Anda di halaman 1dari 48

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG SMART


GOVERNANCE

IMPLEMENTASI PENYULUHAN DENGAN VIDEO EDUKASI UNTUK


MENGURANGI KASUS GIGI BERLUBANG / KARIES DI PUSKESMAS KAGOK

Disusun oleh :

NAMA : ADELIA LULU FEBRIYANTI, S.Tr.Kes


NIP : 199802192022032010
NOMOR DAFTAR HADIR : 01
JABATAN : TERAPIS GIGI DAN MULUT AHLI PERTAMA
INSTANSI : UPTD PUSKESMAS KAGOK SEMARANG
COACH : GIGUS NURYANTO, A.Pi
MENTOR : dr. SILVINA

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXXV


BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOTA SEMARANG
BEKERJASAMA DENGAN BPSDM PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,


KEDUDUKAN DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG SMART GOVERNANCE

IMPLEMENTASI PENYULUHAN DENGAN VIDEO EDUKASI UNTUK


MENGURANGI KASUS GIGI BERLUBANG / KARIES DI PUSKESMAS KAGOK

NAMA : ADELIA LULU FEBRIYANTI, S.Tr.Kes


NIP : 199802192022032010
NOMOR DAFTAR HADIR : 01

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :


HarI : Selasa
Tanggal : 14 Juni 2022
Tempat : Pembelajaran Virtual Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah

Semarang, 13 Juni 2022


Menyetujui,

Coach Mentor
Kepala Puskesmas Kagok

GIGUS NURYANTO, A.Pi. dr. Silvina


Widyaiswara Ahli Madya Pembina Tk IV a
NIP.196708221991031011 NIP. 198411292009032005NI

ii
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,


KEDUDUKAN DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG SMART GOVERNANCE

IMPLEMENTASI PENYULUHAN DENGAN VIDEO EDUKASI UNTUK


MENGURANGI KASUS GIGI BERLUBANG / KARIES DI PUSKESMAS KAGOK

NAMA : ADELIA LULU FEBRIYANTI, S.Tr.Kes


NIP : 199802192022032010
NOMOR DAFTAR HADIR : 01

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :


HarI : Selasa
Tanggal : 14 Juni 2022
Tempat : Pembelajaran Virtual Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah

Semarang, 13 Juni 2022


Mengesahkan,
Coach Mentor
Kepala Puskesmas Kagok

GIGUS NURYANTO, A.Pi. dr. Silvina


Widyaiswara Ahli Madya Pembina Tk IV a
NIP. 196708221991031011 NIP. 198411292009032005NI

Narasumber / Penguji

Drs. Siswanta Jaka Purnama, Apt, M.Kes


WIdyaiswara Ahli Utama
NIP. 196310281989111001

iii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi dan Habituasi Nilai-Nilai
Dasar, Kedudukan dan Peran PNS Untuk Mendukung Smart Governance dengan judul
“Implementasi Penyuluhan Dengan Video Edukasi Untuk Mengurangi Kasus Gigi
Berlubang / Karies Di Puskesmas Kagok”. Laporan ini disusun sebagai bukti
pelaksanaan aktualisasi nilai- nilai dasar dan peran Aparatur Sipil Negara (ASN)
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan dari penyusunan rancangan aktualisasi ini adalah untuk memberikan
gambaran kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan penulis dengan menanamkan
nilai-nilai dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif yang telah diimplementasikan selama pelaksanaan Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III ini. Selain itu, rancangan aktualisasi ini juga sebagai bentuk
tanggung jawab tugas dari peserta pelatihan dasar CPNS. Rancangan Aktualisasi ini
dapat terselesaikan dengan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, dengan
segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak H. Ganjar Pranowo, SH., M.IP. sebagai Gubernur Jawa Tengah yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Pelatihan Dasar
CPNS tahun 2022;
2. Bapak Dr. Hendrar Prihadi, SE., MM. selaku Walikota Semarang;
3. Drs. Mohamad Arif Irwanto, M.Si selaku Kepala Badan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah;
4. Bapak Abdul Haris, SH, MM selaku Kepala BKPP Kota Semarang;
5. Bapak Gigus Nuryanto, A.Pi.. selaku coach yang telah membantu dan
membimbing penyusunan rancangan aktualisasi ini
6. dr. Silvina selaku mentor atas motivasi dan bimbingannya selama penyusunan
rancangan aktualisasi ini;

iv
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membagikan ilmu serta
pengalamannya selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
85 tahun 2022
8. Seluruh Panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan 85 tahun 2022 yang telah mengupayakan yang terbaik bagi peserta
pelatihan dasar baik sebelum maupun selama kegiatan berlangsung;
9. Keluarga besar Puskesmas Kagok atas dukungan dan kerjasamanya;
10. Rekan-rekan golongan III angkatan 85 kelompok 1 yang telah berbagi
pengetahuan dan pengalaman;
11. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasinya, serta semua pihak yang
telah membantu penyusunan rancangan aktualisasi ini

Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan menjadi contoh tentang penerapan nilai-nilai Ber-AKHLAK dengan
prinsip manajemen ASN dan SMART ASN untuk mendukung terciptanya Smart
Governance dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan
masyarakat.

Semarang, 13 Juni 2022


Penulis

Adelia Lulu Febriyanti, S.Tr.Kes


NIP. 199802192022032010

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii
PRAKATA ............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii
BAB I. PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA
A. Gambaran Umum Organisasi ............................................................................................................................................................1
B. Tupoksi Jabatan Peserta ................................................................. 7
C. Role Model ...................................................................................... 9
BAB II. RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi dan Deskripsi Isu .................................................. 11
B. Analisis Isu ...................................................................... 14
C. Analisis Penyebab Isu ........................................................... 22
D. Dampak Apabila Isu Tidak Diselesaikan ............................................ 23
E. Gagasan Pemecahan Isu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
F. Rancangan Aktualisasi Habituasi ....................................................... 25
G. Jadwal Rancangan Aktualisasi Habituasi ......................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 38
CURRICULUM VITAE ............................................................................................ 40

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Perbandingan Jumlah Pasien Gigi Puskesmas Kagok.. 15


Tabel 2.2 Analisis Isu APKL……………………………………………….. 19
Tabel 2.3 Kriteria Skor APKL……………………………………………... 19
Tabel 2.4 Identifikasi Isu Identifikasi Isu Menggunakan Metode USG... 21
Tabel 2.5 Parameter USG…………………………………………………. 21
Tabel 2.6 Gagasan Pemecahan Isu……………………………………… 24
Tabel 2.7 Rancangan Aktualisasi Habituasi…………………………….. 25
Tabel 2.8 Matrik Rancangan Kegiatan…………………………………… 27
Tabel 2.9 Jadwal Rancangan Aktualisasi………………………………… 35

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Profil Puskesmas Kagok................................................................. 2


Gambar 1.2 Struktur Organisasi Puskesmas.......................…………………… 5
Gambar 1.3 Foto Role Model ........................................................................... 9
Gambar 2.1 Data Jumlah Pasien Gigi Berlubang Di Puskesmas Kagok……… 13

