33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
ABSTRAK
Puluhan dari 340 desa di Kabupaten Lebak masih dikatakan tertinggal. Bahkan, 50% desa
miskin terbanyak di Provinsi Banten berada di Kabupaten Lebak. Namun, Kabupaten Lebak
kini telah berusaha melepas predikat tersebut. Secara bertahap Kabupaten Lebak Banten sudah
dua kali menerima penghargaan dalam Kinerja dan Tata kelola pemerintahan yang baik. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui good governance dalam tata kelola pemerintahan
Kabupaten Lebak di bawah kepemimpinan Iti Octavia. Temuan dalam penelitian ini bahwa tata
kelola pemerintahan kabupaten Lebak dipimpin oleh Iti Octavia sudah berjalan dengan baik.
Good governance terdiri dari beberapa prinsip, yaitu: partisipasi, penegakan hukum,
transparansi, orientasi konsensus, daya tanggap, keadilan, visi strategis, akuntabilitas,
efektifitas dan efesiensi, mampu dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Lebak. Pemenuhan
kesembilan prinsip ini membuktikan bahwa Pemkab Lebak memang berhak mendapatkan
penghargaan terkait kinerja dan tata kelola pemerintahan yang baik. Paper ini dapat menjadi
model dan bahan evaluasi bagi pemerintah lain dalam penerapan prinsip good governance.
Untuk penelitian selanjutnya, kajian ini perlu dilakukan melalui pendekatan perbandingan
dengan pemerintah lain untuk mengukur keberhasilan penerapan prinsip good governance di
ranah pemerintah lokal.
ABSTRACT
Tens of villages out of 340 villages in Lebak Regency were still said to be lagging behind. In
fact, 50% of the poorest villages in Banten Province are in Lebak Regency. However, Lebak
Regency has now tried to release the predicate. Gradually, the Lebak Regency of Banten has
twice received awards in Performance and Good Governance. The purpose of this study was
to determine good governance in governance in the Lebak Regency under the leadership of Iti
Octavia. The findings in this study are that the governance of the Lebak district led by Iti
Octavia has been going well. Good governance consists of several principles, namely:
participation, law enforcement, transparency, consensus orientation, responsiveness, justice,
strategic vision, accountability, effectiveness and efficiency, able to be fulfilled by the Lebak
Regency Government. Fulfilling these nine principles proves that the Lebak Regency
Government is indeed entitled to receive awards related to performance and good governance.
This paper can be a model and evaluation material for other governments in applying the
principles of good governance. This study needs to be done through a comparative approach
with other governments to measure the success of the application of the principles of good
governance in the realm of local government.
33
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
34
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
35
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
merupakan bagian dari pelayanan publik (Safrijal et al., 2016). Aturan hukum dan
(Siti Maryam, 2017). perundang-undangan harus didasarkan
Adapun prinsip good governance pada keadilan, dilaksanakan dan dipatuhi
adalah sebuah tuntutan dalam mewujudkan dengan utuh, khususnya mengenai hak
sistem pemerintahan yang bersifat asasi manusia (ACLC KPK, 2019). Hukum
demokratis (sesuai dengan sistem politik di harus ditegakkan dengan basis partisipasi
Indonesia), transparan, bersih, masyarakat, karena partisipasi merupakan
bertanggungjawab, efektif dan juga efisien kunci sukses penegakan hukum yang
(Delmana, 2019). Menurut United Nation bersifat humanistik (Yuwono, 2014).
