Anda di halaman 1dari 29

PULAU SUMATERA

1. Nangroe Aceh Darussalam

 Flora : Bunga Cempaka

Bunga ini sudah cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Bunga dengan nama latin
Michelia Alba bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 3o meter. Pada bagian ranting terdapat bulu-
bulu halus yang berwarna keabu-abuan. Jenis daunnya merupakan daun tunggal dengan bntuk telor
dan memiliki warn ahijau cerah.Saat masih muda bunga cempaka ini memiliki warna hijau setelah
mekar warnanya berubah menjadi putih bersih. Saat ini bunga cempaka putih merupakan flora yang
menjadi ciri khas provinsi Jawa Tengah. Bagi masyarakat Jawa bunga kantil digunakan dalam berbagai
upacara adat seperti menghias senjata pusaka, menjadi hiasan pengantin sedangkan dalam prosesi
kematian bunga ini digunakan sebagai bunga tabur dan penghias keranda jenazah.

 Fauna :Burung Murai

2. Sumatera Utara
 Flora : Bunga Kenanga

Kenanga (Cananga odorata) merupakan bunga khas (flora identitas) provinsi Sumatera Utara.
Tanaman Kenanga mempunyai bunga yang beraroma wangi dan harum sehingga disuling menjadi
minyak wangi. Bunga Kenanga (Cananga odorata) juga sering digunakan dalam upacara-upacara
adat.

Dalam bahasa Inggris bunga Kenanga dikenal sebagai Ylang-ylang. Dan dalam bahasa latin
(ilmiah) flora identitas provinsi Sumatera Utara ini dinamai Cananga odorata.

Pohon kenanga terdiri atas dua macam. Yang pertama adalah kenanga biasa (Cananga
odorata macrophylla) yang berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 20 meter. Kedua,
kenanga perdu (Cananga odorata fruticosa) yang biasa ditanama sebagai tanaman hias
dengan tinggi maksimal 3 meter.

 Fauna : murai Nias


Murai nias adalah salah satu yang tau berasal dari mana? Ternyata burung ini berasal daerah
nias, karena burung ini bisa dikatakan untuk bersaing dengan murai medan. Karena kedua
burung ini sudah menjuarai di beberapa arena perlombaan.

Menurut pendapatan orang lain ya, suara yang terbaik dalam berkicau adalah murai nias
kelebihannya hampir sama dengan murai medan. Di sini perbedaan murai medan dan
lampung dari kedua burung tersebut adalah hanya saja panjang ekor dan dari bentuk
badannya lebih kecil sama dengan murai lampung.

Terkadang di waktu ada acara perlombaan kicau mania, murai nias pernah meraih juara yang
terbaik dengan membawa juara ke tiga. Karena burung nias ini mendapat prestasi dan para
pecinta murai dari luar daerah mulai melirik dan ingin memburu untuk mempunyai murai
nias.

3. Riau

 Flora : Nibung

Nibung (Oncosperma tigillarium syn. O. filamentosum) adalah sejenis palma yang tumbuh di
rawa-rawa Asia Tenggara, mulai dari Indocina hingga Kalimantan.
Tumbuhan ini berupa pohon dengan bentuk khas palma: batang tidak atau jarang bercabang,
dapat mencapai 25m, dapat memunculkan anakan yang rapat, membentuk kumpulan hingga
50 batang. Batang dan daunnya terlindungi oleh duri keras panjang berwarna hitam. Daunnya
tersusun majemuk menyirip tunggal (pinnatus) yang berkesan dekoratif.