Gambar 2.2 Data Jumlah Pasien Radang Gusi Berat Di Puskesmas Kagok… 14

Gambar 2.3 Phantom gigi di Puskesmas Kagok…………………….................. 16


Gambar 2.4 Poli Gigi Puskesmas Kagok………………………….....…….......... 18
Gambar 2.5 Diagram Fishbone.......................................................................... 23

viii
BAB I
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA

A. Gambaran Umum Organisasi


1. Dasar Hukum Organisasi
Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa
Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes). Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas Kagok merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang
berada di Kota Semarang dibawah Dinas Kesehatan sesuai dengan Peraturan
Walikota nomor 97 tahun 2016 Tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan,
Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksaaan Teknik Pusat
Kesehetan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Semarang. Puskesmas Kagok
memiliki luas wilayah 265,39 Ha, dengan luas bangunan 388m2. Cakupan
Puskesmas Kagok meliputi 3 kelurahan, yaitu Kelurahan Candisari, Kelurahan
Tegalsari, dan Keluaran Wonotingal. Puskesmas Kagok memiliki 1 puskesmas
pembantu (Pustu) yaitu Puskesmas Pembantu Tegalsari. Puskesmas Kagok
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama di wilayah Kecamatan Candisari Kota Semarang.
Adapun identitas dan lokasi unit kerja sebagai berikut:
Nama organisasi : Puskesmas Kagok
Alamat : Jln Telomoyo No. 3
Kecamatan : Candisari
Kota : Semarang
Provinsi : Jawa Tengah

1
Gambar 1.1 Profil Puskesmas Kagok (Sumber dokumen pribadi tahun 2022)

2. Tugas Fungsi Organisasi


a. Tugas Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019,
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan, Puskesmas mengintegrasikan program yang
dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga
merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
b. Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas memiliki fungsi, yaitu:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
 Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah
kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
 Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
2
 Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
 Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
 Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
 Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia Puskesmas;
 Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
 Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga,
kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis,
psikologis, sosial, budaya, dan spiritual;
 Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
 Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem
kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit;
 Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
 Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya,
 Melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor
biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan
dokter - pasien yang erat dan setara;
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;

3
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada individu,
berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan
masyarakat;
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan
lingkungan kerja;
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi;
 Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
 Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses pelayanan kesehatan;
 melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia Puskesmas;
 melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan; dan
 melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Puskesmas juga melakukan pembinaan terhadap Fasilitas Pelayanan


Kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dan dapat berfungsi sebagai
wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip, dan/atau
sebagai jejaring rumah sakit pendidikan. Tentunya dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Susunan / Struktur Organisasi dan Tata Kerja


Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 Maka struktur
organisasi Puskesmas Kagok adalah sebagai berikut:

4
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Puskesmas

4. Visi – Misi Organisasi


Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang
Tahun 2005-2025 merupakan pedoman bagi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang yang tertuang dalam
RPJMD Kota Semarang Tahun 2021-2026. RPJMD yang dimaksud
merupakan pedoman bagi visi dan misi Kota Semarang, yaitu
a. Visi Kota Semarang :
“Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin Hebat Berlandaskan
Pancasila dalam bingkai NKRI yang ber-Bhinneka Tunggal Ika”
b. Misi Kota Semarang yaitu :
1) Meningkatkan kulitas dan kapasitas Sumber Daya Manusia yang Unggul
dan Produktif untuk Mencapai Kesejahteraan dan Keadilan Sosial
2) Meningkatkan Potensi Ekonomi Lokal yang Berdaya Saing dan
Stimulasi Pembangunan Industri. Berdasarkan Riset dan Inovasi
Berdasar Prinsip Demokrasi Ekonomi Pancasila
3) Menjamin kemerdekaan Masyarakat Menjalankan Ibadah, Pemenuhan
Hak Dasar dan Perlindungan Kesehjahteraan Sosial serta Hak Asasi
Manusia bagi Masyarakat Secara Berkeadilan.

5
4) Mewujudkan Insfrastruktur Berkualitas yang Berwawasan Lingkungan
untuk Mendukung Kemajuan Kota.
5) Menjalankan Reformasi Birokrasi Pemerintahan Secara Dinamis dan
Menyusun Produk Hukum yang Sesuai Nilai-Nilai Pancasila dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan Visi Misi Puskesmas Kagok yaitu:
a. Visi Puskesmas Kagok :
“Terwujudnya Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”
b. Misi Puskesmas Kagok :
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
2) Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan dan kemampuan
hidup sehat.
5. Tujuan Organisasi
a. Memberikan pelayanan kesehatan melalui penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
6. Nilai Organisasi
Puskesmas Kagok memiliki tata nilai CINTA, dimana dalam melaksanakan
tupoksinya tata nilai ini mendasari bagi petugas sebagai falsafah dalam
memberikan pelayanan sehingga menjadi Budaya Kerja. Nilai budaya CINTA
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan yang tanggap sesuai standar mutu.
Dlihat dari : standar/indicator mutu pelayanan, 5G
b. Inovatif : bekerja sama mengembangkan ide-ide kreatif guna meningkatkan
mutu pelayanan
Dilihat dari : PDCA/PDSA
6
c. Nyaman : memberi kenyamanan kepada konsumen
Dilihat dari : kuesioner kepuasan pelanggan
d. Transparan : mengedepankan keterbukaan informasi, komunikasi dan
keuangan.
Dilihat dari : inform consent, sosmed, laporan keuangan
e. Akuntabel : bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
komitmen mutu yang sudah disepakati
Dilihat dari : komitmen mutut

B. Tupoksi Jabatan Peserta


Peserta merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kota
Semarang berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor : P/901/813/IV
Tahun 2022 tentang pengangakatan Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Kota Semarang, Jabatan peserta sebagai Terapis Gigi dan Mulut Ahli
Pertama. Peserta melaksanakan tugas sabagi Terapis gigi dan mulut Ahli Pertama
berdasarkan Surat Tugas Nomor 800/7425/2022.
Berdasarkan Permen PAN & RB No. 37 Tahun 2019, Tugas Jabatan
Fungsional Terapis Gigi dan Mulut yaitu melakukan kegiatan pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut yang meliputi persiapan pelayanan, pelaksanaan
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut. Uraian kegiatan tugas jabatan
fungsional Terapis Gigi dan Mulut kategori keahlian Ahli Pertama, ditetapkan
dalam butir kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan penyusunan rencana kerja bulanan;
2. Melakukan penyusunan rencana kerja tahunan;
3. Melakukan pengelolaan permintaan kebutuhan alat, obat dan bahan tahunan;
4. Melakukan pre conference dan post conference dalam rangka pengelolaan
pengendalian mutu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut;
5. Melakukan survey kepuasan pelanggan dalam rangka pengelolaan
pengendalian mutu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut;
6. Melakukan analisis dan penanganan keluhan pelanggan dalam rangka
pengelolaan pengendalian mutu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut;
7. Melakukan pengawasan pengelolaan limbah medis dalam rangka
pengendalian infeksi pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut;

7
8. Melakukan identifikasi data dan bahan untuk evaluasi pelayanan kesehatan
gigi dan mulut;
9. Menganalisis kasus asuhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan
sistem berbasis teknologi informasi;
10. Melakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut pada pasien berkebutuhan
khusus;
11. Melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada individu/kelompok
berkebutuhan khusus;
12. Melakukan pemeriksaan analisis risiko karies;
13. Melaksanakan analisis masalah/diagnosis asuhan kesehatan gigi dan mulut
berdasarkan hasil pengkajian pada individu, kelompok/ masyarakat
berkebutuhan khusus;
14. Melaksanakan identifikasi diagnosa/masalah kesehatan gigi berdasarkan hasil
pemeriksaan risiko karies;
15. Melakukan penyusunan rencana pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
pada individu/ kelompok berkebutuhan khusus;
16. Melakukan kegiatan komunikasi therapeutik pada intervensi klinis dengan
kompleksitas tingkat ringan;
17. Melakukan terapi remineralisasi;
18. Melakukan persiapan pasien pra operasi;
19. Melakukan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut pasien pra dan post
operasi;
20. Membimbing pelaksanaan sikat gigi pada individu/ kelompok berkebutuhan
khusus;
21. Melakukan kegiatan konsultasi pada kasus ringan dari tenaga kesehatan lain;
22. Melakukan pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut;
23. Melakukan penambalan permanen 1 (satu) bidang
24. Melaksanakan bimbingan bagi mahasiswa kesehatan gigi;
25. Melaksanakan bimbingan di bidang kesehatan gigi bagi mahasiswa kesehatan
lainnya;
26. Melaksanakan kegiatan kolaboratif pada tindakan medik gigi spesialistik di
fasyankes;
27. Melakukan evaluasi dan dokumentasi asuhan kesehatan gigi dan mulut;

8
28. Melakukan kegiatan pemeriksaan dan analisis untuk memberikan rujukan
kesehatan gigi dan mulut pada kasus ringan; dan
29. Melaksanakan penatalaksanaan kegawat daruratan pada kasus ringan
kesehatan gigi dan mulut.

