coraknya hampir sama
dengan radiate, namun pancaran garisnya lebih jarang daripada
Radiata. Karapasnya tidak terlalu menjulang dan sering terlihat
pyramiding pada Istar ukuran dewasa. Ukuran Istar bisa mencapai
38 cm dengan berat mencapai 8 kgMakanan dari Istar adalah
rerumputan segar, bunga, buah dan kaktus. Mereka juga memakan
serangga tapi jika dipelihara, jangan sekali kali diberi serangga.
Mereka rentan terkena pilek jika udara terlalu dingin. Jadi Istar
perlu pemeliharaan dan perhatian ekstra.
Harga Istar ukuran baby berkisar antara 800 ribu sampai 1 juta
rupiah. Sama dengan Parda jika sedang banjir maka harga bisa
turun sampai kisaran 500 ribu, tapi tetap berhati hati dalam
memilihnya.

8. Emys / Asian Forest Tortoise / Manouria


emys emys

Manouria emys emys, atau biasa disebut kura kura kaki gajah
adalah kura kura darat (tortoise) terbesar di asia. penyebarannya di
indonesia meliputi Kalimantan dan Sumatra. Ukuran dewasa kura
kura ini berkisar antara 45-50 cm, dengan berat bisa mencapai
20kg. warna karapas Emys didominasi warna hijau tua dengan
sedikit coklat pada tiap scute-nya.
Seperti kebanyakan kura kura darat di dunia, Emys merupakan
kura pemakan tumbuhan, dan yang paling disenangi hewan ini
adalah daun dan batang Talas. Selain itu Emys juga menyukai
berbagai macam buah buahan. Perawatannya tidak susah karena
merupakan kura asli Indonesia jadi sudah terbiasa dengan iklim
disini. Harga emys ukuran baby berkisar 1 juta rupiah, untuk
ukuran remaja sekitar 700 ribu dan indukan berkisar antara 1,2 juta
sampai 1,4 juta.

9. Forsteni / Forstnes Tortoise / Indotestudo


Forstenii

Forsteni atau biasa disebut Teni oleh hobiis merupakan torto asli
dari Indonesia, Teni berasal dari Sulawesi dan Halmahera, mereka
menghuni pedalaman hutan basah. Teni mempunyai corak yang
eksotis, pada saat masih berusia baby karapasnya dominan
berwarna hitam dengan garis kuning di setiap sela scutenya. Saat
beranjak dewasa warna kuning semakin melebar dan berubah
dominan warna kuning dengan kepala juga semakin menjadi cerah.
Ukuran dewasa Teni bisa mencapai sekitar 25cm sampai 30cm.

Karena Teni nerasal dari hutan yang basah maka dia menyukai
daerah dengan cahaya yang redup dan suka berendam pada
genngan air, jadi pastikan jika anda memeliharanya maka
bersiaplah untuk menyedikan tempat berendamnya. Makanan
utama forsteni merupakan buah buahan dan sayuran, mereka juga
memakan cacing dan siput. Makanan kegemaran mereka adalah
makanan kuning seperti labu kuning, jagung, dan bunga dandelion.
Harga untuk kura forsteni ini sekitar 800 ribu sampai 1 juta rupiah
untuk yang ukuran baby.

Hayo kira - kira kalian sudah punya yang mana......

Apapun yang kalian punya yang penting kalian bisa merawat


mereka dengan bertanggung jawab, ingat mereka itu hampir punah
loh..jadi hargai mereka seperti kita menghargai diri kita sendir...
KLASIFIKASI REPTILIA
1. A. KLASIFIKASI REPTILIA

Klasifikasi reptil, pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya.


Formulasi ini dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan
adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid). Sekarang
klasifikasi reptil tersebut telah banyak berubah, dan dibagi menjadi 4
ordo:Testudinata, Rhynchocephalia, Squamata dan Crocodilia.

1. 1. Ordo Testudinata
2. a. Subordo Cryptodira

Subordo Cryptodira merupakan kura-kura darat, semi akuatik dan ada pula yang
akuatik. Keistimewaan dari anggota subordo ini adalah kepalanya dapat ditarik
ke dalam cangkang membentuk huruf S, mempunyai 12 sisik plastral, dan 9-8
tulang plastral. Pada sebangsa kura-kura, jumlah sisik, keping maupun susunan
tulang sangat penting artinya terutama dalam mengidentifikasi jenisnya.

