Anda di halaman 1dari 11

JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 03

Tahun 2021 e- ISSN: 2614 – 1930

Pengaruh Moralitas Individu, Komitmen Organisasi, Kultur


Organisasi, Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Good Corporate
Governance Pada Lpd Se-Kabupaten Buleleng

Komang Sania Widiasari Yumia1, Edy Sujana2

Jurusan Ekonomi dan Akuntansi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: saniyumia99gmail.com1, edy.s@undiksha.ac.id2

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh moralitas individu, komitmen
organisasi, kultur organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap good corporate
governance pada LPD Se-Kabupaten Buleleng. Populasi penelitian ini adalah seluruh
pegawai yang bekerja di LPD Se-Kabupaten Buleleng sejumlah 818 orang, teknik
sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini
yaitu 96 responden. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa (1) Moralitas Individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap good
corporate governance, (2) Komitmen Organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap good corporate governance, (3) Kultur Organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap good corporate governance, (4) Gaya Kepemimpinan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap good corporate governance.

Kata kunci : Moralitas Individu, Komitmen Organisasi, Kultur Organisasi, Gaya


Kepemimpinan, Good Corporate Governance

Abstract
This research aims to determine the effect of individual morality, organizational
commitment, organizational culture, and leadership style on good corporate
governance in LPDs throughout Buleleng Regency. The population of this research is
all employees who work in LPD in Buleleng Regency totaling 818 people, the sample
technique used is purposive sampling. The number of samples in this research are 96
respondents. The data analysis technique in this research is quantitative using multiple
linear regression analysis. The results of this research indicate that are (1) individual
morality has a positive and significant effect on good corporate governance, (2)
organizational commitment has a positive and significant effect on good corporate
governance, (3) organizational culture has a positive and significant effect on good
corporate governance, (4) Leadership Style has a positive and significant effect on
good corporate governance.

Keywords : Individual Morality, Organizational Commitment, Organizational Culture,


Leadership Style, Good Corporate Governance

PENDAHULUAN
Bali telah terkenal dengan sebutan kemasyarakatannya yang dikenal dengan
satu dari banyaknya lingkup daerah yang nama Desa Adat. Aturan mengenai Desa
dijadikan sebuah tujuan untuk tempat Adat tertera termasuk ke dalam Peraturan
berwisata. Selain karna faktor keindahan Daerah No. 4 Tahun 2019 mengenai Desa
alamnya, Bali juga terkenal dengan sistem Adat di Bali, 2019. Mengingat pembiayaan

794
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 03
Tahun 2021 e- ISSN: 2614 – 1930

desa adat berada diluar kebijakan mempunyai LPD di masa sekarang ini
pembiayaan pemerintah, tentunya desa saat ini tidak memerlukan adanya
adat memiliki peranan dan kontribusi yang keraguan dari masyarakat yang alasannya
begitu besar dalam masyarakat sehingga LPD sudah bisa memperbaiki aspek
di tahun 1984 ini kebijakan dari perekonomian yang terjadi pada
pemerintah yang berada di Bali masyarakat pedesaan di daerah Bali.
mengeluarkan pembangunan Lembaga Namun, pada saat ini masih banyaknya
Perkreditan Desa (selanjutnya disebut LPD di Bali yang tidak beroperasi. Berikut
LPD) pada setiap Desa Adat yang berada diperlihatkan table 1.
di daerah Bali. Setiap daerah yang

Tabel 1. Persentase LPD Tidak Beroperasi Per Kabupaten Tahun 2020

Persentase
No. Kabupaten LPD Tidak
Beroperasi
1 Tabanan 15, 58%
2 Buleleng 13, 02%
3 Karangasem 11, 58%
4 Gianyar 7, 04%
5 Bangli 5, 03 %
6 Klungkung 4, 20%
7 Badung 4, 10 %
8 Denpasar 2,86%
9 Jembrana 0,00%
Sumber : (LP-LPD, 2020)

Berdasarkan tabel data LPD yang (LPD Adat Kota Tabanan, LPD
tidak beroperasi per Kabupaten tahun Sunantaya), LPD Kabupaten Karangasem
2020 bahwa Kabupaten Tabanan (LPD Desa Adat Sega), LPD Kabupaten
menempati posisi pertama yang dianggap Jembrana (LPD Desa Adat Tuwed), LPD
memiliki persentase LPD yang tidak Kabupaten Gianyar (LPD Desa Adat
beroperasi sebanyak 15,58% pada tahun Pacaung), LPD Kabupaten Bangli (LPD
2002 artinya Kabupaten Tabanan memiliki Desa Adat Selat), sedangkan LPD
keadaan LPD yang macet paling tinggi di Klungkung dan LPD Denpasar tidak
Provinsi Bali. Posisi kedua ditempati oleh terdapat kasus kecurangan. Sehingga
Kabupaten Buleleng memiliki persentase LPD yang berada di Kabupaten Buleleng
LPD yang tidak beroperasi sebanyak menempati posisi pertama yang
13,02% Artinya, Kabupaten Buleleng mempunyai kasus kecurangan tertinggi di
menempati posisi kedua yang memiliki Provinsi Bali. Terjadinya peningkatan LPD
keadaan LPD macet paling tinggi di macet ini karena masih terdapat LPD yang
Provinsi Bali. penyebab LPD tidak belum mampu menerapkan prinsip Good
beroperasi disebabkan karena banyaknya Corporate Governance yaitu prinsip
terjadi kasus penggelapan. Adapun kasus akuntanbilitas secara maksimal hal ini bise
penggelapan yang terjadi sejak tahun diperlihatkan kalau untuk sekarang ini
2018-2020 yang terdapat di LPD Provinsi masih adanya LPD yang sampai pada
Bali yaitu melibatkan LPD Kabupaten saat ini belum memiliki kejelasan fungsi
Buleleng (LPD Desa Adat Anturan, LPD dan wewenang yang terdapat pada LPD
Desa Adat Kalianget, LPD Desa Adat karena belum dibuat secara tertulis fungsi
Gerokgak, LPD Desa Adat Sangsit, LPD dan tugas masing-masing stakeholder dan
Desa Adat Unggahan, LPD Desa Adat masih banyak LPD tidak transaparan
Bebetin, dan LPD Desa Adat Bangkang), dalam pengelolaan dana yang
sedangkan LPD Kabupaten Tabanan mengakibatkan terjadinya beberapa

