Anda di halaman 1dari 7

FAUNA ENDEMIK INDONESIA BAGIAN TENGAH

1. Kupu-kupu Glossogobius matanensis

Sumber: ilhamblogindonesia.blogspot.co.id
Klasifikasi Glossogobius matanensis
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Suborder : Gobioidei
Family : Gobiidae
Subfamily : Gobiinae
Genus : Glossogobius
Species : G. matanensis

Kupu-kupu Glossogobius matanensis merupakan jenis kupu-kupu yang


memiliki sayap yang indah dan hanya dapat ditemukan di pulau Sulawesi,
pulau Kabaena serta pulau Boton.

1
2. Tarsius

Sumber: alamendah.org
Klasifikasi Tarsius
Kingdom : Animalia
Divisi : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Famili : Tarsiidae
Genus : Tarsius
Spesies : T. tarsier\

Tarsius adalah jenis satwa yang memiliki tubuh istimewa, dimana satwa
ini memiliki tulang tarsal yang memanjang dan membentuk pergelangan
sehingga memungkinkan tarsius untuk melompat dengan jarak 3 meter
dari satu pohon ke pohon lainnya.

Ciri lain dari tarsius adalah memiliki ekor panjang yang tidak berbulu
kecuali bagian ujungnya. Selanjutnya tarsius juga memiliki lima jari yang
panjang dengan kuku kecuali pada jari kedua serta ketiganya yang
memiliki cakar yang biasa digunakan tarsius untuk grooming.

Tarsius adalah jenis satwa yang hidup nokturnal yang artinya melakukan
aktivitas pada malam hari dan tidur pada siang hari. Makanan atau
mangsa utama dari satwa yang satu ini adalah serangga seprti jangkrik,
kecoa, kelelawar, burung dan terkadang memakan reptil-reptil kecil.

Satwa ini memiliki habitat yaitu hutan-hutan Sulawesi Utara hingga


Sulawesi Selatan serta pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Peleng, Suwu

2
dan Selayar. Tarsius sendiri lebih dikenal masyarakat setempat dengan
nama “balao cengke” yang dalam bahasa indonesia berarti tikus jongkok.

3. Tarsius Pulau Paleng

Sumber: indonesiakehati.com
Klasifikasi Tarsius Pulau Paleng
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Famili : Tarsiidae
Genus : Tarsius
Spesies : Tarsius pelengensis

Tarsius Pulau Paleng yang memiliki nama latin Tarsius pelengensis adalah
primata nokturnal (aktif pada malam hari) yang berada di pulau Paleng.
Hewan ini memiliki keunikan dimana kepalanya dapat memutar 180
derajat layaknya burung hantu. Hal tersebut dapat dilakukan oleh primata
ini karena matanya tersimpan dalam rongga mata tetap.

Tarsius Pulau Paleng diyakini banyak menghuni dataran rendah primer


dan sekunder serta hutan mangrove. Seperti tarsius pada umumnya
spesies ini menunjukan adaptasi yang luar biasa untuk bergantung secara
vertikal dan melompat. Primata ini biasa hidup dalam kelompok sosial
monogamus ataupun poligamus yang terdiri dari 2 sampai 6 ekor pada
tiap kelompok.

3
4. Kuskus Kerdil

Sumber: fineartamerica.com
Klasifikasi Kuskus Kerdil
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Diprotodontia
Famili : Phalangeridae
Genus : Strigocuscus
Spesies : S. celebensis

Kuskus kerdil merupakan jenis spesies marsupial yang termasuk famili


Phalangeridae. Satwa ini memiliki ciri tubuh yang berwarna coklat agak
keputihan dengan panjang tubuh dari bagian kepala berkisar 29-38 cm
serta panjang ekornya berkisar 27-37 cm. Satwa ini memiliki bobot tubuh
sekitar 1 kg. Selain itu satwa ini memiliki keunikan yaitu memiliki kantung
dan mata yang lebar. Habitat dari kuskus kerdil sendiri berada di hutan
primer, hutan sekunder serta kebun masyarakat yang berada di pinggir
hutan.

Kuskus kerdil termasuk satwa yang aktif dimalam hari atau nokturnal
serta arboreal yang berarti sebagian besar aktivitasnya berada di pohon.
Kuskus kerdil merupakan tipe satwa yang monogami (tidak berganti-ganti
pasangan). Satwa ini makanan utamanya adalah dedaunan, bunga, kulit
pohon dan juga buah. Kuskus kerdil termasuk satwa yang bisa
mengandung 1-2 kali pertahunnya, dimana akan menghasilkan 3-4 anak.
Kuskus memiliki masa kehamilan yang relatif singkat yakni hanya 20 hari
saja.
4
5. Anoa Pegunungan

Sumber: earth.com
Klasifikasi Anoa Pegunungan
Kingdom : Animalia
Divisi : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Cetartiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bubalus
Spesies : B. quarlesi
Anoa Pegunungan adalah jenis satwa yang termasuk ke dalam famili
Bovidae. Anoa pegunungan dikenal juga dengan nama yang khas seperti
Mountain Anoa, Anoa de Quarle dan juga Berganoa. Anoa pegunungan
memiliki ciri panjang dari kepala sampai kaki 122-153 cm, panjang ekor
yang mencapai 27 cm dengan tinggi bahu kurang dari 75 cm.