Karapaks Subordo Cryptodira bermacam-macam, mulai dari tipis hingga tebal,


dengan warna dan bentuk yang bermacam-macam pula (cembung, kotak, bulat,
tebal) sesuai dengan lingkungan hidup masing-masing jenisnya. Subordo
Cryptodira dibagi dalam 11 famili diantaranya :

1) Famili Chelydridae

a) Superfamilia Testudinoidea

a.1) Famili Geoemydidae

Fosilnya anggota famili ini banyak ditemukan pada Jaman Krestasea Atas di
Eropa. Dulunya Geoemydidae atau lebih dikenal sebagai Bataguridae dianggap
sebagai satu suku dengan suku kurakura air tawar Amerika Selatan. Anggota
yang terbesar, yaitu Bajuku atau Biuku, yang berada di Sumatera dan Kalimantan
dapat mencapai 1170 mm. Adapun jenis-jenis anggota famili ini yang ada di
indonesia antara lain Batagur baska, Callagur borneoensis, Geoemyda japonica,
Malayemys subtrijuga, Notochelys platinota, Orlitia borneensis, Siebenrockiella
crassicollis, Coura amboinensis, Cyclemys dentatadan Heosemys spinosa.

Amyda cartilaginea Callagur borneoensis

Batagur baska Geoemyda japonica

a.2) Famili Testudinidae

Famili ini memiliki banyak anggota, yang paling terkenal terdapat di Kepulauan
Galapagos dan Kepulauan Secheyles. Pada kedua kepulauan tersebut mereka
dikenal sebagai kurakura purba dan kura-kura raksasa. Di Indonesia fosilnya
hewan ini dijumpai di Jawa, Flores, Timor dan Sulawesi. Kurakura Kuning di
Sulawesi dan Baning yang terdapat di hutanhutan Sumatera dan Kalimantan
merupakan kerabat kedua anggota famili di Kepulauan Galapagos dan Kepulauan
Secheyles yang masih hidup di Indonesia. Di Asia Tenggara terdapat tiga genus
yaitu Indotestudo dan Manouria yang masih hidup dan diwakili oleh satu jenis
saja di Indonesia, dan Geochelone yang ditemui dalam bentuk fosil di Jawa,
Sulawesi dan Nusa Tenggara. Contohnya :Geochelone gigantean, Testudo
hermanii, Testudo elephantopus

Klasifikasi Kura kura Aldabra (Geochelone gigantea)

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Class : Reptilia
Ordo : Testudines

Subordo : Cryptodira

Famili : Testudinidae

Genus : Geochelone

Species : Geochelone gigantean

a.3) Famili Emydidae

Sebagian besar anggota famili ini merupakan kura-kura semiakuatik. Ada


beberapa jenis yang hidup di air laut ( Malaclemys terrapin), ada yang hidup di
darat (beberapa spesies Terrapene) dan ada yang sepenuhnya akuatik( Terrapene
coabuila). Sebagaian besar merupakan omnivora akan tetapi terdapat beberapa
jenis yang murni karnivora ( misalnya genus Emydoidea dan Deirochelys).
Anggota famili ini mempunyai cangkang yang keras. Terdiri dari 12 genera dan
kurang lebih 39 spesies. Di indonesia, beberapa jenis kura-kura anggota famili ini
merupakan hewan import yang diperdagangkan bebas, misalnya Trachemys
scripta( kura-kura brazil).

Trachemys scripta

b) Superfamilia Trionychoidea

Famili Carettochelydae

Famili Trionychidae
Famili Kinosternidae

Famili Dermatemydidae

Kura-kura ini memiliki penyebaran paling luas di dunia. Terdapat diseluruh


benua, kecuali Australia yang hanya berupa fosil saja. Tiap genus dari suku ini
hanya memiliki satu sampai tiga anggota saja yang dapat dibedakan dengan
mudah dari perisainya yang berasal dari tulang rawan dan ekornya yang agak
panjang. Pada beberapa jenis, kaki belakangnya dapat disembunyikan dalam
suatu katub perisai. Lehernya relatif panjang, sehingga kepalanya hampir dapat
mencapai bagian belakang tubuhnya. Lubang hidungnya terletak pada ujung
moncong yang kecil dan pendek. Ukurannya dapat mencapai panjang satu meter,
dengan berat satu kuintal. Adapun beberapa jenis anggota super famili ini yang
berada di indonesia adalah Amyda cartilaginea (bulus), Dogania subplana( labi-
labi hutan), Pelodiscus sp., Chitra chitra (manlai/labi-labi bintang), Pelochelys
bibroni ( labi-labi irian), Pelochelys cantori ( antipa/labi-labi raksasa),
dan Charettochelys insculpta ( moncong babi).

