Anda di halaman 1dari 12

Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara

e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN OBJEK WISATA


RELIGI TAJUG GEDE CILODONG KABUPATEN
PURWAKARTA MENGGUNAKAN MODEL DONALD van METTER
DAN CARL van HORN

Oleh :
Diena Pahlewi , Hanny Purnamasari S.Sos., M.AP2, Gun Gun Gumilar SAP., M.AP3
1

Email: 1610631180046@student.unsika.ac.id
Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Singaperbangsa Karawang1,2,3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan


pembangunan objek wisata religi Tajug Gede Cilodong Kabupaten Purwakarta
berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pelarangan
Pelacuran dan Minuman Keras dan Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2019 tentang
Penataan Kawasan Bungursari Istimewa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh gagasan
dari Dedi Mulyadi Bupati Purwakarta Periode 2008 – 2018 yang menetapkan perlunya
mendirikan sebuah masjid megah di kawasan Prostitusi sebagai bagian dari upaya
pemerintah daerah menghilangkan prostitusi di Kabupaten Purwakarta khususnya di
daerah Cilodong, Bungursari yang sudah ada sejak Tahun 1973. Dibangunnya Tajug
Gede Cilodong menjadi magnet menarik wisatawan dari berbagai daerah untuk
berkunjung ke Purwakarta karena konsep dari Tajug Gede Cilodong adalah
memadukan aspek wisata religi, edukasi dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui
observasi, interview, studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa Keberhasilan implementasi kebijakan dinilai dari Standar dan
tujuan kebijakan yang masih belum optimal belum sepenuhnya kegiatan prostitusi
hilang; Sumber Daya manusia ada yang mendominasi serta SDM finansial yang perlu
disokong oleh sumber lain; Komunikasi antar organisasi yang dilakukan secara face to
face dialogue baik dalam forum formal maupun non formal; Karakteristik agen
pelaksana yang melanjutkan kepemimpinan selanjutnya;Kecendrungan
pelaksana(implementor) yang sigap dan inovatif namun tetap diperlukan pengawasan
berkala; Kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang berubah signifikan dibuktikan
dengan partisipasi masyarakat dan keseriusan pemda untuk memberantas kegiatan
prostitusi di Kabupaten Purwakarta.

Kata Kunci : Implementasi, Prostitusi, Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi.

A. PENDAHULUAN otonomi daerah dimana pemerintahan pusat


Reformasi otonomi daerah tertuang memberikan kewenangan kepada
dalam Undang – Undang Nomor 9 Tahun pemerintah daerah untuk mengatur sendiri
2015 tentang Pemerintahan Daerah untuk urusan rumah tangganya dengan pelbagai
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kebijakan daerah yang tentunya tidak
penyelenggaraan otonomi daerah untuk bertentangan dengan undang undang. Salah
memberdayakan daerah dan meningkatkan satunya dengan kebijakan pemerintah
kesejahteraan rakyat. Dengan adanya daerah dalam aspek Pariwisata.
412
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

Pariwisata merupakan salah satu termasuk kepariwisataan. Berdasarkan


sektor yang dapat mempengaruhi informasi dari pengelola informasi wisata di
perekonomian suatu negara erat kaitannya Dinas Kepemudaan Olahraga, Pariwisata
dengan kesejahteraan rakyat. Dengan dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta
adanya pariwisata, suatu negara atau daerah (13/03/2020) Kunjungan pariwisata di
mampu mengembangkan potensi yang ada Kabupaten Purwakarta selalu menunjukkan
sehingga dapat menambah pemasukan dari peningkatan jumlah pengunjung baik dari
setiap objek wisata tersebut. Pemerintah wisatawan mancanegara (wisman) maupun
Daerah Kabupaten Purwakarta pada Tahun wisatawan lokal/nusantara (wisnus) dengan
2008 – 2018 yang dipimpin oleh Bupati destinasi wisata yang bertambah setiap
Dedi Mulyadi terus meningkatkan seluruh tahunnya disajikan dalam tabel sebagai
potensi yang ada di Kabupaten Purwakarta berikut:

Tabel 1.
Jumlah Kunjungan Wisata Kabupaten Purwakarta

Tahun Objek Wisman (Orang) Wisnus (Orang) Jumlah


2016 29 1.280 902.605 903.885

2017 32 1.897 2.031.828 2.033.725

2018 45 832 2.453.628 2.454.460

2019 62 725 2.653.030 2.653.755


Sumber : Olahan Peneliti, 2020

Berdasarkan penjabaran di atas, menanggulangi penyakit sosial tersebut


jumlah destinasi wisata dan kunjungan DPRD dan pemerintahan kabupaten
wisatawan baik mancanegara maupun Purwakarta membentuk dan mengesahkan
nusantara/lokal yang berkunjung ke Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta
Kabupaten Purwakarta dari Tahun 2016 – Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Larangan
2019 terus mengalami peningkatan dengan Pelacuran dan Minuman Keras sebagai
destinasi terakhir yang sudah di dasar hukum bagi aparat penegak hukum di
akumulasikan sebanyak 62 destinasi daerah dalam menertibkan dan menindak
dengan total wisatawan di Tahun 2019 perbuatan pelacuran serta pelanggaran
sebanyak 2.653.755 orang. terhadap larangan minuman keras
Kabupaten Purwakarta memiliki (Farid,2018).
beragam potensi wisata yang dapat Implementasi Peraturan Daerah
membangun citra Purwakarta Namun disisi Nomor 13 Tahun 2007 belum efektif dalam
lain Purwakarta memikul imej negatif yang merespon permasalahan prostitusi di
sukar dihilangkan yaitu kawasan prostitusi Kabupaten Purwakarta dimana dari tahun
Cilodong Kecamatan Bungusari yang sudah ke tahun tetap saja kegiatan prostitusi
ada sejak Tahun 1973. Maka dari itu, untuk menggeliat khususnya di Cilodong

413
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

meskipun beragam upaya telah dilakukan. mengkolaborasikan wisata religi dengan


Maka munculah strategi atau inovasi Dedi pendidikan dan ekonomi dimana di areal
Mulyadi dengan mendirikan bangunan kawasan masjid dibangun spot spot edukasi
masjid megah tepat di bekas lokasi bagi pengunjung dan ditanami pula
prostitusi dengan nama “Tajug Gede beragam tanaman seperti jagung, labu, padi
Cilodong” yang dapat digambarkan sebagai gogo dan lainnya guna menambah wawasan
berikut : mengenai pertanian selain itu dari ornamen
air mancur yang berada di depan bangunan
masjid dari Tajug Gede Cilodong yang
otomatis menjadi daya tarik tersendiri
menjadi peluang perputaran ekonomi di
sekitar Tajug Gede Cilodong bagi
masyarakat setempat (Dinas Pangan dan
Pertanian Purwakarta, 2020)
Masalah penelitian dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Prostitusi di Kecamatan
Bungursari Kabupaten
Purwakarta yang sukar
dihilangkan
Gambar 1. Site Plant Tajug Gede
2. Penegakan peraturan daerah
Cilodong
nomor 13 Tahun 2007 yang
Sumber : Arsip Dinas Tata Ruang dan
dianggap belum efektif dalam
Permukiman Purwakarta
mengatasi prostitusi di
Kawasan Tajug Gede Cilodong
Kecamatan Bungursari
mulai di bangun pada Tahun 2017 di atas
Kabupaten Purwakarta
lahan seluas 90.000 m2 yang mana lahan
3. Dominasi Dedi Mulyadi dalam
tersebut terdaftar dalam surat keputusan
pembangunan Tajug Gede
kantor wilayah badan pertanahan nasional
Cilodong Kabupaten Purwakarta
Provinsi Jawa Barat Tanggal 11 September
4. Kurangnya transparansi anggaran
2003 Nomor 218-530.2-32-2003. (Arsip
dalam pembangunan Tajug Gede
Badan Keuangan dan Aset Daerah).
Cilodong Kabupaten Purwakarta
Berdasarkan informasi dari staff
Peniliti ingin mengetahui sejauh
Dinas Tata Ruang dan Pemukiman
mana implementasi kebijakan
(20/04/2020) untuk pembangunan Tajug
pembangunan suatu kawasan masjid
Gede Cilodong dengan Alokasi anggaran
sebagai upaya menanggulangi prostitusi di
untuk pembangunan awal Tajug Gede
Kabupaten Purwakarta khususnya Cilodong
Cilodong sebesar Rp 38 miliar dengan
yang telah di lakukan oleh pemerintah
bentuk fisik masjid dua lantai disertai
daerah dan berbagai pihak yang terkait
ornamen pendukung seperti kolam ikan, air
dalam pembangunan Tajug Gede Cilodong
mancur,dan lain lain yang bersumber dari
dengan monggunakan model Donald Van
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Metter Dan Carl Van Horn yang didasarkan
Kabupaten Purwakarta Tajug Gede
pada enam buah variabel seperti 1). Standar
Cilodong memiliki konsep yang
dan sasaran kebijakan, 2). Sumber daya, 3).
414
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