 Fauna : Burung Tokhtor Sumatera

Tokhtor sumatera (Carpococcyx viridis) adalah burung endemik Sumatera termasuk dalam
18 burung paling langka di Indonesia. Burung Tokhtor sumatera didaftar sebagai satwa Kritis
yakni status konservasi dengan keterancaman paling tinggi. Diduga populasinya tidak
mencapai 300 ekor. Burung Tokhtor Sumatera pernah dianggap punah karena sejak
terdiskripsikan pada 1916 tidak pernah dijumpai lagi, baru pada November 1997 seekor
Tokhtor Sumatera berhasil difoto untuk pertama kalinya oleh Andjar Rafiastanto. Photo
selanjutnya terjadi pada tahun 2006, perangkap kamera survei untuk harimau dekat dengan
Taman Nasional Kerinci Seblat dapat mengambil gambar dari burung Tokhtor Sumatera,

Burung ini merupakan satu dari tiga spesies Tokhtor yang ada di dunia selain Tokhtor
Kalimantan (Carpococcyx radiceus) yang endemik Kalimantan dan Coral-billed Ground-
cuckoo (Carpococcyx renauldi) yang terdapat di Thailand dan Vietnam. Dulunya, Tokhtor
Sumatera dan Tokhtor Kalimantan dianggap sebagai satu spesies yang sama yang dinamai
Tokhtor Sunda

4. Kepulauan Riau
 Flora : Daun Sirih

Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang
pohon lain[1]. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dikunyah bersama gambir, pinang,
tembakau dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut
dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan. Juga kapurnya mebuat
pengerutan gusi (periodentitis) yang dapat membuat gigi tanggal, walaupun daun sirihnya
yang mengandung antiseptik pencegah gigi berlubang.[2]

Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam kehidupan dan
berbagai upacara adat rumpun Melayu.

Di Indonesia, sirih merupakan flora khas provinsi Kepulauan Riau. Masyarakat Kepulauan
Riau sangat menjunjung tinggi budaya upacara makan sirih khususnya saat upacara
penyambutan tamu dan menggunakan sirih sebagai obat berbagai jenis penyakit. Walaupun
demikian tanaman sirih banyak dijumpai di seluruh Indonesia, dimanfaatkan atau hanya
sebagai tanaman hias.

 Fauna : Ikan Kakap Putih

Kakap putih adalah suatu jenis Ikan berpindah dalam keluarga Latidae dari ordo Perciformes. Jenis
ikan ini tersebar luas di wilayah Hindia-Pasifik Barat mulai dari Asia Tenggara sampai Papua Nugini
dan Australia Utara. Ikan ini dikenal dengan nama Pla kapong di Thailand dan Barramundi di
Australia

Kakap putih merupakan ikan demersal (menghuni dasar sungai/laut) dimana ikan ini bisa ditemukan
di perairan pesisir, muara sungai, laguna dan sungai, baik di perairan bersih maupun keruh, biasanya
dalam rentang suhu 26−30 °C. Ikan ini tidak melakukan migrasi besar-besaran dalam suatu atau antar
sistem sungai

5. Jambi
 Flora : Pinang Merah

Pinang merah adalah sebutan umum bagi jenis palem hias yang memiliki kelopak berwarna
merah atau kemerahan. Nama ini sebetulnya diberikan kepada Areca vestiaria Giseke, namun
ternyata digunakan juga untuk palem merah (Cyrtostachys lakka Becc.). Artikel ini
membahas mengenai jenis yang disebut pertama kali.

Areca vestiaria Giseke adalah sejenis pinang yang berasal dari Sulawesi Utara namun
ditemukan pula di pulau-pulau di bagian utara Maluku Utara. Palem ini disebut juga pinang
monyet/yaki oleh masyarakat setempat.

 Fauna : Harimau Sumatera

Harimau sumatera (bahasa Latin: Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat
aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan
hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically
endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.
Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatera.

6. Sumatera Barat
 Flora : Pohon Andalas

Pohon andalas memiliki nama ilmiah Morus mocroura. Pohon ini menjadi tanaman khas
daerah Sumatera Barat. Dia memiliki tinggi 25-60 m dan diameter 1 m dengan bentuk batang
yang tegak. Kulit pada batang pohon ini berwarna cokelat keabuan.

Buah pohon yang biasanya hidup di dataran tinggi ini mirip buah murbai. Bentuknya
bergerombol kecil-kecil. Buahnya berwarna hijau sewaktu muda dan berwarna ungu
kemerahan jika sudah matang. Bagian dalam buah andalas berair dan dapat dimakan. Rasa
buahnya asam dan manis.

