Anda di halaman 1dari 15

Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

KINERJA PERATURAN PEMERINTAH DAERAH SELAMA


PANDEMI UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI CITRA KOTA
DI SULAWESI SELATAN

Andriyansah
Department Management of Faculty Economics, Universitas Terbuka, Indonesia
Email: andri@ecampus.ut.ac.id (penulis koresponden)

Rulinawaty
Department of Public Administration, Universitas Terbuka, Indonesia
Email: ruly@ecampus.ut.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pemerintah daerah dalam meningkatkan city image branding di
Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel proporsional berdasarkan
wilayah kota sehingga jumlah sampel antara satu wilayah dengan wilayah lainnya akan berbeda, dengan
menggunakan teknik survei berupa kuesioner. Untuk analisis data, penelitian ini menggunakan Structural
Equation Modeling (SEM) dengan jumlah data sebanyak 265 sampel. Hipotesis membuktikan bahwa variabel
eksogen city image branding yang terdiri dari kebijakan regiosentris, kinerja pedagang kaki lima, kuliner ikonik
wisata dan kunjungan ulang destinasi mempunyai pengaruh positif terhadap variabel city image branding.
Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pemasaran, implikasinya memberikan
masukan kepada pemangku kepentingan untuk meningkatkan peran kinerja pemerintah terhadap image branding.

Kata Kunci: Citra Kota Branding; Kuliner Wisata Ikonik; Kinerja PKL;
Kunjungi Kembali Tujuan; Kebijakan Regiosentris

Klasifikasi JEL: M31, M38, P46

Sejarah Artikel: Dikirim: 27-05-2022; Revisi: 29-11-2022; Diterima: 31-11-2022; Diterbitkan: 15-01-2023 Copyright

©2023 Faculty of Economics and Business, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang


Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY https://creativecommons.org/licenses/by/4.0

Cara Mengutip: Andriyansah, & Rulinawaty (2023). Kinerja Peraturan Daerah Pada Masa Pandemi Untuk Meningkatkan
Nilai Ekonomi Citra Kota di Sulawesi Selatan. Media Ekonomi dan Manajemen, 38(1), 1-14.

PERKENALAN
rating super prioritas untuk 5 destinasi baru Bali.
Kinerja pemerintah dalam penyelenggaraan
Kondisi pandemi di awal tahun 2019 mengubah
pariwisata di Indonesia cenderung menurun,
skenario
meskipun kebijakan tersebut memunculkan
mempercantik Bali Baru mengalami perubahan
program-program baru yang ditawarkan
seiring dengan dikeluarkannya berbagai peraturan
pemerintah. Pemerintah Indonesia telah menetapkan
10 objek wisata Bali baru yang untuk masuk ke tanah air akibat adanya peraturan
yang melindungi seluruh kehidupan manusia yaitu
diterbitkan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor
menurunnya jumlah wisatawan mancanegara yang
50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
pada bulan Desember 2018 berjumlah 1.405.554
Pariwisata Nasional (RIPKN) 2010 – 2025, untuk
orang dan
lebih cepat pembangunannya pemerintah
pada bulan Desember 2019 berjumlah 1.377.067
mempercepat-
orang. kunjungan atau mengalami penurunan sebesar 2,03% beg

p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online) 1


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

Desember 2020 jumlah kunjungan mencapai harus menyediakan perlengkapan protokol


164.079 kunjungan dan semakin menurun pada kesehatan dan aturan lainnya. Dari sudut
bulan Desember 2021 yaitu 163.619 kunjungan, pandang berbeda, ada PKL yang bertahan
artinya persentase kunjungan wisman kembali turun dengan varian pelayanan yang tidak biasa
sebesar 0,28%. Bahkan data perjalanan wisata sebagai langkah penyesuaian di masa Covid (Toker,
wisatawan nusantara berbanding lurus dengan 2021). Hal ini berdampak semakin berkurangnya
penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2019 pendapatan. Dampak lainnya adalah berkurangnya
yaitu 722,16 juta kali, namun pada tahun 2020 minat konsumen untuk berkunjung, permasalahan
sebesar 518,59 juta kali. Dengan demikian, kesehatan dan kebersihan kuliner yang dijual oleh
penurunan kunjungan domestik menurun sebesar PKL menjadi mendesak untuk ditemukan. Keterkaitan
20%. kebijakan publik terkait pariwisata, kuliner, keindahan
Memahami kondisi tersebut, pemerintah perkotaan, dan pemberdayaan masyarakat
mengeluarkan berbagai kebijakan yang dapat melatarbelakangi kesenjangan dan perdebatan yang
membantu kelangsungan UMKM. Kebijakan melekat dalam bidang sosial ekonomi. Permasalahan
pelaksanaan usaha UMKM yang terintegrasi dengan tersebut menjadi celah penelitian dan isu penting bagi
kebijakan lain seperti peraturan penggunaan fasilitas lahirnya kebijakan daerah untuk meningkatkan
umum seperti jalan atau fasilitas lainnya (Nam & branding citra kota dengan menambahkan indikasi
Pardo, 2011). Faktanya di lapangan, terbitnya nyaman yang bersifat lokal tanpa mengesampingkan
kebijakan menimbulkan pro dan kontra, gap atau hak-hak orang lain seperti kenyamanan pejalan kaki,
kesenjangan untuk diteliti sehingga dapat kelancaran lalu lintas, dan kota yang kurang terlihat
menguntungkan banyak pihak. Namun ada beberapa indah (Yatmo , 2008; Truong, 2018).
pihak yang menerima dampak negatif sehingga Dalam penelitian ini, kebijakan daerah Provinsi
terjadi penggusuran terhadap PKL UMKM Sulawesi Selatan kemudian diadopsi dan diadaptasi
(Boonjubun, 2017). kembali untuk Kota dan Kabupatennya.
Penelitian lain yang disampaikan oleh (Anttiroiko, Argumentasi Kebijakan regiosentris dalam
2014) menyatakan bahwa kebijakan sangat relevan penerapannya dapat diterapkan secara merata kepada
dalam tata kelola dan hasil dari kebijakan tersebut seluruh pihak di daerah yang disesuaikan dengan
memungkinkan terjadinya spesialisasi yang sinergis. karakter daerah setempat yang tidak lepas dari
Pemerintah dalam posisi sulit, pihak pertama lebih kearifan lokalnya. kebijakan untuk memastikan
mengutamakan kepentingan masyarakat luas bahwa kota ini bersih, nyaman, aman dan akan
sehingga harus mengeluarkan kebijakan untuk mendisiplinkan setiap elemen yang tidak mematuhi
melindungi rakyatnya, namun kebijakan tersebut kebijakan tersebut. Pedagang kaki lima dengan
nampaknya tidak berjalan beriringan dengan masyarakat lainnya mempunyai hak yang sama
pemenuhan kebutuhan hidup khususnya UMKM untuk dilindungi dan dirawat oleh pemerintah, paling
(Darmanto & Pujiarti, 2020;Rulinawaty dkk., 2022). tidak rasa aman dan nyaman dalam berdagang. Studi
Pemerintah berperan penting dalam menyelamatkan empiris menyatakan bahwa di beberapa negara yaitu
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta Asia, Afrika, dan Amerika Selatan, kehadiran PKL
menyelamatkan perekonomian masyarakat dari sebagai salah satu bentuk kewirausahaan dapat
pengangguran (Pasciana et al., 2020; Surya et al., memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
2022) Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk kehidupan rumah tangga, komunitas, dan kota.
menyelesaikan permasalahan tersebut. kesenjangan Kegiatan usaha mereka antara lain dapat merangsang
antara kebijakan dan perbaikan citra kota melalui perekonomian dan menciptakan lapangan kerja,
variabel-variabel yang diduga dapat menjadi solusi menyediakan produk lokal. Kebijakan daerah dapat
kesenjangan penelitian. berkontribusi terhadap pendapatan kota melalui
Pada masa pandemi covid-19, pemerintah pajak, retribusi, atau denda. Warisan budaya dapat diatur oleh
mengeluarkan peraturan mengenai jam buka dan
tutup usaha, batasan jumlah konsumen yang makan
di tempat,