795
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 03
Tahun 2021 e- ISSN: 2614 – 1930

penggelapan (Mudiarta, 2018). Selain itu, dan gaya kepemimpinan sebagai variabel
masih terdapat beberapa LPD yang belum baru karena terjadi ketidakonsistenan
memiliki struktur dan sistem yang pada hasil penelitian terdahulu sehingga
kompleks, alasannya dikarenakan SDM peneliti ingin menguji kembali variabel ini.
yang ada masih kurang dalam mengelola Perbedaan kedua pada penelitian ini yaitu
LPD tersebut, dan masih terdapat peran berada pada tempat penelitian yang
ganda pada LPD sehingga memudahkan diambil oleh peneliti yang alasannya
oknum-oknum dalam mencari celah untuk sebelumnya dilihat dari penelitian
melakukan kecurangan. terdahulu hanya dilaksanakan pada LPD
Dari banyaknya kasus kecurangan Se-Kecamatan Sukasada, namun pada
yang dialami LPD maka perlu penelitian ini cakupannya lebih luas yaitu
meningkatkan implementasi dari GCG. dilakukan di LPD Se-Kabupaten Buleleng.
Penerapan atau implementasi dari GCG Pemilihan lokasi penelitian ini karena LPD
(good corporate governance) perlu di Kabupaten Buleleng merupakan salah
dilakukan agar peluang bisa diminimalis satu LPD yang mengalami penurunan
teruntuk petinggi yang mengelola LPD tingkat kesehatan, asset, dan laba serta
yang memiliki perilaku menyimpang serta banyaknya terjadi kasus kecurangan.
yang serakah karena individual besar Penerapan good corporate governance
harapannya bisa mengikuti nilai sebual harus didukung oleh moralitas individu,
lembaga perusahaan sehingga bisa lebih komitmen organisasi, kultur organisasi dan
meningkat, seperti contohnya bisa gaya kepemipinan yang tinggi agar dapat
membuat peningkatan akan adanya aset melaksanakan good corporate governance
yang tertera pada LPD sertapun bisa dengan baik.
meningkatkan nilai tabungan yang sudah Moralitas memiliki keterikatan antar
dipercayai oleh masyarakat sekitar. Dalam sifat serta perlakuan dari tiap individu. Bila
penerapan GCG secara baik dan benar makin meningkatnya jenjang penalaran
waji diikuti bersamaan antar keinginan moral suatu individu, jadinya bisa
beserta keyakinan secara dalam dari tiap membuat kemungkinan dalam
orang yang berada dalam lembaga melaksanakan sesuatu secara baik.
perusahaan agar bisa meraih tujuan untuk Begitupun bila dibalik, bila makin kecil
kesejahteraan beserta ketercapaian dari jenjang dari penalaran moral suatu
tiap lembaga dalam suatu organisasi. individu jadinya bisa membuat
Teori yang mendasari dengan kemungkinan didapatkannya perlakuan
penganalisaan penelitian ini dengan yang tidak etis. Seseorang yang memiliki
memakai teori agensi. Penelitian yang jenjang penalaran moral yang besar
dianalisa ini mengkaji tentang akuntansi didalam setiap aktivitasnya bisa lebih
keprilakuan (behavioral accounting), memperlihatkan perhatiannya terhadap
khususnya tentang prilaku pengelola LPD kepentingan dari setiap individu yang
dalam memenuhi transparansi dan berada pada sekitarannya serta dijadikan
kehandalan informasi keuangan dalam sebagai pendasaran yang berpatokan
menyajikan laporan. pada prinsip moral. Hubungan antara
Penelitian yang dianalisa ini moralita individu terhadap good corporate
memakai patokan dari penelitian yang governance sangat erat karena kalau
dijalankan peneliti (Kristiana et al., 2017). seorang individu mendapatkan moral
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian secara besar jadinya semakin mungkin
terdahulu terletak dari variabel bebas dan bisa melaksanakan tindakan yang benar
lokasi penelitian. Perbedaan pada variable sehingga dapat terlaksannaya penerapan
bebas yaitu dengan menambahkan good corporate governance. Hasil ini
variabel baru seperti moralitas individu, dilakukan oleh (Puspasari & Suwardi,
komitmen organisasi, gaya kepemimpinan 2016), (Kesuma et al., 2020) memberi
dan menghilangkan dua variabel yaitu pernyataan terdapat pengaruh signifikan
pengaruh sistem pengendalian intern, terhadap penerapan good corporate
kinerja organisasi. Penggunaan variabel governance karena dalam lembaga
moralitas individu, komitmen organisasi, apabila memliki moral yang rendah maka