C. Role Model

Gambar 1.3 Foto Role Model drg Andika D.Kartikasari, Sp.KG


(Sumber Dokumen Pribadi 2022)

drg Andika D.Kartikasari, Sp.KG merupakan figure yang menjadi role model
pertama bagi penulis. Model Peranan (Role Model) adalah seseorang yang
tingkah lakunya kita contoh, tiru, diikuti, dan dijadikan sebagai acuan dalam
melaksanakan tugas. Beliau adalah salah satu Dokter Gigi Spesialis Konservasi
Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, Jakarta Barat.
drg Andika D.Kartikasari, Sp.KG adalah sosok yang ramah, sopan, dan
bersahaja. Beliau juga memiliki dedikasi yang tinggi dan pekerja keras. Beliau
selalu mengimplementasikan nilai-nilai BerAKHLAK dalam kegiatannya sehari-
hari, dengan penjabaran sebagai berikut :
1. Berorientasi Pelayanan, Drg. Andika selalu bekerja setulus hati dan
memberikan pelayanan maksimal pada pasien yang berobat.

9
2. Akuntabel, Drg Andika selalu menjelaskan dengan detail dan transparan
mengenai kondisi gigi yang dikeluhkan pasien, dan memberitahu prognosis
secara jujur terkait tindakan yang akan diambil.
3. Kompeten, Drg andika sangat pandai menganalisis sebuah kasus
berdasarkan pada kondisi fisiologis gigi seseorang dan keluhan yang
disampaikan oleh pasien
4. Harmonis, Drg Andika selalu melakukan komunikasi efektif dengan pasien dan
rekan kerja. Selalu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Beliau
juga lugas dan jelas pada saat memberi mandat kepada rekan kerja
5. Loyal, Drg Andika selalu berdedikasi tinggi dalam menyelesaikan setiap tahap
perawatan pasien yang berobat pada beliau, tidak money oriented
6. Adaptif, Drg Andika mampu menyesuaikan diri dan tetap melakukan
pengobatan gigi pada pasien ketika masa pandemic dengan tetap
memperhatikan prokes (keamanan diri, pasien, serta rekan kerja.)
7. Kolaboratif, Untuk memperoleh hasil perawatan gigi yang maksimal, drg
andika akan melakukan kerja sama dengan rekan sejawat. Misal Pasien datang
dengan keluhan sakit gigi, drg andika akan meminta bagian radiologi untuk
melakukan foto rontgen guna melihat kondisi fisiologi gigi dan dan sebagai
dasar beliau menegakan diagnosa

10
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Identifikasi Dan Deskripsi Isu


Pengertian isu secara umum adalah suatu phenomena/kejadian yang
diartikan sebagai masalah.Atau dalam kata lain, adanya suatu fenomena atau
kejadian yang dianggap penting atau dapat menjadi menarik perhatian orang
banyak, sehingga menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan (LAN, 2019).
Penetapan isu di tempat kerja didasari dengan mengenali dan memahami
dengan baik tuntutan pelaksanaan pekerjaan dan lingkungan kerja, sehingga
jelas kesesuaian atau ketidaksesuaian antara situasi nyata dengan tuntutan
situasi yang seharusnya terjadi. Didalam proses penetapan isu yang berkualitas,
diperlukan alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas, misalnya dapat
menggunakan kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan.
Aktual mengacu pada sesuatu yang benar-benar terjadi dan sedang
dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan berarti isu tersebut menyangkut
hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah
yang kompleks, sehingga memerlukan solusi sesegera mungkin. Sedangkan
kelayakan yaitu isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Alat bantu lainnya, misalnya menggunakan kriteria analisis USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai
sangat USG atau tidak sangat USG. Atau dapat juga menggunakan sistem
berpikir mine map, fishbone, SWOT, tabel frekuensi, analisis kesenjangan, atau
sekurang-kurangnya menerapkan kemampuan berpikiri hubungan sebab-akibat
(LAN, 2019).
Kedudukan serta peran ASN dalam memajukan NKRI yaitu dengan
manajemen ASN dan smart ASN, yang merupakan prinsip kegiatan aktualisasi
dan habituasi yang akan dilaksanakan di UPTD Puskesmas Kagok Kota
Semarang dengan menerapkan nilai Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK).
Berdasarkan urutan mengenai keterkaitan isu-isu yang akan diangkat
sebagai rancangan aktualisasi di atas, maka dapat diidentifikasi isu-isu sebagai
berikut beserta lampiran bukti pendukungnya.
11
1. Tingginya angka kasus gigi berlubang pada pasien di Poli Gigi
Puskesmas Kagok
a. Deskripsi Isu
Kebersihan gigi dan mulut yang baik dapat diwujudkan melalui
pengetahuan dan perilaku yang baik dan benar terhadap pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan merupakan faktor yang
membentuk perilaku seseorang. Pengetahuan yang kurang akan
membentuk perilaku dan sikap yang keliru terhadap pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut (Marimbun, dkk. 2016). Perilaku keliru yang
terus dilakukan akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan gigi,
salah satunya adalah gigi berlubang / karies.
Karies gigi merupakan proses patologis jaringan keras gigi yang
meliputi email, dentin dan cementum yang terjadi karena interaksi (multi
faktor) dalam rongga mulut antara lain bakteri, substrat, permukaan gigi
serta daya tahan tubuh (Rahardjo, 2003)
Isu dikaitkan dengan agenda III:
1) Manajeman ASN:
Terapis gigi dan mulut bertanggung jawab untuk memberikan
edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan gigi berlubang, agar
nantinya masyarakat dapat dengan mandiri melakukan pencegahan
gigi berlubang
2) SMART ASN:
Masih banyaknya kasus gigi berlubang salah satunya dikarenakan
oleh terapis gigi dan mulut yang masih kurang memiliki kecapakan
digital (digital skill) dalam memanfaatkan media untuk memberikan
edukasi kepada masyarkat terkait kesehatan gigi.
b. Data dan Informasi Pendukung

12
Data yang digunakan oleh penulis dalam menentukan isu diambil dari
Sistem Infromasi Manajemen Puskesmas (Simpus). Data simpus
menunjukkan jumlah pasien yang datang dengan kasus periapical abcess
without sinus (gigi berlubang besar) dari 1 Januari 2022 s/d 19 Mei 2022
adalah 343 pasien

Gambar 2.1 Data Jumlah Pasien Gigi Berlubang Di Puskesmas Kagok


(Sumber: Sistem Infromasi Manajemen Puskesmas)
c. Sumber Isu: Individu
d. Ruang Lingkup Isu: Tugas Fungsi Jabatan