Karakteristik organisasi pelaksana, 4). membagi ada enam variabel antara lain
Sikap para pelaksana, 5). Komunikasi antar sebagai berikut :
organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan 1. Ukuran-ukuran dasar dan
pelaksanaan, 6). Lingkungan sosial, tujuan
ekonomi dan politik. Tujuan kebijakan Variabel ini
Dari latar belakang masalah di atas, didasarkan pada kepentingan
maka penulis merasa tertarik untuk utama terhadap faktor-faktor yang
melakukan penelitian dengan judul: menetukan kinerja kegiatan
Implementasi Kebijakan Pembangunan dengan menilai sejauh mana
Objek Wisata Religi Tajug Gede Cilodong ukuran-ukuran dasar dan tujuan-
Kabupaten Purwakarta Menggunakan tujuan kebijakan telah
Model Donald Van Metter Dan Carl Van direalisasikan. Dalam melakukan
Horn. studi implementasi, tujuan-tujuan
dan sasaran suatu program yang
B. KAJIAN PUSTAKA akan dilaksanakan harus
James E. Anderson (dalam Leo diidentifikasi dan diukur karena
Agustino, 2017) mengemukakan “a implementasi tidak dapat berhasil
purposive course of action followed by an atau mengalami kegagalan bila
actor or set of actors indealing with a tujuan-tujuan itu tidak
problem or matter of concern”. dipertimbangkan.
(Serangkaian tindakan yang mempunyai 2. Sumber-sumber kebijakan
tujuan tertentu yang diikuti dan Pada proses implementasi
dilaksanakan oleh seorang pelaku atau kebijakan, sumber daya ini
sekelompok aktor yang berhubungan merupakan hal penting dalam
dengan permasalahan atau sesuatu hal yang menentukan hasil dari adanya
diperhatikan). Implementasi kebijakan kebijakan yang ada, berhasil atau
merupakan suatu proses penterjemahan tidaknya suatu kebijakan
peraturan kedalam bentuk tindakan tergantung pada sumber daya
sehingga dalam praktiknya implementasi yang ada yakni sumber daya
kebijakan dapat dikatakan sebagai suatu finansial atau anggaran dan juga
proses yang sangat kompleks dan sumber daya manusianya.
bermuatan politis karena ada pengaruh dari Jawaban yang sering kita dengar
berbagai kepentingan (Agustino dalam dari para implementor
Wahyu,Karjuni , 2019). mengatakan bahwa terbatasnya
Van meter dan Van Horn dalam dana untuk membiayai program
Winarno (2002) membatasi implemen-tasi program yang telah direncanakan.
kebijakan sebagai suatu tindakan-tindakan Dengan demikian, dalam bebrapa
yang dilakukan oleh individu-individu (atau kasus besar minimnya dana akan
kelompok kelompok) pemerintah maupun menjadi factor yang menetukan
swasta yang di arahkan untuk mencapai keberhasilan implementasi
tujuan-tujuan yang telah di tetapkan dalam kebijakan.
keputusan keputusan kebijakan 3. Komunikasi antar organisasi
sebelumnya. Van meter dan Van Horn dan kegiatan-kegiatan
pelaksana
415
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

Dalam proses implementasi kebijakan, yakni : kognisi


kebijakan perlu mendapatkan (komprehensi, pemahaman)
dukungan dan koordinasi dengan tentang kebijakan, macam
instansi lain. komunikasi dan tanggapan terhadapnya
koordinasi yang baik dari sebuah (penerimaan,netralitas,penolakan
organisasi maka program – ) dan intensitas tanggapan itu.
program yang dibuat dapat Sikap para pelaksana dalam
terealisasikan dengan tujuan serta mengambil suatu keputusan atau
sasaran yang tepat. Implementasi kebijakan tersebut memerlukan
akan efektif bila ukuran-ukuran peran serta masyarakat sebagai
dan tujuan-tujuan dapat dipahami penyalur aspirasi. Karena jika
oleh individu-individu yang para pelaksana tidak mengetahui
bertanggung jawab dalam kinerja kebutuhan maupun keinginan
kebijakan. publik atau masyarakat maka
4. Karakteristik badan pelaksana kebijakan yang dibuat tidak akan
Karakteristik agen pelaksana mungkin berjalan dengan apa
merupakan proses bagaimana yang diharapkan masyarakat.
agen yang terlibat dapat 6. Kondisi ekonomi, sosial, dan
menjalankan kebijakan yang telah politik.
ada sesuai dengan ketentuan Hal terakhir yang perlu
meliputi organisasi formal diperhatikan untuk melihat
maupun non formal. Hal ini dapat progress dari implementasi
berkaitan dengan kebijakan yang kebijakan adalah sudah sejauh
akan dibuat. Hal tersebut penting mana lingkungan sekelilingnya
karena akan mempengaruhi dapat mendorong keberhasilan
berjalannya suatu kebijakan kebijakan tersebut. Lingkungan
dengan ciri yang tepat dan sesuai sosial, ekonomi dan politik yang
dengan apa yang akan dilakukan tidak baik dapat menyebabkan
oleh agenpelaksana kebijakan sumber masalah dan menjadikan
tersebut (Wahyu, Karjuni 2019) kegagalan dalam proses
5. Kecenderungan pelaksana implementasi kebijakan.
Van Meter dan Van Horn
mengemukakan bahwa setiap C. METODE PENELITIAN
komponen dari model yang Dalam penelitian yang dilaksanakan,
dibicarakan sebelumnya harus penulis menggunakan metode deskriptif
disaring melalui persepsi-persepsi dimana penulis menggambarkan atau
pelaksana dalam yurisdiksi mendeskripsikan secara sistematis dan
dimana kebijakan tersebut aktual mengenai fakta-fakta maupun
dihasilkan. Mereka kemudian fenomena-fenomena yang dijumpai di
mengidentifikasi tiga unsur lapangan pada saat penelitian terkait dengan
tanggapan pelaksana yang Implementasi Kebijakan Pembangunan
mungkin mempengaruhi Objek Wisata Religi Tajug Gede Cilodong
kemampuan dan keinginan Kabupaten Purwakarta dengan menggali
mereka untuk melaksanakan
416
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