2 p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online)


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

pemerintah untuk memastikan pelestarian


ditunjukkan oleh kemampuan pribadi mereka dalam
budaya makanan dan barang lokal yang dapat bergaul dengan PKL dan timnya.
dikomunikasikan oleh pedagang kaki lima
Kemampuan lainnya juga dapat ditunjukkan secara
kepada wisatawan (Kumar & Singh, 2018).
pribadi dengan keramahan, kemampuan manajerial
Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana cara
dalam menjual produk seperti harga yang tidak
meningkatkan image branding? Bagaimana peran
mencekik pengunjung, fasilitas kursi dan meja yang
kebijakan regiosentris dalam upaya meningkatkan
selalu bersih sebelum digunakan. Kinerja pedagang
image image branding dengan mediasi kinerja PKL?
kaki lima ini dapat memberikan dampak langsung
terhadap citra kota, pengunjung mendapatkan kesan
TINJAUAN LITERATUR
positif terhadap pedagang kaki lima (Walsh, 2010).
Branding Citra Kota
Kehidupan kota tidak hanya dimiliki oleh
Kebijakan Regiosentris
kelompok tertentu saja, banyak pihak yang
Kebijakan Regiosentris merupakan konsep yang
mempunyai kepentingan terhadap kehidupan kota.
diusung dalam penelitian ini untuk membantu
Pemilik kepentingan tersebut antara lain
pemerintah daerah dalam melaksanakan kebijakan
adalah pedagang kaki lima untuk menjual
pemerintah pusat.
dagangannya, juru parkir untuk mengatur
Kebijakan pemerintah mengenai penataan PKL sesuai
kerapian kendaraan pengunjung. Pengunjung yang
Peraturan Presiden 125 Tahun 2012 memberikan
ingin menikmati suasana kota sehingga daya tarik
solusi bagi pemerintah daerah dalam mengelola PKL
kota menjadi hal yang penting. Adanya kepentingan
yang selama ini menjadi permasalahan kota-kota
satu pihak dengan kepentingan
besar di Indonesia
lainnya untuk dapat bekerjasama dalam mendukung c i t r a( Kk oa tsam. ad et al., 2018). Penataan dan pengelolaan
Pengembangan dan peningkatan citra kota menjadi PKL masih menjadi polimik bagi pemerintah daerah,
magnet untuk mengundang investor agar hadir ke diharapkan kebijakan yang diterapkan dapat
kota tersebut (Miftahuddin, A., Hermanto, B., Raharja, mengakomodasi kearifan lokal yang menjadi ciri khas
SUJ, & Chan, 2021). Untuk mengembangkan citra suatu daerah. Selama ini kebijakan yang diambil
kota dapat dilihat dari berbagai sisi, mulai dari pemerintah pusat seringkali gagal dilaksanakan
keaslian, keunikan, keaslian, dan keramahan (Hussein, karena berbagai kendala seperti letak geografis,
2020; Koens, K., Melissen, F., Mayer, I., & Aall, budaya, dan kemampuan sumber daya manusia di
2021). suatu daerah. Pemerintah mempunyai kewenangan
Keunikan suatu kota dapat disebut sebagai untuk merancang tata kota menjadi lebih baik dan
pembeda dengan kota lainnya sehingga keunikan teratur sesuai dengan kondisi yang sedang
tersebut dapat membentuk suatu citra bagi
berlangsung.
pengunjungnya yang dapat diingat. Penampakan kota
tanpa polesan memperlihatkan wajah aslinya akan Kekuasaan tersebut diwujudkan dengan
mendorong pengunjung untuk datang kembali, mengeluarkan peraturan yang melarang pedagang
keasliannya mengandung banyak nilai sehingga dapat kaki lima berjualan di jalan, taman, dan alun-alun
menjadikan kekuatan kota. untuk tujuan tertentu (Oguz,
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan 2021). Sebaliknya, kebijakan tersebut berdampak
menjadi indikasi bahwa city branding mempunyai positif dalam membantu PKL dan pelanggannya
pengaruh yang positif. Permasalahan kota yang sering untuk bertransaksi di lokasi yang lebih nyaman
terjadi adalah keindahan kota, sehingga pemerintah dibandingkan sebelumnya. Padahal PKL menjadi alternatif
dengan kekuasaannya mengeluarkan peraturan. bagi konsumen
Peraturan yang paling umum adalah penggusuran, menikmati kota, pemerintah mempunyai kekuatan
langkah mengurangi kemacetan, memperbaiki arus campur tangan bagi semua pihak, sanksi diterapkan
kendaraan dan mempercantik pusat kota (Spire & bagi yang tidak menaati peraturan. Kebijakan
Choplin, 2018). regiosentris ini dibuat untuk memberikan rasa
Kinerja PKL bisa saja