796
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 03
Tahun 2021 e- ISSN: 2614 – 1930

akan memudahkan terjadinya kecuragan. H2 : Komitmen organisasi berpengaruh


Sedangkan penelitian yang dilaksanakan positif dan signifikan terhadap good
peneliti (Mackenzie, 2016) menyatakan corporate governance
kalau moralitas individu tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap good Kultur Organisasi diberikan artian
corporate governance. sebagai bentuk dari dukungan lembaga
H1 : Moralitas Individu berpengaruh positif pada suatu organisasi dalam etika yang
dan signifikan terhadap good dikembangkan serta teknologi yang sudah
corporate governance terlatih selama ini agar bisa memberikan
peningkatan keterkaitan serta
Komitmen yang ada dalam tiap ketercapaian pihak kelompok di lingkup
berorganisasi diberikan artian sebagai organisasi serta memberi pengaruh
sebuah situasi yang mana salah satu secara utama dari tiap bidang atas
pegawainya memiliki keinginan besar pengoperasian dalam organisasi. Kultur
dalam meraih pencapaian dalam organisasi ini bisa berpengaruh positif
organisasi maupun lembaga perusahaan maupun negative terhadap organisasi. Bila
yang ditekuninya. Komitmen yang ada suatu kultur dari sebuah organisasi
dalam tiap berorganisasi pun diberikan terutama pada LPD dirangkai secara
artian sebagai sifat mental setiap orang benar jadinya bisa mengurangi
yang memiliki hubungan antar sifat baik terdapatnya perilaku kecurangan dan
yang diberikan ke organisas sebagai memudahkan dalam pelaksanaan good
tempatnya bekerja. Komitmen yang besar corporate governance. sehingga budaya
untuk dicapainya ini bisa meminimalisir yang telah diterapkan dalam organisasi
terjadinya kecurangan yang bisa saja bisa secara kondusif dan lebih diutamakan
didapatkan, alasannya seseorang itu lebih dalam terlaksanakanya Good Corporate
teliti saat bekerja sesuai dengan aturan Governance (Kristiana et al., 2017).
yang sudah dibuat dalam tiap lembaga Sesuai dengan perolehan analisa
organisasi untuk tetap bisa menjunjung penelitian terdahulu yang dijalankan
tinggi pertahanan kerjanya. Jika pegawai peneliti (Topan, 2016), (Kristiana et al.,
yang sudah mempunyai komitmen yang 2017), (Rahmah, 2018), (Wiratno, 2018)
besar untuk berorganisasi, jadinya tidak dan (Sudarsana & Budiasih, 2019)
perlu melaksanakan berbagai hal yang mengatakan bahwa kultur organisasi
dapat membuat rugi untuk dirinya maupun memberi pengaruh positif dan signifikan
membuat rugi organisasi sebagai terhadap good corporate governance.
tempatnya dalam bekerja serta bisa Kemudian perolehan penelitian yang
menjalankan kegiatan setara antar dijalankan peneliti (Puspitha & Sujana,
peraturan beserta norma yang sudah 2016) menyatakan kalau budaya
ditetapkan di setiap organisasi dan yang organisasi memiliki pengaruh negatif
terakhir bisa menjalankan kerjasama lebih terhadap penerapan prinsip-prinsip good
secara maksimal agar tujuan yang berada corporate governance.
dalam organisasinya dapat tercapai. H3 : Kultur organisasi berpengaruh positif
Variabel yang dipergunakan ini dan signifikan terhadap good
dipakai dengan alasan karena berpatokan corporate governance
mengacu pada penganalisaan penelitian
peneliti (Topan, 2016) yang memberikan Gaya kepemimpinan adalah
pernyataan kalau komitmen organisasi sebuah teknik dalam memimpin yang
tidak berpengaruh positif dan signifikan memberikan sebuah pengaruh kepada
terhadap penerapan good corporate para pegawainya. Gaya yang
governance. Sedangkan pada penelitian dilaksanakan itu menggunakan teknik bisa
yang dianalisa peneliti (Rahmah, 2018), secara berbeda sesuai dengan memakai
(Wiratno, 2018), dan (Septiawan, 2018) dasar dari sebuah motivasi, kuasa bahkan
menyatakan bahwa komitmen organisasi bisa dengan orientasi dari adanya
berpengaruh positif dan signifikan tanggungjawab beserta individu lainnya.
terhadap good corporate governance. Gaya kepemimpinan awalnya mempunyai