Development Program (UNDP), seperti c) Transparansi
yang dibahas pada penelitian Heriyanto, Transparasi adalah hal yang
terdapat beberapa prinsip dalam penerapan berhubungan dengan arus informasi, baik
good governance. Prinsip-prinsip tersebut itu dalam hal pengambilan keputuasan atau
terdiri dari: partisipasi, penegakan hukum, pelaksanaan kegiatan lembaga, yang bisa
transpransi, orientasi konsensus, keadilan, didapatkan oleh masyarakat dengan mudah.
visi strategis, akuntabilitas, dan efektifias Ukuran pemerintahan yang baik adalah
serta efesiensi (Heriyanto, 2015). ketika ada sifat transparan terhadap
a) Partsipasi masyarakat. Hal ini berlaku tidak hanya
Partisipasi adalah adanya peran pada pemerintah pusat, tetapi juga pada
masyarakat dalam setiap proses tingkat daerah. Keterbukaan dalam hal ini
penyusunan arah dan kebijakan, dan harus dilakukan secara jelas tanpa ada satu
penentuan strategi pemerintah (Coryanata, pun yang ditutup-tutupi, mengenai proses
2016). Semua masyarakat memiliki suara perumusan kebijakan dan implementasinya
dalam pengambilan keputusan secara (Utari & Salomo, 2016). Transpransi telah
lansung ataupun melalui lembaga diangggap penting, baik oleh akademisi
perwakilan yang dapat mewakili ataupun pasar, sehinngga menghasilkan
kepentingan (Putra, 2017). Partisipasi banyak aturan yang diperkenalkan dari
memiliki tahapan yang terdiri dari waktu ke waktu guna mengungkapkan
informasi, konsultasi, pengambilan informasi keuangan, dan menciptakan
keputusan dan bertindak (Husna & standar yang harus dipenuhi oleh organisasi
Mustam, 2017). Partisipasi memiliki fungsi (Fung, 2014). Pada pemerintahan
sebagai masukan dan luaran. Pada fungsi Indonesia, semangat komunikasi
masukan, partisipasi diperlihatkan melalui masyarakat mengenai keterbukaan
penerimaan informasi, adanya tanggapan, informasi sangat kuat, disampaikan melalui
perencanaan pembangunan, pelaksanaan, media daring seperti situs websites
penerimaan dan penilaian. Oleh karena itu, (Muhammad, 2017).
partisipasi memiliki kemampuan dalam d) Daya Tanggap
membuat masyarakat berkembang secara Untuk mewujudkan good governance
mandiri (Melis et al., 2016). diperlukan pemerintah yang memiliki daya
b) Penegakan Hukum tanggap akan persoalan-persoalan
Dalam kehidupan demokrasi, masyarakat. Daya tanggap di sini adalah
penegakan hukum yang adil sangat cekatan atau tidaknya pemerintah dalam
dibutuhkan, karena tanpa semua itu memahami kebutuhan objektif masyarakat
kehidupan bernegara akan berjalan secara sebelum masyarakat menampaikan
anarki, orang tidak akan mementingkan keinginan. Pemerintah harus memiliki
kepentingan orang atau pihak lain. Maka kemampuan dalam mempelajari dan
dari itu, melaui good governance sistem menganalisis kebutuhan masyarakat, lalu
hukum yang sehat akan dihubungkan. diimplementasikan melalui kebijakan
Sistem itu terdiri perangkat lunak, peangkat (Putra, 2017).
keras, dan sumber daya manusianya e) Keadilan
36
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
Seperti yang dikutip oleh Susanti pelayanan publik yang dijalankan oleh
dalam Mardiasmo, keadilan adalah pemerintah (Muis et al., 2016). Pemerintah
perlakuan yang bersifat adil atau setara bertindak sebagai penanggung gugat segala
dalam pemenuhan hak setiap stakeholder kebijakan yang telah ditetapkan (Kanter &
yang merupakan bagian dari adanya Purnama, 2015).
perjanjian serta sesuai dengan perundang- i) Efektifitas dan Efisiensi
undangan yang berlaku (Susanti, 2014). Efektifitas dan efisiensi berhubungan
Keadilan berbicara tentang kesetaraan di dengan bagaimana pemerintah bersama
mana pemerintah harus menjamin semua lembaganya menghasilkan kebijakan yang
pihak dilibatkan dalam proses politik, tanpa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
ada satu pun yang dikesampingkan (Putra, melalui optimalisasi sumber daya manusia.