informasi dari responden kebijakan, sumber daya, karakteristik


penelitian/informan yang terdiri dari : organisasi pelaksana , sikap para pelaksana,
a. Bidang Kesra Kecamatan komunikasi antar organisasi, lingkungan
Bungursari sosial ekonomi dan politik. Berdasarkan
b. Pengurus/DKM Tajug Gede temuan hasil penelitian yang dilakukankan,
Cilodong peneliti akan mendeskripsikan bagimana
c. Spesial Project Manager PT. East pengaruh keenam variabel dalam model
West Seed Indonesia Donald Van Metter dan Carl Van Horn
d. Staff Bidang Tata Bangunan terhadap implementasi kebijakan
Dinas Tata Ruang dan pembangunan objek wisata religi Tajug
Permukiman Kabupaten Gede Cilodong Kabupaten Purwakarta.
Purwakarta 1. Standar, tujuan, dan sasaran
e. Kepala Bidang Hortikultura dan kebijakan
Perkebunan Dinas Pangan dan Pembangunan Tajug Gede Cildoong di
Pertanian Kabupaten Purwakarta Kecamatan Bungursari Kabupaten
f. Staff Bidang Pariwisata Dinas Purwakarta dibangun di atas lahan bekas
Kepemudaan Olahraga, prostitusi dimana pembangunannya dimulai
Pariwisata dan kebudayaan sejak tahun 2017 dan pada Tahun 2019
Kabupaten Purwakarta Tajug Gede Cilodong dibuka untuk umum
g. Satuan Polisi Pamong Praja dan menjadi destinasi wisata yang
h. Masyarakat memadukan konsep religi, edukasi dan
Analisis menggunakan model ekonomi. Implementasi kebijakan
Donald Van Metter Dan Carl Van Horn pembangunan objek wisata religi Tajug
meliputi tiga tahap yaitu reduksi data, Gede Cilodong Kabupaten Purwakarta
penyajian data dan kesimpulan (Sugiono, dimaksudkan untuk mewujudkan Penataan
2013). Kawasan Bungursari Istimewa yang berisi
9 poin dimana salah satunya adalah bebas
D. HASIL DAN PEMBAHASAN pelacuran/prostitusi yang berpedoman pada
Menganalisis implementasi Undang Undang Nomor 13 Tahun 2007
kebijakan pembangunan objek wisata religi mengenai larangan Pelacuran dan Minuman
Tajug Gede Cilodong Kabupaten Keras. Namun pada kenyataanya kegiatan
Purwakarta dengan Menggunakan model tersebut masih ada meskipun jumlah
Donald Van Metter dan Carl Van Horn pemilik warlin telah berkurang dilihat pada
menitik beratkan pada enam buah vaeiabel tabel berikut :
yaitu, standar; tujuan; dan sasaran

417
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

Tabel 2
Daftar Pemilik Warung Lilin

Sumber : Arsip Kecamatan Bungursari, 2019

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 25 Cilodong Kabupaten Purwakarta


warung lilin sesuai dengan data Tahun 2015 dipengaruhi oleh sumber daya manusia,
dan pada Tahun 2019. Dan ketika Tajug finansial dan waktu. Sumber daya manusia
Gede Cilodong sudah di buka untuk umum sudah dapat dikategorikan sebagai sumber
pada Tahun 2019 mengalami pengurangan daya yang berkualitas dan mendukung
warung lilin dan tersisa 12 warung lilin dalam implementasi kebijakan
yang masih menjadi tugas pemerintah pembangunan objek wisata religi Tajug
daerah untuk mengawasinya. Gede Cilodong Kabupaten Purwakarta.
Sasaran yang dituju adalah Wanita Untuk Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
Tuna Susila / Pekerja Seks Komersial Implementasi kebijakan pembangunan
(PSK) di Kawasan Cilodong, Bungursari objek wisata religi Tajug Gede Cilodong
dan masyarakat Purwakarta secara Kabupaten Purwakarta dikelola oleh orang
keseluruhan adalah terwujudnya orang yang berkompeten di bidangnya
lingkungan yang bersih dari kegiatan untuk ide ide desain pembangunan yang
prostitusi dengan tidak adanya warung memiliki filosofis budaya dan edukasi
warung lilin (warlin) di sepanjang jalan dibuat oleh Dedi Mulyadi yang kemudian
Cilodong dan diganti dengan Usaha Kecil diserahkan kepada Dinas Tata Ruang dan
Menengah (UKM) di bidang kuliner, Pemukiman Purwakarta untuk
tanaman ataupun para pedagang kaki lima dipertimbangkan dan ditindaklanjuti sesuai
di sekitar Tajug Gede Cilodong sehingga dengan anggaran dan bekerjasama dengan
terciptanya perputaran ekonomi di sekitar PT. East West Seed Indonesia yang
Tajug Gede Cilodong. berperan dalam pendampingan perencanaan
2. Sumber – sumber kebijakan project Giri Harja yang merupakan bagian
Implementasi kebijakan pemba- dari spot edukasi yang ada pada Kawasan
ngunan objek wisata religi Tajug Gede Tajug Gede Cilodong.
418
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

Tidak hanya sumber daya manusia parkir yang luas dan spot yang sedang
yang dilihat dari jumlah dan kemampuan direncanakan adalah Museum Cinta
personil. Sarana dan prasarana serta besaran Habibie – Ainun yang termasuk dalam
biaya juga telah dialokasikan dalam dokumen Perencanaan Pembangunan
membangun sebuah masjid besar yang Kawasan Taman Giri Harja namun yang
diperindah dengan Taman Welas Asih perlu diperhatikan kembali adalah
seluas 1.800 meter dan luas masjidnya penerangan yang dirasa kurang oleh peneliti
sendiri 5.200 meter bernama Tajug Gede karena ketika atraksi air mancur di Taman
Cilodong dengan anggaran pembangunan Welas Asih Tajug Gede pengunjung lebih
awal sebesar Rp 38 Miliar (Staff Tata banyak dari biasanya dan penerangan tidak
Bangunan Distarkim Purwakarta ,2020). sepadan dengan banyaknya pengunjung.
Alokasi anggaran untuk 3. Karakteristik Organisasi
pembangunan lanjutan sebesar Rp. pelaksana
8.045.493.960 di Tahun 2017 dan Rp Berdasarkan hasil observasi
1.407.651.200 di Tahun 2018 . Dan pada wawancara peneliti dapat disimpulkan
Tahun 2019 mengajukan alokasi anggaran bahwa Implementasi kebijakan
untuk penataan Air Mancur Welas Asih pembangunan objek wisata religi Tajug
sebesar Rp 4.128.620.000 (Arsip Badan Gede Cilodong Kabupaten Purwakarta
Keuangan dan Aset Daerah). sudah didukung oleh karakteristik
Sumber daya finansial, meskipun organisasi pelaksana yang tidak banyak
terbilang besar anggaran yang sudah mengalami perubahan dimana di
dialokasikan untuk pembangunan tersebut kepimpinan bupati Anne Ratna masih
masih dirasa belum optimal, anggaran yang melanjutkan visi misi menjadi Purwakarta
kurang transparansi dan perlu bantuan dari istimewa sebagaimana visi misi bupati
pusat ataupun pihak swasta untuk sebelumnya Dedi Mulyadi dan untuk saat
membantu mengembangkan Tajug Gede ini sedang dalam tahap pembangunan
Cilodong. lanjutan di kawasan Tajug Gede Cilodong.
Sarana prasarana Tajug Gede Pusat perhatian pada agen pelaksana
Cilodong terdiri dari ruangan ketua DKM, meliputi organisasi formal dan informal
ruang ibadah, ruang kebersihan, ruang yang terdiri atas Dinas Tata Ruang dan
muadzin, ruang panel, aula, gudang, dan Pemukiman untuk merancang bagian fisik
toilet sebanyak 22 pintu serta dilengkapi bangunan beserta rincian anggaran yang
dengan Wi-Fi publik, mesin ATM beras dibutuhkan, Dinas Pangan dan Pertanian
yang dapat digunakan ketika panen padi untuk mengelola lahan pertanian di area
yang kemudikan dibagikan kepada masjid yang dibantu dengan Dinas
masyarakat dan uniknya juga terdapat Lingkungan Hidup dan pihak swasta yakni
tempat penggendongan bayi yang terbuat PT. East West Seed Indonesia serta Dinas
dari bambu sehingga pengunjung dapat Kepemudaan Olahraga, Pariwisata dan
beribadah dengan khusyuk. Kemudian Kebudayaan Kabupaten Purwakarta untuk
untuk di luar bangunan masjid terdiri dari mempromosikan destinasi wisata religi di
beragam spot spot seperti air mancur di Kabupaten Purwakarta. Selain Pemerintah
Taman Welas Asih, saung, labirin payung, daerah dan swasta serta yang tidak luput
kebun bunga matahari, lapangan sepak dari perhatian yakni aktor utama dalam
bola, lahan penanamanan padi dan jagung, pembangunan Tajug Gede Cilodong adalah
419
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