Anoa pegunungan dewasa memiliki bobot tubuh mencapai 150 kg, bulu
yang tebal dengan warna cokelat hitam atau gelap serta tanduk yang
panjangnya mencapai 20 cm. Untuk membedakan anoa jantan dan betina
dapat dilihat dari warna bulu, dimana anoa jantan memiliki warna lebih
gelap dibandingkan anoa betina.

Anoa pegunungan banyak ditemukan di pulau Sulawesi dan pulau Buton.


Anoa pegunungan termasuk kedalam kategori hewan hutan hujan. Anoa
pegunungan aktif di pagi hari dan kembali ke tempat berlindungnya saat
tengah hari. Anoa pegunungan juga termasuk satwa yang hidup secara
soliter atau berkelompok.

5
FLORA ENDEMIK INDONESIA BAGIAN TENGAH

Cempaka Hutan Kasar

1. Cempaka Hutan Kasar adalah salah satu tanaman identitas Indonesia. Bunga ini
merupakan flora endemik khas Sulawesi. Persebaran cempaka hutan kasar meliputi
daerah Sulawesi dan Maluku. Nama ilmiah cempaka hutan kasar adalah (Elmerrillia
ovalis). Tumbuhan ini termasuk dalam suku magnoliaceae dan
keluarga Elmerrillia. Nama tumbuhan ini memiliki beberapa sinonim yaitu Elmerrillia
ovalis (Miq.) Dandy, Elmerrillia vrieseana (Miq.) Dandy, Magnolia ovalis (Miq.)
Figlar, Talauma ovalis Miq., dan Talauma vrieseana Miq. Cempaka hutan kasar adalah
tumbuhan yang berjenis tanaman berkayu. Tinggi tumbuhan ini bisa mencapai 45 meter
dengan diameter pangkal batang dapat mencapai 2 meter. Tumbuhan cempaka hutan
kasar mempunyai batang yang lurus dan berwarna coklat muda serta pada bagian tertentu
ada kulit pohon yang mengelupas. Batang tumbuhan ini berbentuk silinder. Cempaka
hutan kasar memiliki daun berjenis daun tunggal, disebut daun tunggal karena setiap
tangkai daunnya hanya menyokong satu buah daun saja. Bagian daun cempaka hutan
kasar terdiri dari helaian daun dan tangkai daun. Tangkai daunnya hanya pendek dibagian
pangkal daun. Daun jenis cempaka ini berbentuk lonjong. Bagian permukaan bawah daun
cepaka hutan kasar terdapat bulu-bulu halus yang merata. Tulang daun cempaka hutan
kasar memiliki struktur menyirip. Bagian pangkal daun tumbuhan ini tidak bertoreh.

Habitat
Pohon cempaka hutan kasar biasa hidup di tanah dengan ketinggian 1000 m dpl. Tumbuhan
tersebut juga basa hidup di hutan tropis. Daerah tempat hidupnya merupakan dataran dengan
cukup persediaan air. Daerah persebaran cempaka hutan kasar meliputi Sulawesi dan
Maluku. Tanaman yang masih berkerabat dekat dengan cempaka kuning ini, bukan termasuk
tanaman yang langka. Tanaman ini masih tersedia cukup banyak di daerah asalnya yaitu
Sulawesi dan Maluku.

Manfaat
Pohon cempaka hutan kasar sering dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bangunan. Kayu
dari tumbuhan ini dikenal awet dan bagus untuk ukiran. Oleh karena itu, orangToraja juga
sering memanfaatkan pohon ini untuk bahan baku ukiran Toraja. Kayu cempaka hutan kasar
menjadi kebanggaan penduduk Toraja.

6
2. Langusei (Ficus minahassae)

Inilah Tumbuhan Maskot Sulawesi Utara yang Tak Banyak Kita Tahu

Langusei (Ficus minahassae) merupakan tumbuhan yang menjadi maskot Sulawesi Utara.
Pohon Langusei yang masih berkerabat dekat dengan Beringin (Ficus benjamina) ini telah
ditetapkan menjadi Flora Identitas Sulawesi Utara. Langusei mendampingi Tarsius yang
ditetapkan menjadi Fauna Identitas Sulawesi Utara. Yang khas dari pohon Langusei (Ficus
minahassae) adalah bunganya yang berbentuk bongkol sehingga menyerupai buah. Bunga
Langusei tersusun menjurai kebawah sepanjang hingga satu meter. Pohon Langusei
merupakan tumbuhan yang sering disebut juga Mahangkusei, Tambing-tambing, Werenkusei,
dan Tulupow. Dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal sebagai Fig Tree. Sedang dalam
bahasa latin nama tumbuhan ini adalah Ficus minahassae.

Anda mungkin juga menyukai