797
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 03
Tahun 2021 e- ISSN: 2614 – 1930

artian yang disebut sebagai bentuk atau pengumpulan data dengan instrumen
sebuah wujud dari perilaku maupun penelitian ini berupa pengumpulan
tingkah laku di tiap individu yang kuisioner. Data selanjutnya akan
memimpin dengan latar belakang dilaksanakan penganalisaan melalui
keahliannya untuk menjadi pemimpin di sebagian dari beberapa analisa seperti
dalam organisasi. Sehingga apabila gaya statistik deskriptif, uji asumsi klasik serta
kepemimpinan baik dilakukan di analisis regresi berganda bersamaan dari
organisasi maka akan memudahkan penyajian data atas bantuan aplikasi
tercapainya good corporate governance program seperti SPSS versi 20. Subjek
karena arahan seorang atasan sangat yang dipergunakan dari penelitian yang
berpengaruh terhadap bawahannya. diambil ini mempergunakan LPD di
Berdasarkan penelitian yang sudah Kabupaten Buleleng. Sedangkan objek
ada terdahulu dari pelaksanaan peneliti penelitian adalah moralitas individu (X1),
(Topan, 2016) yang menyatakan gaya komitmen organisasi (X2), kultur organisasi
kepemimpinan tidak berpengaru positif (X3), gaya kepemimpinan (X4), dan good
dan sgnifikan terhadap penerapan good corporate governance (Y).
corporate governance. Sedangkan Populasi diberikan artian sebagai
penelitian yang dilaksanakan peneliti wilayah ataupun lokasi yang secara
(Aulia, 2019), (Sudarsana & Budiasih, generali terliput atas obyek maupun
2019), (Baihaqi, 2016), (Wiratno, 2018) subyek dengan memiliki sebuah
dan (Rahmah, 2018) menyatakan bahwa kelayakan serta sifat yang akan
gaya kepemimpinan membuat pengaruh dipergunakan oleh peneliti untuk meneliti
positif dan signifikan terhadap good lebih dalam sehingga bisa membuat
corporate governance. kesimpulan yang akan ditariknya. Populasi
H4 : Gaya kepemimpinan berpengaruh disini bukan Cuma perolehan atas jumlah
positif dan signifikan terhadap yang didapatkan dari setiap objek maupun
good corporate governance subjek yang dipergunakan, namun juga
terdiri atas semua jenis yang yang
Penelitian yang di analisa ini dipunyai ke dalam subjek bahkan
mempunyai bentuk tujuannya (1) untuk objeknya (Sugiyono, 2017). Sehingga
mengetahui pengaruh moralitas individu populasi yang digunakan dari
terhadap good corporate governance pada penganalisaan penelitian yang diambil ini
LPD Se-Kabupaten Buleleng, (2) untuk yaitu seluruh pegawai yang bekerja di LPD
mengetahui pengaruh komitmen Se-Kabupaten Buleleng sejumlah 818
organisasi terhadap good corporate orang. Teknik sampel mempergunakan
governance pada LPD Se-Kabupaten purposive sampling. Sampel yang
Buleleng, (3) untuk mengetahui pengaruh dipergunakan ke penelitian yang diambil
kultur organisasi terhadap good corporate ini sebanyak 96 responden.
governance pada LPD Se-Kabupaten
Buleleng, (4) untuk mengetahui pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap good HASIL DAN PEMBAHASAN
corporate governance pada LPD Se- Perolehan analisa dari
Kabupaten Buleleng. pengambilan penelitian peneliti terdiri atas
perolehan dengan perhitungan SPSS dari
uji statistik deskriptif, uji kualitas data, uji
METODE
asumsi klasik, beserta pengujian atas uji
Penelitian yang diambil ini
hipotesis. Uji statistik deskriptif dibuatkan
memakai sebuah teknik pendekatan
agar bisa tahu perolehan minimal,
kuantitatif deskriptif. Penelitian yang
maksimal, mean beserta perolehan
dianalisa ini menguji hubungan antara
standar deviasi. Perolehan pengujian dari
variabel bebas (X), pada penelitian yang
uji SPSS statistik deskriptif tertera di table
diambilnya yakni moralitas individu,
2.
komitmen organisasi, kultur organisasi dan
gaya kepemimpinan. Metode

798
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 03
Tahun 2021 e- ISSN: 2614 – 1930

Sumber : Output SPSS (2021)

Berdasarkan hasil penelitian diatas perolehan rata-rata dengan diberikan


maka data moralitas Individu menunjukkan artian kalau sebaran dari tiap data kultur
skor minimum 11 dan skor maksimum 25. organisasi pada penelitian yang diambil ini
Skor rata-rata 18,12 dengan standar berdistribusi seimbang, maksudnya
deviasi sebesar 4,030, variabel komitmen perbandingan data yang dianalisis
orHal ini menunjukkan bahwa standar bersama data lainnya tidak dirasa terlalu
deviasi memiliki skor lebih kecil dari pada renggang atau tinggi, dan gaya
skor rata-rata dengan artiannya bahwa kepemimpinan menunjukkan perolehan
penyebaran pendataan dari Moralitas paling kecil 19 beserta perolehan paling
Individu dari pengambilan penelitian yang besar 40. Kemudian perolehan rata-rata
dianalisa ini memperoleh distribusi secara 34,00 bersama perolehan standar deviasi
seimbang, yang diartikan antara data satu mendapat 4,365. Itupun memperlihatkan
dengan lainnya tidak terlalu renggang atau kalau standar deviasi mendapat perolehan
tinggi, data komitmen pada lembaga minimum ketimbang perolehan rata-rata
dengan organisasi memperlihatkan yang berarti kalau sebaran dari data Gaya
perolehan minimum 17 dan skor Kepemimpinan pada penelitian yang
maksimum 30. Perolehan rata-rata 24,96 diambil ini mendapat distribusi seimbang,
bersama perolehan standar deviasi maksudnya perbandingan dari data yang
mendapat 3,115. Perolehan itu dianalisis bersama data lainnya tidak
memperlihatkan kalau standar deviasi dirasa terlalu renggang atau tinggi, serta
mendapat perolehan lebih minimum variabel Good Corporate Governance
ketimbang perolehan rata-rata yang berarti menunjukkan perolehan paling sedikit 24
kalau dari persebaran tiap data komitmen serta perolehan paling banyak 45.
dalam sebuah organisasi pada penelitian Perolehan rata-rata 37,51 beserta
yang dianalisa ini berdistribusi secara perolehan standar deviasi mendapat
seimbang, diberikan arti kalau diantara 3,953. Hal ini memperlihatkan kalau
data yang dianalisis beserta data lainnya standar deviasi memiliki perolehan
tidak terlalu renggang atau tinggi, minimum ketimbang perolehan rata-rata
kemudian dari data kultur organisasi dengan artiannya bahwa penyebaran data
menunjukkan perolehan paling kecil 22 Good Corporate Governance dari
serta perolehan paling besar 38. penelitian yang diambil ini mendapat
Perolehan rata-rata 29,34 bersamaan dari distribusi seimbang, maksudnya
standar deviasi mendapat 3,808. Hal ini perbandingan data yang dianalisis
memperlihatkan kalau standar deviasi bersama data lainnya tidak dirasa terlalu
memiliki perolehan minimal ketimbang renggang atau tinggi.
799
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 03
Tahun 2021 e- ISSN: 2614 – 1930

Sesudah pengujian dari SPSS uji variabel prediktor (X) yang lebih dari satu
asumsi klasik terlaksana, langkah untuk dipergunakan agar tahu pengaruh
menjalankan pengujian SPSS uji sebagian sub variabel bebas akan adanya
hipotesis. Hipotesis dari pengambilan variabel terikat (Ghozali, 2016). Perolehan
penelitian yang dianalsisis ini memakai analisis dengan bantuan output SPSS
jenis model regresi berganda. Analisis pada table model summary atas pengujian
yang akan diuji ini mengikutsertakan regresi linier berganda terdapat di table 3.

Adapun hasil intrepretasi yang asumsi variabel independen analisis data


terlihat seperti (1) Konstanta 5.379 yang lain secara tetap, (4) Koefisien regresi
memperlihatkan kalau variabel moralitas kultur organisasi (X3) mendapat 0, 214
individu (X1), komitmen organisasi (X2), memperlihatkan kalau di tiap variabel X3
kultur organisasi (X3), serta gaya yang ditambahkan sebanyak 1 secara
kepemimpinan (X4) memperoleh konstan, satuan, jadinya good corporate governance
jadinya variabel good corporate governance bisa meningkat 0, 214 melalui sebuah
(Y) memiliki nilai 5.379 satuan, (2) Koefisien asumsi variabel independen analisis data
regresi moralitas individu (X1) mendapat 0, yang lain secara tetap, (5) Koefisien regresi
176 memperlihatkan kalau di tiap variabel gaya kepemimpinan (X4) mendapat 0, 536
X1 yang ditambahkan sebanyak 1 secara memperlihatkan kalau di tiap variabel X4
satuan, jadinya good corporate governance yang ditambahkan sebanyak 1 secara
bisa meningkat 0, 176 melalui sebuah satuan, jadinya good corporate governance
asumsi variabel independen analisis data bisa meningkat 0, 536 melalui sebuah
yang lain secara tetap, (3) Koefisien regresi asumsi variabel independen analisis data
komitmen organisasi (X2) mendapat 0, 178 yang lain secara tetap,.
memperlihatkan kalau di tiap variabel X3 Sesuai dengan perolehan pengujian
yang ditambahkan sebanyak 1 secara SPSS uji t yang diperlihatkan dari table 3.
satuan, jadinya good corporate governance menyatakan perolehan Sig. 0,009 < 0,05.
bisa meningkat 0, 178 melalui sebuah Jadinya bisa ditarik kesimpulannya kalau

800
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 03
Tahun 2021 e- ISSN: 2614 – 1930

variabel moralitas individu (X1) membuat meminimalisir terjadinya tindak kecurangan


pengaruh positif dan signifikan terhadap dan memudahkan untuk menjalani GCG.
good corporate governance maka H1 Berdasarkan dari hasil penelitian ini
diterima, perolehan pengujian SPSS uji t dinyatakan kalau komitmen dari lembaga
yang diperlihatkan dari table 3 menyatakan organisasi membuat pengaruh positif
nilai Sig. 0,045 < 0,05. Jadinya bisa ditarik terhadap good corporate governance. Hasil
kesimpulannya kalau variabel komitmen penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
organisasi (X2) membuat pengaruh positif dilaksanakan peneliti (Puspasari & Suwardi,
dan signifikan terhadap good corporate 2016), (Kesuma et al., 2020) yang
governance, maka H2 diterima, perolehan menyatakan bahwa moralitas individu
pengujian SPSS uji t yang diperlihatkan dari membuat pengaruh positif dan signifikan
table 3 menyatakan nilai Sig. 0,016 < 0,05. terhadap penerapan good corporate
Jadinya bisa ditarik kesimpulannya kalau governance.
variabel kultur organisasi (X3) membuat
pengaruh positif dan signifikan terhadap Pengaruh Komitmen Organisasi
good corporate governance maka H3 terhadap Good Corporate Governance
diterima, terakhir pengujian SPSS uji t yang Komitmen organisasi artiannya
diperlihatkan dari table 3 menyatakan nilai kondisi dimana seorang pegawai
Sig. 0,000 < 0,05. Jadinya bisa ditarik menjunjung tinggi keberhasilan LPD tempat
kesimpulannya kalau variabel gaya mereka bekerja. Bila suatu individu atau
kepemimpinan (X4) membuat pengaruh bawahan mempunyai keinginan pencapaian
positif dan signifikan terhadap good yang besar dari LPD, jadinya pegawai
corporate governance maka H4 diterima. itupun bisa berusaha dengan segala usaha
dan upaya agar LPD meningkatkan
Pengaruh Moralitas Individu terhadap perekonomian masyarakat desa. Hal ini
Good Corporate Governance dapat dilihat bahwa komitmen afektif
Moralitas individu diberikan artian menjadi indikator yang memiliki nilai tinggi,
sebagai pertanggungjawaban untuk yang berarti bahwa pegawai LPD memiliki
menjalankan kewajiban yang harus ditaati rasa kepercayaan, rasa cinta kasih, dan
setiap orang untuk bisa selalu patuh pada rasa kepedulian yang sangat tinggi pada
akan adanya hukum. Di lingkup sebuah LPD tempat mereka bekerja yang dapat
lembaga organisasi tindakan berbuat mendorong mereka dalam melakukan
curang pada aspek bidang akuntansi bisa kinerja terbaiknya. Sedangkan indikator
bisa selalu ada alasannya dikarenakan yang memiliki nilai rendah yaitu komitmen
terlalu minimum kesadaran di tiap kelompok normatif yang berarti bahwa masih terdapat
dalam organisasi yang diikutinya dari pegawai LPD yang kurang berperan dalam
adanya perlakuan yang dirasa kurang. pengambilan keputusan. Jika komitmen
Sehingga moralitas merupakan sesuatu organisasi setiap pegawai tinggi jadinya
sebab utama dalam timbulnya kecurangan. makin bagus pun pekerjaan yang bisa
Dari itupun dapat dilihat bahwa indikator diberikan dari pegawai terhadap LPD
dalam melaksanakan kegiatan pegawai sehingga dapat memudahkan untuk
LPD telah sesuai dengan kondisi yang menjalani GCG.
sebenarnya seperti dalam penyusunan Berdasarkan dari perolehan hasil
laporan keuangan yang memiliki nilai tinggi. penelitian ini dinyatakan kalau komitmen
Sedangkan indikator penalaran moral yang organisasi membuat pengaruh positif
didasarkan atas hukum dan undang-undang terhadap good corporate governance. Hasil
memliki nilai yang rendah, hal ini berarti penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
masih terdapat pegawai LPD yang tidak dijalani peneliti (Rahmah, 2018), (Wiratno,
takut terhadap hukum sehingga dalam 2018), dan (Septiawan, 2018) memberi
penyusunan pelaporan atas dana tidak pernyataan kalau komitmen organisasi
setara antar situasi riil. Jika moralitas membuat pengaruh positif dan signifikan
individu tinggi maka semakin bagus pun terhadap good corporate governance.
pekerjaan yang ditanggung oleh bawahan
terhadap LPD sehingga dapat

801
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 03
Tahun 2021 e- ISSN: 2614 – 1930

Pengaruh Kultur Organisasi terhadap Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap


Good Corporate Governance Good Corporate Governance
Kultur Organisasi merupakan Gaya kepemimpinan adalah suatu
dukungan kepada LPD untuk cara pemimpin untuk mempengaruhi
pengembangan etika pegawai dan teknologi bawahannya. Sebagai contoh, partisipasi
dengan memberikan pelatihan terus- dalam pengambilan keputusan pada gaya
menerus untuk meningkatkan hubungan kepemimpinan demokrasi akan mempunyai
dan keselarasan para pegawai dan dampak pada peningkatan hubungan
pengaruh yang penting terhadap setiap manajer dengan bawahan, menaikan moral
aspek dari operasi LPD. Kultur organisasi dan kepuasan kerja, dan menurunkan
juga merupakan norma dan aturan dalam ketergantungan terhadap pempinan. Dalam
sebuah organisasi yang dapat hal ini pimpinan perlu mengembangkan
mempengaruhi tindakan atau perilaku karyawan, membangu iklim motivasi,
individu didalamnya. Jika sebuah kultur menjalankan fungsi-fungsi manajerial dalam
dalam suatu orgnisasi khususnya LPD rangka menghasilkan kinerja yang tinggi
disusun dengan baik maka akan dan meningkatkan kinerja organisasi tanpa
meminimalisir terjadinya tindak kecurangan memetingkan kepentingan pribadi maka
dan memudahkan dalam pelaksanaan good manajer perlu menyesuaikan gaya
corporate governance, maka dari itu budaya kepemimpinannya. Sehingga apabila gaya
organisasi yang kondusif penting untuk kepemimpinan baik dilakukan di organisasi
terlaksanakanya Good Corporate maka akan memudahkan tercapainya good
Governance (Kristiana et al., 2017). Hal ini corporate governance karena arahan
terbukti bahwa indikator pola-pola seorang atasan sangat berpengaruh
komunikasi memiliki nilai paling tinggi, yang terhadap bawahannya. Hal ini terbukti
berarti bahwa terdapat LPD yang bahwa indikator gaya kepemimpinan
memberikan kebebasan berpendapat dan mendelegasi mempunyai nilai yang paling
masih terdapat LPD yang membatasi tinggi yang berarti bahwa pegawi LPD wajib
pegawai dalam mengemukakan pendapat. dalam menanggung semua tanggungjawab
Kemudian dari syarat dengan perolehan yang diamanahi atasan. Sedangkan gaya
minimum seperti toleransi terhadap konflik kepemimpinan partisipasi memiliki nilai
yang berarti bahwa masih terdapat persentase rendah, yang berarti bahwa
pegawai LPD yang tidak peduli terhadap masih terdapat pegawai LPD yang tidak ikut
masalah sesama pegawai, yang berarti berpartisipasi dalam pengambilan
bahwa kurangnya rasa peduli dan toleransi keputusan.
antar pegawai. Jika semakin baik kultur Berdasarkan hasil penelitian ini
organisasi pada LPD maka akan semakin maka gaya kepemimpinan berpengaruh
baik pula tindakan yang dilakukan oleh positif terhadap good corporate governance.
pihak LPD sehingga dapat memudahkan Perolehan pengambilan penelitian peneliti
dalam mencapai good corporate ini sesuai antar pengambilan penelitian
governance. yang dilaksanakan peneliti (Aulia, 2019),
Berdasarkan pada perolehan (Sudarsana & Budiasih, 2019), (Baihaqi,
pengambilan penelitian ini dinyatakan kalau 2016), (Wiratno, 2018) dan (Rahmah, 2018)
kultur organisasi membuat pengaruh positif menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
terhadap good corporate governance. membuat pengaruh positif dan signifikan
perolehan pengambilan penelitian sesuai terhadap good corporate governance.
bersama pengambilan penelitian yang
dilaksanakan peneliti (Topan, 2016), SIMPULAN DAN SARAN
(Kristiana et al., 2017), (Rahmah, 2018), Sesuai dengan perolehan analisis
(Wiratno, 2018) dan (Sudarsana & Budiasih, beserta perolehan pembahasan telah
2019) menyatakan bahwa kultur organisasi terlaksana, jadinya bisa dibuatkan
mmebuat pengaruh positif dan signifikan kesimpulan kalau moralitas individu
terhadap good corporate governance. membuat pengaruh positif dan signifikan
terhadap good corporate governance. Hal
ini bisa kita dapatkan dari perolehan

802
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 03
Tahun 2021 e- ISSN: 2614 – 1930

pengujian SPSS uji t yang disana mengadakan kegiatan kumpul bersama


dinyatakan perolehan Sig. 0,009 < 0,05 seperti family getring, rekreasi ke Kebun
jadinya h1 bisa diterima, komitmen Raya agar lebih meningkatkan solidaritas,
organisasi membuat pengaruh positif dan cinta kasih, rasa kekeluargaaan antar
signifikan terhadap good corporate pegawai, dan dapat meningkatkan rasa
governance. Hal ini bisa kita dapatkan dari saling peduli terhadap sesama pegawai,
perolehan pengujian SPSS uji t yang disana dan untuk meningkatkan gaya
dinyatakan perolehan Sig. 0,045 < 0,05 kepemimpinan partisipasi, maka kepala
jadinya h2 bisa diterima, kultur organisasi LPD harus lebih melibatkan pegawai dalam
membuat pengaruh positif dan signifikan pengambilan keputusan seperti membuat
terhadap good corporate governance. Hal forum diskusi setiap triwulan dengan
ini bisa kita dapatkan dari perolehan memberikan kebebasan berpebdapat dan
pengujian SPSS uji t yang disana memberikan wewenang sesuai dengan
dinyatakan perolehan Sig. 0,016 < 0,05 keahliannya sehingga pegawai akan
jadinya h3 bisa diterima, dan gaya bertanggung jawab dalam melaksanakna
Kepemimpinan membuat pengaruh positif tugas yang diberikan oleh atasan.
dan signifikan terhadap good corporate Selanjutnya untuk peneliti kedepannya
governance. Hal ini bisa kita dapatkan dari saran peneliti agar lebih menambahkan
perolehan pengujian SPSS uji t yang disana sampel penelitian yang tidak Cuma pada
dinyatakan perolehan Sig. 0,000 < 0,05 sebagian kabupaten, agar mampu
jadinya h4 bisa diterima. menggunakan sampel se-Provinsi Bali agar
Adapun saran yang penulis berikan mendapat perolehan penelitian sesuai
kepada pihak LPD yaitu untuk jenjang generalisasi yang makin meningkat,
meningkatkan penalaran moral yang beserta berdasarkan perolehan perhitungan
didasarkan atas hukum dan undang- koefisien determinasi dapat ditarik
undang, maka perlu dilakukan tindakan kesimpulan bahwa koefisien determinasi
penyadaran hukum kepada pihak LPD mendapat 0,603. Itupun memperlihatkan
seperti memperberat aancaman hukuman, kalau 60,3% good corporate governance
lebih mengetatkan pengawasan khususnya dipengaruhi dari moralitas individu,
dalam penyusunan laporan keuangan, komitmen roganisasi, kultur organisasi, dan
untuk meningkatkan komitmen normatif, gaya kepemimpinan sedangkan 39,7%
maka perlu dilakukan pembagian diberi pengaruh dari sub variabel yang lain.
wewenang sesuai keahliannya dengan Maka dari itu penelitian selanjutnya
memberikan kepercayaan terhadap disarankan menggunakan variabel lain yang
pegawai dalam menjalankan tugasnya mempengaruhi dari penerapan good
sehingga pegawai merasa lebih berperan corporate governance.
dalam organisasi, untuk meningkatkan
toleransi terhadap konflik, maka perlu

DAFTAR PUSTAKA hp/ecodemica/article/view/5749

Aghnasyifa, N. D. (2019). Pengaruh Baihaqi. (2016). Pengaruh Pengendalian


Komitmen Organisasi Terhadap Internal Dan Komitmen Organisasi
Implementasi Prinsip- Prinsip Good Terhadap Pencegahan Fraud
Corporate Governance. Universitas Pengadaan Barang Pada Instansi
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Pemerintah Universitas Bengkulu.
Unversitas Bengkulu.
Aulia, V. (2019). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Demokratis Terhadap Balipost.com. (2018). Ini Penyebab
Penerapan Prinsip Good Corporate puluhan LPD Di Buleleng Macet.
Governance. Jurnal Ecodemica: https://doi.org/https://www.balipost.co
Jurnal Ekonomi, Manajemen, 3(1), m/news/2018/11/09/60842/Ini-
66–75. Penyebab-Puluhan-LPD-di...html
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.p Diakses tanggal 27 Januari 2021.

803
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 03
Tahun 2021 e- ISSN: 2614 – 1930

Moderasi. E-Jurnal Akuntansi, 29(1),


Budianingsih, A. (2004). Pembelajaran 78.
Moral Berpijak Pada Karakteristik https://doi.org/10.24843/eja.2019.v29.
Siswa dan Budayanya. Jakarta : i01.p06
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Darmawan. (2017). Analisis Kultur Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Organisasi dalam Menentukan Gaya Bandung : Alfabeta.
Kepemimpinan Efektif. Jurnal Lentera
Bisnis, Vol. 1, No.1, hlmn. 18-33. Topan. (2016). Pengaruh Sistem
Penegndalian Internal, Budaya
Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Theory: Organisasi, Gaya Kepemimpinan,
An Assesment and Review. Academy Dan Komitmen Organisasi Terhadap
of Management Review, Vol. 14, hal Penerapan Good Corporate
57-74. Governance (Studi Pada BPRS
Bangun Drajat Warga (BDW)
Yogyakarta). Universitas Islan Negeri
Pemerintah Provinsi Bali. (2017). Kalijaga.
Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 3
Tahun 2017 Tentang Lembaga Tripermata, L. (2016). Pengaruh Love Of
Perkreditan Desa (No.3 Tahun 2017). Money, Perilaku Etis Mahasiswa dan
Komitmen Organisasi Terhadap
Puspasari, N., & Suwardi, E. (2016). The Kecenderungan Kecurangan
Effect Of Individual Morality And Akuntansi Dengan Gender Sebagai
Internal Control On The Propensity Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmiah
To Commit Fraud: Evidence From Ekonomi Global Masa Kini, Vol. 7
Corporate Governance. Journal of No., hlmn 55-62.
Indonesian Economy and Business, Udayani, K. F., & Sari, M. M. R. (2017).
Vol 31(2), Hal 208 – 219. Paruengh Pengendalian Internal Dan
Moralitas Individu Pada
Puspitha, Y., & Sujana. (2016). Budaya Kecenderungan Kecurangan
Organisasi Pemoderasi Pengaruh Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi
Prinsip Good Corporate Governance Universitas Udayana, Vol.18(3), Hal
Pada Kinerja Perusahaan Berbasis 1774-1799.
Balanced Scorecard. Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana,
Vol.14(3), Hal. 1978-2012.

Rahmah, K. K. (2018). Pegaruh Sistem


Pengendalian Intern, Budaya
Organisasi, Gaya Kepemimpinan,
dan Komitmen Organisasi terhadap
Penerapan Good Corporate
Governance (Studi pada PT Bank
Tabungan Negara KC Yogyakarta).
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Yayasan Keluarga Pahlawan Negara.

Sudarsana, I. N., & Budiasih, I. G. A. .


(2019). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi Pada Kinerja Keuangan
Dengan Penerapan Good Corporate
Governance Sebagai Variabel

804

Anda mungkin juga menyukai