2017). Keadilan dapat diukur melalui ada Dengan kata lain pemerintah diharuskan
atau tidak perlakuan yang sama, tidak memiliki sifat efektif dan efisien dalam
melihat asal-usul dari masarakat, dan menghasilkan aturan, kebijakan dan dalam
perlakuan yang tidak diskriminatif pengelolaan keuangan (Putra, 2017).
(Rondonuwu et al., 2015). Efesiensi diukur melalui indikator
f) Visi Strategis perbandingan antara hasil dengan sember
Visi strategis adalah ketika pemimpin daya yang dipergunakan, sedangkan
dan masyarakat atau publik memiliki fektifitas diukur melalui tingkat pencapaian
pandangan good governance dan target program pemerintah (Rondonuwu et
pengembangan manusia yang luas serta al., 2015). Daerah harus mampu mengelola
jauh ke depan. Hal ini tentu harus sesuai keuangan dengan baik dan efektif dalam
dengan kebutuhan pembangunan (Cahyadi, mengelola sumber pendapatan serta
2016). Visi strategis berhubungan dengan belanja. Selain itu daerah juga harus
apakah pemerintah memiliki atau tidak visi melaksanakan administrasi pelayanan
yang jelas, dan apakah visi tersebut sudah berbasis competitiveness, dan melibatkan
diikuti oleh keberadaan misi yang juga jelas sektor swasta serta masyarakat dalam
(Bahrudin, 2016). bidang ekonomi daerah (Bahrudin, 2016).
g) Orientasi Konsensus Kerangka teori pada penelitian ini
Pemerintah harus berperan sebagai tersusun atas sembilan prinsip good
penengah bagi kepentingan-kepentingan governance, yaitu partisipasi, penegakan
guna mencapai sebuah konsensus yang baik hukum, transparansi, orientasi konsensus,
bagi setiap pihak dan juga bagi kebijakan daya tanggap, keadilan, visi strategis,
serta prosedur yang diambil oleh akuntabilitas, efektifitas dan efesiensi.
pemerintah (ACLC KPK, 2019). Dalam Partisipasi berhubungan dengan keaktifan
penelitian lain disebutkan bahwa atau keikutsertaan masyarakat dalam
pemerintah adalah jembatan dari segala urusan-urusan pemerintahan, dimulai dari
aspirasi dalam mencapai persetujuan perumusan kebijakan,
bersama untuk kepentingan masyarakat pengimplementasian, hingga evaluasi
(Kanter & Purnama, 2015). kegiatan dan kebijakan. Penegakan hukum
h) Akuntabilitas adalah bagaimana keberadaan hukum
Dalam Mardiasmo seperti yang mampu mnjadi solusi bagi masalah-
dikutip oleh Susanti, akuntabilitas adalah masalah yang ada pada masyarakat dan
adanya kejelasan antara fungsi, struktur, pemerintahan. Pada variabel transparansi,
sistem, dan pertanggungjawaban pada hal ini berkaitan dengan keterbukaan
sebuah organisasi. Sehingga, pelaksanaan pemerintah dalam urusan kebijakan dan
tata kelola dapat dilaksanakan secara efektif lain-lainnya kepada masyarakat.
(Susanti, 2014). Akuntabilitas merupakan Masyarakat harus memiliki kemudahan
derajat dalam memperlihatkan dalam meminta dan mendapatkan informasi
tanggungjawab atas kebijakan dan proses publik. Kemudian untuk variabel orientasi
37
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
PEMERINTAH
KABUPATEN LEBAK
GOOD
GOVERNANCE
38
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
Good governance memiliki ciri melalui penerimaan dan penilaian. Oleh karena itu,
penyelenggaraan pelayanan publik yang partisipasi memiliki kemampuan dalam
baik karena akan memberi indikasi bahwa membuat masyarakat berkembang secara
kinerja manajemen pemerintah telah mandiri (Melis et al., 2016).
membaik dan terdapat perubahan dalam
pola pikir yang kemudian memiliki Penegakan Hukum
pengaruh terhadap perubahan yang lebih Proses penegakan hukum di
baik akan sikap mental serta perilaku aparat Kabupaten Lebak salah satunya terlihat
pemerintah (Siti Maryam, 2017) melalui Rencana Aksi program
pemberantasan korupsi pada tahun 2016-
2017. Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya
bekerjasama dengan KPK melakukan 10
Partisipasi komitmen dalam pemberantasan korupsi
Pada penyusunan RKPD Kabupaten (Diskominfo, 2017). Kolaborasi ini tidak
Lebak Tahun 2020, Bappeda Kabupaten hanya dilakukan dengan KPK tetapi juga
Lebak berupaya untuk meningkatkan dengan relawan anti korupsi yang
kualitas perencanaan pembangunan daerah berjumlah 50 orang. Relawan tersebut diisi
dengan melibatkan partisipasi masyarakat dari perwakilan OPD, Komunitas, KPK dan
pada setiap tahapan perencanaan. Bahkan BPJS (Mansyur, 2019). Rencana aksi
kedepannya penyusunan perencanaan akan tersebut langsung dilakukan dan
dilakukan melalui Sistem Informasi melibatkan masyarakat secara langsung,
Manajemen Perencanaan, Penganggaran termasuk Aparatur Sipil Negara di
dan Pelaporan (SIMRAL) sehingga dapat Kabupaten Lebak. Hukum harus
melibatkan masyarakat sampai ke tingkat ditegakkan dengan basis partisipasi
desa (Fajar Banten, 2019). Partisipasi masyarakat, karena partisipasi merupakan
masyarakat dalam urusan pemerintahan kunci sukses penegakan hukum yang
bisa dilihat melalui Musrenbang baik di bersifat humanistik (Yuwono, 2014).
tingkat desa, kecamatan ataupun Proses penegakan hukum di
kabupaten. Melalui Musrenbang inilah Kabupaten Lebak juga dapat dilihat dari
dapat dilihat bahwa Pemerintah Kabupaten adanya Responsif Gender dan ditegaskan
Lebak berusaha memunculkan partisipasi melalui Peraturan Bupati Lebak Nomor 34
masyarakat dalam setiap urusan Tahun 2018 Tentang Pedoman
pemerintahan, sehingga sifat partisipatif Perencanaan dan Penganggaran Responsif
dapat diperlihatkan dalam pelaksanaan Gender. Peraturan ini merupakan pedoman
good governance. Partisipasi adalah adanya bagi pelaksanaan kebijakan, program,
peran masyarakat dalam setiap proses kegiatan dan penganggaran yang mengatur
penyusunan arah dan kebijakan, penentuan keterlibatan laki-laki dan perempuan secara
strategi pemerintah (Coryanata, 2016). adil. Keadilan dalam setiap kebijakan tentu
Penggunaan aplikasi SIMRAL juga sangat dibutuhkan, agar hukum dapat
merupakan upaya pemerintah dalam berjalan sesuai fungsinya untuk mengatur
perwujudan partisipasi masyarakat secara tatanan kehidupan masyarakat yang damai
terbuka, sehingga informasi terkait urusan dan tidak anarki. Sinergitas dari peraturan,
pemerintahan dapat diberikan melalui sumber daya manusia dan pemerintah juga
sistem, begitupun dengan tanggapan, sangat diperlukan. Dalam kehidupan
perencanaan, pelaksanaan dan juga demokrasi, penegakan hukum yang adil
evaluasi. Partisipasi memiliki fungsi sangat dibutuhkan, karena tanpa semua itu
sebagai masukan dan luaran. Pada fungsi kehidupan bernegara akan berjalan secara
masukan, partisipasi diperlihatkan melalui anarki, orang tidak akan mementingkan
penerimaan informasi, adanya tanggapan, kepentingan orang atau pihak lain. Maka
perencanaan pembangunan, pelaksanaan, dari itu, melaui good governance sistem
39
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
Melalui website resminya, penulis yang memberikan open data secara hampir
mengkaji bahwa Pemerintah Kabupaten menyeluruh. Prinsip transparansi pada
Lebak telah menunjukkan prinsip good governance diperlihatkan dengan
transparansi pada penerapan good jelas, tanpa ada usaha untuk menutup-