p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online) 3


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

keamanan dan kenyamanan kepada pihak-pihak yang atau informasi melalui media (Chi et al., 2019;
berkepentingan pada kawasan daerah tertentu seperti Fatimah et al., 2021).
lokasi berdagang, standar bangunan yang memuat ikon Kunjungan kembali wisatawan berdampak pada
daerah dan waktu perdagangan. peningkatan jumlah pengunjung, kebersihan
lingkungan, pengelolaan pemeliharaan lingkungan
Hipotesis 1, semakin baik kebijakan dan keramahtamahan. Kebijakan pemerintah dalam
regiosentris maka semakin tinggi pula kinerja menerapkan konsep pengembangan pariwisata di
PKL. masa pandemi adalah dengan menjamin
lingkungan yang sehat dan bersih
Kinerja PKL (Simanjuntak & Farida, 2021). Nilai pelayanan
Kehadiran PKL memenuhi kebutuhan yang ergo-iconic berupa rasa
masyarakat akan kuliner dengan kategori harga nyaman pelayanan atas indikasi keistimewaan
jual yang terjangkau bagi semua kalangan yang diterapkan oleh PKL
masyarakat. sebagai daya tarik konsumen untuk datang
Namun terkait harga jual, PKL sangat bergantung kembali. Selain keistimewaan, nilai pelayanan
pada fluktuasi kondisi perekonomian mengingat yang diberikan akan terasa aman dan nyaman
modal yang dimiliki tidak solid (Pudjiarti & meski wisatawan berwisata di masa pandemi. Hal
Darmanto, 2020). PKL hadir sebagai salah satu ini terlihat dari kinerja PKL yang menyiapkan
bentuk usaha mikro, kecil, dan menengah yang protokol kesehatan untuk melindungi diri dan
tidak berbadan hukum sehingga keberadaannya pengunjungnya (Andriyansah & Fatimah, 2020).
menempati sebagian besar komponen sosial,
ekonomi, dan budaya (Ariefianto & Hilmi, 2019; Hipotesis 2, semakin baik kinerja PKL maka semakin
Chakraborty & Koley, 2018). Kegiatan yang tinggi pula image image brandingnya.
dilakukan mulai dari merapikan lokasi dan
warung, menjelaskan menu, mengolah dan
menyajikan pesanan. Hipotesis 3, semakin baik kinerja PKL maka
Para pedagang ini memegang dagangan semakin tinggi pula tujuan kunjungan ulang.
kulinernya bukan karena pendidikan dan
pelatihan namun lebih dipengaruhi oleh selera
pribadi (Hartiningsih & Rokhmah, 2017; McKay Wisata Kuliner yang Ikonik
& Osborne, 2021). Wisata kuliner merupakan suatu kegiatan yang
Teknik servis dilakukan berdasarkan pendapat tidak dapat dipisahkan dari kegiatan utama
pribadi, serta kinerja pribadi. Kinerja PKL berwisata, saat ini wisata menempatkan makanan
berkaitan dengan kemampuan PKL dalam sebagai alasan berwisata untuk
meningkatkan pembeli produknya dengan harapan mendapatkan cita rasa yang asli (Nursal et al., 2019).
pelanggannya akan meningkat (Martínez et al., Cita rasa aslinya merupakan wujud
2017). kearifan lokal otentik yang dipertahankan secara
Peningkatan pesanan akan berdampak positif turun-temurun. Kuliner memegang peranan penting
pada keuntungan, oleh karena itu desain dan dalam pariwisata dan berkontribusi terhadap
pelayanan kios sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kuliner ikonik
diprioritaskan (Andriyansah & Ferdinand, 2019; tidak hanya sebatas
Nordhagen et al., 2022). Citra merupakan tujuan makanan saja, namun buah-buahan musiman
utama dalam menentukan traveling. Keputusan yang memiliki cita rasa khas menjadikan alternatif
berwisata ke suatu tempat dilatarbelakangi oleh wisatawan untuk berkunjung kembali (Anggadwita et
beberapa hal yang didapat dari pengalaman orang al., 2021). Wisata kuliner semakin memberikan
lain, pengalaman pribadi dampak positif, UMKM semakin berperan dalam
mengeksplorasi
kuliner lokal berbasis kearifan lokal yang ragam jenis dan citar

4 p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online)


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

menurun. Wisata kuliner ikonik merupakan perjalanan


nilai ikonik yaitu nilai yang dapat dibentuk oleh
wisata yang berkaitan dengan konsumsi, termasuk
penyedia jasa dan nilai yang diterima berupa rasa nyaman
makanan dan minuman dengan ciri khas destinasi lokal
yang khas sesuai keinginan wisatawan.
(Chi et al., 2019). Perilaku mencari sesuatu yang baru dan
Terbentuknya rasa nyaman yang berkorelasi dengan citra
mengeksplorasi kuliner ikonik dapat dibentuk oleh
pariwisata didukung oleh fasilitas dan kondisi
wisatawan. Persepsi terhadap kuliner ikonik dapat terkait
lingkungan destinasi.
dengan bau, rasa, bentuk kuliner, harga produk dan
kinerja pelayanan berdampak pada pengalaman
perjalanan wisatawan (Krisjanti & Quita, 2020; Widjaja
et al., 2019).
Ilmu pemasaran menyebutkan bahwa perluasan
kesan semakin dapat mempengaruhi citra, identitas dan
Identitas budaya lokal menginspirasi atraksi lain untuk
kekhasan.
mengembangkan potensi lokal dan menggali potensi
Hari Citra kota dapat ditransfer melalui keunikan atau
uniknya untuk menunjang pariwisata. Kesan positif
kesan atau petunjuk lain yang diterima wisatawan (Li et
terhadap masakan lokal yang dicicipi wisatawan
al., 2020). Atribut kota menjadi pembeda dengan kota
mendorong niat untuk kembali menikmati cita rasa aslinya,
lainnya, pembeda ini bisa disebut keunikan yang dapat
keinginan tersebut didorong oleh terbentuknya hubungan
menjadi nilai jual/daya tarik kota atau produk wisata dari
timbal balik antar kesan, pengalaman kreatif juga
kota tertentu.
berimplikasi pada wisatawan ketika mengambil keputusan
Menurut Jawahar et al., (2020) literatur menyebutkan
berupa rekomendasi
bahwa identitas seluruh kota akan dipengaruhi oleh produk
atau berkunjung kembali. (Di-Clemente dkk., 2020; Liu,
2020). pariwisatanya, sehingga penting keunikannya tidak terbatas
pada bangunan ikonik tetapi bisa berupa seni, budaya. ,
iklim regional, makanan dan festival yang mendorong
kedatangan wisatawan.

Hipotesis 4, semakin baik kuliner wisata ikonik maka


semakin tinggi destinasi kunjungan ulang.