2. Tingginya angka kasus radang gusi berat (Periodontitis) pada pasien di


poli Gigi Puskesmas Kagok
a. Deskripsi Isu
Periodontitis merupakan salah satu komplikasi dari radang gusi
(gingivitis) yang tidak terobati. Jika kondisi ini terjadi dalam jangka
panjang, jaringan di sekitar gusi dan gigi akan rusak,
sehingga menyebabkan gigi tanggal. Bahkan, bisa muncul abses atau
kumpulan nanah di gigi.
Isu dikaitkan dengan agenda III:
1) Manajeman ASN:
Salah satu tugas terapis gigi dan mulut sebagai ASN adalah
memberikan pelayanan publik berupa memberikan edukasi mengasi
tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya radang gusi
berat atau periodontitis
2) SMART ASN:
Masih banyaknya kasus radang gusi berat (periodontitis) salah
satunya dikarenakan terapis gigi dan mulut masih kurang
memanfaatkan media digital atau kurang memiliki kecapakan digital

13
(digital skill) dalam memberikan edukasi mengenai kesehatan gigi
dan mulut
b. Data dan Informasi Pendukung
Data yang digunakan oleh penulis dalam menentukan isu diambil dari
Sistem Infromasi Manajemen Puskesmas (Simpus). Data Simpus
menunjukkan jumlah pasien yang datang dengan kasus radang gusi
berat/periodontitis dari 1 Januari 2022 s/d 19 Mei 2022 adalah 36 orang

Gambar 2.2 Data Jumlah Pasien Radang Gusi Berat Di Puskesmas Kagok
(Sumber: Sistem Infromasi Manajemen Puskesmas)

c. Sumber Isu: Individu


d. Ruang Lingkup Isu: Tugas Fungsi Jabatan

3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk kontrol kesehatan gigi 6 bulan


sekali di wilayah kerja Puskesmas Kagok
a. Deskripsi Isu
Kontrol gigi tidak tepat bila dilakukan dalam keadaan gigi sudah
bermasalah, sebaiknya kontrol dilakukan dalam keadaan gigi masih
sehat, setiap enam bulan sekali agar tidak terjadi infeksi. Cek gigi secara
rutin memungkinkan pendeteksian masalah gigi dan gusi dalam tahap
awal.
Pemeriksaan rutin ke dokter gigi juga berfungsi sebagai deteksi dini
untuk mengamati kemungkinan munculnya penyakit lain pada rongga
mulut. Dokter gigi bisa memberikan saran pada pasien untuk menemui
dokter spesialis lain jika diperlukan pemeriksaan lanjutan. Inilah perlunya
untuk rutin memeriksakan gigi minimal 6 bulan sekali
Isu dikaitkan dengan agenda III:
1) Manajeman ASN:
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk kontrol kesehatan gigi 6
bulan sekali di wilayah kerja Puskesmas Kagok mengindikasikan

14
bahwa kewajiban ASN belum terlaksana sepenuhnya. Melaksanakan
tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggungjawab merupakan kewajiban seorang ASN, dalam hal
ini terapis gigi dan mulut kurang optimal dalam memberikan edukasi
kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak mengetahui
pentingnya control kesehatan gigi 6 bulan sekali
2) SMART ASN:
Belum adanya kesadaran petugas dalam memanfaatkan
teknologi dan informasi sebagai sumber referensi dalam membuat
media edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di
wilayah Puskesmas Kagok, Kota Semarang mengenai pentingnya
control kesehatan gigi 6 bulan sekali

b. Data dan Informasi Pendukung


Jumlah Kunjungan Poli Gigi Di Pusesmas
November 2021 April 2022
143 117
Tabel 2.1 Data Perbandingan Jumlah Pasien Gigi Puskesmas Kagok
(Sumber: Sistem Infromasi Manajemen Puskesmas)

c. Sumber Isu: Individu


d. Ruang Lingkup Isu: Tugas Fungsi Jabatan

4. Kurang optimalnya penggunaan model gigi /phantom di Puskesmas


Kagok untuk edukasi kesehatan gigi
a. Deskripsi Isu
Pendidikan Kesehatan Gigi adalah suatu proses belajar yang ditujukan
kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan gigi yang setinggi tingginya (Herijulianti et al., 2002).
Penggunakaan phantom gigi dapat memudahkan tenaga kesehatan gigi
dalam memberikan edukasi mengenai kesehatan gigi pada pasien. Kurang
optimalnya penggunaan alat phantom di Puskesmas Kagok menyebabkan
kurang maksimalnya pemberikan edukasi pada masyarakat.
Isu dikaitkan dengan agenda III:
1) Manajeman ASN:

15
Kurang optimalnya penggunaan model gigi / phantom di Puskesmas
Kagok untuk edukasi kesehatan gigi mengindikasikan bahwa
kewajiban ASN belum terlaksana sepenuhnya. Melaksanakan tugas
kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggungjawab merupakan kewajiban seorang ASN. Dalam hal ini
Terapis gigi seharusnya memanfaatkan alat peraga model gigi /
phantom dengan baik agar masyarakat mendapatkan edukasi
mengenai kesehatan gigii secara maksimal.
2) Smart ASN
Dalam memberikan edukasi kepada masyarakat menggunakan alat
peragam model gigi / phantom, terapis gigi seharusnya membaca berbagai
literature. berorientasi untuk mewujudkan ASN yang memiliki literasi digital
berupa digital skills (kemampuan dalam penggunaan IT) dan digital ethics
(berupa ketepatan/akurasi dan keterbaruan informasi yag dipilah)
b. Data dan Informasi Pendukung

Gambar 2.3 Phantom gigi di Puskesmas Kagok


(Sumber: Hasil Pemantauan di Puskesmas Kagok Kota Semarang)
c. Sumber Isu: Individu
d. Ruang Lingkup Isu: Tugas Fungsi Jabatan

5. Kurang luasnya poli gigi di Puskesmas Kagok


a. Deskripsi Isu
Poli gigi adalah salah satu sarana atau tempat yang dibangun untuk
melakukan perawatan gigi pada seluruh masyarakat yang meliputi usaha-
usaha pencegahan, pengobatan dan pemulihan (Depkes RI, 1996).

16
Salah satu persyaratan bangunan/ruangan poli gigi yang baik adalah
mempunyai ruang ruang konsultasi dan tindakan kedokteran gigi minimal
3x4 m2. Poli gigi di Puskesmas Kagok terlalu sempit sehinga kurang
efektif ketika digunakan untuk melakukan pemeriksaan / pemberian
tindakan gigi pada pasien.
Isu dikaitkan dengan agenda III:
1) Manajeman ASN:
Poli gigi yang yang kurang luas mengindikasikan kurang optimalnya
sarana prasarana di Puskesmas Kagok. Petugas kesehatan gigi
sabagai ASN berkewajiban untuk lebih cermat dan disiplin dalam
menata alat dan bahan gigi, sehingga pelayanan kesehatan untuk
pasien tetap dapat dilakukan efektif dan efisien
2) SMART ASN:
Kurangnya kecakapan pegawai dalam memanfaatkan IT (Digital
Skills) untuk mensiasati ruangan yang kurang luas. Seperti
memanfaatkan teknologi dalam mengolah data. Sehingga tumpukan
kertas laporan bisa dihilangkan (paperless) dan menambah space
diruangan
b. Data dan Informasi Pendukung

17
Poli gigi di puskesmas kagok terlalu sempit sehinga tidak efektif ketika
digunakan untuk melakukan pemeriksaan / pemberian tindakan gigi pada
pasien.

Gambar 2.4 Poli Gigi Puskesmas Kagok


(Sumber: Hasil Pemantauan di Puskesmas Kagok Kota Semarang)

c. Sumber Isu: Individu


d. Ruang Lingkup Isu: Tugas Fungsi Jabatan

B. Analisis Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu atau
problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai Terapis Gigi
dan Mulut di poli gigi Puskesmas Kagok Kota Semarang. Sumber isu yang
diangkat dapat berasal dari individu, unit kerja maupun organisasi.
Penentuan isu prioritas untuk secepatnya diatasi dilakukan dengan
menggunakan metode APKL. Analisis isu bertujuan untuk menetapkan kualitas isu
dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesasikan melalui
gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis isu menggunakan APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan).