governance. Website menjadi salah satu nutupi. Hal ini memungkinkan masyarakat
sarana menyampaikan informasi yang untuk dengan mudah menerima dan
efektif. Hal ini senada dengan penghargaan mendapatkan informasi terkait perumusan
yang diterima terkait keterbukaan kebijakan, pengimplementasian kebijakan,
informasi, salah satunya melalui Website hingga pertanggungjawaban atau realisasi
40
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
kebijakan dan program yang dirancang oleh Akan tetapi, penggunaan media sosial
pemerintah terkait. Keterbukaan dalam hal seperti Twitter dan Instagram oleh
ini harus dilakukan secara jelas tanpa ada Pemerintah Kabupaten Lebak belum
satu pun yang ditutup-tutupi, mengenai dilakukan dengan aktif. Hal ini terlihat dari
proses perumusan kebijakan dan aktivitas yang terjadi dalam akun media
implementasinya (Utari & Salomo, 2016). sosial.
41
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
stunting pada anak. Pada Agustus 2019, di menjadi bentuk orientasi konsensus.
28 kecamatan, kasus tentang masalah Pemkab Lebak mencoba menjadi wadah,
stunting ini tercatat sebanyak 6.998 yakni jembatan atau penengah bagi kepentingan-
6,25% dari 94.851 total anak berusia di kepentingan dan aspirasi masyarakat.
bawah lima tahun. Dalam menangani hal Melalui Musrebang, kepentingan
tersebut, Pemkab Lebak melaksanakan aksi masyarakat akan disaring untuk kemudian
pencegahan dan penanganan yang terdiri dijadikan rencanan pembangunan.
dari: pengelolaan data balita yang Pemerintah adalah jembatan dari segala
mengalami stunting, identifikasi sebab aspirasi dalam mencapai persetujuan
kasus kekerdilan, koordinasi dengan bersama untuk kepentingan masyarakat
Organisasi Perangkat Daerah terkait, (Kanter & Purnama, 2015).
menyiapkan peraturan bupati, dan Kepala Bappeda Kabupaten Lebak
meningkatkan kualitas kader posyandu menjelaskan bahwa pelaksanaan
(Suryana, 2019). Pemerintah Kabupaten Musrenbang untuk RPJMD dilakukan demi
Lebak telah mengkaji Peraturan Bupati ketajaman, keselarasan, klarifikasi akan
tentang pencegahan dan penanganan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan
masalah kekerdilan. Bahkan Dinas program-program pembangunan dalam
Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) rancangan RPJMD. Sedangkan
mengalokasi dana desa (DD) untuk Musrenbang RKPD salah satunya adalah
pencegahan dan penanganan kekerdilan untuk menyepakati permasalahan, prioritas,
(antaranews.com, 2019). program, kegiatan dan lain-lainnya yang
Melalui kasus stunting tersebut, merupakan usulan dari Musrenbang
penulis dapat menafsirkan bahwa kecamatan (Multatulifm, 2019). Melihat
Pemerintah Kabupaten Lebak memiliki hal tersebut, maka semakin ditegaskan
kemampuan dalam memahami bahwa keberadaan Musrenbang salah
permasalahan krusial yang berasal dari satunya adalah untuk orientasi konsensus
masyarakat. Pemkab Lebak bahkan yang merupakan usaha Pemerintah
mempelajari dan menganalisis kebutuhan Kabupaten Lebak dalam mencapai
masyarakat dan membuat kebijakan konsensus aas kepentinggan stakeholder.
mengenai permasalahan tersebut, yaitu Hal ini senada dengan pernyataan ACLC
melalui pengkajian Peraturan Bupati dan KPK bahwa pemerintah harus berperan
pengalokasian dana desa khusus untuk sebagai penengah bagi kepentingan-
menangani permasalahan stunting. Hal ini kepentingan guna menacapai sebuah
sesuai dengan pernyataan bahwa konsensus yang baik bagi setiap pihak dan
pemerintah harus memiliki kemampuan juga bagi kebijakan serta prosedur yang
dalam mempelajari dan menganalisis diambil oleh pemerintah (ACLC KPK,
kebutuhan masyarakat, lalu 2019).
diimplementasikan melalui kebijakan.
(Putra, 2017) Keadilan
Pada tahun 2018, Pemerintah
Orientasi Konsensus Kabupaten Lebak meraih penghargaan
Dalam melaksanakan prinsip Satyalancana Kebaktian Sosial (SLKS) dari
orientasi konsensus good governance salah Presiden Republik Indonesia. Penghargaan
satunya melalui pelaksanaan Musrenbang. ini diberikan sebagai tanda jasa dalam
Perencanaan pembangunan seperti bidang urusan kemanusiaan. Pemerintah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah kabupaten Lebak telah berhasil
Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja meningkatkan taraf hidup masarakatnya
Pemerintah Daerah (RKPD) di Kabupaten melalui program sosial, yakni penyediaan
Lebak disusun melalui pelaksanaan 1,2 hektar lahan kuburan untuk masyarakat
Musrenbang. Pelaksanaan Musrenbang ini terlantar, bedah rumah untuk warga miskin,
42
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
program Undang Jemput Antar Selamat Visi kabupaten Lebak tahun 2019-
untuk masyarakat miskin, dan program- 2024 adalah Lebak Sebagai Destinasi
program lainnya (Kabar Banten, 2018). Wisata Unggulan Nasional Berbasis
Program-program tersebut memperlihatkan Potensi Lokal. Hal ini diimbangi dengan
bahwa Kabupaten Lebak telah melakukan misi yang terdiri dari: a) Meningkatkan
pelayanan dengan prinsip yang bersifat Kualitas dan Daya Saing SDM, b)
adil, yakni melakukan pemenuhan hak Meningkatkan Produktifitas Perekonomian
untuk seluruh masyarakat, tanpa Daerah Melalui Pengembangan Pariwisata,
memandang kaya miskin, ras atau apa pun. c) Meningkatkan Ketersediaan
Keadilan adalah perlakuan yang bersifat Infrastruktur Wilayah, d) Meningkatkan
adil atau setara dalam pemenuhan hak Kualitas Lingkungan Hidup, e) dan
setiap stakeholder yang merupakan bagian Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan
dari adanya perjanjian serta sesuai dengan Yang Baik. Melalui visi dan misi tersebut,
perundang-undangan yang berlaku Iti Octavia selaku bupati Kabupaten Lebak
(Susanti, 2014). mendapat penghargaan sebagai kepala
Selain itu, Pemkab Lebak juga daerah inovatif tahun 2019 (Abdullah,
mendapat Anugerah Parahita Ekapraya 2019a). Misalnya melalui misi
(APE) dari Kementerian Pemberdayaan meningkatkan kualitas lingkungan hidup,
Perempuan dan Perlindungan Anak. Pemkab Lebak berhasil mendapat
Penghargaan ini merupakan apresiasi atas penghargaan Adipura, di mana instansi
tanggung jawab dan peran Pemkab Lebak pemerintah dan masyarakat telah memiliki
dalam upaya pelaksanaan pembangunan komitemen dalam membangun sinergitas
PPPA dengan strategi Pengarus Utamaan pengeolaan sampah dan menjaga
Gender (Gunawan, 2018). Dalam Peraturan kebersihan lingkungan (Kabar Banten,
Bupati Lebak Nomor 34 Tahun 2018 2019b).
Tentang Pedoman Perencanaan dan Melihat hal tersebut, penulis melihat
Penganggaran Responsif Gender, bahwa visi sudah sangat srategis dan searah
dijelaskan bahwa: “Responsif gender dengan misi yang diberikan. Terdapat
adalah kebijakan, program, kegiatan, dan keterikatan antara visi dan misi. Pemkab
penganggaran yang memperhatikan Lebak berhasil meningkatkan potensi lokal
perbedaan, kebutuhan, pengalaman, dan untuk meningkatkan destinasi wisata. Visi
aspirasi laki-laki dan perempuan.” strategis berhubungan dengan apakah
Keadilan dapat diukur melalui ada atau pemerintah memiliki atau tidak visi yang
tidak perlakuan yang sama, tidak melihat jelas, dan apakah visi tersebut sudah diikuti
asal-usul dari masarakat, dan perlakuan oleh keberadaan misi yang juga jelas
yang tidak diskriminatif (Rondonuwu et al., (Bahrudin, 2016).
2015). Melalui Responsif Gender, penulis
mengaitkannya dengan prinsip keadilan Akuntabilitas
yang ada dalam good governance. Di sini Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja
terlihat bahwa Pemkab Lebak telah berlaku Aparatur Pemerintah (SAKIP) Pemerintah
adil atas laki-laki dan perempuan dalam Kabupaten Lebak telah mengalami
pelaksanaan tata kelola pemerintahan, baik peningkatan, dari tahun 2016 yang hanya
itu perumusan kebijakan, implementasi, mendapat nilai 60,71 dengan peringkat B,
dan evaluasi kebijakan. Keadilan berbicara hingga mendapat peringkat BB pada tahun
tentang kesetaraan di mana pemerintah 2018 dengan nilai 74,15. Melalui
harus menjamin semua pihak dilibatkan peningkatan tersebut, pemerintah
dalam proses politik, tanpa ada satu pun Kabupaten Lebak berusaha untuk menjadi
yang dikesampingkan (Putra, 2017). pemerintah yang akuntabel terukur, mampu
mempertanggjawabkan hasil serta manfaat
Visi Strategis yang ditujukan kepada masyarakat dalam
43
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
44
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
Dana untuk bidang kesehatan yang mendasar masyarakat yang berguna bagi
dianggarkan Pemerintah Kabupaten Lebak kelangsungan hidup. Daerah harus mampu
adalah sebesar Rp. 288.148.602.017. mengelola keuangan dengan baik dan
Dengan demikian, dana alokasi untuk efektif dalam mengelola sumber
bidang kesehatan milik Pemerintah pendapatan serta belanja (Bahrudin, 2016).
Kabupaten Lebak telah memenuhi amanat
peraturan yakni 10%, bahkan melebihi KESIMPULAN
angka minimum tersebut. Sebagai daerah yang pernah dianggap
Pemkab Lebak mampu mengelola daerah tertinggal, Kabupaten Lebak telah
keuangan yang baik dan efektif sesuai menerima dua kali penghargaan terkait
dengan peraturan dan perundang-undangan dengan Kinerja dan Tata kelola
yang ada, dan kebutuhan masyarakat. pemerintahan yang baik. Dua kali
Pemkab Lebak berhasil mengelola penghargaan tersebut diraih ketika Iti
keuangan dengan memperhatikan Octavia Jayabaya menjadi bupatinya. Dari
kebutuhan masyarakat. Untuk dana 34 provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota,
pendidikan adalah yang paling tinggi Kabupaten Lebak menyandang predikat
karena pendidikan merupakan kebutuhan sebagai kabupaten dengan kinerja dan tata
45
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
kelola pemerintahan terbaik. Dilihat dari sinergitas dengan misi yang juga strategis,
kriteria penilaian yaitu kinerja, tata kelola sehingga mengantarkan Iti Octavia menjadi
pemerintahan yang baik dan pemimpin kepala daerah yang inovatif. Akuntabilitas
inovatif, Kabupaten Lebak memang Pemkab Lebak kini dapat dilihat dari
memiliki ketiganya. Penerapan smart city SAKIP yang terintegrasi melalui SIMRAL
yang dapat dikatakan berhasil, inovasi- yang kini sedang kembali dikembangkan.