Penelitian empiris mengungkapkan bahwa orientasi budaya


Kunjungi Kembali Tujuan
pribadi mempengaruhi citra merek destinasi,
Adanya niat dan tindakan yang mengikuti
nilai merek destinasi, dan kualitas merek destinasi. Selain
kunjungan wisatawan kembali karena adanya rasa senang
itu, nilai merek destinasi berhubungan positif dengan niat
berada di tempat tersebut, dampaknya wisatawan tetap
berkunjung kembali (Cardona et al., 2017).
mempunyai kesan baik yang
Hipotesis 5, semakin tinggi destinasi kunjungan
menyenangkan terhadap suatu daerah tujuan wisata,
ulang maka image branding kota akan semakin
dorongan kepuasan meningkatkan kepercayaan
meningkat.
wisatawan berniat untuk datang kembali (Song, H. M.,
Kim, KS, & Yim, 2017). Tindakan berkunjung METODE PENELITIAN
kembali wisatawan dapat terbentuk dari beberapa faktor
Populasi penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki
seperti kondisi dan komponen pendukung
lima di Provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi sampel
yang ada pada tempat wisata. Secara empiris terdapat
penelitian
faktor eksternal dan dorongan dari dalam pedagang kaki lima, bukan pedagang keliling.
diri wisatawan yang berkorelasi dengan kepuasan terhadap
PKL yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
tempat wisata (Ozturk, UA, & Gogtas,
perorangan atau kelompok orang yang melakukan
2016). Kepuasan akan memberikan nilai yang dirasakan
kegiatan usaha di suatu tempat terbuka untuk
yang berpengaruh langsung terhadap niat mengunjungi
melaksanakan kegiatan usaha kuliner. Tempat tersebut
kembali destinasi.
merupakan suatu objek wisata atau objek lain yang banyak
dikunjungi. Pedagang kaki lima yang disurvei untuk a
Rulinawaty et al., (2021) menyatakan bahwa ada nilai
yang ditawarkan berupa ergo-

p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online) 5


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

minimal 6 bulan sejak Indonesia berdiri dalam

telah ditetapkan, analisis penelitian ini menggunakan


kondisi tersebut. jangka waktu 6 Menghalangi-
sebanyak 265 data untuk mendapatkan kesimpulan.
bulan dengan asumsi pedagang mengalami
kondisi modal usaha yang fluktuatif. Dengan Analisis Dimensi, Reliabilitas, dan Validitas
demikian penelitian ini merupakan penelitian
lapangan. Penelitian ini menggunakan Ukuran pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
pengambilan sampel proporsional berdasarkan suatu indikator termasuk dalam indikator tertentu
wilayah kota, sehingga jumlah sampel berbeda dalam EFA adalah nilai factor loading, apabila faktor
antara satu daerah dengan daerah lainnya. loading lebih besar dari salah satu faktor
Teknik perolehan data dan informasi menggunakan tertentu, maka dikelompokkan ke dalam faktor tersebut. Validitas
survei melalui kuesioner dengan skala 1 sampai 7 konvergen, ditemukan seluruh indikator menunjukkan pemuatan
(Mahoney et al., 1963), mulai dari sangat tidak setuju faktor yang signifikan (p
hingga sangat setuju untuk membantu responden < 0,01). Reliabilitas seluruh variabel laten lebih
menentukan kondisi yang dirasakan. Untuk tinggi dari 0,7, nilai yang dianggap memadai (Hair et
melengkapi survei, tim peneliti menggunakan al. 2014). Begitu pula dengan nilai EVA yang lebih
pendekatan wawancara untuk menggali lebih dalam tinggi dari 0,5. Holmes-Smith, (2001) menjelaskan
guna menemukan tujuan penelitian ini. Selain itu, bahwa reliabilitas gabungan lebih besar dari 0,70,
teknik observasi terhadap lapak pedagang juga varians yang diekstraksi lebih besar dari 0,50 dan
dilakukan untuk Rata-rata Varians yang Diekstrak ÿ 0,5 memenuhi
memastikan bahwa lapak pedagang telah dilengkapi potongan nilai, maka asumsi statistik dapat diterima.
dengan protokol kesehatan serta
pedoman lain seperti jarak aman antar
pengunjung. Untuk analisis data berskala, penelitian Penilaian Model Struktural
ini akan menggunakan model
Gambar 1 dan Tabel 3 menunjukkan nilai uji chi
persamaan struktural (SEM) dengan model penelitian square sebesar 215,56 lebih besar dari hasil 209,053
yang telah ditentukan. sehingga nilai cut of 215,056 dengan tingkat degee of
freedom (DF) sebesar 183.
Sedangkan nilai probabilitas sebesar 0,91, RMSEA
HASIL DAN DISKUSI
0,19, GFI 0,929, AGFI 0,911, CMIN/DF
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sulawesi
1,142, TLI 0,993 dan CFI 0,986 seluruh hasil
Selatan pada bulan Juli 2021 sampai dengan April pengujian berdasarkan tabel memenuhi syarat
2022, responden yang memenuhi kriteria dan bersedia cut off value, dengan demikian syarat analisis
menjawab kuisioner dan wawancara dapat dilihat pada model penelitian ini telah terpenuhi melalui uji
Tabel 1 berikut . statistik.

Data menunjukkan bahwa sampel merupakan


perwakilan PKL yang ada di Provinsi Sulawesi Pengujian Hipotesis
Selatan. Pertama, keterwakilan wilayah administrasi Pengujian hipotesis didasarkan pada rasio kritis
kabupaten dan kota yang disurvei mencapai 85%. (CR) dan p-value kausalitas yang dibangun dalam
Secara proporsional di setiap wilayah, responden kerangka. Jika p-value kurang dari 0,05
memberikan tanggapan terhadap kuesioner dan maka hubungan sebab akibat dalam model penelitian
wawancara yang dilakukan. Data sampel yang dapat disimpulkan signifikan.
dikumpulkan sebanyak 300 sampel, namun pada
proses screening terdapat 35 sampel yang tidak layak Pengujian Loading Factor yang dilakukan terdapat 3
sehingga diasumsikan sampel tersebut tidak dapat indikator yang memberikan kontribusi nilai rendah yaitu
diolah untuk dianalisis lebih lanjut. Oleh karena itu, jam buka warung pada variabel kebijakan regiosentris,
untuk mencapai tujuan penelitian yang telah peningkatan produksi pangan pada variabel kinerja PKL
dan keunikan makanan.

