1. Peran pemerintah dalam menanggulangi masalah ketenagakerjaan di Indonesia pada
masa pandemic COVID 19 yaitu dengan memberikan intensif di dunia usaha serta meningkatkan stimulus ekonomi makro. Pemerintah mengeluarkan skema bantuan kartu pra-kerja dengan dengan memprioritaskan pengangguran yang tidak mampu, khususnya yang terkena dampak COVID-19, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Pemerintah mendorong pelaku usaha melalui pemberian insentif agar mereka mengoptimalkan alternatif-alternatif untuk mempertahankan tenaga kerja mereka dibandingkan dengan PHK. Beberapa alternatif tersebut di antaranya pengurangan jam kerja dan hari kerja, pengurangan shift dan lembur, hingga pemotongan gaji, dan penundaan pembayaran tunjangan dan insentif. Kepada dunia usaha yang bersedia melakukan hal tersebut, pemerintah perlu memberikan insentif yang lebih besar,seperti penurunan tarif listrik untuk bisnis dan industri, penurunan tarif gas industri, pemberian diskon tarif pajak. 2. Penyebab pengangguran didukung dengan teori; Teori Klasik, pengangguran terjadi karena mis-alokasi sumber daya bersifat sementara karena kemudian dapat diatasi dengan mekanisme harga. Teori Keynes, Pengangguran terjadi karena permintaan agregat yang rendah sehingga terhambatnya pertumbuhan ekonomi bukan disebabkan oleh rendahnya produksi akan tetapi rendahnya konsumsi. Ketika tenaga kerja meningkat, upah akan menurun sehingga daya beli masyarakat terhadap barang-barang juga mengalami penurunan. Akhirnya, rodusen mengalami kerugian dan tidak dapat menyerap tenaga kerja. Teori Kependudukan dari Malthus, pengangguran terjadi karena pertumbuhan manusia secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan. Hal ini mengakibatkan manusia saling bersaing dalam menjamin kelangsungan hidupnya dengan cara mencari sumber makanan. Pada masyarakat modern semakin pesatnya jumlah penduduk akan menghasilkan tenaga kerja yang semakin banyak pula, namun hal ini tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang ada. Karena jumlah kesempatan kerja yang sedikit manusia saling bersaing dalam memperoleh pekerjaan dan yang tersisih dalam persaingan tersebut menjadi golongan penganggur. Teori Sosiologi Ekonomi No-Marxian, pengangguran terjadi karena adanya pergantian antara sistem kapitalis kompetitif menjadi kearah sistem kapitalis monopoli. Apabila semua proses produksi terpengaruh oleh satu perusahaan raksasa saja, maka akan mengakibatkan Sebagian perusahaan kecil menjadi sulit dalam hal pemasaran. Bisa saja perusahaan kecil tersebut mengalami kebangkrutan dan tidak mampu menggaji pekerja sehingga terjadi pemutusan hubungan kerja dan berakibat menambah tingkat pengangguran di masyarakat. 3. Usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu tenaga kerja : Meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui jalur Pendidikan baik sektor formal (program pendidikan dasar 9 tahun, memperbaiki kurikulum, serta meningkatkan pemerataan pendidikan di Indonesia) maupun nonformal (pelatihan kerja atau program magang). Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara peningkatan layanan Kesehatan, perbaikan lingkungan hidup, peningkatan gizi, serta jaminan sosial yang memadai. Pengembangan karyawan dengan melakukan pelatihan, seminar, dan peningkatan peran departemen sumber saya manusia dalam perusahaan. 4. Pasar tenaga kerja atau bursa tenaga kerja adalah pasar yang mengadakan pertemuan untuk permintaan dan penawaran tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan barat tahun 2013 sebesar 0,68%, 2014 sebessar 5,02%, 2015 sebesar 4,81% dan di tahun 2016 sebesar 5,71%. Dalam UU No. 25 tahun 1997 bahwa pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja dalam hubungan kerja pada perusahaan atau seseorang dengan menerima upah. Angkatan kerja Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 sebanyak 2.388.758 orang, bertambah sebanyak 31.534 orang dibandingkan Agustus 2015. Dari angkatan kerja terdapat penduduk yang bekerja 2.287.823 orang bertambah 51.936 orang dari Agustus tahun 2015. Dalam tahun yang sama jumlah penganggur terbuka di Kalimantan Barat mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni menurun sebanyak 20.402 orang, sehingga menjadi 100.935 orang atau Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) menurun dari 5,15 persen Tahun 2015 menjadi 4,23 persen Tahun 2016. Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) Tahun 2015, menempatkan Kalimantan Barat pada peringkat 32 dari 33 provinsi. Perluasan dan penempatan tenaga kerja dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013-2018, merupakan program prioritas dengan indikator kinerja program yaitu tersedianya basis data untuk pasar kerja, tersedianya tenaga kerja sesuai pasar kerja dan terlaksananya penempatan tenaga kerja lokal. Program perluasan tenaga kerja bertujuan untuk menciptakan kegiatan yang produktif dan berkelanjutan dengan mendaya gunakan potensi-potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi tepat guna. 5. Pendapat saya mengenai ketimpangan gender dalam akses pasar tenaga kerja di Indonesia, ketimpangan gender dalam pasar tenaga kerja sebenarnya merupakan hasil dari persepsi masyarakat umum tentang pemisahan peran, tugas, dan pekerjaan yang dipandang cocok dan wajar dikerjakan oleh perempuan. Perempuan identik dengan sektor domestik atau yang berhubungan dengan kegiatan di dalam rumah tangga. Di lihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, jumlah perempuan yang bekerja, jauh lebih kecil dibandingkan laki-laki. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, data per Agustus 2017, dari total jumlah pekerja Indonesia yang mencapai 121.022.423 orang, jumlah tersebut didominasi pekerja laki-laki yang mencapai 74.736.546. Sedangkan jumlah pekerja perempuan hanya sebanyak 46.285.877. Data ini menunjukkan bahwa akses perempuan terhadap lapangan pekerjaan jauh lebih kecil dari pada laki- laki. Meskipun pemerintah telah melakukan peraturan tentang upah dan melarang diskrimanasi pengupahan. Nyatanya di lapangan kerja selisih upah perempuan berkisar antara 15 % – 33% lebih rendah dari upah laki-laki untuk pekerjaan di sektor yang sama. perempuan juga membayar pajak lebih banyak daripada laki-laki, karena perbedaan batas Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP). Selain itu, kesempatan meningkatkan jenjang karier bagi perempuan pekerja lebih kecil dibandingkan laki- laki, meskipun keduanya memiliki tingkat pendidikan yang sama.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro