Anda di halaman 1dari 8

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan


(MUSRENBANG) di Kelurahan Pegirian Kecamatan Semampir Kota Surabaya
Fikri Azhar
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

ABSTRACT

This research to get the detailed description of how community participation in development planning in the Village Pegirian
Semampir District of Surabaya. The results showed that community participation in development planning (musrenbang) in Sub
Pegirian unfavorable. Community participation in village musrenbang held in accordance with the circular with the Ministry of
National Development Planning / National Development Planning Agency and the Department of the Interior No. 8 in 2007. The
forum was attended by the majority of stakeholders consisting of LKMK, BKM, RW, RT and Karang Taruna, but of representatives of
the PKK did not present. Collecting proposals obtained from the public only on the process to accommodate and accept the
proposal. Forms of community participation in the form of participation of the mind. Public participation in e-musrenbang program
in the Village Pegirian not run well. Factors that affect the community in the Village musrenbang Pegirian is not ready due to busy
people and the lack of infrastructure in the proposed access through the website degree of participation at the level of information
that is only given out about musrenbang villages and communities are heard and accommodated proposal brought by community
representatives

Keywords: Society participation, Musrenbang

Pendahuluan musrenbang masyarakat menjadi penentu bagi


Dalam proses demokratisasi yang tengah keberhasilannya. Akan tetapi yang terjadi masyarakat
berjalan di negeri ini, masyarakat menjadi aspek yang minim untuk berperan langsung dalam proses
sangat penting dalam proses pengambilan kebijakan. pelaksanaannya.hal tersebut dikarenakan problem
Masyarakat memiliki hak atas arah berjalannya suatu kemiskinan yang terjadi di masyarakat. Terlihat dalam
pembangunan yang ingin dikehendaki. Hal tersebut tabel kemiskinan pada tiap kecamatan di Kota
sesuai dengan kebutuhan kolektif masyarakat yang Surabaya sebagai berikut
terlepas dari kepentingan pihak mana pun baik itu
individu atau golongan. Pemerintah memberikan ruang
kepada masyarakat untuk dapat mengeluarkan semua
permasalahan yang dihadapi, nantinya menemukan
solusi bersama. Dengan begitu masyarakat memiliki
posisi strategis dalam pembangunan.
proses pembangunan yang telah terjadi
merupakan hasil usaha dari pemerintah semata sebagai
kewajiban untuk menyediakan fasilitas publik yang
dibutuhkan publik, akan tetapi hal itu perlu adanya
dukungan dan partisipasi masyarakat. Menurut Cohen
dan Uphoff. Keberhasilan suatu kebijakan bergantung
pada adanya dukungan dan keterlibatan masyarakat.
dalam proses pembangunan terdapat dua paradigma
yaitu, paradigma top down dan bottum up. David
Korten mengatakan salah satu penentu keberhasilan
dalam proses pembangunan yaitu jenis pendekatan
yang dipilih antara top down ataupun bottom up. Model
top down seringkali digunakan oleh negara-negara
berkembang. Pendekatan bottom up dibangun atas
berdasarkan pengelolaan sumber daya manusia.
Persoalan ataupun aspirasi masyarakat selalu menjadi
pertimbangan dalam setiap kebijakan yang akan
diambil. Masyarakat memiliki peranan dalam setiap
pembangunan untuk mengusulkan sesuatu yang sesuai
dengan kebutuhannya. Dengan begitu masyarakat ikut
serta disetiap program-program pembangunan.
(Supeno, 2005:2-3)
Dalam proses musrenbang partisipasi
masyarakat masih terlihat kurang baik, pelaksanaan
63
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

Tabel 1 dapat menyampaikan aspirasinya dalam rangka


Tabel Angka Keluarga Miskin seluruh merencanakan kegiatan pembangunan yang sesuai
Kecamatan di Kota Surabaya dengan kebutuhan masyarakat.
Keterlibatan masyarakat menjadi unsur yang
No Kecamatan 2010 2011 sangat penting dalam proses pembangunan. Setelah
Surabaya Pusat sekian lama proses kebijakan pembangunan dilakukan
1 Tegalsari 7.276 7.428 secara top-down, penentuan kebijakan pembangunan
2 Simokerto 8.146 8.146 berasal dari atas(pejabat yang berwenang) tanpa
3 Genteng 2.968 2.968 mengikutsertkan masyarakat dan stakeholder yang
lainnya, maka akibatnya banyak ditemukan masyarakat
4 Bubutan 9.860 7.843
tidak memiliki dan tidak dapat merasakan manfaat dari
Surabaya Timur
kegiatan pembangunan yang telah berjalan (Laksana,
1 Gubeng 6.275 2.660
2012:4-5)
2 Gunung Anyar 3.114 3.114 Partisipasi masyarakat merupakan salah satu
3 Sukolilo 5.919 5.943 prasyarat penerapan konsep good governance (tata
4 Tambaksari 10.513 10.513 pemerintahan yang baik). Saat ini telah terjadi
5 Mulyorejo 2.054 2.059 pergeseran dari paradigma goverment menjadi
6 Rungkut 7.087 7.087 governance. Governance mulai dikenal di Indonesia
7 Tenggilis Mejoyo 4.640 959 kurang lebih pada tahun 1990. Sejak adanya krisis
Surabaya Barat moneter pada tahun 1998, Indonesia memulai berbagai
1 Benowo 16.766 1.439 inisiatif yang dirancang untuk mengarah kepada good
2 Pakal 807 1.418 governance, akuntabilitas dan partisipasi yang lebih
3 Asem Rowo 3.510 3.510 luas. Governance difokuskan pada kualitas hubungan
4 Sukomanunggal 3.490 5.919 antara pemerintah dan masyarakat. Governance
5 Tandes 4.720 4.739 meliputi tiga sektor penting yaitu sektor negara, sektor
6 Sambikerep 3.044 3.030 swasta dan masyarakat (Sedarmayanti, 2007:1-2).
7 Lakarsantri 3.597 3.597 Dari ketiga stakeholder utama yang saling
Surabaya utara berhubungan memiliki fungsinya masing-masing, yaitu
1 Bulak 3.098 7.428 pemerintah berfungsi untuk menciptakan kondisi
2 Kenjeran 4.220 4.220 politik dan hukum yang kondusif. Sektor swasta
3 Semampir 16.766 20.467 berfungsi menciptakan pendapatan dan pekerjaan dan
4 Pabean cantikan - - masyarakat berfungsi untuk berpartisipasi di bidang
5 Krembangan 4.869 5.160 ekonomi, sosial dan politik. Dengan adanya interaksi
Surabaya Selatan antara satu sama lain, maka terciptalah kepemerintahan
yang baik atau Good Governance (Sedarmayanti,
1 Wonokromo 6.670 6.670
2009:5).
2 Wonocolo 2.150 2.150
.
3 Wiyung 2.579 4.053
Good Governance menurut UNDP (United
4 Karang Pilang 1.867 1.817 Nation Development Programme) adalah sebuah
5 Jambangan - 224 kesepakatan menyangkut peraturan negara yang
6 Gayungan 2.150 1.079 diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat
7 Dukuh Pakis - 2.307 madani dan sektor swasta. Lebih lanjut prinsip-prinsip
8 Sawahan 7.499 7.499 good governance menurut UNDP yaitu partisipasi,
Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2010 dan 2011 kepastian hukum, transparansi, tanggung jawab,
(BPS Kota Surabaya) berorientasi pada kesepakatan, keadilan, akuntabilitas,
visi strategik serta efektivitas dan efisensi. Dari
kemiskinan menjadi problem tersendiri dalam kedelapan prinsip tersebut, partisipasi masyarakat
pembangunan. Disinilah partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi negara-negara
menjadi hal yang sangat penting untuk mengatahui apa yang menganut paham demokrasi. Menurut Wagle,
yang dibutuhkan mereka untuk meningkatkan demokrasi memiliki makna ketika masyarakat selalu
kesejahteraan masyarakat. Rendahnya partisipasi dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan yang
masyarakat tersebut dikarenakan kurangnya ruang dihasilkan pemerintah. Hal tersebut menyebabkan
partisipasi untuk mengeluarkan ide-ide ataupun solusi setiap kebijakan yang dihasilkan pemerintah memiliki
atas kondisi yang ada di masyarakat yang sesuai implikasi besar bagi masyarakat (Dwiyanto,2006:186).
dengan kebutuhan. Dari fakta yang telah dikemukakan Partisipasi masyarakat dalam konteks Good
di atas menunjukkan masih rendahnya partisipasi Governance menuntut perlu adanya hubungan atau
masyarakat dalam setiap pembangunan yang telah ada.. keterkaitan langsung antara pemerintah dan
Dengan begitu perlu adanya forum yang masyarakat, bukan hanya dalam bentuk keterwakilan
diperunntukkan untuk masyarakat. Forum musyawarah melalui partai politik atau dewan perwakilan rakyat.
perencanaan pembangunan (musrenbang), masyarakat

64
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang yang diberlakukan pemerintah. Akan tetapi keterlibatan
sistem perencanaan pembangunan nasional dijelaskan tersebut berupa menentukan arah strategi kebijakan,
pada pasal 1 ayat 21 yakni musrenbang adalah forum terlibat menikmati hasil dan manfaat yang diperoleh
antar pelaku dalam rangka menyusun rencana serta terlibat memikul tanggung jawab bersama-sama
pembangunan Nasional dan pembangunan Daerah, dalam proses pelaksanaannya.
tujuan diadakannya musrenbang yakni melibatkan Pada dasarnya musrenbang menjelaskan
peran serta masyarakat untuk mengetahui rencana gambaran bagaimana forum tersebut melibatkan
pembangunan yang akan dilakukan sebagiamana yang masyarakat untuk ikut dalam proses perencanaan
dijelaskan dalam pasal 2 ayat 4 huruf d menjelaskan program pemerintah ataupun dalam proses kebijakan
diantara tujuan dalam Sistem Perencanaan penganggaran. Namun yang jadi pertanyaan apakah
Pembangunan Nasional yaitu mengoptimalkan dalam musrenbang telah melibatkan masyarakat, atau
partisipasi masyarakat. Musrenbang menjadi ruang hanya partisipasi semu yang menginginkan legitimasi
publik yang berguna untuk menampung aspirasi dokumen perencanaan yang partisipasif. Berawal dari
masyarakat serta keluhan masyarakat terkait pertanyaan tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui
pembangunan kedepan mulai dari mengenali masalah, bagaimana partisipasi masyarakat dalam musyawarah
kebutuhan, tantangan eksternal, potensi yang ada serta perencanaan pembangunan kelurahan.
penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat. Musrenbang dilaksanakan di setiap tingkatan,
Musrenbang merupakan bagian dari forum mulai tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota
dalam menyusun dokumen perencanaan. Dalam hingga tingkat nasional. Musrenbang pada tingkat
penyusunan rencana pembangunan memiliki rentan kabupaten kota merupakan forum bagi pemangku
waktu yang berbeda yaitu rencana pembangunan kepentingan daerah untuk menampung aspirasi
jangka panjang, rencana pembangunan jangka stakeholder untuk membahas prioritas pembangunan di
menengah dan rencana kerja pemerintah dan rencana daerah yang selanjutnya menjadi masukan bagi
kerja pemerintah daerah. Sebagaimana yang tertuang penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD).
dalam UU nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Musrenbang kelurahan adalah forum musyawarah
perencanaan pembangunan Nasional pada beberapa tahunan yang dilakukan di tingkat paling bawah untuk
pasal diantaranya, pasal 1 ayat 4 dijelaskan bahwa mendapatkan usulan-usulan yang berasal dari
rencana pembangunan jangka panjang yang disingkat masyarakat dalam rangka menentukan arah
(RPJP) yaitu dokumen untuk periode 20 tahun, pasal 1 pembangunan yang akan dikerjakan, nantinya menjadi
ayat 5 dijelaskan bahwa rencana pembangunan jangka masukan dalam penyusunan rencana kerja pemerintah
menengah (RPJM) yaitu dokumen untuk periode 5 daerah (RKPD) pada tahun berikutnya.
tahun dan pada pasal 1 ayat 8 dan 9 menjelaskan Pemerintah Kota Surabaya sejak tahun 2002
rencana pembangunan tahunan nasional yang disebut telah memulai merintis penerapan e-goverment,
dengan rencana kerja pemerintah (RKP) dan rencana dimulai dengan penerapan pengadaan barang dan jasa
pembangunan tahunan daerah yang disebut rencana secara online atau yang biasa disebut dengan e-
kerja pemerintah daerah (RKPD). procurement. Selanjutnya penerapan e-goverment
Beberapa proses penyusunan dokumen Surabaya dibagi dua yaitu yakni dalam hal pengelolaan
perencanaan yang dilaksanakan mulai dari penyusunan keuangan daerah yang meliputi e-budgeting, e-project,
RPJP, RPJM, RKP dan RKPD. Proses penyusunan e procurement, e delibery, e-controlling, dan e-
RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) yang performance. Dalam hal yang berhubungan dengan
didalamnya melibatkan masyarakat. Dalam masyarakat yaitu, e-sapa warga yang meliputi e-
penyusunan RKPD yang berfungsi menjadi dokumen perizinan, e-musrenbang, dan pengaduan secara
tahunan, Pemerintah Daerah menyelenggarakan forum elektornik (http://www.menpan.go.id/berita-
musrenbang secara berjenjang sebagaimana yang terkini/478-pemkot-surabaya-akan-dijadikan-model-e-
dijelaskan dalam pendahuluan pada surat edaran govt-nasional diakses tanggal 25 Juni 2015)
bersama Kementrian Negara PPN/BAPPENAS dan Sejak tahun 2009 Pemerintah Kota Surabaya
Departemen Dalam Negeri nomor 8 tahun 2007 yaitu menyediakan fasilitas e-musrenbang. Adanya e-
untuk menyusun RKPD perlu diadakannya Forum musrenbang ditujukan untuk memberikan wadah bagi
musrenbang secara berjenjang mulai dari musrenbang masyarakat untuk menampung aspirasi, saran dan
tingkat kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten kritikan yang menjadi masukan bagi Pemerintah Kota
hingga pada tingkat provinsi untuk pelaksanaan pada Surabaya. Dengan adanya e-musrenbang bukan berarti
tahun berikutnya. forum musrenbang yang dilaksanakan di tiap tingkatan
Pelaksanaan Musrenbang yang bersentuhan tiada. Penerapan e-musrenbang bertujuan untuk
langsung pada masyarakat yaitu pelaksanaan mempermudah warga untuk mengetahui usulan yang
musrenbang pada tingkat kelurahan/desa. Dengan masuk dan diverifikasi oleh tim musrenbang dan
adanya musrenbang diharapkan dapat meningkatkan merekapitulasi usulan lebih cepat dan efisien.
peran serta masyarakat dalam setiap kegiatan Sebagaimana yang telah diutarakan Tiara-staf Bappeko
pembangunan. Pembahasan dimulai dari RT, RW bahwasannya “ dengan diadankannya e-musrenbang
hingga pada saat musrenbang kelurahan. Keterlibatan masyarakat lebih mudah untuk mengakses atau
masyarakat tidak hanya sekedar mendukung kebijakan mendapatkan informasi secara jelas tentang usulan-
65
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

usulan yang telah dibahas di musrenbang. Sampai pada Tabel 2


tingkatan mana usulan tersebut dibahas dalam proses Jumlah Kehadiran Peserta Musrenbang
musrenbang”. Kelurahan
Dalam perjalanannya musrenbang di Kota No. Kelurahan 2014 2015
Surabaya sampai saat ini masih terdapat sejumlah 1. Pegirian 22 orang 23 orang
masalah. Meskipun telah menerapkan e-musrenbang 2. Ujung 27orang 29orang
ada beberapa masalah yang dialami diantaranya 3. Wonokusumo 39orang 32orang
pendapat yg muncul dari anggota komisi C DPRD 4. Ampel 34orang 37orang
Surabaya Sebagaimana yang muncul pendapat dari 5. Sidotopo 29 orang 33 orang
anggota komisi C DPRD Surabaya yang menyarankan Sumber : data diolah dari berita acara musrenbang
untuk membubarkan musrenbang yang ada. Hal ini kelurahan di Kecamatan Semampir
dibuktikanpada(http://www.surabayakita.com/index.ph
p?option=com_content&view=article&id=4439:dprd- Sebagaimana terlihat dari data diatas
surabaya-minta-musrenbang-ditinjau-ulang hari Senin menjelaskan bahwasannya musrenbang di Kelurahan
tanggal 23 April 2012), yang menunjukkan bahwa Pegirian menunjukkan keikutsertaan masyarakat sangat
usulan musrenbang tahun 2010 dan 2011 seringkali minim sekali. Bukan hanya berpengaruh pada tingkat
tidak terlaksana sehingga menyebabkan banyaknya kehadiran peserta, melainkan juga berimbas pada
keluhan dari warga mengenai program musrenbang ini. jadwal pelaksanaan musrenbang di tingkat kelurahan.
Karena dianggap sudah membuang anggaran rakyat Menurut surat dari Pemerintah Kota Surabaya jadwal
dan merugikan negara, maka muncul wacana untuk Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan dimulai tanggal2
membubarkan forum musrenbang. s/d 13 februari 2015 akan tetapi yang tejadi di
Serta munculnya masalah anggaran yang Kelurahan Pegirian tidak sesuai dengan jadwal yang
disediakan oleh pemerintah Kota Surabaya dengan ditentukan. Pelaksanaannya mundur hingga sepuluh
porsi anggaran yang dibutuhkan oleh masyarakat masih hari dari batas akhir pelaksanaannya,terlihat pada tabel
belum sesuai, respon dari pemerintah kota Surabaya 3 sebagai berikut
dalam menanggapi hasil musrenbang yang telah Tabel 3
diusulkan sehingga membuat terlambatnya pelaksanaan
Tanggal Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan
pembangunan sebagai solusi atas masalah yang muncul
No Kelurahan Tgl Pelaksanaan
di masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan pendapat
Musrenbang
DPRD Surabaya berdasarkan media
(http://www.surabayapagi.com/index.php?read~Dana- 1. Wonokusumo 11 Februari 2015
Rp-150-Juta-Per-Kecamatan-Sia-Sia, hari Kamis, 14 2. Ujung 13 Februari 2015
April 2011), yang menyebutkan bahwa DPRD 3. Pegirian 23 Februari 2015
Surabaya menilai kegiatan musyawarah rencana 4. Ampel 13 Februari 2015
pembangunan (Musrenbang) di tingkat kelurahan dan 5. Sidotopo 13 Februari 2015
kecamatan hanyalah kegiatan seremonial setahun sekali Sumber : data diolah dari berita acara musrenbang
tersebut dinilai menjadi ajang penyerapan anggaran kelurahan di kecamatan semampir
tanpa makna, sedangkan usulan yang diterima tidak
kunjung ditindaklanjuti.
Beberapa permasalahan di atas, salah satunya Penyebab mundurnya pelaksanaan
diantaranya minimnya keikutsertaan masyarakat untuk musrenbang Kelurahan Pegirian dikarenakan
berperan aktif dalam proses perencanaan ketidaksiapan warga dalam mengikuti musrenbang
pembangunan, baik dalam proses awal musrenbang yang masih belum menyiapkan usulan yang akan
hingga akhir musrenbang yang menghasilkan usulan- dibahas.Dengan keterlambatan pelaksanaan
usulan yang menjadi prioritas di tiap wilayah. musrenbang tersebut berdampak pula pada penyusunan
Masyarakat menganggap musrenbang kelurahan dokumen perencanaan pembangunan kelurahan.
hanyalah seremonial belaka dikarenakan usulan-usulan Sehingga terlihat dari beberapa uraian serta
tersebut langsung input melalui internet. Sehingga argumentasi di atas bahwasannya pada saat
berpengaruh terhadap kehadiran masyarakat dalam perencanaan pembangunan tidak melibatkan
musrenbang kelurahan. Terlihat dari rekapitulasi masyarakat menjadikannya kurang legitimate.
kehadiran masyarakat atau perwakilan masyarakat Musrenbang merupakan forum yang memang benar-
yang hadir dalam musrenbang tiap kelurahan di benar mencerminkan aspirasi masyarakat. Musrenbang
Kecamatan Semampir pada tahun 2014-2015. kelurahan juga merupakan forum musyawarah
pembangunan yang paling dekat bersentuhan dengan
masyarakat, sehingga sudah seharusnya berbagai
lapisan masyarakat/pemangku kepentingan untuk dapat
mengikuti forum tersebut
Terkait dengan penelitian ini, sebelumnya
telah ada yang membahas mengenai partisipasi
masyarakat dalam musyawarah perencanaan

66
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

pembangunan yaitu penelitian yang dilakukan oleh pembangunan yang menyajikan harapan
Fathurrahman Fadli (2013) program Magister Ilmu kemerdekaannya sendiri (Khairuddin, 2000:127)
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sherry Arnstein menggolongkan partisipasi
Universitas Lambung Mangkurat dalam tesis yang masyarakat memiliki wewenang untuk memengaruhi
berjudul “Partisipasi Masyrakat dalam Musyawarah suatu kebijakan. Dalam A Ladder of Citzen
Perencanaan Pembangunan di Kelurahan Kotabaru Participation Sherry Arnstein membuat delapan skema
Tengah”, menjelaskan bahwa dalam musrenbang yang dibagi menjadi tiga derajat. Derajat tertinggti
kelurahan terdapat ruang publik yang diperuntukkan yaitu kekuasaan warga yang meliputi pada tangga
untuk masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses kendali masyarakat, delegasi kekuasaan dan kemitraan.
perencanaan pembangunan, akan tetapi pengambilan Selanjutnya derajat semu yang meliputi pada tangga
keputusan dari musrenbang kelurahan dinilai kurang peredaman, konsultasi dan informasi. Derajat terendah
baik dan belum adanya wadah bagi masyarakat untuk yaitu non partisipasi yang meliputi tangga terapi dan
mengawasi atau mengontrol usulan-usulan yang manipulasi (Sirajuddin dkk, 2011:172 ).
diberikan masyarakat sehinggga nantinya menjadi
RKPD. Karena kontrol sebenarnya adalah Pemerintah Perencanaan Pembangunan
Daerah sendiri yaitu pihak Kelurahan yang Perencanaan pembangunan dapat diartikan
kewenangannya tetap bersentuhan langsung dengan sebagai proses perumusan alternatif-alternatif yang
masyarakat. berdasarkan data-data yang digunakan sebagai bahan
Lebih lanjut hasil penelitian yang dilakukan untuk melaksanakan suatu kegiatan kemasyarakatan
oleh Joseph Motte (2005) dengan tesis yang berjudul (Riyadi, 2005:7).
”Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah Perencanaan pembangunan merupakan suatu
Perencanaan Pembangunan di Kecamatan pengarahan penggunaan sumber-sumber pembangunan
Gajahmungkur, Kota Semarang” menjelaskan tingkat (termasuk sumber ekonomi) yang terbatas adanya,
partisipasi masyarakat memiliki tingkat partisipasi untuk mencapai tujuan-tujuan keadaan sosial ekonomi
yang sedang, hal tersebut disebabkan oleh tingkat yang lebih baik secara lebih efektif dan efisien
keterlibatan masyarakat dipengaruhi adanya perbedaan (Tjokroamidjojo, 1981:14).
tingkat pendapatan, pendidikan dan pengalaman
organisasi penduduk. Dari beberapa penelitian nantinya Musrenbang
dalam penelitian ini melengkapi dan menambah Musyawarah perencanaan pembangunan
gambaran informasi mengenai pelaksanaan (Musrenbang) telah menjadi istilah yang sangat
musrenbang di Kota Surabaya khususnya pada populer dalam proses perencanaan pembangunan.
musrenbang di Kelurahan Pegirian yang aktifitas Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang
didalamnya mendapat tambahan yaitu masyarakat No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
memasukkan usulan secara online. Pembangunan Nasional yang dijelaskan pada pasal 1
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif ayat 21 bahwasannya musrenbang menjadi forum bagi
kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah Kelurahan antar pelaku kepentingan dalam menyusun rencana
Pegirian Kecamatan Semampir Kota Surabaya. pembangunan nasional dan rencana pembangunan
Pemilihan lokasi penelitian tersebut berdasarkan daerah. Selanjutnya dalam pasal 2 ayat 2 yang
beberapa pertimbangan yang telah dilakukan menjelaskan bahwa setiap daerah harus menyusun
sebelumnya dalam latar belakang tersebut. rencana pembangunan daerah secara sistematis,
Teknik penetapan informan dilakukan secara terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan.
purposive. Sementara teknik pengumpulan data yang Dengan memiliki jenjang perencanaan yang berbeda,
dilakukan terdiri atas wawancara mendalam dan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Mentri Dalam
pemanfaatan dokumen tertulis. Teknik pemeriksaan Negeri No 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan
dan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi. Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 Tentang
Sementara teknik analisis data yang digunakan dalam Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan
penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
penarikan kesimpulan. yaitu perencanaan jangka panjang daerah yang
disingkat RPJPD untuk periode 20 tahun (pasal 1 ayat
Partisipasi Masyarakat 9), selanjutnya rencana jangka menengah daerah yang
Rowe dan Freyer (2004:512) menjelaskan disebut RPJMD untuk periode 5 tahun (pasal 1 ayat 12)
bahwa partisipasi masyarakat adalah proses konsultasi , maupun rencana jangka pendek atau tahunan yaitu
dan keterlibatan masyarakat dalam penyusunan agenda, rencana kerja pemerintah daerah yang biasa disebut
pengambilan keputusan dan membentuk kebijakan RKPD 1 tahun (pasal 1 ayat 16 )
kegiatan lembaga yang bertanggung jawab untuk Pelaksanaan musrenbang dilakukan secara
pembangunan kebijakaan. Lebih lanjut lagi menurut berjenjang dari tingkat bawah hingga atas. Pelaksanaan
Sihombing menjelaskan bahwa partisipasi masyrakat musrenbang diawali dengan musrenbang kelurahan,
adalah hak dasar manusia untuk ikut berpartisipasi kemudian dilanjutkan dengan musrenbang kecamatan,
merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan lalu musrenbang pada tingkat kabupaten/kota
kemudian musrenbang provinsi, selanjutnya
67
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

pelaksanaan musrenbang terakhir yaitu musrenbang tidak bisa mengoperasikannya dan ketidaktahuan
tingkat nasional. mereka untuk tidak menginput data usulan.
Proses memasukkan usulan secara online
Metode Penelitian terlihat bahwasannya masyarakat tidak memanfaatkan
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian fasilitas tersebut, hampir semua usulan yang akan
diskriptif kualitatif yakni untuk menggambarkan dimasukkan secara online dibantu oleh pihak
partisipasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan kelurahan. hal tersebut belum menunjukkan partisipasi
pembangunan (musrenbang) di Kelurahan Pegirian masyarakat dalam program e-musrenbang,
Kecamatan Semampir Kota Surabaya. Teknik sebagaimana yang telah diutarakan Rowe dan Freyer
penentuan informan menggunakan teknik purposive yang menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat adalah
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan proses konsultasi dan keterlibatan masyarakat dalam
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang penyusunan agenda, pengambilan keputusan dan
digunakan peneliti dengan reduksi data, penyajian data membentuk kebijakan kegian lembaga yang
dan penarikan kesimpulan serta teknik keabsahan data bertanggung jawab untuk pembangunan kebijakan.
dalam penelitian ini menggunakan triangulasi.
Derajat Partisipasi Masyarakat dalam Musrenbang
Partisipasi Masyarakat dalam Musrenbang Kelurahan Pegirian
Kelurahan Pegirian Derajat partisipasi merupakan penilaian
Dalam menganalisis partisipasi masyarakat pengukuran tingkat partisipasi masyarakat yang teslah
dalam musrenbang Kelurahan Pegirian Kecamatan dicapai. Dalam penelitian ini derajat partisipasi
Semampir akan dijawab berdasarkan teori dan memiliki dua teori yaitu teori tangga partisipasi oleh
indikator partisipasi yang menjadi acuan penelitian ini. Arstein dan level partisipasi oleh Wilcox.
Pelaksanaan musrenbang Kelurahan Pegirian Hasil wawancara dengan para informan, pelaksanaan
sangat bergantung pada keikutsertaan masyarakat musrenbang Kelurahan Pegirian, keterlibatan
dalam musrenbang. Menurut Rowe dan Freyer masyarakat hanya sebatas perwakilan, dan tidak
(2004:512) partisipasi masyarakat adalah proses mungkin diikutsertakan semua. Seluruh masyarakat
konsultasi dan keterlibatan masyarakat dalam diikutsertakan pada saat rapat atau musyawarah pada
penyusunan agenda, pengambilan keputusan dan level RT dan RW. Masyarakat terlibat dalam proses
membentuk kebijakan kegiatan lembaga yang pengumpulan usulan hanya saja usulan yang mereka
bertanggung jawab untuk pembangunan kebijakan. serahkan telah dipilih atau tidak, karena usulan yang
Teori tersebut hanya berlaku sebagian bagi masyarakat ada hanya di tampung saja yang selanjutnya diteruskan
kelurahan pegirian dalam pelaksanaan Musrenbang ke RW dan tetap terus proses seperti itu yang telah
Kelurahan Pegirian. berjalan.
Sama halnya ketika proses memasukkan usulan secara
Partisipasi Masyarakat dalam Program e- online pihak RT dan RW yang seharusnya
Musrenbang memasukkan sendiri usulan tersebut secara online,
Partisipasi masyarakat dalam musrenbang akan tetapi tidak dimanfaatkan secara baik. Hingga
juga terlihat pada proses pembahasan usulan prioritas akhirnya bertemu pada musrenbang kelurahan, proses
yang dimasukkan ke webesite. Seiring berjalannya memasukkan usulan tersebut dilakukan atas bantuan
proses, masyarakat hanya dilibatkan dalam proses dari pihak kelurahan. Sehingga fasilitas modem yang
pengumpulan usulan. Serta setelah proses pra telah disediakan Pemerintah Kota menjadi hal yang sia-
musrenbang, forum musrenbang kelurahan hanya sia, dikarenakan masih kurangnya minat warga dan
sekedar komunikasi yang saling mengiyakan usulan kurangnya keingintahuan warga untuk memasukkan
tersebut. Padahal penentuan usulan musrenbang perlu usulan musrenbang itu secara mandiri dan mengikuti
adanya musyawarah antara masyarakat untuk prosedur yang telah ditentukan Pemerintah Kota.
menentukan usulan prioritas yang diteruskan melalui Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
online di website yang telah disediakan oleh bahwa derajat partisipasi masyarakat dalam
pemerintah kota. Musrenbang Kelurahan Pegirian Kecamatan Semampir
Partisipasi masyarakat juga tidak berlaku pada berada pada tangga informasi dan konsultasi. Peran
program e-musrenbang, masyarakat Kelurahan masyarakat hanya sebagai obyek masyarakat yang
Pegirian tidak memanfaatkan program tersebut dan didengar pendapatnya lalu disimpulkan, rakyat telah
sampai ada yang tidak mengetahui tentang program ikut berpartisipasi dan lembaga negara telah memenuhi
tersebut. Masyarakat masih belum siap untuk kewajibannya. Namun pada tangga informasi rakyat
menerima program tersebut, mereka masih hanya diberi tahu akan tetapi tidak peduli masyarakat
menggunakan manual dengan cara usulan disetor itu memahami. Terlebih tangga informasi tersebut juga
melalui form yang telah diberikan oleh Kelurahan. berlaku pada saat partisipasi masyarakat dalam
Program e-musrenbang tidak sesuai dengan yang program e-musrenbang Kelurahan Pegirian Kecamatan
diharapkan Pemerintah Kota Surabaya, akan tetapi dari Semampir yang membiarkan masyarakat tidak
pihak yang paling bawah sendiri seperti RW atau RT mengetahui program e-musrenbang untuk dapat
mengoperasikan sendiri ataupun mendorong
68
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

masyarakat agar berperan aktif untuk terlibat dalam usulan melalui form yang telah diberikan
program e-musrenbang tersebut. pihak kelurahan
Senada dengan Arnstein, dari hasil wawancara 5. Bentuk partisipasi masyarakat berbentuk
dengan para informan bahwsannya partisipasi partisipasi buah pikiran. Menyumbangkan
masyarakat dalam musrenbang Kelurahan Pegirian ide atau gagasan dalam musrenbang
Kecamatan Semampir sesuai dengan yang Kelurahan Pegirian, baik dalam forum
dikemukakan Wilcox pada level partisipasinya formal maupun non formal
menjelaskan berada pada level pemberian informasi 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dan konsultasi. Masyarakat mendapat informasi untuk masyarakat dalam musrenbang Kelurahan
pelaksanaan musrenbang yang biasa dilaksanakan pada Pegirian yaitu belum siapnya masyarakat
tiap tahun. Aktifitas yang terjadi mengumpulkan dikarenakan kesibukan dan kurangnya
usulan, menentukan usulan prioritas hingga proses sarana prasarana dalam mengakses usulan
terakhir yaitu memasukkan usulan musrenbang secara melalui website
online. Dalam tahapan pengumpulan usulan dan 7. Derajat partisipasi berada pada tingkatan
menentukan usulan prioritas, masyarakat terlibat pada informasi yaitu hanya diberi tahu tentang
batas pengumpulan usulan dan menampung usulan musrenbang kelurahan, lalu didengar dan
yang muncul dari masyarakat, akan tetapi pada saat ditampung usulan masyarakat yang
penentuan usulan prioritas masyarakat tidak dibawa oleh perwakilan masyarakat.
mengetahui hal tersebut. Landasan yang menjadi
usulan prioritas ataupun tidak masyarakat masih belum Daftar Pustaka
memahaminya, yang terpenting usulan tersebut masuk
dan ditampung oleh RT dan RW. Selanjutnya proses Dwiyanto, Agus. 2006 Mewujudkan Good Governance
memasukkan usulan secara online, masyarakat dinilai Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gajah
kurang ikut berpartisipasi. Hampir semua usulan yang Mada University Press
masuk melalui website e-musrenbang, input usulannya Fadli, Fathurrahman. 2013. “Partisipasi Masyrakat
dibantu oleh pihak kelurahan. Padahal memasukkan dalam Musyawarah Perencanaan
usulan tersebut dimulai sejak berada pada musyawarah Pembangunan di Kelurahan Kotabaru Tengah”.
tingkat RT dan RW, akan tetapi hal tersebut tidak Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal Vol
terjadi dalam musrenbang di Kelurahan Pegirian. 2 edisi 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lambung Mangkurat.
Kesimpulan Khoiruddin. 2000. Partisipasi Masyarakat Pedesaan.
Partisipasi masyarakat dalam musyawarah Jakarta: Bumi Aksara.
perencanaan pembangunan (musrenbang) dapat Laksana, Nuring Septyasa. 2012. Bentuk-Bentuk
disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat di Partisipasi Masyarakat Desa Dalam Program
Kelurahan Pegirian kurang baik. Sebagaimana yang Desa Siaga di Desa Bandung Kecamatan
terlihat dalam kesimpulan berikut : Playen Kabupaten Gunung Kidul Provinsi
1. Partisipasi masyarakat dalam musrenbang Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi Ilmu
kelurahan terselenggara dengan baik Administrasi Negara. Surabaya: Universitas
sesuai dengan surat edaran bersama Airlangga
Kementrian Negara PPN/BAPPENAS Motte, Josehp. 2005. Partisipasi Masyarakat dalam
dan Departemen Dalam Negeri nomor 8 Musyawarah Perencanaan Pembangunan di
tahun 2007. Forum dihadiri oleh sebagian Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.
stakeholder yang terdiri dari LKMK, Thesis Program Magister Teknik Pembangunan
BKM, RW, RT dan Karang Taruna, akan Wilayah dan Kota. Semarang: Universitas
tetapi dari perwakilan PKK tidak hadir. Diponegoro
2. Pengumpulan usulan yang diperoleh dari Riyadi dan Deddy Suprihady Bratakusumah. 2005.
masyarakat hanya pada proses Perencanaan Pembangunan Daerah, Strategi
menampung dan menerima usulan Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi
tersebut. Daerah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
3. Pada proses pembahasan usulan Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik,
masyarakat tidak terlalu dilibatkan. Reformasi Birokrasi dan Kepemimpinan Masa
Masyarakat tidak mengetahui usulan yang Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan
mana menjadi usulan prioritas. Kepemerintahan yang baik). Bandung : PT.
Masyarakat tidak memliliki ruang penuh Rafika Aditama
untuk dapat menentukan usulan prioritas Sirajuddin, Didik Sukriono, Winardi. 2011. Hukum
tersebut Pelayanan Publik (Berbasis Partisipasi dan
4. Partisipasi masyarakat dalam program e- Keterbukaan Informasi). Malang: Setara Press
musrenbang di Kelurahan Pegirian belum Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik,
berjalan dengan baik. Masyarakat masih Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa
menggunakan yang manual, memberikan depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan
69
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

Kepemerintahan yang Baik). Bandung: PT.


Refika Aditama.
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1981. Perencanaan
Pembangunan. Jakarta: PT Gunung Agung

Internet

http://www.surabayapagi.com/index.php?read~Dana-
Rp-150-Juta-Per-Kecamatan-Sia-Sia
http://www.surabayakita.com/index.php?option=com_c
ontent&view=article&id=4439:dprd-surabaya-
minta-musrenbang-ditinjau-ulang

Jurnal

Rowe, Gene and Lynn J. Frewer. 2004. Evaluating


Public-Participation Exercises: A Research
Agenda. Science, Technology, & Human
Values, Vol.29, No.4, pp. 512-557
Supeno, Eko. 2005. “Partisipasi Masyarakat dalam
Proses Pembangunan dan Upaya
Mewujudkannya”. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Airlangga, Vol 18, No
2 hal 1-5

70

Anda mungkin juga menyukai