Pelochelys bibroni Pelochelys cantori

c) Superfamilia Chelonioidea

c.1) Famili Cheloniidae

Famili ini dapat dibedakan dengan famili lainnya dengan dua ciri khas yakni
adanya keping inframarginal yang menghubungkan perisai perut dan perisai
punggung dan juga kaki yang berbentuk dayung.Kaki depannya umumnya hanya
mempunyai satu cakar, bila ada cakar kedua biasanya berukuran sangat kecil.
Hewan jantan biasanya memiliki cakar depan dan ekor yang lebih panjang. Ia
mempunyai lubang hidung yang terletak agak dekat permukaan atas tengkorak
untuk memudahkan mengambil udara untuk bernafas.
Semua anggota Famili Cheloniidae hidup di laut tropik, subtopik, terkadang ada
di daerah dengan iklim temperate. Penyu ini tersebar luas di samudra-samudra
di seluruh dunia. Dari tujuh spesies anggota famili ini, enam diantaraya
ditemukan di Indonesia. Adapun contoh spesies anggota famili ini antara lain
Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Sisik ( Eretmochelys imbricata),
Penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu tempayan (Caretta caretta).
Perkawinan terjadi di laut, karenanya hewan yang jantan tidak pernah naik ke
daratan, hanya yang betina saja yang naik untuk bertelur.

Chelonia mydas Caretta caretta

Eretmochelys imbricata Lepidochelys olivacea

c.2) Famili Dermochelyidae

Satu-satunya anggota dari famili ini yang masih tersisa adalah Penyu Belimbing.
Penyu ini mempunyai persebaran yang luas, hingga ke daerah beriklim dingin.
Ciriciri penyu ini adalah warna tubuh hitam sampai abuabu kehijauan, kaki
tidak bercakar dan perisai ditutupi oleh kulit sebanyak tujuh lipatan memanjang
dan berbintik putih tanpa keping yang jelas. Penyu ini dapat dengan mudah
dibedakan dengan ciri perisainya yang dibentuk oleh tulangtulang kecil yang
tertanam dibawah kulit yang tersusun dalam tujuh baris yang membentuk lunas
pada perisai punggungnya. Perisai perutnya pun tersusun sedemikian rupa
sehingga terdapat dua baris yang rapat bersebelahan. Anakannya berwarna hitam
dengan bagian bawahnya berwarna coklat. Contoh spesies anggota famili ini
adalah Dermochelys coriacea

Dermochelys coriacea

1. b. Subordo Pleurodira

Sub-ordo Pleurodira merupakan kura-kura akuatik dengan ciri memiliki leher


yang panjang. Kepalanya dapat dilipat ke samping badan namun tidak dapat
ditarik ke dalam tempurungnya. Karapaks biasanya berbentuk oval dan berwarna
gelap, memiliki 13 sisik plastral dan 9-11 tulang plastral. Pelvisnya bersatu
dengan tempurung/cangkang.Merupakan hewan karnivora, pemakan siput, kura-
kura, dan amphibi.

Subordo Pleurodira dibagi menjadi 3 Famili yaitu:

Famili Chelidae

Famili Pelomedusidae

Famili Podocnemididae

Contoh dari Subordo Pleurodira antara lain :Chelodina oblonga, Eydura


subglobosa (Famili Chelidae), dan Pelomedusa subrufa (Famili Pelomedusidae)

1) Famili Chelidae

Famili ini terdiri dari kurang lebih 17 genus dan 54 spesies. Famili ini dapat
dikenali dari lehernya yang tidak dapat dimasukkan ke dalam perisainya, dan
bagian perisainya mempunyai keping intergular. Famili ini dianggap lebih
primitif daripada kurakura yang dapat menyembunyikan lehernya dalam
perisai. Diperkirakan nenek moyangnya telah ada sejak 223 juta tahun yang lalu,
berdasarkan fosilfosil dari Genus Chelodina, Elseya, dan Emydura. Genus
Chelodina dikenali dari kaki depan dengan empat kuku, keping intergular yang
tidak berhubungan dengan tepi perisai yang relatif panjang. Genus ini dibagi
menjadi dua, yakni kurakura dengan leher panjang dan kepala yang juga relatif
panjang dan kelompok yang kedua adalah kurakura dengan panjang leher
sedang dan kepala relatif pendek dan lebih besar.