Pohon andalas memiliki kayu yang kuat, tahan dari serangan serangga dan rayap. Warna kulit
kayunya juga tidak gampang pudar akibat panas serta tidak mudah lapuk karena hujan. Oleh
sebab itu, masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, dulunya sering menggunakan pohon ini
untuk membuat rumah. Selain itu, pohon andalas juga sering dimanfaatkan untuk membuat
perabot rumah tangga, seperti alat penumbuk beras.

Pohon andalas digunakan secara berlebihan oleh masyarakat tanpa mau menanamnya
kembali. Akibatnya, sekarang pohon ini mulai langka dan sulit ditemukan. Kalau pun ingin
mendapatkan pohon ini, kita harus berjalan jauh selama berhari-hari ke dalam hutan. Semoga
tanaman khas Sumatera Barat ini tidak punah ya!

Selain ada di Sumatera Barat, pohon ini ada juga di pulau Jawa. Pohon andalas juga tumbuh
di negara lain, seperti India, Butan, Kamboja, Cina, Myanmar, Nepal, Pakistan, Thailand, dan
Vietnam.

 Fauna : Kuau Besar

Kuau adalah unggas yang tergabung dalam marga Argusianus. Terdapat dua jenis kuau: kuau raja
(Argusianus argus) dan kuau bergaris ganda (Argusianus bipunctatus). Keduanya berasal dari
Kepulauan Nusantara. Kuau bergaris ganda tidak pernah ditemukan di alam, deskripsinya didasarkan
pada sejumlah bulu yang dikirim ke London dan dipertelakan pada tahun 1871. IUCN
memasukkannya dalam status punah.

Burung ini mudah dikenali karena memiliki tubuh yang indah dan spesifik. Tubuh yang jantan lebih
besar daripada betina. Beratnya adalah 11,5 kg dan panjangnya adalah 2 meter. Umumnya, berwarna
dasar kecoklatan dan dengan bundaran bundaran kecoklatan. Kulit disekitar kepala dan leher kuau
jantan berwarna kebiruan. Bagian belakang jambul betina, ditumbuhi jambul yang lembut. Warna
kaki kuau betina kemerahan dan tidak mempunyai taji/susuh.Suara burung kuau terdengar hingga
lebih dari 1 mil

7. Bengkulu
 Flora : bunga raflesia/Bunga Bangkai

Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh seorang
pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan
nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk
empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer 1997), semua
spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Filipina.

 Fauna : Beruang Madu

8. Sumatera Selatan
 Flora : Buah Duku

Duku adalah jenis buah-buahan dari anggota suku Meliaceae. Tanaman yang berasal dari Asia
Tenggara sebelah barat ini memiliki kemiripan dengan buah langsat, kokosan, pisitan, celoring dan
lain-lain dengan pelbagai variasinya. Nama-nama yang beraneka ragam ini sekaligus menunjukkan
adanya aneka kultivar yang tercermin dari bentuk buah dan pohon yang berbeda-beda

 Fauna : Ikan Belida

Ikan lopis merupakan jenis ikan sungai yang tergolong dalam suku Notopteridae (ikan berpunggung
pisau). Ikan ini lebih populer dengan nama ikan belida/belido, yang diambil dari nama salah satu
sungai di Sumatera Selatan yang menjadi habitatnya. Orang Banjar menyebutnya ikan pipih. Jenis ini
dapat ditemui di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Semenanjung Malaya, meskipun sekarang sudah
sulit ditangkap karena rusaknya mutu sungai dan penangkapan. Ikan ini merupakan bahan baku
untuk sejenis kerupuk khas dari Palembang yang dikenal sebagai kemplang. Dulu lopis juga dipakai
untuk pembuatan pempek namun sekarang diganti dengan tenggiri. Tampilannya yang unik juga
membuatnya dipelihara di akuarium sebagai ikan hias