18
No. Isu Kriteria (Skor) Jumlah Peringkat
A P K L
1 Tingginya angka kasus gigi berlubang 5 5 5 4 19 I
pada pasien di Poli Gigi Puskesmas
Kagok
2 Tingginya angka kasus radang gusi 5 4 4 3 16 IV
berat (Periodontitis) pada pasien di poli
Gigi Puskesmas Kagok
3 Kurangnya kesadaran masyarakat 5 5 4 4 18 II
untuk kontrol kesehatan gigi 6 bulan
sekali di wilayah kerja Puskesmas
Kagok
4 Kurang optimalnya penggunaan model 5 4 4 4 17 III
gigi /phantom untuk edukasi kesehatan
gigi di Puskesmas Kagok
5 Kurang luasnya poli gigi di Puskesmas 5 4 3 3 15 V
Kagok
Tabel 2.2. Analisis Isu APKL
Kriteria metode APKL tersebut antara lain :
1. Aktual : Isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.
2. Problematik : Merupakan masalah mendesak yang memerlukan berbagai
upaya alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan tindakan nyata.
3. Kekhalayakan : Menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pada
umumnya, bukan untuk seseorang atau kelompok.
4. KeLayakan : Logis, Pantas, Realitas, dapat dibahas sesuai dengan tugas,
hak, kewenangan dan tanggung jawab.
Teknik Skor Keterangan Skor
Aktual 5 Benar-benar terjadi dengan fakta dan data yang lengkap
serta sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
4 Benar-Benar terjadi dengan fakta dan data yang kurang
lengkap serta sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
3 Belum tentu terjadi namun sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2 Belum tentu terjadi dan tidak sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat.
1 Tidak terjadi dan tidak dibicarakan dalam masyarakat.

19
Problematik 5 Sangat mendesak yang memerlukan berbagai upaya
alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan tindakan nyata.
4 Mendesak dan hanya memerlukan alternatif jalan keluar.
3 Tidak mendesak tetapi diperlukan dalam waktu dekat.
2 Tidak mendesak tetapi diperlukan sewaktu-waktu.
1 Tidak mendesak dan tidak diperlukan.
Kekhalayakan 5 Menyangkut semua individu (di dalam dan di luar
Puskesmas Ngesrep Kota Semarang).
4 Menyangkut semua individu di dalam Puskesmas Ngesrep.
3 Menyangkut tenaga kesehatan gigi dan pasien gigi.
2 Hanya menyangkut semua tenaga kesehatan gigi.
1 Hanya menyangkut individu penulis.
Kelayakan 5 Sangat logis, pantas, realitas, dapat dibahas sesuai dengan
tugas, hak, kewenangan dan tanggung jawab.
4 Logis, pantas, realitas, dapat dibahas sesuai dengan tugas,
hak, kewenangan dan tanggung jawab.
3 Logis, pantas, realitas, tetapi tidak dapat dibahas sesuai
dengan tugas, hak, kewenangan dan tanggung jawab.
2 Tidak logis, tidak pantas, tidak realitas, tetapi berkaitan
dengan tugas, hak, kewenangan dan tanggung jawab.
1 Tidak logis, tidak pantas, dan tidak realitas serta tidak sesuai
dengan tugas, hak, kewenangan dan tanggung jawab.

Tabel 2.3. Kriteria Skor APKL

Berdasarkan analisis tapisan isu dengan teknik APKL pada tabel di atas,
diperoleh 3 isu dengan skor tertinggi, yaitu :
1. Tingginya angka kasus gigi berlubang pada pasien di Poli Gigi Puskesmas
Kagok
2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk kontrol kesehatan gigi 6 bulan sekali
di wilayah kerja Puskesmas Kagok
3. Kurang optimalnya penggunaan model gigi /phantom untuk edukasi
kesehatan gigi di Puskesmas Kagok

20
Hasil analisis diatas kemudian dilakukan penapisan dengan metode Urgency,
Serriousness, Growth (USG). Analisis isu menggunakan Teknik USG
mempertimbangkan kepentingan, keseriusan, serta perkembangan. Masing-
masing isu diberikan skor 1 – 5 sesuai dengan skala likert. Adapun indikator
analisis USG sebagai berikut :

1. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Serriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system
atau tidak, dan sebagainya.
3. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

Hasil analisis isu-isu dengan metode USG disajikan dalam tabel berikut :
No Isu Urgency Seriousnes Growth Jumlah Ranking
1. Tingginya angka 5 s4 5 14 I
kasus gigi berlubang
pada pasien di Poli
Gigi Puskesmas
Kagok

2. Kurangnya kesadaran 5 4 4 13 II
masyarakat untuk
kontrol kesehatan gigi
6 bulan sekali di
wilayah kerja
Puskesmas Kagok
3 Kurang optimalnya 4 4 4 12 III
penggunaan model
gigi / phantom untuk
edukasi kesehatan
gigi di Puskesmas
Kagok
Table 2.4 Identifikasi Isu Menggunakan Metode USG

Teknik USG Skor Keterangan Skor


Urgency 5 Sangat mendesak.

21
4 Mendesak.
3 Kurang mendesak.
2 Tidak mendesak.
1 Sangat tidak mendesak.
Seriousness 5 Apabila dibiarkan maka sangat serius.
4 Apabila dibiarkan maka serius.
3 Apabila dibiarkan maka kurang serius.
2 Apabila dibiarkan maka tidak serius.
1 Apabila dibiarkan maka sangat tidak serius.
Growth 5 Apabila dibiarkan maka berakibat sangat buruk.
4 Apabila dibiarkan maka berakibat buruk.
3 Apabila dibiarkan maka berakibat kurang buruk.
2 Apabila dibiarkan maka berakibat tidak buruk.
1 Apabila dibiarkan maka berakibat sangat tidak buruk.
Tabel 2.5 Parameter USG

Dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis yang perlu
diselesaikan adalah : Tingginya angka gigi berlubang pada pasien di Poli Gigi
Puskesmas Kagok.

C. ANALISIS PENYEBAB ISU


Dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis yang perlu
diselesaikan adalah : Tingginya angka kasus gigi berlubang pada pasien di
Poli Gigi Puskesmas Kagok. Akar penyebab masalah selanjutnya didiagnosa
menggunakan fishbone diagram. Diagram ini merupakan suatu alat untuk
mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan menggambarkan secara detail semua
penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Kategori penyebab
permasalahan yang digunakan sebagai start awal meliputi man power (sumber
daya manusia), material (bahan baku), method (metode), dan millieu (lingkungan)
atau melalui pendekatan lain yang dimantapkan melalui brainstorming bersama
rekan kerja di instansi, sehingga hasilnya dirumuskan sebagai berikut (analog) :

22
MAN MATERIAL
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk Kurangnya
Kurang optimalnya mencegah terjadinya media edukasi Tingginya
edukasi yang diberikan gigi berlubang mengenai
tenaga kesehatan gigi angka kasus
Minimnya sarana pencegahan
pada masyarakat
gigi berlubang
gigi
prasarana pendukung
berlubang
pada pasien
Kurangnya di Poli Gigi
Belum adanya sosialisai secara
kerjasama antara Puskesmas
masif mengenai pentingnya
petugas Kagok
menjaga kesehatan gigi dan mulut
Kurangnya metode edukasi kesehatan gigi
yang efektif kepada masyarakat dan nakes lainnya
Kurangnya
dalam
dukungan
memberikan
masyarakat
METHOD MILIEU edukasi mengenai
terhadap program
kesehatan gigi
kesehatan gigi