1. 2. Ordo Rhynchocephalia
Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal, berkulit
tanduk dan bersisik, bergranula, punggungnya berduri pendek.Tulang rahang
mudah digerakkan. Contoh yang masih hidup di Australia :Sphenodon
punctatum (Tuatara).

Klasifikasi Sphenodon punctatum(Jasin. 1984 : 282)

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Rhynchocepholia

Famili : Rhynchocepholidae

Genus : Sphenodon

Species : Sphenodon punctatum

1. 3. Ordo Squamata

Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epidermis bertanduk yang secara
periodik mengelupas sebagiansebagian atau keseluruhan. Osteoderm biasanya
tidak ada tapi pada beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan tempat
lain. Kepala pada dasarnya tipe diapsid, arcade bawah tidak sempurna atau tidak
ada dan arkade atas juga sering demikian.Tidak memiliki tulang kuadratojugal
(penghubung tulang kuadrat dan jugal) sehingga memungkinkan terjadinya
gerakan kinesis (pergerakkan tengkorak akibat posisi tulang kuadrat).Lubang
hidung berpasangan.Sering memiliki mata pineal pada kelompok kadal tapi pada
kelompok ular tidak ditemukan.Memiliki lubang kloaka transversal dan pada
yang jantan terdapat dua hemipenis.OrganJacobson berkembang baik dan
terpisah sempurna dari rongga hidung. Ordo ini terbagi atas dua sub ordo yaitu
Sauri/Lacertalia dan Serpentes/Ophidia.

1. a. Sub Ordo Sauria/Lacertalia

Sub ordo ini memiliki tubuh berbentuk silindris, mempunyai dua pasang
extremitas. Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum posterior (pelvic
girdle) tumbuh baik.Chameleo chameleon Makanannya berupa insecta atau
Invertebrata lainnya, ada yang herbivore.Terdapat di daerah tropis.Darikesemua
famili anggota lacertilia, terdapat 4 famili yang ada di indonesia, yaitu Agamidae,
Gekkonidae, Scincidae, Varanidae

1) Famili Agamidae

Famili ini memiliki ciri badan pipih, tubuhnya ditutup sisik bentuk bintil atau
yang tersusun seperti genting, demikian pula dengan kepalanya penuh tertutup
sisik.Lidahnya pendek, tebal, sedikit berlekuk di ujung serta bervilli.Jari-
jarinya kadang bergerigi atau berlunas Tipe gigi acrodont.Pada Draco
volansmemiliki pelebaran tulang rusuk dengan lipatan kulit. Habitatnya di pohon
dan semak.

2) Famili Scincidae

Ciri umum dari famili ini adalah badannya tertutup oleh sisik sikloid yang sama
besar, demikian pula dengan kepalanya yang tertutup oleh sisik yang besar dan
simetris. Lidahnya tipis dengan papilla yang berbentuk seperti belah ketupat dan
tersusun seperti genting.Tipe giginya pleurodont.Matanya memiliki pupil yang
membulat dengan kelopak mata yang jelas.Ekornya panjang dan rapuh. Contoh
spesies famili ini adalah Mabouya multifasciata

3) Famili Varanidae

Ciri dari famili ini adalah badannya yang besar dengan sisik yang bulat di bagian
dorsalnya sedang di bagian ventral sisik melintang dan terkadang terdapat
lipatan kulit di bagian leher dan badannnya.Lehernya panjang dengan kepala
yang tertutup oleh sisik yang berbentuk polygonal.Lidahnya panjang bercabang
dan tipe giginya pleurodont.Pupil matanya bulat dengan kelopak dan lubang
telinga yang nyata.

Anggota famili ini yang terbesar adalah komodo ( Varanus komodoensis ) yang
panjangnya dapat lebih dari 3 meter. Komodo persebarannya terbatas di
beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara. Suku varanidae terdiri dari dua kelompok
yang sedikit berbeda, yaitu marga Varanus yang besar ( lebih dari 35 spesies di
seluruh dunia) dan marga Lanthanous yang sejauh ini berisi spesies tunggal L.
Borneensis yang berasal dari kalimantan. Marga Lanthanous ini merupakan
biawak yang bertubuh kecil dan tanpa lubang telinga

Klasifikasi Varanus komodoensis

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Class : Reptilia

Ordo : Squamata

Sub ordo : Lacertalia

Famili : Varanidae

Genus : Varanus

Spesies : Varanus komodoensis

Ciri Morfologi Varanus komodoensis :


Panjang badannya sampai 3 mater dengan berat badannya mencapai 140
kg.Ekornya panjang, gemuk agak pipih, sedangkan kepalanya bermoncong tidak
runcing. . Ekor binatang ini merupakan alat yang ampuh untuk meroboh kan
mangsanya dalam sekali serangan. Lidahnya panjang, bercabang dua diujungnya
dan berwarna kuning kemerah-merahan.Seluruh tubuhnya kulit kera, berwarna
hitam keabu-abuan. Kulit binatang ini bercorak khusus, kecuali pada biawak
yang muda, kulitnya berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan

4) Famili Gekkonidae

Gekkonidae banyak ditemukan di iklim yang hangat. Memiliki keunikan yang


berbeda dengan famili yang lain dari vokalisasinya, ketika bersosialisasi dengan
gecko yang lain. Kebanyakan gecko tidak mempunyai kelopak mata, melainkan
matanya dilapisi membrane transparan yang dibersihkan dengan cara dijilat.
Banyak spesies anggota gekkonidae yang memiliki jari khusus yang termodifikasi
untuk memudahkannya memanjat permukaan vertikal maupun melewati langit-
langit dengan mudah

Kebanyakan gecko berwarna gelap namun ada pula yang berwarna


terang.Beberapa spesies dapat mengubah warna kulitnya untuk membaur dengan
lingkungannya ataupun dengan temperature lingkungannya.Beberapa spesies
dapat melakukan parthenogenesis dan juga beberapa spesies betina dapat
berkembang biak tanpa pembuahan.

1. Sub ordo Serpentes/ophidae (ular)

Tubuh tidak memiliki extremitas, walaupun sisanya ditemukan pada spesies


tertentu. Mandibula (rahang bawah) terikat seluruhnya dengan ligament;gigi
bulat panjang. Diantara spesies yang berbisa memiliki gigi taring, taring atas
berfungsi alat penyuntik bisa. Anggota sub ordo kurang lebih 2500 spesies.
Contoh :Lampropeltis bovlii (ular Weling)
Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Class : Reptilia

Ordo : Squamata

Sub ordo : Serpentes

Famili : Pythonidae

Genus : Python

Spesies : Python molurus

Ciri Morfologi Python molurus:

Warnanya kuning cerah dengan sebagian warna putih di bagian bawah


tubuhnya.Phyton Morulus bisa mencapai 17 sampai 18 kaki dan dapat mencapai
berat lebih dari 200 pon.Memiliki mata yang sempurna yang digunakan untuk
melihat mangsa.Memiliki sisik disepanjang sisi tubuhnya. Memiliki lidah yang
panjang tetapi kecil digunakan sebagai indra pembau.Umumnya mencari makan
pada malam hari.

Keunikan lain yang dimiliki oleh subordo ini adalah seluruh organ tubuhnya
termodifikasi memanjang. Dengan paru-paru yang asimetris, paru-paru kiri
umumnya vestigial atau mereduksi. Memiliki organ perasa sentuhan (tactile
organ) dan reseptor yang disebut Organ Jacobson ada pula pada beberapa jenis
yang dilengkapi dengan Thermosensor. Ada sebagian famili yang memiliki gigi
bisa yang fungsinya utamanya untuk melumpuhkan mangsa dengan jalan
mengalirkan bisa ke dalam aliran darah mangsa.
Ada 4 tipe gigi yang dimiliki Subordo Serpentes, yaitu :

Aglypha : tidak memiliki gigi bisa. Contohnya pada Famili


Pythonidae, dan

Boidae.

Proteroglypha : memiliki gigi bisa yang terdapat di deretan gigi muka (bagian
depan).

Contohnya pada Famili Elapidae dan Colubridae.

Solenoglypha : memiliki gigi bisa yang bisa dilipat sedemikian rupa pada saat

tidak dibutuhkan. Contohnya pada Famili Viperidae.

Ophistoglypha : memiliki gigi bisanya yang terdapat di deretan gigi belakangnya.