9. Bangka-Belitung
 Flora : Jeruk Kunci

eruk Nipis (Lat Citrus aurantifolia; Famili: Rutaceae) merupakan jenis tumbuhan yang masuk
kedalam suku jeruk-jerukan, tersebar di Asia Dan Amerika Tengah dikenal juga sebagai jeruk pecel.
Pohon jeruk nipis dapat mencapai tinggi 3—6 meter, bercabang banyak dan berduri, daun lonjong,
tangkai daun bersayap kecil. Perbungaan muncul dari ketiak daun dan bunga kecil, putih berbau
harum. Buah bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai kuning dan kulit buah tipis
mengandung banyak minyak atsiri. Daging buah berwarna putih kehijauan, sangat asam,
mengandung banyak vitamin C dan asam sitrat. Biji banyak, kecil, bersifat poliembrioni. Di Indonesia
dapat hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Tumbuh baik di tanah
alkali, di tempat-tempat yang terkena sinar matahari langsung. Perbanyakan dengan biji, okulasi atau
cangkok. Buah digunakan untuk membuat minuman, obat batuk dan penyedap masakan dan juga
sering dipakai untuk menghilangkan karatan dan mencuci rambut.

 Fauna : Mentilin/Tarsius Siau

Tarsius adalah primata dari genus Tarsius, suatu genus monotipe dari famili Tarsiidae, satu-satunya
famili yang bertahan dari ordo Tarsiiformes. Meskipun grup ini dahulu kala memiliki penyebaran
yang luas, akan tetapi semua spesies yang hidup sekarang jumlahnya terbatas dan ditemukan di
pulau-pulau di Asia Tenggara

10. Lampung
 Flora : Bunga Ashar

Disebut sebagai bunga pukul empat karena biasanya mekar saat pukul empat sore, hal itu
dikarenakan adanya rangsangan cahaya, gerakan ini dinamakan dengan fotonasti.[4] Tanaman
ini termasuk dalam kelas Dicotyledones, yaitu kelas tumbuhan yang mempunyai biji keping
dua, mempunyai kelopak dengan kelipatan 4 sampai 5, serta urat daunnya yang menjari.[5]
Selain sebagai tanaman hias, bunga ini berfungsi juga sebagai pembatas pagar.[2] Kita bisa
menjumpainya di dataran rendah maupun perbukitan yang banyak mendapat sinar matahari.[2]
 Fauna : Gajah Lampung

Gajah sumatera adalah mamalia terbesar di Indonesia, beratnya mencapai 6 ton dan tumbuh setinggi
3,5 meter pada bahu. Periode kehamilan untuk bayi gajah sumatera adalah 22 bulan dengan umur
rata-rata sampai 70 tahun. Herbivora raksasa ini sangat cerdas dan memiliki otak yang lebih besar
dibandingkan dengan mamalia darat lain. Telinga yang cukup besar membantu gajah mendengar
dengan baik dan membantu mengurangi panas tubuh. Belalainya digunakan untuk mendapatkan
makanan dan air dengan cara memegang atau menggenggam bagian ujungnya yang digunakan
seperti jari untuk meraup.

PULAU JAWA

1. Banten
 Flora : Kokoleceran

Kokoleceran adalah maskot provinsi Banten[1] yang merupakan salah satu tanaman endemik Banten
yang dipercaya hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon[2] Pohon ini dapat tumbuh tinggi
hingga 30 m, bagian pohon yang muda berbulu halus lebat. [2] Daun menjorong atau melanset,
dengan tangkai daun yang panjang hingga 2.2 cm panjangnya. Bunga kokoleceran panjangnya
mencapai 7 cm, sedangkan buah tanaman endemik ini agak bulat dan mempunyai tangkai yang
pendek sekitar 5 mm panjangnya, pada buahnya terdapat biji yang berdiameter mencapai 1 cm.[2]
Kokoleceran termasuk dalam famili Dipterocarpaceae dan berkerabat dekat dengan Resak hiru.

 Fauna : Badak Jawa

Badak jawa, atau badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili
Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang sama
dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki
panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat
dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih
kecil daripada cula spesies badak lainnya.