6 p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online)


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

kota dalam variabel city image branding dengan kebijakan regiosentris terhadap kinerja PKL
masing-masing tingkat nilai kontribusi 4.226.
pengaruhnya sebesar 0,69.
Nilai R-square dan relevansi prediktif
Untuk variabel yang mempunyai kontribusi model atau nilai R2 variabel laten City
nilai yang tinggi yaitu penerapan kearifan lokal Image Branding pada Tabel 5 sebesar 16,9%.
terhadap regiosentris (0,76), cita rasa khas Hal ini menunjukkan bahwa
pada variabel kuliner ikonik
variabel laten city image branding menjelaskan
wisata (0,75), peningkatan jumlah pembeli,
16,9% varian kebijakan yang berpusat pada
peningkatan jumlah pelanggan dan peningkatan
kawasan, kuliner wisata
keuntungan on street
ikonik, kinerja pedagang kaki lima, dan
variabel kinerja vendor dengan masing- destinasi kunjungan ulang. Nilai R2
masing indikator memberikan kontribusi variabel pv ea nr i ga ab reul hl ast e b eKsi an re 0r j ,a7 4P.K L 10,3% variansi
Kebutuhan psikologis merupakan indikator yang kebijakan regionalcentric, dan ikonik wisata
memberikan kontribusi sebesar 0,74 terhadap
kuliner. Mengikuti Falk dan Miller (1992)
variabel kunjungan kembali destinasi dan keramahan mengemukakan bahwa R2
masyarakat merupakan indikator yang berperan dalam nilai di atas 10% dinyatakan sebagai
mempengaruhi city image branding (0,72). tingkat minimum yang dapat diterima. Nilai R2
Selanjutnya Tabel 4 menunjukkan variabel laten destinasi kunjungan ulang hanya
bahwa terdapat hubungan searah pada masing- sebesar 8,9% variansi kebijakan
masing variabel, hal ini ditunjukkan regionalcentric, kuliner ikonik wisata, dan
dengan probabilitas berada di bawah 0,01 ÿ P kinerja PKL, sesuai
ÿ 0,05. Seluruh hubungan variabel rekomendasi Falk dan Miller maka dapat disimpulkan
berada diatas cut nilai 1,96 yang dapat bahwa Kinerja PKL dan City
diartikan kualitas hubungan variabel kuat. Image Branding mempunyai tingkat R
Variabel yang mempunyai hubungan kuat adalahyang memadai. -nilai kuadrat, sedangkan
Kunjungan Kembali Tujuan kurang dari 10%.

Tabel 1. Lokasi Data Responden


TIDAK Daerah Resp No Resp No District D10ae1r5ah15 Kab Takalar 25 5 16 Kab Tana Toraja 25 10 jawab
1 Bantaeng Kab Luwu8UKtaarba L5u1w7uKab Toraja Utara 25 11 Kab Maros 25 18 Kab Wajo 5 12 25
2 Kab Barru Kab Pinran9gK5ab19LuKwotuaTMimakuar ssar 20 13 Kab Sidenreng Rappang 5 20 Kota Palopo 10 10
3 Kab Tulang 14 Kab Sinjai 10 21 Kota Parepare 120 Total 70 Toral 5
4 Kab Bulukumba 5
5 Kab Enrekang 30
6 Kab Gowa 10
7 Kabn Jeneponto 25
Total 110

Tabel 2. Uji Reliabilitas Data


TIDAK Variabel Indikator Standar Standar Membangun Perbedaan jalan
Pemuatan Memuat2 Keandalan Diekstraksi
(Faktor
Pemuatan)
1. Kebijakan Penerapan kearifan lokal 0,76 0,57 0,80 0,50 0,52
Regiosentris
Relokasi Kios 0,70 0,49
Jam buka kios 0,69 0,48
Implementasi Kesehatan 0,73 0,53
Protokol
2. Kuliner Khusus Makanan 0,70 0,49 0,80 0,50 0,53
Wisata Rasa Khas
Ikonik Rasa Khas 0,75 0,57
Gedung Restoran 0,72 0,51
Buah Musiman 0,73 0,54

p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online) 7


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

Tabel 2. Lanjutkan
TIDAK Variabel Indikator Standar Standar Membangun Perbedaan jalan
Pemuatan Memuat2 Keandalan Diekstraksi
(Faktor
Pemuatan)
3. Kinerja PKL Peningkatan jumlah 0,74 0,55 0,82 0,48 0,50
pembeli
Peningkatan jumlah 0,74 0,55
pelanggan
Produksi kuantitas pangan 0,69 0,48
meningkat

Peningkatan keuntungan 0,74 0,55


Kios yang menarik 0,62 0,55
penampilan
4. Kunjungi Kebutuhan psikologis 0,74 0,54 0,80 0,50 0,52
Kembali Tujuan Kepuasan batin 0,72 0,51
Mendapatkan nilai 0,71 0,51
Punya waktu 0,72 0,52

5. Branding Citra Kota Keramahan 0,72 0,51 0,80 0,50 0,50


masyarakatnya
Daya tarik keaslian 0,70 0,48
ibu kota

Keunikan kota 0,69 0,48


Kesan kota yang positif 0,72 0,51

Gambar 1. Penilaian Model Struktural

8 p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online)


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

Tabel 3. Model Penelitian Potongan Nilai


Potongan Nilai
Kriteria Indeks Goodness of Fit Hasil analisa Informasi
(CoV)
DF 183
Sig Chi- 215,56 209.053 Cocok
Kuadrat. ÿ 0,05 0,091 Cocok
Kemungkinan RMSEA ÿ 0,08 0,023 Cocok
GFI ÿ 0,90 0,929 Cocok
AGFI ÿ 0,90 0,911 Cocok
CMIN/DF ÿ 2,00 1.142 Cocok
TLI ÿ 0,95 0,984 Cocok
Keuangan ÿ 0,95 0,986 Cocok

Tabel 4. Bobot Regresi Standar


Estimasi Standar P ath SE Kr P

Kebijakan yang berpusat pada wilayah ÿ Kinerja PKL 0,322 0,063 4,226***

Kuliner Tourim yang Ikonik ÿ Kunjungi Kembali Destinasi 0,198 0,066 2,616 0,009
Kinerja PKL ÿ Kunjungi Kembali Tujuan 0,223 0,070 2,938 0,003
Kunjungi Kembali Tujuan ÿ Pencitraan Citra Kota 0,304 0,096 3,816***
Kinerja PKL ÿ City Image Branding 0,217 0,084 2,876 0,004