Gambar 2.5 Diagram Fishbone

D. DAMPAK BILA ISU TIDAK DISELESAIKAN


Dampak bila isu Tingginya angka kasus gigi berlubang pada pasien di Poli Gigi
Puskesmas Kagok tidak diselesaikan adalah:
1. Terjadinya nyeri yang tidak tertahankan akibat lubang gigi yang sudah dalam,
sehingga aktifitas sehari-hari akan terganggu.
2. Pada kasus gigi berlubang di anak sekolah, hal ini akan mempengaruhi tumbuh
kembang anak dikemudian hari. Serta rasa sakit yang ditimbulkan akan
menyebabkan hilangnya konsentrasi pada saat sedang melakakukan
pembelajaran disekolah dan berdampak pada menurunnya nilai akademik
siswa.
3. Akan timbulnya penyakit gusi, biasanya ditandai dengan adanya nyeri hebat,
kemerahan, dan bengkak pada area sekitar gusi.
4. Pada pasien dengan penyakit penyerta, seperti jantung dan diabetes mellitus,
penyakit gigi belubang yang tidak segera ditangani akan memperparah kondisi
kesehatannya.

23
E. GAGASAN PEMECAHAN ISU
Gagasan kegiatan yang dipilih untuk memecahkan isu yang diprioritaskan
berdasarkan analisis akar penyebab, maka penulis menyusun gagasan pada
rancangan aktualisasi sebagai berikut :
No. Gagasan Kegiatan Langkah-Langkah
1. Merancang kegiatan penyuluhan 1. Menyusun rencana
pencegahan gigi berlubang dengan pelaksanaan penyuluhan
menggunakan media video edukasi 2. Melakukan konsultasi dengan
mentor
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP 3. Menyempurnakan rencana
Menyelesaikan penyebab prioritas penyuluhan sesuai dengan
Method masukan mentor
2. Membuat video edukasi 1. Membaca literasi sebagai
pencegahan gigi berlubang bahan penyusunan pembuatan
Media Video Edukasi
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP 2. Melakukan konsultasi dengan
Menyelesaikan penyebab prioritas, mentor terkait substansi materi
Material, Method yang akan diberikan.
3. Membuat media video edukasi

3. Melaksanakan proses penyuluhan 1. Mengkondisikan masyarakat


mengenai pencegahan gigi dalam keadaan siap menerima
berlubang menggunakan media penyuluhan mengenai
video edukasi pencegahan gigi berlubang
2. Melakukan Pre test
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP 3. Memberikan materi
Menyelesaikan penyebab prioritas penyuluhan pencegahan gigi
Man, Material, Method berlubang dengan
menggunakan media video
4. Melakukan demonstrasi cara
menyikat gigi dengat alat
peraga phantom
5. Mengunggah video edukasi di
Instagram
4. Melaksanakan monitoring dan 1. Melakukan monitoring seluruh
evaluasi kegiatan kegiatan penyuluhan
2. Melakukan evaluasi kegiatan
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP penyuluhan
Menyelesaikan penyebab prioritas 3. Membandingkan jumlah pasien
Material, Method, Milieu gigi berlubang bulan juni dan
juli 2022 di Puskesmas Kagok
4. Membuat laporan kepada
mentor.
Tabel 2.6 Gagasan Pemecahan Isu

24
F. RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Nama Adelia Lulu Febriyanti, S.Tr.Kes

Jabatan Ahli Pertama - Terapis Gigi dan Mulut

Unit Kerja UPTD Puskesmas Kagok Kota Semarang

Tupoksi yang Sesuai


Pelayanan Asuhan di Bidang Promotif Kesehatan Gigi
dengan RA
1. Tingginya angka kasus gigi berlubang pada pasien di Poli Gigi Puskesmas Kagok
Identifikasi Isu (diambil 2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk kontrol kesehatan gigi 6 bulan sekali di wilayah kerja Puskesmas Kagok
dari USG) 3. Kurang optimalnya penggunaan model gigi /phantom untuk edukasi kesehatan gigi di Puskesmas Kagok

Isu yang diangkat Tingginya angka kasus gigi berlubang pada pasien di Poli Gigi Puskesmas Kagok
(core issue)
Penyebab Isu (diambil 1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencegah terjadinya gigi berlubang (Man)
dari fishbone) 2. Kurangnya media edukasi mengenai pencegahan gigi berlubang (Material)
3. Belum adanya sosialisai secara masif mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mencegah terjadinya gigi berlubang
(Method)
4. Kurangnya dukungan masyarakat terhadap program kesehatan gigi (Milieu)

Gagasan Pemecahan Terdiri dari 4 (empat) kegiatan, yaitu:


Isu (konsep judul) 1. Merancang kegiatan penyuluhan pencegahan gigi berlubang dengan menggunakan media video edukasi
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP
Menyelesaikan penyebab prioritas Method.

25
2. Membuat media edukasi pencegahan gigi berlubang
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP
Menyelesaikan penyebab prioritas, Material, Method

3. Memberikan materi pencegahan gigi berlubang dengan menggunakan media video


Sumber kegiatan: Inovasi, SKP
Menyelesaikan penyebab prioritas Man, Material, Method,
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP
Menyelesaikan penyebab prioritas Material, Method, Milieu
Tabel 2.7 Rancangan Aktualisasi Habituasi

26
KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN KETERKAITAN SUBSTANSI
NO KEGIATAN OUTPUT TERHADAP NILAI-NILAI
KEGIATAN MATA PELATIHAN
VISI MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Merancang Tersedianya Terkait Agenda III Tersedianya susunan Tersedianya susunan
kegiatan susunan acara acara serta jadwal acara serta jadwal
penyuluhan serta jadwal Keterkaitan kegiatan dengan kegiatan penyuluhan kegiatan penyuluhan
pencegahan kegiatan manajemen ASN pencegahan gigi pencegahan gigi
gigi berlubang penyuluhan Saya merancang kegiatan berlubang berlubang
dengan pencegahan gigi penyuluhan gigi berlubang dan
menggunakan berlubang menyusun jadwal supaya Memberikan kontribusi memperkuat capaian nilai
media video kegiatan yang akan dilakukan pada visi Kota organisasi
edukasi menjadi lebih terstruktur, Hal ini Semarang yaitu
dilakukan dalam rangka Terwujudnya Kota Pelayanan Prima, yaitu
Sumber mewujudkan kewajiban ASN Semarang yang membuat rangkaian
kegiatan: yaitu menunjukkan integritas Semakin Hebat acara penyuluhan
inovasi dan SKP dan keteladanan sikap, perilaku, Berlandaskan pencegahan gigi
dan tindakan. Pancasila dalam berlubang yang efektif
Bingkai NKRI yang dan mudah diterima oleh
Keterkaitan kegiatan dengan Ber-Bhinneka Tunggal masyarakat
Smart ASN Ika
Saya membuat rancangan
kegiatan penyuluhan Selanjutnya juga
pencegahan gigi berlubang mendukung pencapaian
dengan memanfaatkan misi ke-1 yaitu
kecakapan menggunakan Meningkatkan kualitas
media digital (digital skill) yaitu dan kapasitas Sumber
kemampuan menggunakan Daya Manusia yang
aplikasi Ms. Excel dan Ms Word unggul dan produktif
dengan baik untuk mencapai
a. Menyusun rencana Tersedianya draft Terkait Agenda II kesejahteraan dan
pelaksanaan susunan acara keadilan sosial.
penyuluhan pencegahan gigi Berorientasi pelayanan:
berlubang Saya membuat susunan acara
penyuluhan yang efektif dan
efisien untuk masyarakat
(Kualitas)

27
b. Melakukan konsultasi Disetujuinnya draft Berorientasi Pelayanan:
dengan mentor susunan acara Saya menjadikan saran dan
pencegahan gigi masukan dari mentor untuk
berlubang melakukan perbaikan tiada
henti

c. Menyempurnakan Tersusunnya Adaptif


rencana penyuluhan rangkaian acara Saya akan terus berusaha
sesuai dengan penyuluhan dan mengembangkan inovasi dan
masukan mentor jadwal pelaksanaan kreativitas untuk jalannya
kegiatan program.