2. DKI Jakarta
 Flora : Salak Condet

Dulu, jenis salak ini banyak tumbuh di kawasan Cagar Budaya Condet, Jakarta Timur. Buahnya agak
sulit dibedakan dengan jenis salak lain. Bentuk buahnya bulat telur terbalik mengarah ke bulat. Kulit
buahnya bersisik agak besar dan berwarna cokelat sampai kehitaman. Daging buahnya tebal, masir,
kesat, dan tak berair serta berwarna putih kekuningan. Rasanya bervariasi, dari kurang manis sampai
manis. Salah satu keistimewaan salak condet adalah aromanya yang wangi. Bahkan, harum salak ini
sudah tercium dari jarak sekitar 2 m. Ukuran buahnya bervariasi dari kecil, sedang, sampai besar.
Produktivitasnya termasuk rendah.

 Fauna : Elang Bondol

Elang bondol berkuran sedang (43-51 cm), memiliki sayap yang lebar dengan ekor pendek dan
membulat ketika membentang. Bagian kepala, leher dan dada berwarna putih, sisanya berwarna
merah bata pucat, bagian ujung bulu primer berwarna hitam, dan tungkai berwarna kuning. Pada
individu anak secara keseluruhan berwarna coklat gelap, pada beberapa bagian bergaris-garis putih
mengkilap

3. Jawa Barat
 Flora : Gandaria

Gandaria (Bouea macrophylla Griffith) atau nama lokal lainnya jatake adalah tanaman yang
berasal dari kepulauan Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis, dan
banyak dibudidayakan di Sumatera dan Thailand.

Gandaria dimanfaatkan buah, daun, dan batangnya. Buah gandaria berwarna hijau saat masih
muda, dan sering dikonsumsi sebagai rujak atau campuran sambal gandaria. Buah gandaria
yang matang berwarna kuning, memiliki rasa kecut-manis dan dapat dimakan langsung.
Daunnya digunakan sebagai lalap. Batang gandaria dapat digunakan sebagai papan. Gandaria
adalah flora identitas Jawa Barat

 Fauna : Macan Tutul

Macan tutul (bahasa Latin: Panthera pardus) adalah salah satu dari empat kucing besar.
Hewan ini dikenal juga dengan sebutan harimau dahan karena kemampuannya memanjat.
Pada mulanya, orang berpikiran bahwa macan tutul adalah hibrida dari singa dan harimau,
sehingga muncul nama "leopard" di kalangan peneliti Eropa awal. Macan tutul jawa (P. p.
melas) adalah fauna identitas Jawa Barat dan termasuk hewan yang terancam punah di
Indonesia.

Macan tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu sampai dua meter. Spesies ini
pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna
hitam. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil. Macan tutul betina serupa, dan
berukuran lebih kecil dari jantan.
4. Jawa Tengah

 Flora : Bunga Kantil

Kantil (Cempaka Putih) merupakan tanaman yang mempunyai bunga berwarna putih dan berbau
harum dengan tinggi pohon mencapai 30 meter. Bunga kantil yang mempunyai nama latin Michelia
alba dan masih berkerabat dekat dengan bunga jeumpa (cempaka kuning) ini merupakan tanaman
khas (fauna identitas) provinsi Jawa Tengah.

 Fauna : Burung Kepondang

Kepodang adalah burung berkicau (Passeriformes) yang mempunyai bulu yang indah dan
juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk
dalam membuat sarang.[1] Kepodang merupakan salah satu jenis burung yang sulit dibedakan
antara jantan dan betinanya berdasarkan bentuk fisiknya.[2] Burung kepodang termasuk jenis
burung kurungan karena dibeli oleh masyarakat sebagai penghias rumah, oleh karenanya
burung ini masuk dalam komoditas perdagangan yang membuat populasinya semakin kecil.
[3]

5. DI Jogjakarta
 Flora : Pohon Burahol

Tumbuhan kepel atau burahol (Stelechocarpus burahol) adalah pohon penghasil buah hidangan meja
yang menjadi flora identitas Daerah Istimewa Yogyakarta dan di Tanah Pasundan yang juga dikenal
sebagai Burahol. Buah kepel digemari puteri kraton-kraton di Jawa karena dipercaya menyebabkan
keringat beraroma wangi dan membuat air seni tidak berbau tajam.