Tabel 5. Korelasi Kuadrat Berganda


R-Kotak Memperkirakan

Kinerja PKL 0,103


Kunjungi Kembali Tujuan 0,089
Branding Citra Kota 0,169

Diskusi
PKL berpengaruh langsung terhadap destinasi kunjungan
Hipotesis 1 yang dikembangkan dalam penelitian ini ulang, hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini
adalah semakin baik kebijakan regiosentris maka semakin mendukung penelitian sebelumnya bahwa konsep
baik pula kinerja PKL, terbukti kebijakan regiosentris
pengembangan pariwisata di masa
mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja PKL.
pandemi adalah menjamin lingkungan yang sehat
Hasil analisis ini mendukung penelitian sebelumnya
dan bersih (Simanjuntak & Farida, 2021). Selain
bahwa kebijakan daerah
keistimewaan, nilai pelayanan yang diberikan oleh PKL
dapat berkontribusi terhadap kinerja PKL (Boonjubun, akan terasa aman dan nyaman meskipun wisatawan
2017). melakukan perjalanan di masa pandemi (Andriyansah et
al., 2020). Pada hipotesis 4, semakin tinggi destinasi
Pada hipotesis 2, semakin baik kuliner wisata ikonik kunjungan ulang maka akan semakin meningkatkan city
maka semakin tinggi pula destinasi kunjungan ulang. image branding.
Statistik membuktikan bahwa hipotesis tersebut terbukti
bahwa variabel kuliner ikonik wisata
Pengolahan data menunjukkan bahwa destinasi kunjungan
mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap kembali terbukti meningkatkan image branding kota,
destinasi kunjungan ulang. Penelitian ini
dengan demikian hipotesis ini mendukung empiris
mendukung penelitian sebelumnya bahwa wisatawan dapat sebelumnya bahwa kunjungan kembali wisatawan Selain
memberikan rekomendasi atau mengunjungi kembali itu, nilai merek destinasi berhubungan positif dengan niat
sebagai akibat dari apa yang mereka rasakan dari produk berkunjung kembali (Cardona et al., 2017), dan pada
ikonik (Di Clemente et al., hipotesis 5, semakin baik kinerja PKL maka semakin
2020; Liu, 2020). Sedangkan hipotesis 3 semakin baik tinggi pula image branding kota tersebut. Hasil data
kinerja PKL maka semakin tinggi pula tujuan statistik menjelaskan bahwa kinerja jalan
kunjungan ulang, pengujian statistik membuktikan
bahwa kinerja PKL

p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online) 9


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

PKL mempunyai peran yang tinggi dalam meningkatkan


pedagang kaki lima. Variabel ini mendukung hasil
branding citra kota. Dengan demikian penelitian ini
penelitian sebelumnya bahwa kinerja PKL
mendukung empiris sebelumnya bahwa kinerja pedagang
mempunyai pengaruh terhadap city image
kaki lima ini dapat memberikan pengaruh langsung
branding. Kemudian kontribusi teoritis kedua penelitian ini
terhadap citra kota, pengunjung mendapatkan kesan mendukung hasil penelitian
positif terhadap pedagang kaki lima (Walsh, 2010).
sebelumnya bahwa kunjungan ulang destinasi merupakan
variabel eksogen city image branding.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI-


Implikasi dari hasil penelitian ini adalah model
TION penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi
Wabah virus covid 19 memberikan dampak
para pemangku kepentingan dalam mengambil
yang signifikan terhadap struktur perekonomian keputusan bahwa ada dua variabel atau secara
masyarakat. Wiraswasta berdampak pada ketahanan umum ada empat faktor yang mempengaruhi
modal dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah. peningkatan citra kota yang sangat baik jika
Pedagang kaki lima yang menjadi objek penelitian diterapkan untuk meningkatkan citra kota. kunjungan
dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif wisatawan.
memberikan gambaran mengenai dampak kunjungan Bagi peneliti selanjutnya, peneliti dapat
konsumen dan wisatawan terhadap warungnya. menggunakan variabel kinerja PKL sebagai variabel
Penelitian ini mengembangkan model dan menerapkan endogen dan variabel kemampuan teknologi sebagai
konsep ergo-iconics dengan harapan dapat variabel eksogen. Variabel teknologi ini muncul saat
meningkatkan kinerja PKL. wawancara dengan pedagang kaki lima bahwa
penerapan teknologi sederhana, misalnya untuk
Dalam lingkup kebijakan pemerintah, pemerintah pemesanan dan pembayaran menggunakan
telah mengeluarkan berbagai peraturan agar kecantikan digitalisasi, sangat membantu mempercepat proses
dan perekonomian tetap berjalan seimbang di masa transaksi dan pemesanan.
pandemi, mulai dari aturan pembukaan lapak,
penerapan prosedur di masa pandemi, dan melengkapi
protokol kesehatan selama PKL beroperasi. REFERENSI
Secara empirik membuktikan bahwa kebijakan
tersebut tidak memberatkan berbagai pihak, secara Andriyansah, & Fatimah, F. (2020).
statistik terbukti kebijakan regicentric dapat Mengembangkan Konsep Model E- Customer
memberikan dampak positif terhadap kinerja PKL. Relationship Management untuk Meningkatkan
Indikator kebijakan daerah yang sangat tinggi adalah Kinerja Pemasaran.
peningkatan jumlah pembeli, peningkatan jumlah Dalam Konferensi
pelanggan, dan peningkatan Internasional tentang E-Commerce, E-
keuntungan. Kinerja PKL merupakan penerapan nilai- Business dan E-Government (hlm. 22– 26.
nilai pelayanan ergo-ikonik yang memberikan
https://dl.acm.org/doi/proceedings/10
nilai aman dan nyaman dengan karakter ikonik di .1145/3409929
daerahnya masing-masing tanpa harus
Andriyansah, & Ferdinand, AT (2019).
meninggalkan aturan yang lebih tinggi. Mengembangkan Strategi Kompetitif Dengan
Keunggulan Nilai Estetika, Proposisi Nilai
Ergonomis Sebagai Antesedennya. Teknik &
Manajemen Tes,
Secara teoritis penelitian ini memberikan kontribusi 81 (November-Desember), 2081–2093.
terhadap penelitian sebelumnya
dengan menambahkan indikator yang berbeda yaitu
tampilan warung yang menarik atau warung
yang memberikan kontribusi positif terhadap variabel kinerja.

10 p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online)