Loyal :
Saya berkomitmen untuk
melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung
jawab.

2. Membuat video Terciptanya video Terkait Agenda III Terciptanya media Terciptanya media
edukasi edukasi yang edukasi yang menarik edukasi yang menarik
pencegahan menarik perhatian Keterkaitan kegiatan dengan perhatian masyarakat, perhatian masyarakat,
gigi berlubang masyarakat, efektif manajemen ASN efektif dan mudah efektif dan mudah
dan mudah Pembuatan media edukasi dipahami dipahami
Sumber dipahami pencegahan gigi berlubang
kegiatan: dalam rangka menjalankan Memberikan kontribusi memperkuat capaian nilai
inovasi dan SKP kewajiban ASN yaitu pada visi Kota organisasi
mengembangkan kompetensi Semarang yaitu
demi memberikan pelayanan Terwujudnya Kota Integritas, membuat
kesehatan yang maksimal bagi Semarang yang video edukasi dengan
masyarakat Semakin Hebat materi yang relevan
Berlandaskan dengan perkembangan
Keterkaitan kegiatan dengan Pancasila dalam zaman serta
Smart ASN Bingkai NKRI yang mengambilnya dari
Dalam pembuatan media Ber-Bhinneka Tunggal sumber yang terpercaya
edukasi pencegahan gigi Ika
28
berlubang, saya membaca
berbagai literatur dan Selanjutnya juga
menyempurnakannya mendukung pencapaian
berdasarkan masukan dari misi ke-2 yaitu Menjamin
mentor, berorientasi untuk kemerdekaan
mewujudkan ASN yang memiliki masyarakat
literasi digital berupa digital menjalankan ibadah,
skills (kemampuan dalam pemenuhan hak dasar &
penggunaan IT) dan digital perlindungan
ethics (berupa kesejahteraan social
ketepatan/akurasi dan serta hak asasi manusia
keterbaruan informasi yag bagi masyarakat secara
dipilah) berkeadilan
a. Membaca literasi Tersusun draft Terkait agenda II
sebagai bahan materi video edukasi
penyusunan Kompeten:
pembuatan Media Saya memilih materi
Video Edukasi penyuluhan yang relevan
dengan perkembangan zaman
dan mudah dipahami
masyarakat, mengambilnya
dari sumber yang terpercaya
(Melaksanakan tugas dengan
kemampuan terbaik)

b. Melakukan konsultasi Disetujuinya Kolaboratif:


dengan mentor terkait rancangan video Saya menerima saran dari
substansi materi yang edukasi mentor untuk terus belajar dan
akan diberikan. mengembangkan kompetensi
diri (Sinergi untuk Hasil yang
Lebih Baik)
c. Membuat media Terciptanya video Adaptif:
video edukasi edukasi Saya membuat video edukasi
pencegahan gigi pencegahan gigi berlubang
berlubang yang menarik perhatian

29
masyarakat dengan begitu
edukasi bisa tersampaikan
dengan efektif kepada
masyarakat (Terus berinovasi
dan mengembangkan
kreatifitas)

Kompeten:
Saya membuat video edukasi
untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah dari era
yang hanya memberikan
edukasi secara lisan, beralih
enggunakan media yang
efektif, dan mudah untuk
dipahami.
3. Melaksanakan Masyarakat dapat Terkait Agenda III Masyarakat dapat Masyarakat dapat
proses dengan mandiri dengan mandiri dengan mandiri
penyuluhan melakukan Keterkaitan kegiatan dengan melakukan melakukan pencehagan
mengenai cara pencehagan gigi manajemen ASN pencehagan gigi gigi berlubang
pecegahan gigi berlubang Melaksanakan proses berlubang memperkuat capaian nilai
berlubang penyuluhan mengenai cara organisasi
menggunakan pecegahan gigi berlubang Memberikan kontribusi
media video menggunakan media video pada visi organisasi Pelayanan Prima, yaitu
edukasi edukasi dalam rangka yaitu Terwujudnya Melalui video edukasi
melakukan fungsi ASN sebagai Kota Semarang yang yang diberikan,
Sumber pelayan publik. Semakin Hebat masyarakat bisa belajar
kegiatan: Berlandaskan dan mampu memahami
inovasi dan SKP Keterkaitan kegiatan dengan Pancasila dalam bagaimana cara
Smart ASN Bingkai NKRI yang mencegah gigi berlubang
Proses penyuluhan pecegahan Ber-Bhinneka Tunggal secara mandiri
gigi berlubang menggunakan Ika
media video edukasi bertujuan
untuk membantu masyarakat Selanjutnya juga
agar bisa dengan mandiri mendukung pencapaian

30
melakukan tindakan misi ke-2 yaitu Menjamin
pencegahan gigi berlubang kemerdekaan
berorientasi untuk mewujudkan masyarakat
ASN yang memiliki literasi menjalankan ibadah,
digital berupa digital culture pemenuhan hak dasar &
menerapkan nilai-nilai pancasila perlindungan
diruang digital (dalam hal ini kesejahteraan social
menerapkan nilai pancasila sila serta hak asasi manusia
ke 5 : peduli mengurangi bagi masyarakat secara
penderitaan orang lain) berkeadilan

a. Mengkondisikan Masyarat siap Terkait Agenda II


masyarakat dalam mendapatkan
keadaan siap penyuluhan Kompeten:
menerima mengenai Saya berusaha untuk
penyuluhan pencegahan gigi membangun situasi
mengenai berlubang menyenangkan yang bertujuan
pencegahan gigi untuk membuat masyarakat
berlubang focus menerima penyuluhan,
agar materi yang disampaikan
diterima dengan baik oleh
masyarakat (Kinerja terbaik)
b. Melakukan pretest Mengetahui tingkat Akuntabel:
untuk mengetahui pengetahuan awal Saya akan melakukan pretest
kemampuan awal masyarakat untuk mengetahui tingkat
masyarakat. pengetahuan awal masyarakat
sebelum mendapatkan edukasi
(Integritas)

c. Menjelaskan materi Masyarakat paham Kompeten :


pencegahan gigi dan dapat Saya membuktikan bahwa saya
berlubang melakukan ahli di bidangnya dengan cara
denganmenggunakan pencehagan gigi memastikan masyarakat
media video edukasi berlubang secara memahami materi penyuluhan
mandiri yang diberikan dan dapat