Dedi Mulyadi Bupati Purwakarta Periode dalam implemntasi kebijakan


2008 – 2018 yang kini menjadi Wakil Ketua pembangunan objek wisata religi Tajug
Komisi IV DPR RI yang berupaya Gede Cilodong sangat mendukung.
menghilangkan imej negatif suatu kawasan Organisasi pelaksana melakukan kegiatan–
menjadi pusat keagaaman islam. kegiatan yang mendukung implementasi
4. Komunikasi antar organisasi kebijakan melalui kegiatan perencanaan
Kegiatan-kegiatan pelaksanaan pembangunan awal dengan melakukan
Suatu kebijakan bisa dilaksanakan dengan survei lapangan (cek kondisi lahan/tanah),
efektif, apabila apa yang menjadi standar memberikan kontribusi berupa tenaga,
tujuan dapat dipahami oleh para material, alat berat dan pendanaan selama
implementor (individu organisasi proses pembangunan Tajug Gede Cilodong
pelaksana). Standar dan tujuan harus karena ada juga dana yang didapat dari
dikomunikasikan kepada para pelaksana. kontribusi OPD Purwakarta (Sekretaris II
Komunikasi dalam kerangka penyampaian Tajug Gede Cilodong/DKM). Kemudian
informasi kepada para pelaksana kebijakan juga rutin melakukan pemeliharaan di
tentang apa menjadi standar dan tujuan Kawasan Tajug Gede untuk memonitoring
harus konsisten (Aan,2017). apa ada bagian dari Tajug Gede yang
Komunikasi antar organisasi berjalan mengalami kerusakan dan tidak luput juga
lancar karena komunikasi yang dilakukan mengecek bagian luar Tajug Gede seperti
ketika membahas mengenai Tajug Gede taman dan kondisi air mancur yang ada di
Cilodong tidak selalu harus berada dalam Kawasan Masjid Tajug Gede Cilodong
ruang rapat melainkan di kala situasi santai yang dicek secara berkala oleh Dinas
juga dapat dilakukan baru setelah itu, Pangan dan Petanian dan Dinas Tata Ruang
dirapatkan atau dibahas lebih lanjut dengan dan Pemukiman Kabupaten Purwakarta.
instansi pemerintah terkait dan dalam Selain itu, ada Satpol PP yang terus
kegiatan tertentu pihak pengelola kerap berpatroli setiap hari dengan team team
memfasilitasi pertemuan antar perwakilan yang sudah dijadwalkan untuk bertugas di
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di sepanjang kawasan Bungursari dan ada
Tajug Gede Cilodong yang tentunya yang standby menjaga trantibum di Tajug
dihadiri juga oleh perwakilan masyarakat Gede Cilodong untuk berusaha menjaga
baik dalam sebuah forum formal maupun stabilitas kawasan tersebut.
saat event – event di Tajug Gede Cilodong. Pembangunan Tajug Gede Cilodong
5. Disposisi atau sikap para ini sangat diperlukan adanya dukungan dari
pelaksana masyarakat yang mana masyarakat mau
Sikap penerimaan atau penolakan menerima perubahan ini. Dalam hal ini,
dari agen pelaksana sangat mempengaruhi mayoritas masyarakat sangat mendukung
keberhasilan atau kegagalan implementasi hadirnya masjid tersebut, tidak ada
kebijakan publik (Agustinus, 2006). Sikap penolakan dari masyarakat setempat karena
para pelaksana (Dinas Tata Ruang dan baik masyarakat maupun pemerintah sama
Pemukiman, Dinas Kepemudaan Olahraga, sama satu pemahaman dalam
Pariwisata dan kebudayaan, Dinas menanggulangi prostitusi.
Lingkungan Hidup, Dinas Pangan dan Implementasi kebijakan menurut
Pertanian, Satuan Polisi Pamong Praja, Donald Van Metter dan Carl Van Horn
Pengelola/DKM Tajug Gede Cilodong) diawali penyaringan persepsi dari para
420
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