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

Anggadwita, G., Rexhepi, G., Hendayani, R., & Chi, HK, Huang, KC, & Nguyen, BD T.(2019).
Martias, A. (2021). Meningkatkan Persepsi Citra Makanan dan Niat
potensi kuliner lokal melalui
Mengunjungi Kembali Masakan
internasionalisasi bisnis keluarga
Lokal dari Perspektif Wisatawan Asing –
Indonesia. Dalam Pendamping Routledge
Kasus Kota Ho Chi Minh – Vietnam.
untuk Bisnis Keluarga Asia
Jurnal Penelitian Bisnis dan Manajemen
(hlm. 332–350).
Eropa, 4(2), 1–8. https://doi.org/
Anttiroiko, AV (2014). Kebijakan kota kreatif
dalam konteks asimetri perkotaan.
10.24018/ejbmr.2019.4.2.40
Ekonomi Lokal, 9(8), 854–867.
Darmanto, S., & Pujiarti, E. (2020).
Mengembangkan niat kewirausahaan sosial
Ariefianto, L., & Hilmi, MI (2019). Kontribusi
siswa. Mengembangkan Kewirausahaan
Pendidikan Nonformal Dalam
Sosial Siswa 10(5), Niat., 1106.
Pembangunan Pariwisata Melalui
https://doi.1o1rg0/3d–oi: 10.5267/
Pemberdayaan dan Pelatihan PKL. Jurnal
j.msl.2019.10.032
Pendidikan Nonformal, 5(1), 15–
24. https://doi.org/http://doi.org/10.15294/
Di-Clemente, E., Hernández-Mogollón, J. M., &
jne.v5i1.18332 Campón-Cerro, AM (2020).
Keterlibatan wisatawan dan pengalaman
Bessiere, J., & Tibere, L. (2013). berbasis makanan yang berkesan sebagai
Makanan dan pariwisata tradisional: penentu baru niat perilaku
Pengalaman turis Prancis dan warisan makanan terhadap produk khas. Isu Terkini dalam
di ruang pedesaan. Jurnal Ilmu Pangan dan Pariwisata, 23(18), 2319–
Pertanian, 93(14), 3420– 2332.
Fatimah, S., Chusnainy, M., Khumairo, F., Mariana,
3425.https://doi.org/10.1002/jsfa.6284 SDH, & Hermawan, S. (2021).
Boonjubun, C. (2017). Konflik jalanan: Netnography: Gojek
Penggusuran pedagang kaki lima di Marketing Strategy Analysis Through YouTube
Bangkok. Kota, 70, 22–31. Social Media. Media Ekonomi
Cardona, AR, Sun, Q., Li, F., & White, D. (2017). Dan Manajemen dan Manajemen, 36(1), 39–
Menilai pengaruh orientasi budaya pribadi 61. https://doi.org/DOIÿ: 10.24856/
terhadap ekuitas merek dan niat mengunjungi mem.v36i1.1601
kembali: Menjelajahi branding destinasi di
Amerika Latin. Holmes-Smith, P. (2001). Pengantar Pemodelan
Jurnal Pemasaran Global, 30(5), 282– Persamaan Struktural Menggunakan
296. https://doi.org/ LISREL: ACSPRI 2001, Winter Program,
School Research.
10.1080/08911762.2017.1336827
Layanan Evaluasi dan Pengukuran.
Chakraborty, P., & Koley, S. (2018). Penelitian SekolahL.ayanan Evaluasi dan
Pandangan Sosial Ekonomi PKL: Studi Pengukuran.
Pasar Harian di Jamshedpur. Jurnal Husein, AS (2020). City branding dan niat
Penelitian Lanjutan di bidang Humaniora berkunjung kembali wisatawan perkotaan:
dan Sosial
Peran mediasi citra kota dan kepuasan
Sains, 5(1), 14–20. https://doi.org/ pengunjung. Jurnal Internasional
10.24321/2349.2872.201804
Kebijakan Pariwisata, 10(3), 262–279.
https://
doi.org/10.1504/IJTP.2020.111 291

p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online) 11


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

Jawahar, D., Vincent, V. .

., & Philip, AV Mahoney, TA, Jerdee, TH, & Carroll, SJ (1963).


(2020). "Citra acara seni dalam ekuitas merek kota: Kinerja Manajerial Pengembangan:
peran mediasi keterikatan merek kota. Pendekatan Penelitian.
International Journal of Tourism Cities, 6(3), Perusahaan Penerbitan Barat Daya.
491–509. https://doi.org/10.1108/IJTC-08- Martinez, L., Pendek, JR, & Estrada, D.
(2017). Perekonomian informal perkotaan:
2019-0147
Pedagang kaki lima di Cali, Kolombia.
Kasmad, R., Alwi, & Tamba, L. (2018). Kota, 66, 34–43.
Dilema Kebijaksanaan Birokrasi Tingkat
McKay, FH, & Osborne, RH (2021).
Jalanan dalam Implementasi Kebijakan Menjelajahi kehidupan sehari-hari perempuan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota pedagang kaki lima di India. Perkembangan
Makassar, Indonesia. dalam Praktek, 1(8).
Jurnal Penelitian Humaniora dan Ilmu Sosial Miftahuddin, A., Hermanto, B., Raharja, S.
Amerika (AJHSSR), 2(8), 106–115. UJ, & Chan, A. (2021). Kota
branding dan variabelnya: Bukti dari Indonesia.
Koens, K., Melissen, F., Mayer, I., & Aall, C. (2021). Jurnal Geo Pariwisata dan Geosite, 34(1),
Kerangka Kerja Perhotelan Kota Cerdas:
220–
Menciptakan landasan untuk refleksi 244.
kolaboratif overtourism yang pada https://doi.org/10.30892/gtg.34132- 643
mendukung desain destinasi. Jurnal Nam, T., & Pardo, TA (2011). Kota pintar sebagai inovasi
Pemasaran & Manajemen Destinasi, 19, perkotaan: Berfokus pada manajemen, kebijakan, dan
100376. https://doi.org/10.1016/ konteks.
Prosiding Konferensi Internasional ke-5
j.jdmm.2019.100376 tentang Teori dan Praktek Tata Kelola
Krisjanti, M. N., & Quita, A. G. (2020). Elektronik, 185–194.
Perilaku Belanja Makanan: Sebuah cara Nkosi, NV, & Tabit, FT (2021). Pengetahuan
panjang untuk mencegah pemborosan
makanan. Media Ekonomi dan Manajemen, 35(1), 92– keamanan pangan pedagang jajanan kaki lima dan
kondisi sanitasi lingkungan penjual jajanan kaki
99.https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24 lima di Distrik Zululand, Afrika Selatan.
856/mem.v35i1 Helion, 7(7), e07640. https://doi.org/10.1016/
Kumar, S., & Singh, A. (2018). Mengamankan, j.heliyon.2021
memanfaatkan dan mempertahankan kekuatan bagi .e07640
pedagang kaki lima di India.
Jurnal Perburuhan Global, 9(2), 135-149.
Nordhagen, S., Lee, J., Onuigbo-Chatta, N., Okoruwa, A.
Li, H., Lien, CH, Wang, SW, Wang, T., & Dong, W. Monterrosa, E.
(2020). Peristiwa dan citra kota: pengaruhnya Lambertini, E., & Pelto, GH (2022).
terhadap niat berkunjung kembali. Apa yang Aman dan Seberapa Pentingnya?
Tinjauan Pariwisata. Pandangan Penjual Makanan dan Konsumen
https://doi.org/I 10.1108/TR-10-2019- 0419 tentang Keamanan Pangan di Perkotaan Nigeria.
Liu, C.-H. (2020). Perspektif lokal dan internasional Makanan, 11(2), 225.
tentang pengaruh pengalaman kreatif budaya Nursal, M. F., Fikri, A. W. N., Hidayat, D.
tradisional Tiongkok terhadap niat berkunjung WW, Bukhari, E., & Untari, DT
kembali. Isu Terkini dalam Pariwisata, 23(1), (2019). Strategi bisnis wisata kuliner “Laksa” di
17–35. https://doi.org/ Tangerang, Indonesia. Jurnal Perhotelan,
Pariwisata dan Kenyamanan, 8(5), 1–9. https://
10.1080/13683500.2018.1564740
www.ajhtl.com/

unggah/7/1/6/3/7163688/article_57_v ol_8
5 2019_indonesia.pdf
12 p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online)
Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

Oguz, H. (2021). Peraturan Hukum dan PKL Rulinawaty, Arifin, S., Andriyansah, &
dari Sudut Pandang Komisaris Kota. Di S. Samboteng, L. (2022). Peningkatan
Grima, O. Sirkeci, & K. Elbeyoÿlu (Eds.), Kapasitas Tata Kelola Partisipatif: Mata
Ekonomi Jalanan Sosial Baru: Dampak Rantai Hilang Pengentasan Kemiskinan
Pandemi COVID-19 dalam Kebijakan Diversifikasi Pangan di
(Vol. 107, hlm. 261–265). Penerbitan Indonesia. Electronic Government, Jurnal
Zamrud Terbatas. https://doi.org/10.1108/ Internasional. https://doi.org/
S1569- 10.1504/EG.2022.1004
375920210000107040 6455
Ozturk, UA, & Gogtas, H. (2016). Simanjuntak, M., & Farida, N. (2021).
Atribut tujuan, kepuasan, dan niat pengunjung kapal
Pemberdayaan Nilai Pelayanan Peristiwa Adat
pesiar untuk berkunjung kembali dan
dan Budaya pada Kunjungan
Kembali Destinasi Pariwisata: Studi
merekomendasikan. Geografi Empiris di Indonesia. Jurnal Keuangan
Pariwisata, 18(2), 194–212. https:// Asia, Ekonomi dan Bisnis, 8(6), 1025–
doi.org/10.1080/14616688.201 5.1124446 1035. https://doi.org/doi:
Pasciana, R., Pundenswari, P., & Sadrina, G.
(2020). Manajemen pedagang kaki lima di 10.13106/jafeb.2021.vol8.no6.1025 Lagu,
Indonesia dan Thailand. Mengelola HM, Kim, KS, & Yim, BH
Organisasi Pembelajaran di Industri. (2017). (2017). Pengaruh mediasi place
Dalam Mengelola Organisasi attachment terhadap hubungan citra
Pembelajaran di Industri (hlm. 272–278). destinasi wisata golf dengan niat
Pudjiarti, E., & Darmanto, S. (2020). berkunjung kembali. Jurnal Penelitian
Pudjiarti, E., & Darmanto, S. (2020). Pariwisata Asia Pasifik, 22(11), 1182–
Kemampuan kontrol interaktif,
pembelajaran organisasi yang efektif, dan 1193.
kinerja perusahaan: Sebuah studi empiris https://doi.org/10.1080/10941665.201
pada industri penggilingan dan logam di 7.1377740
Tegal. Surat Ilmu Manajemen, 10(3), Puncak menara, A., & Choplin, A. (2018).
575-584. https://doi.org/doi: Pedagang kaki lima menghadapi keindahan
10.5267/j.msl.2019.9.023 perkotaan di Accra (Ghana): penggusuran,
Roever, S., & Skinner, C. (2016). Pedagang kaki relokasi dan formalisasi.
lima dan kota. Lingkungan & Articulo-Jurnal Penelitian Perkotaan. https://doi.org/
Urbanisasi, 28(2), 359–374. https:// 10.4000/barang.3443
doi.org/10.1177/09562478166 53898 Batu, MJ, Migacz, S., & Sthapit, E.
Rulinawaty, & Alwi. (2015). Akuntabilitas (2022). Hubungan antara pengalaman
Kebijakan Pudbalrii k Model Demokratis. wisata kuliner dan memori.
Studi Kasus Implementasi Kebijakan Jurnal Penelitian Perhotelan & Pariwisata,
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota 46(4), 797-807.
Makassar. Jurnal Pemerintahan Surya, B., Hernita, H., Salim, A., Suriani, S.,
dan Politik, 6(2), 186–202. https://doi.org// Perwira, I., Yulia, Y., Ruslan, M., & Yunus,
10.18196/jgp.2015.00 K. (2022). Stagnasi Bisnis Travel
dan Turbulensi Bisnis UKM di Sektor
14 Pariwisata di Era Pandemi COVID-19.

Keberlanjutan, 14(4), 1–37. https://


doi.org/10.3390/su14042380

p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online) 13


Machine Translated by Google

Media Ekonomi dan Manajemen, Volume 38 Issue 1, January 2023, 1-14

Toker, H. (2021). Persepsi Pemerintah Daerah


terhadap PKL di Era COVID-19:
Kasus ÿzmir. Dalam Ekonomi Jalanan
Sosial Baru: Dampak Pandemi
COVID-19. Penerbitan Zamrud,
Terbatas.

Truong, VD (2018). Pariwisata, pengentasan


kemiskinan, dan perekonomian informal:
pedagang kaki lima di Hanoi, Vietnam.
Penelitian Rekreasi
Pariwisata, 43(1), 52–67. https://doi.org/
10.1080/02508281.201
7.1370568
Walsh, J. (2010). Pedagang Kaki Lima di
Bangkok: Alternatif bagi Pengecer Dalam
Ruangan di Saat Krisis Ekonomi. Jurnal
Amerika dan Administrasi Bisnis Ekonomi,
2(2), 185–188.

Widjaja, DC, Wijaya, S., Jokom, R., & Kristanti,


M. (2019). Pengalaman kuliner dan
destinasi wisatawan mancanegara di
Bandung dan Solo: Pengaruhnya terhadap
niat perilaku.
Dalam Konferensi
Internasional tentang Pariwisata,
Ekonomi, Akuntansi, Manajemen, dan
Ilmu Sosial (TEAMS 2018) (hlm. 183-187).
Pers Atlantis.
Yatmo, YA (2008). PKL sebagai Elemen Perkotaan
yang 'Tidak Pada Tempatnya'.
Jurnal Desain Perkotaan, 13(3), 387–

402.https://doi.org/10.1080/13574800802
320889.

14 p-ISSN: 0854-1442 (Cetak) e-ISSN: 2503-4464 (Online)

Anda mungkin juga menyukai