31
menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

d. Melakukan Masyarakat dapat Berorientasi pelayanan:


demonstrasi cara melakukan sikat gigi Saya membaca banyak literasi
menyikat gigi dengat yang baik dan benar terkait cara menyikat gigi yang
alat peraga phantom secara mandiri benar dan melakukan
demonstrasi agar masyarakat
dapat lebih memahami cara
menyikat gigi yang benar
(kualitas)
e. Mengunggah video Masyarakat luas Loyal:
edukasi di Instagram dapat mengakses Saya membantu masyarakat
video cara untuk belajar memahami
mencegah gigi bagaimana cara melakukan
berlubang sehingga pencegahan gigi berlubang
paham dan dapat secara mandiri (Kontribuasi)
melakukan
pencehagan gigi
berlubang secara
mandiri
4. Melaksanakan Terlaksananya Terkait Agenda III Terlaksananya Terlaksananya kegiatan
monitoring dan kegiatan kegiatan monitoring monitoring dan
evaluasi monitoring dan Keterkaitan kegiatan dengan dan evaluasi mengenai evaluasi mengenai
kegiatan evaluasi mengenai manajemen ASN kegiatan penyuluhan kegiatan penyuluhan
kegiatan Melakukan kegiatan monitoring pencegahan gigi pencegahan gigi
Sumber penyuluhan dan evaluasi kegiatan dalam berlubang berlubang
kegiatan: SKP pencegahan gigi rangka mewujudkan Peran
berlubang ASN sebagai pelaksana dan Memberikan kontribusi memperkuat capaian nilai
pengawas penyelenggaraan pada visi organisasi organisasi
tugas umum pemerintahan dan yaitu Terwujudnya
pembangunan. Kota Semarang yang Akuntabilitas, yaitu
Semakin Hebat bertanggung jawab
32
Keterkaitan kegiatan dengan Berlandaskan dalam membuat
Smart ASN Pancasila dalam laporan kegiatan
Melakukan monitoring dan Bingkai NKRI yang
evaluasi berorientasi untuk Ber-Bhinneka Tunggal
mengawasi jalannya kegiatan Ika
sesuai dengan rencana yang
telah dibuat dan melakukan Selanjutnya juga
perbaikan kegiatan berikutnya mendukung pencapaian
dari hasil evaluasi. misi ke-5 yaitu
(profesionalisme) menjalankan reformasi
a. Monitoring seluruh Lembar monitoring Terkait Agenda II birokrasi pemerintahan
kegiatan kegiatan secara dinamis dan
Berorientasi Pelayanan : menyusun produk
Saya berkomitmen untuk hukum yang sesuai nilai-
memonitoring kegiatan tersebut nilai Pancasila dalam
untuk dapat memberikan kerangka Negara
perbaikan jika terjadi kendala Kesatuan Republik
saat berjalannya kegiatan Indonesia.
tersebut (Kepuasan)

b. Melakukan evaluasi Mengetahui Adaptif :


kegiatan perbandingan Saya mejadikan data hasil
antara tingkat evaluasi sebagai bahan sample
pemahaman untuk dapat melakukan inovasi
masyarakat setelah tiada henti
mendapatkan
edukasi dengan nilai
capaian yang
ditargetkan
c. Membandingkan Tersedianya tabel Loyal :
jumlah pasien gigi perbandingan Saya melakukan perbandingan
berlubang bulan juni kunjungan pasien jumlah kunjungan pasien agar
dan juli 2022 di bulan juni dan juli dapat mengetahui tingkat
Puskesmas Kagok 2022 keberhasilan penyuluhan yang
telah dilakukan, dan

33
menjadikannya sample untuk
melakukan perbaikan di
kemudian hari
(Dedikasi)

d. Membuat laporan Laporan hasil Akuntabel:


kepada mentor kegiatan Saya Jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritas
tinggi dalam membuat laporan
hasil kegiatan (Integritas)

Kompeten :
Saya membuat laporan
kegiatan dengan kualitas
terbaik.

Tabel 2.8 Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi

34
G. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI

No Kegiatan] Juni Juli Rencana Bukti


1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Kegiatan
5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 Merancang kegiatan
penyuluhan pencegahan
gigi berlubang dengan
menggunakan media video
edukasi
a. Menyusun rencana Draft susunan acara
pelaksanaan penyuluhan
penyuluhan pencegahan gigi
berlubang
b. Melakukan konsultasi Lembar perbaikan
dengan mentor draft susunan acara
penyuluhan
pencegahan gigi
berlubang
c. Menyempurnakan Susunan acara
rencana penyuluhan penyuluhan
sesuai dengan pencegahan gigi
masukan mentor berlubang
2 Membuat video edukasi
pencegahan gigi berlubang
a. Membaca literasi File referensi untuk
sebagai bahan membuat video
penyusunan edukasi pencegahan
pembuatan Media gigi berlubang
Video Edukasi

b. Melakukan konsultasi Draft materi video


dengan mentor terkait edukasi
substansi materi yang
akan diberikan.
35
c. Membuat media video Video edukasi
edukasi pencegahan gigi dan
mulut
3 Melaksanakan proses
penyuluhan mengenai
pencegahan gigi berlubang
menggunakan media video
edukasi
a. Mengkondisikan Foto kegiatan
masyarakat dalam penyuluhan
keadaan siap pencegahan gigi
menerima penyuluhan berlubang
mengenai pencegahan menggunakan media
gigi berlubang video edukasi
b. Melakukan pretest Lembar pre tes yang
untuk mengetahui yang sudah diisi dan
kemampuan awal dibubuhi tanda tangan
masyarakat.
c. Memberikan materi Foto kegiatan
pencegahan gigi penyuluhan
berlubang dengan pencegahan gigi
menggunakan media berlubang
video menggunakan media
video edukasi
d. Melakukan Foto kegiatan
demonstrasi cara demonstrasi cara
menyikat gigi dengat menyikat gigi yang
alat peraga phantom baik dan benar
e. Mengunggah video Reels edukasi
edukasi di Instagram pencegahan gigi
berlubang di akun
Instagram Puskesmas
Kagok

36
4 Melaksanakan monitoring
dan evaluasi kegiatan
a. Melakukan monitoring Lembar monitoring
seluruh kegiatan kegiatan
penyuluhan.
b. Melakukan evaluasi Hasil rekap pre tes dan
kagiatan penyuluhan pos tes
c. Membandingkan Tabel perbandingan
jumlah pasien gigi jumlah kunjungan
berlubang bulan juni pasien bulan Juni dan
dan juli 2022 di Juli
Puskesmas Kagok
d. Membuat laporan Laporan Hasil Kegiatan
kepada mentor.

Tabel 2.9 Jadwal Rancangan Aktualisasi

37
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Peraturan Walikota Semarang. 2016, Peraturan Walikota nomor 97 tahun 2016


Tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan, Organisasi Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Unit Pelaksaaan Teknik Pusat Kesehetan Masyarakat pada
Dinas Kesehatan Kota Semarang

Kementerian Kesehatan 2019, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Kementerian Pendayagunaan Apratur Negara. 2019. Keputusan Menteri Nomor 37


Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Terapis Gigi dan Mulut dan Angka
Kreditnya. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil: Adaptif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil: Akuntabel. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil: Berorientasi Pelayanan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Neger
Sipil: Harmonis. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil: Kolaboratif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil: Kompeten. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil: Loyal. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil: Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai


Negeri;Sipil: Smart ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5


Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia.

38
Pemerintah Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia

39
CURRICULUM VITAE

IDENTITAS DIRI
Nama : Adelia Lulu Febriyanti, S.Tr.Kes
Tempat Tanggal Lahir : Demak, 19 Februari 1998
Alamat : Perum Bumi Wonosalam Asri, Jln
Salam Asri II No.3
Jogoloyo, Wonosalam, Demak
Nomor HP : 081294530205
E-Mail : adelsaa24@gmail.com
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Negeri 1 DEMAK 2003 -
2009
SMP Negeri 2 DEMAK 2009 -
2012
SMA Negeri 1 DEMAK 2012 -
2015
DIV Keperawatan gigi Potekkes 2015 -
Semarang 2019
RIWAYAT PEKERJAAN
2019 – 2022 : Rumah Sakit Pondok Indah Puri
Indah, Jakarta Barat
2022 – Sekarang : Puskesmas Kagok, Kota Semarang
(CPNS)

40

Anda mungkin juga menyukai