Contohnya pada Famili Hydrophiidae

Sedangkan untuk bisa ular, terdapat 3 jenis bisa yang digunakan untuk
melumpuhkan mangsa, perlindungan diri ataupun untuk membantu
pencernaannya, yaitu :

Haemotoxin : bisa yang menyerang sistem peredaran darah yaitu dengan cara

menyerang sel-sel darah. Contoh famili yang memiliki bisa tipe

ini adalah: Colubridae dan Viperidae.

Cardiotoxin : masih berkaitan dengan sistem peredaran darah, bisa jenis ini
melambat dan akhirnya dapat berhenti. Contoh Famili yang memiliki bisa jenis
ini tidak spesifik. Dalam arti, banyak famili yang sebagian anggotanya memiliki
bisa jenis ini.
Neurotoxin : bisa yang menyerang syaraf, menjadikan syaraf mangsanya lemah
sehingga tidak dapat bergerak lagi dan dapat dimangsa dengan mudah. Famili
Elapidae dan Hydrophiidae adalah contoh famili yang memiliki bisa tipe ini.

1. 4. Ordo Crocodilia
Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara
reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk.Di daerah punggung sisik-
sisik itu tersusun teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan
membentuk perisai dermal.Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral
bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat.Kepala berbentuk piramida,
keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi-gigi runcing bertipe
gigi tecodont.Mata kecil terletak di bagian kepala yang menonjol kedorso-
lateral.Pupil vertikal dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang
membungkus tulang sehingga lubang tersebut hanya nampak seperti
celah.Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengkapi
dengan suatu penutup dari otot yang dapat berkontraksi secara otomatis pada
saat buaya menyelam.Ekor panjang dan kuat.Tungkai relatif pendek tetapi cukup
kuat.Tungkai belakang lebih panjang, berjari 4 dan berselaput. Tungkai depan
berjari 5 tanpa selaput.

Jantung buaya memiliki 4 ruang namun sekat antar ventrikel kanan dan kiri
tidak sempurna yang menyebabkan terjadinya
percampuran darah.Padajantungnya memiliki foramen panizza. Crocodilia
merupakan hewan poikilotermik sehingga kebanyakan akan berjemur di siang
hari unutk menjaga suhu tubuhnya. Mereka berburu di malam hari.Crocodilian
dewasa terutama yang dominan memiliki teritori tersendiri, namun pada musim
kering teritori tersebut dilupakan karena daerah mereka menyempit akibat
kekeringan.

a) Famili Alligatoridae

Famili Alligatoridae memiliki ciri-ciri bentuk moncongnya yang tumpul dengan


deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat pada
rongga pada deretan rahang atas sehingga pada saat moncongnya mengatup
hanya deretan gigi pada rahang atasnya saja yang terlihat.dapat mencapai umur
maksimal hingga 75 tahun. Tahan terhadap suhu rendah.memiliki lempeng
tulang pada punggung dan bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk
yang lebar.yang berjumlah lebih dari 6 sisik

Klasifikasi Alligator mississipiensis (Hickman et al, 2001)

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Class : Reptilia

Ordo : Crocodilia

Famili : Alligatoridae

Genus : Alligator

Spesies : A. mississipiensis

b) Famili Crocodylidae

Ciri-ciri Famili Crocodilidae adalah moncongnya meruncing dengan bentuk yang


hampir segitiga dan pada saat mengatup, kedua deret giginya terlihat dengan
jelas. Kedua tulang rusuk pada ruas tulang belakang pertama bagian leher
terbuka lebar.Terdapat pula baris tunggal sisik balakang kepala yang melintang
yang tidak lebih dari 6 buah di bagian tengkuk.

Klasifikasi Alligator mississipiensis (Hickman et al, 2001)

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Class : Reptilia
Ordo : Crocodilia

Famili : Crocodylidae

Genus : Crocodylus

Spesies : C. noveguineae

Spesies anggota Famili Crocodilidae yang ada di Indonesia adalah :

b.1 Crocodylus noveguineae (Buaya Irian)

Spesies yang sering disebut sebagai Buaya Irian ini dibedakan dengan buaya yang
lain berdasrkan ukuran sisiknya yang lebih besar, terutama sisik ventralnya. Sisik
belakang kepalanya berjumlah 4-7 buah.Sisik D.C.W (Double Crest Whorl)
sejumlah 17-20 pasang, sedangkan Sisik S.C.W (Single Crest Whorl) berjumlah
18-21 buah. Jumlah sisik ventral terdiri atas 23-28 baris dari depan ke belakang.
Ukuran maksimum dapat mencapai 3350 mm untuk jantan dan 2650 mm untuk
betina.

Pada waktu akan bertelur, betina akan membuat sarang dan bertelur pada awal
musim kemarau, hal ini berlawanan dengan Crocodylus porosus. Telur telur ini
dijaga oleh induk sampai mereka dapat mencari makanan sendiri. Buaya-buaya
ini menempati habitat yang sama dengan buaya air tawar di Indonesia Barat dan
dijumpai sampai ke pedalaman dengan persebaran meliputi Irian sebelah utara,
mulai dari daerah DAS Memberamo, sampai semenanjung selatan Papua Nugini.

b.2 Crocodylus porosus (Buaya Muara)

Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia dan dapat mencapai
panjang tujuh meter. Buaya ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan
sisik belakang kepalanya yang kecil ataupun tidak ada, sisik dorsalnya berlunas
pendek berjumlah 16-17 baris dari depan ke belakang biasanya 6-8 baris.
Tubuhnya berwarna abu-abu atau hijau tua terutama pada yang dewasa pada
sedangkan yang muda berwarna lebih kehijauan dengan bercak hitam, dan pada
ekornya terdapat belang hitam dari bercak- bercak berwarna hitam.

Saat bertelur, betina akan membuat sarang dari sampah tumbuhan, dan
dedaunan. Buaya ini bertelur pada awal musim penghujan. Telur telur ini akan
terus dijaga oleh induk sampai menetas dan mereka dapat mencari makanan
sendiri.

Buaya jenis ini menempati habitat muara sungai. Kadang dijumpai di laut
lepas.Makanan utamanya adalah ikan walaupun sering menyerang manusia dan
babi hutan yang mendekati sungai untuk minum.Persebaran buaya ini hampir di
seluruh perairan Indonesia.

b.4Crocodylus siamensis (Buaya Air Tawar)

Dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik post occipital-nya yang
berjumlah 2-4 buah. Moncongnya tidak berlunas tetapi terdapat lunas yang jelas
di antara kedua matanya.. Panjang moncongnya satu setengah sampai satu tiga
perempat kali lebarnya. Umumnya memiliki 3-4 buah sisik belakang kepala.
Tubuhnya kecil dan hanya dapat mencapai panjang sekitar satu meter, berwarna
hijau tua kecoklatan dan anakan berwarna lebih muda dengan bercak- bercak
pada punggung dan ekor. Belang hitam pada ekor umumnya tidak utuh. Buaya
Air Tawar betina bertelur pada awal musim penghujan.

Buaya ini hidup pada pedalaman dengan air yang tawar, sungai atau rawa-rawa.
Makanan utamanya adalah ikan. Jenis ini juga dikenal sebagai buaya

Buaya muara Buaya air tawar

b.5 Tomistoma Schlegelii ( Buaya Senyulong)


Buaya ini dapat dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan moncongnya
yang sangat sempit dengan ukuran tubuh yang mencapai 5,6m. Jari kakinya
memiliki selaput, dan sisi kakinya berlunas.Matanya memiliki iris yang
tegak.Betinanya bertelur pada awal musim penghujan.Telurnya diletakkan dalam
tanah dan ditimbun dengan sampah tetumbuhan.

Gambar: Buaya Senyulong

Habitat yang menjadi favorit buaya ini adalah lubuk-lubuk yang relatif dalam,
rawa-rawa, hingga ke pedalaman.Makanan utama adalah ikan, udang dan juga
monyet. Persebaran buaya ini meliputi Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.

c) Famili Gavialidae

Famili Gavialidae memiliki bentuk moncong yang memanjang dan pada saat
moncong tersebut menangkup, kedua deret gigi yaitu yang berada di rahang atas
dan rahang bawah terlihat berseling. Ujung moncongnya melebar dan bersegi
8.sekilas bentuknya mirip dengan Tomistoma schlegelii.

Klasifikasi Gavialis gangeticus(Hickman et al, 2001)

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Class : Reptilia

Ordo : Crocodilia

Superfamili: Gavialoidea
Famili : Gavialidae

Genus : Gavialis

Spesies : G. gangeticus

Anda mungkin juga menyukai