 Fauna : Burung Perkutut

Perkutut jawa (Geopelia striata) adalah spesies burung dalam suku Columbidae, dari genus
Geopelia. Burung ini merupakan jenis burung pemakan biji-bijian saja, akan tetapi tidak tertutup
kemungkinan jika burung ini juga memakan serangga di habitat aslinya.

6. Jawa Timur
 Flora : Bunga Sedap Malam

Sedap malam (Polianthes tuberosa, bahasa Melayu: sundal malam) adalah tumbuhan hijau
abadi dari suku asmat Minyak dari bunga ini digunakan dalam pembuatan parfum. Nama
tuberosa menunjukkan bahwa tumbuhan ini memiliki umbi (tuber). Saat ini dikenal sekitar
12 spesies dari genus Polianthes.

Bunga sedap malam biasa mekar di malam hari. Tanaman ini diperkirakan berasal dari
Meksiko. Bangsa Astek mengenalnya dengan nama omixochitl, "bunga tulang".

Nama bunga ini di India bagian timur adalah ratkirani, yang berarti "ratu malam". Di
Singapura bunga ini dinamakan xinxiao, yang berarti "tempat ngengat hinggap". Di Persia,
bunga ini disebut maryam, yang merupakan nama umum bagi anak perempuan. Bunga ini
juga digunakan di Hawaii untuk pengantin dan dahulu di zaman Viktoria digunakan sebagai
bunga kuburan. Harum bunga ini digambarkan sebagai kompleks, eksotis, manis, dan khas
bunga.

 Fauna : Ayam Bekisar


Ayam bekisar adalah hasil perkawinan antara ayam hutan hijau jantan (Gallus varius) dan ayam
kampung/ayam buras betina (Gallus gallus domesticus).

Ciri-ciri khusus dari ayam bekisar yang paling menonjol adalah bentuk bulu leher yang ujungnya
bulat/lonjong bukan lancip. Jika dibandingkan dengan ayam jago biasa maka akan terlihat jelas.
Bentuk ayam yang mirip sekali dengan bekisar adalah hasil silangan ayam bekisar dengan ayam
kampung yang dinamakan bekikuk. Bentuk dan posturnya sama, hanya kadang-kadang pial dan bulu
lehernya yang berbeda.

PULAU KALIMANTAN

1. Kalimantan Barat

 Flora : Tengkawan Tungkul


 Fauna : Burung Enggang Gading
2. Kalimantan Tengah

 Flora : Tenggaring
 Fauna : Burung Kuau Melayu

3. Kalimantan Timur
 Flora : Anggrek Hitam
 Fauna : Pesut Air Tawar

4. Kalimantan Selatan

 Flora : Kasturi
 Fauna : Kera Bekantan

WILAYAH FLORA DAN FAUNA TENGAH TIPE


PERALIHAN
PULAU BALI
Bali

 Flora : Pohon Majegau


 Fauna : Jalak Bali

NUSA TENGGARA

1. Nusa Tenggara Barat


 Flora : Ajan Kelicun
 Fauna : Rusa Timor

2. Nusa Tenggara Timur

 Flora : Cendana
 Fauna : Komodo

PULAU SULAWESI

1. Sulawesi Selatan
 Flora : Buah Lontar
 Fauna : Burung Rangkong

2. Gorontalo
 Flora : Gaupasa
 Fauna : Ikan Bulalao

3. Sulawesi Barat

 Flora : Cempaka Hutan Kasar


 Fauna : Mandar Dengkur

4. Sulawesi Tengah
 Flora : Kayu Eboni
 Fauna : Burung Maleo

5. Sulawesi Tenggara
 Flora : Anggrek Serat
 Fauna : Anoa

WILAYAH FLORA DAN FAUNA TIMUR TIPE


AUSTRALIS
KEPULAUAN MALUKU

1. Maluku

 Flora : Anggrek Larat


 Fauna : Burung Nuri Raja

2. Maluku Utara
 Flora : Cengkeh
 Fauna : Bidadari Halmahera

PULAU PAPUA

1. Papua Barat
 Flora : Buah Merah
 Fauna : Cendrawasih Merah

2. Papua

 Flora : Matoa
 Fauna : Cendrawasih 12 Kawat

Anda mungkin juga menyukai