pelaksana . Melalui tahap penyaringan yang telah diputuskan dan mengikuti arahan
persepsi ini diketahui ada tiga macam arahan yang diberikan oleh Dedi Mulyadi
elemen respon yang dapat mempengaruhi selaku Ketua DKM Tajug Gede Cilodong
kemampuan dan kemauan untuk yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua
melaksanakan kebijakan, diantaranya Komisi IV DPR RI.
adalah 1)Pengetahuan, pemahaman dan 6. Kondisi lingkungan sosial,
pendalaman terhadap kebijakan, 2) Arah ekonomi dan politik
respon mereka apakah menerima, netral Kondisi lingkungan sosial di
atau menolak, dan 3) Intensitas terhadap Kecamatan Bungursari Kabupaten
kebijakan yang dilakukan (Wahyu, 2019). Purwakarta terkait implementasi kebijakan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pembangunan objek wisata religi Tajug
organisasi pelaksana memiliki Gede Cilodong Kabupaten Purwakarta
pengetahuan, pemahaman dan pendalaman adalah sangat mendukung, masyarakat
terhadap kebijakan yang sangat baik hal ini berperan aktif dalam terlaksananya
karena para agen pelaksana sepenuhnya implementasi kebijakan ini dimana ketika
telah menyadari standar dan tujuan dari ada kegiatan penanaman padi dan benih
kebijakan pembangunan objek wisata religi tanaman lainnya dari PT. East West Seed
Tajug Gede Cilodong Kabupaten Indonesia masyarakat sekitar khususnya
Purwakarta karena agen pelaksana yang yang berprofesi petani ikut berkontribusi
terlibat adalah orang orang yang dibawah arahan Dinas Pangan dan
berkompeten pada bidangnya sehingga Pertanian , selain itu menurut hasil
yang dikerjakan sesuai dengan tugas pokok wawancara dengan pihak Kecamatan
dan fungsinya. Maka dari itu, untuk Bungursari mengatakan bahwa dengan
pelaksana (operasional) di Tajug Gede hadirnya Tajug Gede Cilodong
Cilodong Bupati Purwakarta menunjuk menyadarkan kembali pentingnya
orang orang yang berkompeten dalam kesadaran masyarakat setempat untuk pro
bidang atau profesinya dengan aktif apabila ditemukannya kegiatan
mengeluarkan Keputusan Bupati prostitusi. Masyarakat memahami
Purwakarta Nomor pentingnya pembangunan masjid tersebut
451.1.05/kep.742.kesra/2018 tentang untuk meningkatkan kesejahteraan dalam
Kepengurusan Pengelola Tajug Gede berbagai bidang seperti peningkatan dalam
Cilodong. aspek religi, edukasi dan ekonomi sesuai
Arah respon (disposisi) dari dengan konsep dari Tajug Gede Cilodong
organisasi pelaksana merupakan hal yang “ yang memadukan ketiga aspek tersebut.
Crucial ”. Dinas Tata Ruang dan Dalam bidang politik adanya
Pemukiman Kabupaten Purwakarta saat ini implementasi pembangunan objek wisata
masih dalam tahap pembangunan lanjutan religi Tajug Gede Cilodong Kabupaten
Tajug Gede Cilodong hal ini menunjukkan Purwakarta merupakan wujud kehadiran
bahwa para organisasi pelaksana menerima pemerintah dalam meningkatkan
setiap kebijakan yang dilakukan sehingga kesejahteraan masyarakat. Dari kondisi
intensitas terhadap kebijakan meningkat. sosial, ekonomi dan politik di kecamatan
Setiap organisasi memiliki peran dan Bungursari Kabupaten Purwakarta dan
tanggung jawab masing-masing dalam merupakan sebuah penegasan dari
melaksanakan implementasi kebijakan Pemerintah daerah dalam
421
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