inovasi terkait lingkungan hidup dan Prinsip efektifitas Pemkab Lebak dapat
pemimpin yang memiliki kemampuan dianalisis melalui penyerapan anggaran
untuk mengarahkan adalah beberapa bukti, dana desa yang mencapai 100 persen.
meskipun pada penerapannya tidak dapat Sementara itu, prinsip efisiensi dilihat
dikatakan sempurna. melalui APBD Kabupaten Lebak Tahun
Prinsip good governance yang terdiri Anggaran 2018. Pemerintah memiliki
dari partisipasi, penegakan hukum, kemampuan penganggaran yang baik dan
transparansi, orientasi konsensus, daya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
tanggap, keadilan, visi strategis, Paper ini dapat menjadi model dan
akuntabilitas, efektifitas dan efesiensi, bahan evaluasi bagi pemerintah lain dalam
mampu dipenuhi oleh Pemerintah penerapan prinsip good governance. Bagi
Kabupaten Lebak. Pemenuhan kesembilan penelitian selanjutnya yang menjadikan
prinsip ini membuktikan bahwa Pemkab Pemkab Lebak sebagai bahan penelitian
Lebak memang berhak mendapatkan terkait good governance, paper ini menjadi
penghargaan terkait kinerja dan tata kelola sumber atau rekomendasi karena berhasil
pemerintahan yang baik. Prinsip partisipasi menunjukkan bahwa Pemkab Lebak telah
ditunjukkan dengan pelibatan masyarakat berhasil dalam menerapkan prinsip good
dan stakeholder lain dalam Musrenbang. governance. Selain itu, penelitian
Pada prinsip penegakan hukum, telah selanjutnya dapat menggunakan
dilakukan secara adil. Misalnya dengan pendekatan perbandingan dengan
adanya Peraturan Bupati Lebak Nomor 34 pemerintah lain untuk mengukur
Tahun 2018 Tentang Pedoman keberhasilan penerapan prinsip good
Perencanaan dan Penganggaran Responsif governance di ranah pemerintah lokal.
Gender. Selanjutnya transparansi
diperlihatkan melalui mudahnya DAFTAR PUSTAKA
masyarakat dalam mengakses informasi- Abdullah, F. (2017, December 3). Lebak
informasi dari website resmi pemerintah. Kembangkan Aplikasi Pelayanan
Bahkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Publik. Bantenhits.Com.
Daerah dari tahun ke tahun dapat diakses. https://bantenhits.com/2017/12/03/l
Kemudian dalam prinsip orientasi ebak-kembangkan-aplikasi-
konsensus, Pemkab Lebak melalui pelayanan-publik/
Musrenbang telah menjadi jembatan antara Abdullah, F. (2019a, August 23). Gara-gara
kepentingan-kepentingan stakeholder. Pakai Visi Ini, Bupati Lebak Raih
Pada prinsip daya tanggap, Pemkab Lebak Penghargaan Kepala Daerah
memiliki contoh khusus pada aksi-aksi Inovatif 2019. Bantenhits.
dalam menangani dan mencegah https://bantenhits.com/2019/08/23/
permasalahan stunting sebagai salah satu gara-gara-pakai-visi-ini-bupati-
kasus paling krusial di Lebak. Pemerintah lebak-raih-penghargaan-kepala-
Kabuaten Lebak juga telah memenuhi daerah-inovatif-2019/
prinsip keadilan dengan tidak membeda- Abdullah, F. (2019b, October 25). Kinerja
bedakan kepada siapa pelayanan dan dan Tata Kelola Pemerintahan
kebijakan akan diberikan. Selain itu, visi Kabupaten Lebak Dapat
strategis Kabupaten Lebak yang Penghargaan Lembaga Independen
menekankan pada pariwisata memiliki Milik Mantan Wapres RI.
46
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
47
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
48
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.4, No.1, Juni 2020, Hal. 33 – 48
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
49