mengimplementasikan Peraturan Daerah 2. Dimensi sumber – sumber kebijakan


Kabupaten Purwakarta Nomor 13 Tahun bahwa pada sumber daya manusia
2007 Tentang Larangan Pelacuran dan adanya dominasi kepemimpinan dari
Minuman Keras yang didukung dengan Dedi Mulyadi kemudian pada alokasi
Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2019 anggaran cukup besar sehingga perlu
tentang Penataan Bungursari Istimewa. bantuan dari pusat maupun pihak
Kebijakan untuk pembangunan swasta dan untuk sarana prasarana
Tajug Gede Cilodong membuat roda terbilang cukup memadai hanya saja
perputaran ekonomi di Bungursari, perlu adanya penambahan fasilitas
Purwakarta berputar, ramainya pengunjung penerangan.
menambah pemasukan masyarakat 3. Dimensi karakterisitik organ
setempat dan UMKM (kuliner dan kios pelaksana tidak mengalami
tanaman) semakin ramai oleh pembeli dan perubahan karena visi misi Bupati
akan semakin meningkat ketika Giri Harja Purwakarta terpilih dengan periode
di Tajug Gede Cilodong sudah selesai sebelumnya dalam kepariwisataan
dibangun karena akan semakin beragam hanya melanjutkan yang sudah ada
spot – spot yang ada di Tajug Gede dan di dan satu tujuan bersama,
dalamnya selain ada beberapa museum juga 4. Dimensi komunikasi antar organisasi
terdapat gerai pertanian nantinya akan ada dari hasil penelitian bahwa adanya
jual beli produk olahan pertanian, food interaksi komunikasi secara formal
station dll. dan non formal yang dilakukan
dalam face to face dialogue.
E. KESIMPULAN 5. Dimensi Disposisi / sikap para
Berdasarkan hasil penelitian yang pelaksana ditemukan bahwa
telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat Implementor sudah inisiatif
diambil kesimpulan penelitian mengenai mengerjakan apa yang menjadi
implementasi kebijakan pembangunan tupoksinya hanya saja perlu
objek wisata religi Tajug Gede Cilodong dilakukan evaluasi secara berkala
Kabupaten Purwakarta sebagai berikut : perihal kinerjanya jangan hanya
1. Dimensi standar, tujuan, dan sasaran dikendalikan oleh satu pihak saja.
kebijakan bahwa standar 6. Kondisi lingkungan sosial, ekonomi
implementasi dari pembangunan dan politik bahwa kebijakan
Tajug Gede Cilodong ini dengan pembangunan Tajug Gede Cilodong
menjadikan destinasi wisata baru di sangat memberikan pengaruh yang
Kabupaten Purwakarta yang besar bagi masyarakat dalam hal
memadukan konsep religi, edukasi trantibum tidak menjamurnya lagi
dan ekonomi. Dari Hasil penelitian kegiatan prostitusi dan adanya
ditemukannya perbedaan yang peluang usaha baru untuk
signifikan dimana ada pengurangan mendapatkan pemasukan dari
kegiatan prostitusi di sekitar area hadirnya Tajug Gede Cilodong yang
Tajug Gede Cilodong sehinggamasih memadukan religi, edukasi dan
menjadi Pekerjaan rumah untuk ekonomi (agrowisata).
pemerintah menangani sisanya.

422
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 3, Bulan Desember Tahun 2020

DAFTAR PUSTAKA Dokumen Resmi


Buku Arsip data pemilik warung lilin Kecamatan
Agustino, Leo. (2017). Dasar – Dasar Bungurasri Tahun 2015.
Kebijakan Publik. Bandung : Arsip Dinas Tata Ruang dan Pemukiman
Alfabeta Kabupaten Purwakarta : Site Plan
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Masjid Tajug Gede Cilodong.
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Keputusan Bupati Purwakarta Nomor
Bandung : Afabeta 451.1.05/kep. 742.kesra/2018
Winarno, Budi (2002). Teori dan proses tentang Kepengurusan Pengelola
kebijakan publik. Yogyakarta : Tajug Gede Cilodong.
Media Pressindo Peraturan Bupati No. 42 Tahun 2019
tentang Penataan Kawasan
Skrispi/Jurnal Bungursari Istimewa
Wahyu dan Karjuni (2019). Implementasi Undang – Undang No 9 Tahun 2015
Kebijakan Pemba-ngunan Tentang Pemerintah Daerah
Infrastruktur Jalan Di Kecamatan Undang - Undang No.10 Tahun 2009
Tabir Selatan Kabupaten Merangin Tentang Kepariwisataan.
Dengan Menggunakan Model
Donald Van Meter Van Horn., Internet
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Farid Assifa (2018). Purwakarta Kini Punya
Politik: Universitas Negeri Padang Ikon Baru Tajug Gede Cilodong.
Widiastuti, Aan (2017). Implementasi Artikel ini telah tayang di
Kebijakan Program Desa Maslahat Kompas.com diakses pada 20
Di Kabupaten Pasuruan (Studi Desa September 2019 https://regional.
Kalirejo Kecamatan Bangil)., kompas.com/read/2018/12/19/20342
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 021/purwakarta–kini-punya-
: Universitas Muhammadiyah ikonbarutajug-gedecilodong? page
Malang =all

423

Anda mungkin juga menyukai